Jurnal Obstretika Scientia ISSN PERBEDAAN PEROLEHAN NILAI MATA KULIAHANTE NATAL CARE (ANC)

dokumen-dokumen yang mirip
*Korespondensi Penulis. Telp: , ISSN: ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN PEMBIMBING AKADEMIK DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA TINGKAT II D- III KEBIDANAN STIKES RANAH MINANG PADANG TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA SEMESTER III JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR, HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN I DENGAN KEMAMPUAN ANTENATAL CARE MAHASISWA TINGKAT II AKKES SWAKARSA TAHUN

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

Sartika Tolingguhu NIM :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP NILAI EVALUASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEPERAWATAN PRIMA JAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

PERAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Economic Education Analysis Journal

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR ASUHAN PERSALINAN II MAHASISWA SEMESTER III PRODI D IV BIDAN PENDIDIK STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 1 Juni 2014.

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

HUBUNGAN MINAT, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN HASIL BELAJAR KONSEP KEBIDANAN MAHASISWA PRODI KEBIDANAN STIKES BINAWAN

HUBUNGAN ASAL JURUSAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT II DI AKADEMI KEBIDANAN ESTU UTOMO BOYOLALI TAHUN 2010

DI STIKES MERCUBAKTIJAYA dalam PADANG

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D IV BIDAN PENDIDIK JALUR REGULER DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH ANATOMI DI AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PRABUMULIH PALEMBANG

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

HUBUNGAN KESESUAIAN PEMBELAJARAN STUDENTS CENTERED LEARNING

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA

Jurnal Teknologi Vol.18 No. 2 Halaman Juni-Desember 2015 ISSN :

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG BAHAN AJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI (JURNAL) Oleh : RENI NOVIANTI

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN TINGKAT I POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

PENGARUH MOTIVASI DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA (STUDI KASUS STIT-YAPTIP PASAMAN BARAT) Nia Satrian 1 ABSTRACT

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Mega Multi

dalam suatu pendapat yang perumusanya bermacam-macam.

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS (ASKEB III) MAHASISWA D

ABSTRAK. Kata Kunci : Hasil Belajar

ANALISIS KESULITAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI PASURUAN PADA POKOK BAHASAN TEKNIK PENGINTEGRALAN

GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 ( )

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN II MAHASISWA SEMESTER III

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015 ISSN X

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D-III KEBIDANAN SEMESTER III DI STIKES YOGYAKARTA T.

KORELASI ANTARA PENDIDIKAN NONFORMAL DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

Economic Education Analysis Journal

HUBUNGAN MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN MINAT MENGIKUTI PENDIDIKAN DIII KEBIDANAN DENGAN PRESASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai t

Efrinaldi 1, Yesmira Syamra 2, Alfattory Rheza Syahrul 2 ABSTRACT

HUBUNGAN BIMBINGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh: FEBRY HELVITA SARI TAMBAT USMAN NAZARUDDIN WAHAB

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK SEMESTER V DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan sektor pendidikan mutlak dilakukan, karena secara

STUDI KOMPARATIF TENTANG KEBIASAAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DENGAN SISWAKELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH 1 PEKANBARU TP 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI. Di Susun Oleh : Dewi Kusumawardani Nim:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUMBANG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : IRA WIBOWO

Jurnal Kesehatan Bina Husada, Volume 10 No. 4, Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN NILAI TES MASUK MAHASISWA BERDASARKAN UJIAN DAN RAPOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DI PRODI D3 KEBIDANAN UNIVERSITAS TULUNGAGUNG

Keywords: Enquiring minds, learning result, and automotive motor

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu

HUBUNGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D III KEBIDANAN DALAM MATA KULIAH ASKEB IV DI UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

Jurnal Siliwangi Vol. 3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

E-JURNAL. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar. Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) WINDA AGUSTIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel Skripsi) Oleh Imam Basuki

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

DAFTAR PUSTAKA. Buku Sumber Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. (2004). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

INTEREST OF STUDENTS OF CLASS X SMAN 12 PEKANBARU FOLLOW EXTRACURRICULAR SCOUT

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN STIKES INSAN SE AGUNG BANGKALAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

PENGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DRILL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh:

Journal of Health (JoH) Vol.2 No.2 Juli 2015

HUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP NILAI EVALUASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEPERAWATAN PRIMA JAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN MAHASISWA BELAJAR DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN U BUDIYAH BANDA ACEH TAHUN 2012

Witan Faestri, Agustina Sri Purnami Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. *Korespondensi:

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL

PERSEPSI SISWA TENTANG KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Cp : Jurnal Akademik

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

HUBUNGAN PELAKSANAAN METODE TUTORIAL DENGAN PENCAPAIAN NILAI TUTORIAL ASUHAN KEBIDANAN I PRODI D IV BIDAN PENDIDIK STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

Transkripsi:

PERBEDAAN PEROLEHAN NILAI MATA KULIAHANTE NATAL CARE (ANC) Nani Murtriyani Akbid La Tansa Mashiro Jl.Soekarno-Hatta, Pasirjati, Rangkasbitung nani_murtri@yahoo.com Abstract The purpose of this study was to determine the correlation of high school education background to the value of subjects Askeb I Ante Natal Care (ANC) on the student at the Academy of Midwifery Rangkasbitung LTM 2009. The research was conducted on the entire student generation II and generation III is in LTM Rangkasbitung Midwifery Academy in 2007-2009, as many as 97 students and a cross-sectional study design, data collection using secondary data. Analyses of the data used are univariate (frequency distributions) and bivariate analyzes to test Kai Squares. The research concludes that there is a difference in course grades askeb I (ANC) from the Social Sciences and the Academy of Natural Sciences in Midwifery LTM Rangkasbitung. This means that students with an educational background IPA Askeb I would have rated better than students whose educational background IPS. Keywords: Value ANC, science, social studies. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi latar belakang pendidikan SMU dengan nilai mata kuliah Askeb I Ante Natal Care (ANC) pada mahasiswa di Akademi Kebidanan LTM Rangkasbitung tahun 2009. Penelitian ini dilaksanakan pada seluruh mahasiswa angkatan II dan angkatan III yang ada di Akademi Kebidanan LTM Rangkasbitung tahun 2007-2009, yaitu sebanyak 97 mahasiswa dan rancangan penelitian Cross Sectional, pengumpulan data menggunakan data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat (distribusi frekuensi) dan analisis bivariat dengan uji Kai Kuadrat. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada perbedaan perolehan nilai mata kuliah askeb I (ANC) dari kelompok Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam di Akademi Kebidanan LTM Rangkasbitung. Artinya mahasiswa dengan latar belakang pendidikan IPA akan memiliki nilai Askeb I lebih baik dibandingkan mahasiswa yang latar belakang pendidikannya IPS. Kata Kunci: Nilai ANC, IPA, IPS. Pendahuluan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, 7

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan, banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik (Slameto, 2003). Keberhasilan proses belajar peserta didik dapat dinilai dari hasil evaluasi belajar siswa. Oleh sebab itu, proses pembelajaran erat kaitannya dengan hasil belajar yang dicapai peserta didik. Semakin baik proses pembelajaran, maka akan semakin baik pula hasil belajar yang dicapai siswa. Evaluasi hasil belajar dapat dilihat dari nilai ujian yang berhasil diperoleh siswa (Dimyati & Mudjiono, 2006). Keberhasilan proses belajar di suatu institusi pendidikan salah satunya dapat diketahui melalui prestasi belajar peserta didik. Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu perubahan yang diukur, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dan prestasi mencerminkan sejauhmana siswa telah dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan di setiap bidang studi (Syah, 2007). Dalam proses belajar, nilai yang dicapai dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kemampuan siswa dalam memahami mata kuliah yang diajarkan, yang juga dipengaruhi pula oleh latar belakang pendidikan dan keahlian siswa itu sendiri. Sekolah Menengah Umum (SMU) sebagai jenjang pendidikan menengah, diketahui saat ini khusus untuk kelas III SMU terbagi menjadi 2 jurusan, yaitu SMU jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) maupun IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Perbedaan yang mencolok dari kedua jurusan tersebut adalah mata pelajaran yang diberikan. Pada jurusan IPA mata pelajaran yang banyak dipelajari adalah mengenai biologi seperti ilmu faal tubuh dasar, dan yang menyangkut kehidupan manusia. Sedangkan pada jurusan IPS, yang banyak dipelajari adalah tentang ilmu sosial, sejarah, geografi, dan yang menyangkut sosial ekonomi lainnya. Pendidikan SMU merupakan pendidikan tingkat akhir sebelum akhirnya siswa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Akademi Kebidanan LTM Rangkasbitung, sebagai salah satu institusi pendidikan setingkat perguruan tinggi, dari mahasiswa yang diterima di Akademi Kebidanan tersebut khusus untuk jalur umum semuanya berlatar belakang pendidikan SMU sederajat, baik SMU jurusan IPA maupun IPS. Kedua perbedaan jurusan tersebut, kemungkinan memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Karena dengan latar belakang jurusan yang berbeda, kemampuan terhadap pemahaman tentang ilmu-ilmu kebidanan juga akan berbeda. Hasil studi pendahuluan di Akbid LTM Rangkasbitung, nilai mata kuliah Asuhan Kebidanan I (ANC), diketahui sebanyak 16 orang (16,5%) memperoleh nilai C, yang memperoleh nilai B sebanyak 81 orang (83,5%%), dan tidak ada yang memperoleh nilai A. Nilainilai tersebut belum dipilah berdasarkan lulusan IPA dan IPS.Mengingat 8

bahwalulusan IPS tidak mengalami pendidikan mata ajar biologi dan dasar ilmu faal tubuh yang berbeda denganjurusan IPA, maka masalah penelitianyang menjadi perhatian penelitiadalah tentang perbedaan perolehan nilai Askeb I oleh kelompok IPS dan IPA.Berdasarkan kajian terhadap hasil belajar siswa di Akademi Kebidanan khusus untuk mata kuliah Asuhan Kebidanan I yaitu tentang Ante Natal Care (ANC), diketahui. yang memperoleh nilai C sebanyak 16 orang, yang memperoleh nilai B sebanyak 81 orang, dan tidak ada yang memperoleh nilai A. Berdasarkan kondisi tersebutmaka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai perbedaan perolehan nilai Asuhan Kebidanan I dari kelompok IPS dan IPA. Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional (potong lintang). Tujuannya untuk mendapatkan perbandingan nilai hasil ujian mata kuliah Askeb I (ANC) antara kelompok IPA dan IPS di Akademi Kebidanan La Tansa Mashiro Rangkasbitung tahun 2009.Lokasi penelitian ini adalah di Akademi Kebidanan La Tansa Mashiro Rangkasbitung Jl. Soekarno-Hatta, pasirjati No. 9 Provinsi Banten. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan April Mei 2010. Populasi dari penelitian adalah semua mahasiswa angkatan II dan angkatan III yang ada di Akademi Kebidanan La Tansa Mashiro Rangkasbitung tahun 2007-2009, yaitu sebanyak 97 orang. Sampel dalam penelitian adalah dengan mengambil seluruh populasi yang ada, yaitu data nilai hasil ujian tulis Askeb I (ANC)semua mahasiswa Angkatan II dan Angkatan III di Akademi Kebidanan LTM Rangkasbitung, yaitu sebanyak 97 orang. Data yang dianalisis adalah nilai hasil ujian tulis UTS dan UAS Askeb I (ANC) dari Kelompok IPA dan IPS. Nilai hasil ujian her (ulangan) tidak diikutkan dalam penelitian ini. Demikian pula nilai hasil ujian Askeb I (ANC) mahasiswa lulusan sederajat SMU tetapi bukan dari Kelompok IPA maupun IPS, misalnya SPK, D-I Kebidanan, tidak turut dianalisis. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan data sekunder mengenai hasil pencatatan nilai mahasiswa pada mata kuiliah Askeb I (ANC) dan latar belakang pendidikan SMU yang dikumpulkan dari Biro Akademik. Adapun yang dilakukan analisis univariat adalah variabel, nilai mata kuliah Askeb I (ANC), latar belakang pendidikan SMU mahasiswa. Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square, alasannya adalah bahwa uji ini dilakukan pada variabel yang bersifat katagorik/kualitatif. Uji ini bertujuan untuk menguji perbedaan proporsi dua kelompok sampel. Variabel independent adalah latar belakang pendidikan SMU IPS dan IPA, sedangkan variable dependent adalah nilai mata kuliah askeb I (ANC) dan variabel 9

componding yaitu intelegensi, kebiasaan belajar, fasilitas di kampus, metode pembelajaran, kualitas dosen. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil analisis hubungan latar belakang pendidikan dengan nilai Askeb I, diketahui dari 42 orang mahasiswa yang mempunyai latar belakang pendidikan IPS ada 14 orang (33,3%) yang mendapatkan nilai Askeb I kurang. Sedangkan dari 55 orang mahasiswa yang mempunyai latar belakang pendidikan IPA ada 7 orang (12,7%) yang mendapatkan nilai Askeb I kurang. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,028 artinya p < alpha (0,05), sehingga dengan alpha 5% dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara latar belakang pendidikan dengan nilai Askeb I. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR = 3,429 (CI = 1,236-9,508), artinya mahasiswa dengan latar belakang pendidikan IPA akan memiliki nilai Askeb I lebih baik sebesar 4 (3,429) kali dibandingkan mahasiswa yang latar belakang pendidikannya IPS. Hasil jawaban variabel nilai Askeb I berdasarkan datamahasiswa kebidanan. Kategorinya adalah kurang, danbaik, kurang jika nilai mahasiswa < 68, dan baik, jika nilai mahasiswa > 68. Berdasarkan perhitungan diketahui mahasiswa yang nilai Askeb I-nya kurang, yaitu sebanyak 21 orang (21,6%), sedangkan mahasiswa yang nilai Askeb I-nya baik, yaitu sebanyak 76 orang (78,4%). Syah (2007) mengemukakan bahwa evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata evaluasi adalah assesment yang berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selain itu, ada pula kata lain yang searti dan relatif lebih dikenal dalam dunia pendidikan, yaitu tes, ujian, dan ulangan. Nilai ujian ANC merupakan hasil evaluasi belajar mahasiswa khususnya pada mata ajar Asuhan kebidanan I ANC. Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan untuk memantau proses kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Oleh karena itu, evaluasi belajar seyogyanya dilakukan guru secara terus menerus dengan pelbagai cara, bukan hanya pada saat ulangan terjadwal atau saat ujian belaka. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata sebesar 21,6% mahasiswa memiliki nilai yang kurang baik terhadap mata kuliah Asuhan Kebidanan I (ANC). Hal tersebut membuktikan bahwa kemampuan siswa tentang materi Askeb I relatif kurang untuk sebagian kecil mahasiswa. Padahal pemahaman tentang Askeb I merupakan modal dasar bagi mahasiswa dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil kelak ketika mereka telah terjun ke masyarakat. 10

Rendahnya nilai tersebut kemungkinan berhubungan dengan berbagai faktor, seperti kebiasaan belajar yang kurang baik, latar belakang pendidikan mahasiswa yang mungkin kurang mendukung, tingkat intelegensi mahasiswa, dan faktor lainnya yang juga berpengaruh. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui mahasiswa yanglatar belakang pendidikannya IPS,yaitu sebanyak 42 orang (43,3%), sedangkan mahasiswa yang latar belakang pendidikannya IPA, yaitu sebanyak 55 orang (56,7%). Hasil analisis hubungan latar belakang pendidikandengan nilai Askeb I, diketahui dari 42 orang mahasiswa yang mempunyai latar belakang pendidikan IPS ada 14 orang (33,3%) yang mendapatkan nilai Askeb I kurang, dan ada 28 orang (66,7%) yang mendapat nilai Askeb I baik.sedangkan dari 55 orang mahasiswa yang mempunyai latar belakang pendidikan IPA ada 7 orang (12,7%) yang mendapatkan nilai Askeb I kurang, dan ada 48 orang (87,3%) yang mendapat nilai Askeb I baik. Hal tersebut kemungkinan ada faktor faktor yang mempengaruhi seperti intelegensi mahasiswa, kebiasaan belajar,fasilitas belajar dan dosen. Berbagai faktor tersebut merupakan variableconfounding, sehingga tidak dilakukan penelitian. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,028 artinya p < alpha (0,05), sehingga dengan alpha 5% dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara latar belakang pendidikan dengan nilai Askeb I. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR = 3,429 (CI = 1,236-9,508), artinya mahasiswa dengan latar belakang pendidikan IPA akan memiliki nilai Askeb I lebih baik sebesar 3,429 (4) kali dibandingkan mahasiswa yang latar pendidikannya IPS. Saat ini berdasarkan Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) lembaga pendidikan setingkat SMU kecuali SMK, pada saat kelas III siswa terbagi dalam 2 jurusan, yaitu jurusan IPA dan IPS. Jurusan IPA lebih banyak mempelajari tentang Ilmu Pengetahuan Alam, seperti halnya ilmu Biologi, Fisika, Kimia, maupun ilmu yang berhubungan dengan tumbuhan dan manusia pada umumnya. Sedangkan untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, lebih banyak mempelajari tentang Geografi, Demografi/Kependudukan, Sejarah, dan ilmu sosial lainnya. Kaitannya dengan nilai ANC, mahasiswa yang memiliki latar belakang pendidikan SMU jurusan IPA, kemungkinan akan lebih banyak memahami tentang manusia dan kesehatan dibandingkan dengan mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan SMU jurusan IPS. Hal tersebut akan mempengaruhi tingkat pemahaman dan kemudahan mahasiswa untuk mempelajari mata kuliah ANC, sehingga pada akhirnya berdampak pada perbedaan nilai ANC yang diperoleh mahasiswa. Simpulan dan Saran Gambaran latar belakang pendidikan SMU dan nilai mata kuliah Askesb I (ANC) memperlihatkan hasil yang bervariasi. Ada sebanyak 21,6% yangnilai Askeb I- nya kurang, namun demikian, sebagian besar mahasiswa nilai Askeb I-nya baik 11

(78,4%). Di samping itu mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan SMUIPS (43,3%) dan mahasiswa dengan latar belakang pendidikannya SMU IPA (56,7%). Hipotesis dalam penelitian ini terbukti, karena dari hasil penelitian terdapat latar belakang pendidikan SMU dengan nilai mata kuliah Askeb I (ANC) dengan nilai p = 0,028 dan OR = 3,429, artinya mahasiswa dengan latar belakang pendidikan SMU IPA, memiliki peluang memperoleh nilai Askeb I (ANC) 3,429 (4) kali lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang latar belakang pendidikan SMU IPS. Hendaknya dapat meningkatkan mutu pengajaran dengan menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Misalnya dengan disiplin waktu yang tinggi, informasi materi yang jelas, simulasi, dan sebagainya.kebijakan terhadap penerimaan mahasiswa baru agar dapat ditinjau ulang, khususnya terhadap persyaratan masuk menjadi mahasiswa di LTM, dengan memperhatikan latar belakang pendidikan antara SMU IPA dan IPS, atau jika tidak memungkinkan, agar dapat dilakukan tindak lanjut dan pendalaman materi tentang kesehatan reproduksi secara lebih luas, khususnya pada mahasiswa yang latar belakang pendidikannya SMU IPS. Meningkatkan kinerja dosen dengan mengikutsertakan dosen dalam pendidikan, pelatihan, dan seminar, sehingga dapat menciptakan proses belajar mengajar yang lebih efektif.memberikan matrikulasi yang lebih efektif yang mencakup Biologi, Fisika, Kimia dan Matematika bagi lulusan IPS. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Kerjasama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik,Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hastono, SP. 2007. Modul Analisa Data. Jakarta: FKM Universitas Indonesia. Notoatmodjo, Soekidjo. 2002..Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Pratiknya, A.W. 2000. Dasar-Dasar Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada..2007. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya 12