Denny Rusmana*, Dulatif Natawiharja*, dan Lalah Latifah S** ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SUBTITUSI MINYAK SAWIT OLEH MINYAK IKAN LEMURU DAN SUPLEMENTASI VITAMIN E DALAM RANSUM AYAM BROILER TERHADAP PERFORMANS.

Denny Rusmana Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

MATERI. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

Pengaruh Penambahan Lisin dalam Ransum terhadap Berat Hidup, Karkas dan Potongan Karkas Ayam Kampung

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

Respon Broiler terhadap Pemberian Ransum yang Mengandung Lumpur Sawit Fermentasi pada Berbagai Lama Penyimpanan

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di

Denny Rusmana, Dulatif Natawiharja, dan Happali Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

METODE PENELITIAN. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

PENGARUH PEMBERIAN RANSUM MENGANDUNG MINYAK IKAN LEMURU DAN VITAMIN E TERHADAP KADAR LEMAK DAN KOLESTEROL DAGING AYAM BROILER

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada 12 September 2014 sampai dengan 20 Oktober 2014

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO DL-METIONIN DAN L-LISIN KADALUARSA DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

MATERI DAN METODE. Materi

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berisi 5 ekor dan anak ayam diberi nomor (wing tag) sesuai perlakuan untuk

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

PENGGUNAAN PRODUK FERMENTASI DAN KUNYIT DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM PEDAGING DAN INCOME OVER FEED AND CHICK COST

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

M. Datta H. Wiradisastra Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung ABSTRAK

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica L)

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

PENGARUH IMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT KARKAS DAN BOBOT LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER UMUR 3-5 MINGGU

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas

NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI DENGAN DL-METIONIN SKRIPSI JULIAN ADITYA PRATAMA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

Kualitas Karkas Ayam Kampung yang Diberi Ransum Mengandung Omega-3 Minyak Ikan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

B. W. Utomo, L. D. Mahfudz, E. Suprijatna* Program S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

PENGGUNAAN ASAM AMINO METIONIN DAN LISIN DALAM RAMSUM TERHADAP KARKAS BROILER UMUR 6 MINGGU SKRIPSI. Oleh: TRIS NELLY TARIGAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

PENGARUH PRODUKSI KARKAS AYAM BROLILER YANG DIBERI PAKAN SUPLEMENTASI LIMBAH RESTO MASAKAN PADANG DENGAN KANDUNGAN PROTEIN YANG BERBEDA

HASIL DAN PEMBAHASAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium. Research and Development Station (UARDS) Universitas Islam Negeri Sultan

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia sinensis) Fermentasi dengan Aspergillus niger pada Ayam Broiler

PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap kandang

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

BOBOT AKHIR, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER YANG DIPANEN PADA UMUR YANG BERBEDA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2015 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

I. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratarium UIN Agriculture Research and

Transkripsi:

PENGARUH RANSUM MENGANDUNG MINYAK IKAN LEMURU DAN SUPLEMENTASI VITAMIN E TERHADAP BOBOT BADAN AKHIR, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER Denny Rusmana*, Dulatif Natawiharja*, dan Lalah Latifah S** ABSTRAK Penelitian mengenai Pengaruh Ransum Mengandung Minyak Ikan Lemuru dan Suplementasi Vitamin E terhadap Bobot Badan akhir, Persentase Karkas dan Lemak abdominal Ayam Broiler. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial 3 X 3. Faktor pertama tingkat penggunaan minyak ikan lemuru (0, 3, dan 6%), faktor kedua tingkat suplementasi vitamin E (0, 100, 200 ppm), setiap perlakuan terdiri dari 4 ulangan. Setiap ulangan tediri dari enam ekor ayam yang dipelihara dari umur 1 hari sampai 42 hari. Peubah yang diamati adalah bobot badan akhir, persentase karkas dan lemak abdominal. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tidak adanya interaksi antara tingkat minyak ikan lemuru dan suplementasi vitamin E terhadap bobot badan akhir, persentase karkas, dan lemak absdominal ayam broiler, dan pemberian ransum mengandung minyak ikan lemuru sampai dengan tingkat 6% dan suplementasi vitamin E 200 ppm tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap bobot badan akhir, persentase karkas, dan lemak abdominal. Berarti pemberian minyak ikan lemuru sampai 6% dalam ransom tanpa suplementasi vitamin E masih menunjang pertumbuhan ayam broiler selama 42 hari periode pemeliharaan. Kata kunci : Minyak ikan lemuru, vitamin E, ayam broiler, bobot badan akhir, persentase karkas, dan lemak abdominal THE EFFECT OF DIETS THAT CONTAINING LEMURU FISH OIL AND VITAMIN E TO FINAL BODY WEIGHT, CARCAS PERCENTAGE AND BROILER ABDONINAL FAT Denny Rusmana, Dulatif Natawihardja, and Lalah Latifah S ABSTRACT The objective of present study was to investigate the effect of feeding diets that containing lemuru fish oil and supplemented vitamin E to final body weight, carcass percentage, and broiler abdominal fat. Experimental design used completely randomized design by factorial. 3 x 3. The first factor was lemuru fish oil level (0, 3, and 6%). The second factor was vitamins E supplementation (0, 100, and 200 ppm). There were four repeats to each treatment. Each repeat consist of six birds. Chicks received experimental diets from 1 to 42 d of age. The result study showed that feeding diets which containing lemuru fish oil and vitamin E supplementation was no significant (P > 0.05) to final body weight, carcass percentage and broiler abdominal fat. It mean that the diets which containing lemuru fish oil until 6% without vitamin E supplementation still be able to support broiler growth. Keywords : Lemuru fidh oil, vitamin E, broiler. Final body weight, carcass percentage, abdominal fat Keterangan : * Staf pengajar Fapet Unpad ** Alumnus fapet Unpad

Pendahuluan Ayam broiler merupakan salah satu ternak potong yang mampu menghasilkan daging yang tinggi dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini karena ayam broiler mampu tumbuh cepat dan efisien dalam menggunakan ransum menjadi daging. Potensi yang dimiliki ayam broiler tidak akan bisa optimal jika tidak ditunjang dengan pakan yang sesuai dengan kebutuhannya, baik kualitas maupun kuantitasnya. Salah satu penunjang optimalisasi pertumbuhan ayam broiler adalah kebutuhan energi. Kebutuhan energi yang tinggi untuk ayam broiler sulit dipenuhi apabila hanya memanfaatkan bahan pakan biji-bijian saja. Salah satu pakan unggas yang kerap kali digunakan pada pakan unggas pedaging sebagai pakan sumber energi adalah minyak. Minyak dalam ransum unggas selain membantu memenuhi kebutuhan energi yang tinggi, juga menambah selera makan unggas dan mengurangi sifat berdebu pada ransum sistem all mash. Minyak yang digunakan selama ini sebagai pakan sumber energi dalah minyak sawit ataupun dalam bentuk crude palm oil (CPO). Namun kebutuhannnya semakin bersaing dengan kebutuhan pangan untuk manusia. Persaingan ini pada saat sekarang makin ketat setelah minyak sawit dijadikan salah satu bahan bio fuel, sehingga perlu dicarikan bahan alternatifnya. Salah satu alternatif minyak yang dapat dijadikan pakan sumber energi yang tidak bersaing dengan manusia adalah minyak ikan lemuru. Minyak ikan lemuru merupakan limbah atau hasil samping dari proses pengalengan maupun penepungan ikan lemuru. Proses pengalengan ikan lemuru diperoleh rendeman berupa minyak sebesar 5% (b/b) dan dari proses penepungan sebesar 10% (b/b). Pengalengan satu ton ikan lemuru akan diperoleh 50 kg limbah berupa minyak ikan dan selanjutnya dari satu ton bahan mentah sisa-sisa penepungan akan diperoleh kurang lebih 100 kg hasil samping berupa minyak ikan lemuru (Setiabudi 1990). Penambahan minyak ikan dalam ransum memberikan efek yang kurang menguntungkan. Asam lemak tak jenuh ganda sangat mudah teroksidasi, berdasarkan hasil penelitian Wander et al. (1997) pemberian asam lemak tak jenuh ganda menurunkan vitamin E dan meningkatkan peroksidasi lemak dalam plasma. Pada gilirannya defisiensi vitamin E akan mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Materi dan Metode Penelitian Bahan penelitian Penelitian menggunakan 216 ekor ayam broiler umur satu hari (DOC), berbobot badan rata-rata 44.14 g/ekor, dengan koefisien variasi 7.00 %. DOC broiler diperoleh dari PT. Charoen Phokpand dengan kode CP 707. Ayam dipelihara dalam kandang percobaan dengan sistem litter, dengan ukuran 90 x 90 x 80 cm. Masing-masing unit kandang diisi oleh enam ekor DOC. Setiap kandang dilengkapi tempat makan, minum, dan lampu masing-masing 60 watt yang berfungsi sebagai brooder. Setelah umur 14 hari lampu berperan sebagai penerang. Peralatan lain yang digunakan adalah alat pengukur temperatur ruangan higrometer, dan timbangan untuk menimbang ransum, sisa ransum dan bobot ayam. Ayam dipelihara selama 42 hari, ayam divaksinasi ND dan IBD. Vaksinasi ND yang pertama dilakukan pada umur empat hari melalui tetes mata. Vaksinasi ND yang ke dua dilakukan pada umur 18 hari melalui air minum. Vaksinasi IBD dilakukan pada umur 11 hari melalui air minum. Ransum perlakuan diberikan pada ayam mulai dari umur sehari sampai umur 42 hari. Terdapat sembilan perlakuan dalam penelitian tahap ini. Perlakuan merupakan kombinasi tingkat pemberian minyak ikan lemuru (0 %, 3 % dan 6 %), dan tiga tingkat penambahan vitamin E (0, 100,dan 200 ppm).

Ransum disusun dengan kandungan energi berkisar 3052 3061 kkal/kg, dengan protein 21.46 %. Kebutuhan asam amino vitamin dan mineral sesuai yang dianjurkan oleh National Research Council of Poultry (1994). Pakan penyusun ransum terdiri dari jagung, bungkil kedelai, minyak kelapa sawit, minyak ikan. vitamin-mineral, CaCO 3, dicalcium phosphat (DCP), metionin, NaCl, Vitamin E. Minyak ikan diperoleh dari Muncar Banyuwangi, yang sebelum digunakan dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu. Vitamin E dalam bentuk -tocopherol diperoleh dari BASF. Susunan dan kandungan nutrien ransum dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi ransum penelitian Bahan makanan R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 Jagung (%) 50 50 50 50 50 50 50 50 50 B. Kedelai (%) 39 39 39 39 39 39 39 39 39 M. Kelapa sawit (%) 6 3 0 6 3 0 6 3 0 M. Ikan (%) 0 3 6 0 3 6 0 3 6 *V+M+AA (%) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 CaCO3 (%) 1.16 1.16 1.16 1.16 1.16 1.16 1.16 1.16 1.16 **DCP (%) 2.14 2.14 2.14 2.14 2.14 2.14 2.14 2.14 2.14 Metionin (%) 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 NaCl (%) 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 Vitamin E (ppm) 100 100 100 200 200 200 100 100 100 100 100 100 100 100 100 EM (kkal/kg)*** 3061 3056 3052 3061 3056 3052 3061 3056 3052 PK (%)**** 21.46 21.46 21.46 21.46 21.46 21.46 21.46 21.46 21.46 LK (%)**** 8.21 8.21 8.21 8.21 8.21 8.21 8.21 8.21 8.21 SK (%)**** 3.83 3.83 3.83 3.83 3.83 3.83 3.83 3.83 3.83 Ca (%)**** 1.24 1.24 1.24 1.24 1.24 1.24 1.24 1.24 1.24 P available (%)*** 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 Vitamin E (ppm)**** 17.88 16.83 15.78 117.88 116.83 115.78 217.88 216.83 215.78 Lisin (%)**** 1.18 1.18 1.18 1.18 1.18 1.18 1.18 1.18 1.18 Metionin (%)**** 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 Metionin + sistin**** 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 * Campuran Vitamin, mineral,dan Asam amino ** Dicalcium Phosphat *** Hasil perhitungan berdasarkan kandungan nutrien dan EM pakan dari NRC (1994) **** Hasil perhitungan berdasarkan kandungan nutrien hasil analisis R1 : Ransum 0 % minyak ikan lemuru + 0 ppm vitamin E R2 : Ransum 3 % minyak ikan lemuru + 0 ppm vitamin E R3 : Ransum 6 % minyak ikan lemuru + 0 ppm vitamin E R4 : Ransum 0 % minyak ikan lemuru + 100 ppm vitamin E R5 : Ransum 3 % minyak ikan lemuru + 100 ppm vitamin E R6 : Ransum 6 % minyak ikan lemuru + 100 ppm vitamin E R7 : Ransum 0 % minyak ikan lemuru + 200 ppm vitamin E R8 : Ransum 3 % minyak ikan lemuru + 200 ppm vitamin E R9 : Ransum 6 % minyak ikan lemuru + 200 ppm vitamin E Metode Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial 3 x 3 dengan empat ulangan. Faktor pertama adalah tingkat pengunaan minyak ikan lemuru dalam ransum (0, 3,dan 6 %). Faktor kedua adalah tingkat suplementasi

vitamin E (0, 100, 200 ppm). Model matematis analisis data hasil percobaan adalah sebagai berikut : Y ijk = u + i + j + ( ) ij + ijk Y ijk u i j ( ) ij ijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij (taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B) = nilai tengah populasi (rata-rata yang sesungguhnya) = pengaruh aditif taraf ke-i dari faktor A = pengaruh aditif taraf ke-j dari faktor B = pengaruh interaksi taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B = pengaruh galat dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij Asumsi yang paling mendasar dari model di atas adalah galat percobaan harus timbul secara acak, menyebar secara bebas dan normal dengan nilai tengah sama dengan nol dan ragam 2 atau dituliskan sebagai ijk NI (0, 2 ). Peubah yang diamati 1. Bobot badan akhir (gr) Bobot badan akhir yaitu rataan bobot badan akhir dari seluruh ayam pada saat akhir ayam dipanen umur 42 hari 2. Persentase karkas (%) Pada persentase karkas diukur bobot karkas kosong tanpa darah, bulu, kepala, leher, kaki, dan tanpa seluruh isi rongga tubuh yang berupa, trachea, paru-paru, ginjal, alat-pencernaan, alat kelamin dan lemak abdominal (Winter dan Funk, 1960) Bobot karkas Persentase karkas (%) = X 100 % Bobot hidup 3. Bobot lemak abdominal (%) Lemak abdominal adalah seluruh lemak yang berada didaerah sekitar abdomen atau seluruh alat pencernaan dan rongga perut. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analysis of varian (anova), untuk membandingkan perbedaan rataan perlakuan digunakan uji jarak berganda duncan (Steel & Torrie 1980). Data diuji pada taraf nyata 5 %. Hasil dan Pembahasan Pengaruh kombinasi antara minyak ikan lemuru dan vitamin E terhadap bobot badan akhir ayam broiler ditampilkan pada Tabel 1. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara tingkat penggunaan minyak ikan lemuru dalam ransum dan suplementasi vitamin E dalam ransum terhadap bobot badan akhir, persentase karkas, dan lemak abdominal (P>0.05). Masing-masing faktor perlakuan baik tingkat penggunaan minyak ikan lemuru maupun faktor suplementasi vitamin E tidak menunjukan perbedaan yang nyata (P>0.05) terhadap bobot badan akhir, persentase karkas, maupun lemak abdominal. Hal ini memberikan indikasi bahwa untuk pemeliharaan ayam sampai umur 42 hari minyak ikan lemuru dapat digunakan dalam ransum ayam broiler sampai 6% tanpa perlu disuplementasi vitamin E.

Tabel 2. Rataan bobot badan akhir dari masing-masing perlakuan Minyak Ikan Vitamin E (ppm) Rataan Lemuru 0 100 200 (%) g/ekor 0 2073 1925 2057 2018 a 3 2132 1796 1978 1969 a 6 1853 1835 2003 1897 a Rataan 2019 A 1852 A 2013 A Keterangan: Signifikansi 0.05. Huruf kecil yang sama dalam kolom signifikansi menunjukkan perbedaan yang tidak nyata. Huruf Kapital yang sama arah baris signifikansi menunjukkan perbedaan yang tidak nyata Tabel 3. Rataan persentase karkas dari masing-masing perlakuan Minyak Ikan Vitamin E (ppm) Rataan Lemuru 0 100 200 (%) (%) 0 71.51 70.99 72.53 71.68 a 3 73.91 69.48 67.72 70.37 a 6 70.05 69.93 73.50 71.16 a Rataan 71.83 A 70.13 A 71.25 A Keterangan: Signifikansi 0.05. Huruf kecil yang sama dalam kolom signifikansi menunjukkan perbedaan yang tidak nyata. Huruf Kapital yang sama arah baris signifikansi menunjukkan perbedaan yang tidak nyata Tabel 4. Rataan berat lemak abdominat dari masing-masing perlakuan Minyak Ikan Vitamin E (ppm) Rataan Lemuru 0 100 200 (%) g/ekor 0 24.43 23.71 33.31 27.15 a 3 15.19 32.59 28.07 25.29 a 6 20.36 28.57 26.97 25.30 a Rataan 19.99 A 28.29 A 29.45 A Keterangan: Signifikansi 0.05. Huruf kecil yang sama dalam kolom signifikansi menunjukkan perbedaan yang tidak nyata. Huruf Kapital yang sama arah baris signifikansi menunjukkan perbedaan yang tidak nyata Meskipun demikian bahwa semakin tinggi penambahan minyak ikan ada kecenderungan untuk meurunkan bobot badan akhir, dan berat lemak abdominal. Hal ini ada kaitannya bahwa minyak ikan lemuru merupakan sumber energi yang kaya akan asam lemak tak jenuh dengan panjang rantai karbon lebih dari 20. Hasil penelitian Hardoko (1998) bahwa minyak ikan banyak mengandung asam lemak tak jenuh dengan rantai karbon lebih dari 20 dibanding dengan minyak sawit yang rantai karbonnya tidak lebih dari 18, mempunyai daya serap lemak lebih rendah sehingga daya serap pakan dalam tubuh juga rendah. Selain itu minyak ikan lemuru kaya akan asam lemak tak jenuh ganda berupa eikosa pentaenoic acid (EPA) dan docosa pentaenoic acid (DHA) (Rusmana, 2008). Hasil penelitian Chen et al. (1985). Bahwa asam lemak tak jenuh khususnya EPA dan DHA yang menempati posisi 1 dan 3 dari trigliserida lebih tahan

terhadap lipolisis lipase pankreas. Dengan rendahnya tingkat penyerapan minyak ikan pada gilirannya akan berdampak terhadap penurunan bobot badan dan lemak abdominal Kesimpulan Pemberian minyak ikan lemuru sampai 6% dalam ransum tanpa suplementasi vitamin E masih menunjang pertumbuhan ayam broiler selama 42 hari periode pemeliharaan. Daftar Pustaka Hardoko, 1998. Pengaruh Jenis Minyak yang Dikonsumsi terhadap Komposisi Asam Lemak Otak dan Kemampuan Belajar Tikus Percobaan. [disertasi]. Bogor. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. [NRC] National Research Council. 1994. Nutrient Requirement of Poultry. Washington: National Academy Pr. Rusmana, D. 2008. Minyak Ikan Lemuru Sebagai Imunomodulator dan Penambahan Vitamin E untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh Ayam Broiler. [disertasi]. Bogor. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor Setiabudi E. 1990. Pengaruh Waktu Penyimpanan dan Jenis Filter pada Jumlah Asam Lemak Omega-3 dalam Minyak Limbah Hasil Pengalengan dan Penepungan Ikan Lemuru [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Steel GD, Torrie JH. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika. Sumantri B, Penerjemah; Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari : Principles and Procedures of Statistics.