PENJELASAN A T A S RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK

dokumen-dokumen yang mirip
Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

No Indonesia. Selain itu, hasil karya Arsitektur dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Dalam melakukan kegiat

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG CAGAR BUDAYA

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

I. RENCANA UNDANG-UNDANG ARSITEK Latar belakang 1 2. Maksud dan Tujuan 2 3. Metode penulisan 2 4. Lingkup bahasan 3 5.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG CAGAR BUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMBANGUN DAN MEMBERDAYAKAN DESA MELALUI UNDANG-UNDANG DESA Oleh : Mardisontori, LLM *

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PELESTARIAN DAN PENGELOLAAN CAGAR BUDAYA PROVINSI JAWA TENGAH

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN

BAB IV ANALISIS MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANGUNAN BERSEJARAH

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBANGUNAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Indonesia, baik pada masa lalu, masa kini, maupun yang akan datang, perlu dimanfaatkan sebagai modal pembangunan. Sebagai karya warisan budaya masa

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/PRT/M/2015 TENTANG BANGUNAN GEDUNG CAGAR BUDAYA YANG DILESTARIKAN

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

TENTANG CAGAR BUDAYA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PELESTARIAN DAN PENGELOLAAN CAGAR BUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140), yang disebut lingkungan hidup

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TEN TANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992 TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TEN TANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 18 /PERMEN/M/2007

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BUPATI KAUR PROPINSI BENGKULU

PEDOMAN REVITALISASI KAWASAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 18/PRT/M/2011

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.1486, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Indonesia. Warisan Budaya Takbenda. Pelaksanaan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG BANGUNAN PANGGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG CAGAR BUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

VISI MISI TUJUAN DAN SASARAN. Visi dari pemerintahan daerah hendaknya tidak lepas dari

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG CAGAR BUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN HUKUM PADA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

TENTANG CAGAR BUDAYA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI KUDUS,

BAB V A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PELESTARIAN DAN PENGELOLAAN CAGAR BUDAYA

Abito Bamban Yuuwono. Abstrak

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 7 TAHUN 2013, LD KOTA PARIAMAN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG BANGUNAN GEDUNG.

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PALANGKA RAYA

NOMOR 7 TAHUN 2017 TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA ADAT MELAYU RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2009

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UPAYA PELESTARIAN PENINGGALAN PURBAKALA DI WILAYAH PROPINSI MALUKU. Drs. M. Nendisa 1

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia.

MENILIK KESIAPAN DUNIA KETENAGAKERJAAN INDONESIA MENGHADAPI MEA Oleh: Bagus Prasetyo *

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

PENJELASAN A T A S RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK I. UMUM Pembangunan manusia seutuhnya telah menjadi salah satu tujuan utama bangsa Indonesia untuk memperkuat sektor sumber daya manusia (SDM) sebagai kekuatan utama mencapai keberhasilan dalam pembangunan dan mengejar ketertinggalannya agar mampu bersaing dengan bangsa lain di dunia. Salah satu kendala yang masih belum maksimal dilakukan adalah memberikan pengakuan peran dan kesempatan kepada berbagai profesi keahlian yang telah tumbuh berkembang di dalam negeri, termasuk keahlian di bidang jasa konstruksi peran Arsitek dan keinsinyuran sebagai potensi dalam melakukan perencanaan infra struktur, bangunan gedung dan lingkungan binaannya serta dalam pemanfaatan fungsi penataan ruang, pelestarian sumber daya alam serta perlindungan terhadap budaya Indonesia bagi meningkatkan harkat dan martabat kehidupan manusia yang lebih berkualitas, sesuai dengan cita-cita nasional mencapai masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Keberadaan ahli bangunan gedung dan tata lingkungan di Indonesia yang telah ada sejak zaman pra-sejarah ditunjukan dengan hasil maha karya adiluhung para keahlian tradisional tempo dulu berupa situs candi dan berbagai peninggalan bangunan serta kawasan tradisional, kemudian disusul era pembangunan bangunan gedung serta penataan perkotaan yang lebih maju dibawa oleh ahli bangunan di masa kolonial Belanda. Peran keahlian Arsitek tersebut hingga sekarang telah mampu memberikan pemanfaatan penataan penataan ruang menjadi yang lebih terencana serta berguna bagi kehidupan manusia. Keberadaan Arsitek Indonesia baru mulai dikenal masyarakat sekitar tahun 1950-an ketika pendidikan tinggi jurusan arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) meluluskan beberapa sarjana arsitektur dan para alumninya kemudian mendirikan organisasi keprofesian Arsitek Indonesia pada tahun 1959. Sejak itulah keahlian Arsitek Indonesia dikenal dan banyak terlibat dalam pembangunan bidang jasa konstruksi yang berkembang lebih baik, lebih terencana dan berkualitas.

Peran Arsitek berkembang pesat dan tidak sedikit karya mereka diakui dan turut berlaga di manca negara tidak kalah bersaing dari karya Arsitek negara lain, dan banyak penghargaan di bidang arsitektur didapatkan Arsitek Indonesia sebagai bentuk pengakuan internasional. Kegiatan arsitekturpun tidak hanya dinikmati oleh kalangan masyarakat yang mampu saja, tapi juga memfasilitasi bagi masyarakat kurang mampu, antara lain dalam menyelesaikan daerah kumuh, termasuk memperbaiki perumahan dan permukiman korban bencana alam. Meningkatnya apresiasi pemerintah dan masyarakat pada Arsitek merupakan kenyataan positif yang telah tumbuh dengan baik dan menjadi salah satu andalan untuk pembangunan perekonomian melalui pengembangan sarana dan prasana yang semakin memadai. Belum memadainya peraturan perundang-undangan tentang profesi yang mencakup sampai kepada pelaku pembangunan bidang jasa konstruksi di Indonesia menyebabkan pertumbuhan pembangunan yang pesat masih disertai dengan perilaku kurang terpuji yang memanfaatkan kelemahan berbagai peraturan daerah yang ada. Tidak sedikit hasil pembangunan termasuk karya arsitektur yang merugikan masyarakat pengguna jasa, lingkungan hidup dan sumber daya alam. Bahkan ekses pembangunan kadang menghilangkan situs peninggalan bersejarah yang seharusnya dipelihara sebagai cagar budaya. Penyimpangan keahlian oleh oknum Arsitek atau yang mengaku Arsitek makin tidak terkendali dan berpotensi meluas, yang semua itu tidak bisa hanya diatur oleh peraturan suatu organisasi yang tidak menjangkau pihak-pihak lain. Sebagaimana niat bangsa Indonesia melalui Proram Pembangunan Jangka Menengah dan Jangka Panjang, SDM profesi Arsitek dan keinsinyuran pun dituntut harus mampu memiliki daya saing dan lebih tersebar manfaat keahliaannya ke seluruh daerah. Harapan dengan mendapatkan pengakuan dalam bentuk konstitusi negara sebagaimana peran profesi lainnya seperti dokter, advokat, akuntan, notaris, dosen dan guru, akan dapat memenuhi kebutuhan tersebut di atas dan menghasilkan karya-karya arsitektur lebih berkembang dengan baik serta bermanfaat bagi pengguna jasa. Untuk mengejar ketertinggalan pembangunan nasional agar lebih merata dan hasilnya praktik arsitektur memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi umat manusia, Indonesia perlu segera memiliki Undang-Undang tentang Arsitek (dan keinsinyuran) sebagaimana yang telah dimiliki semua negara.

Sebuah undang-undang yang mengarahkan penyelenggaraan pembangunan dilakukan Arsitek lebih tertib, lebih profesional dan dapat dipertanggungjawabkan di dalam negeri maupun Arsitek dari negara lain yang bekerja di Indonesia. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Huruf a Yang dimaksud dengan asas kemandirian adalah bahwa penyelenggaraan arsitektur dilakukan dengan menggunakan seoptimal mungkin seluruh kemampuan dan sumberdaya bangsa. Huruf b Yang dimaksud dengan asas transparansi dan akuntabilitas adalah prinsip pengelolaan kegiatan arsitektur yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Huruf c Yang dimaksud dengan asas keadilan adalah bahwa setiap penyelenggaran arsitektur harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali. Huruf d Yang dimaksud dengan asas keselamatan adalah bahwa penyelenggaraan arsitektur menjamin keselamatan dan pengguna bangunan gedung, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Huruf e Yang dimaksud dengan asas profesionalitas adalah penyelenggaraan arsitektur memenuhi tata lingkungan dan keandalan bangunan serta dilakukan berdasarkan atas suatu kemampuan yang didapatkan dari pendidikan, pelatihan dan pengalaman praktik. Huruf f Yang dimaksud dengan asas kemanfaatan adalah bahwa penyelenggaraan arsitektur diwujudkan sesuai fungsinya serta memenuhi nilai-nilai kemanusiaan yang berkeadilan, dan memenuhi aspek kepatutan dan kepantasan. Huruf g Yang dimaksud dengan asas kearifan lokal adalah bahwa penyelenggaraan arsitektur memenuhi tradisi dan nilai yang telah hidup

di masyarakat setempat secara turun temurun dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan setempat. Pasal 3 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Pelestarian adalah kegiatan perawatan, pemugaran, serta pemeliharaan bangunan gedung dan lingkungannya untuk mengembalikan keandalan bangunan tersebut sesuai dengan aslinya atau sesuai dengan keadaan menurut periode yang dikehendaki. Huruf e Pasal 4 Ayat (1) Yang dimaksud dengan pekerjaan perencanaan adalah proses pembuatan sampai tahap penjabaran kerangka acuan kerja. Yang dimaksud dengan pekerjaan perancangan adalah proses pembuatan konsep rancangan, pra rancangan, pengembangan rancangan dan gambar kerja, penyiapan dokumen pelaksanaan dan proses pengadaan pelaksana konstruksi serta pengawasan. Yang dimaksud dengan pekerjaan pengawasan adalah pengawasan pelaksanaan proses pembangunan fisik agar sesuai dengan dokumen perencanaan. Yang dimaksud dengan konservasi sebuah bangunan adalah pelestarian bangunan yang memiliki nilai sejarah atau nilai arsitektur yang mewakili jamannya. Yang dimaksud dengan restorasi sebuah bangunan adalah perbaikan bangunan agar tetap dapat berfungsi dan memiliki keandalan bangunan. Ayat (2)

Ayat (3) Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Ayat (1) Yang dimaksud dengan tradisi dan kearifan lokal warisan budaya bangsa adalah tradisi dan nilai yang telah hidup di masyarakat setempat secara turun temurun yang terbukti memberikan dampak positif terhadap lingkungan setempat dan menjadi warisan budaya bangsa. Ayat (2) Yang dimaksud dengan lokalitas adalah kemampuan yang berkaitan penggunaan bahan bangunan dan teknologi membangun setempat. Ayat (3) Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Yang dimaksud dengan budaya lokal adalah tata cara membangun bangunan dan lingkungan sesuai tradisi dan adat istiadat setempat. Ayat (4) Pasal 11

Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Yang dimaksud dengan persyaratan minimal hasil karya praktik arsitektur meliputi konsep perancangan, pra-rancangan, pengembangan rancangan, pembuatan gambar kerja, membantu proses pengadaan pelaksanan konstruksi, melakukan pekerjaan pengawasan berkala. Huruf e Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21

Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 Yang dimaksud dengan sumber pendanaan lain yang sah antara lain hibah pemerintah, donatur internasional, dan masyarakat. Pasal 34 Pasal 35 Pasal 36 Pasal 37

Pasal 38 Pasal 39 Pasal 40 Pasal 41 Pasal 42 Pasal 43 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR...