Eko Wahyu Nugroho et al., Analisis Produktivitas Tenaga Kerja dan Daya Saing Sektor Pertanian Wilayah Kecamatn di Kabupaten Jember.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pusat dan daerah membawa implikasi mendasar terhadap. yang antara lain di bidang ekonomi yang meliputi implikasi terhadap

Analisis Perkembangan Daya Saing Sub Sektor Perkebunan di Kabupaten Jember

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang giat dalam. merupakan rangkaian usaha untuk pembangunan yang merata dalam rangka

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI KABUPATEN BLORA TAHUN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk dalam suatu negara

III.METODE PENELITIAN. rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan

KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTARA KABUPATEN ACEH TENGAH DAN KABUPATEN BENER MERIAH

ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN ATAS DASAR PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN MAGELANG TAHUN

Analisis Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa TimurTahun (Pendekatan Shift Share Esteban Marquillas)

ANALISIS PERUBAHAN STRUKTURAL DILIHAT DARI PENURUNAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA MADIUN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan kapasitas tenaga kerja dan identifikasi pasar pasar serta

BAB I PENDAHULUAN. daerah beserta masyarakatnya bersama-sama mengelola sumberdaya yang ada dan

ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI KABUPATEN KEBUMEN DENGAN PENDEKATAN PERTUMBUHAN SEKTOR BASIS

Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Sumatera Selatan ABSTRACT

ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN DAN KLASIFIKASI PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

KEUNGGULAN DAN SPESIALISASI EKONOMI WILAYAH DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN (PENDEKATAN MODEL SHIFT-SHARE ESTEBAN MARQUILLAS)

Keywords : transformation economic structure,base sectors,shift share,lq,mrp, Overlay

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH

ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MINAHASA (PENDEKATAN MODEL BASIS EKONOMI DAN DAYA SAING EKONOMI)

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK DAN POTENSI EKONOMI DAERAH Oleh: Dr. H. Ardito Bhinadi, M.Si

Analisis Potensi Dan Daya Saing Sektoral Di Kabupaten Situbondo (Analysis of Potential and Competitiveness Sectoral In Situbondo Regency)

Analisis Sektor Unggulan dan Hubungannya dengan Ketenagakerjaan dan Kemiskinan di Provinsi Jambi. Oleh; Irmanelly Ahmad Soleh

ANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN BALI: PENDEKATAN SHIFT SHARE

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Pengaruh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Banyuwangi Tahun (PDRB)

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

Pendahuluan. Selvia et al., Analisis Tipologi dan Sektor Potensial...

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN KABUPATEN PACITAN TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. satu dari 14 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN ACEH BARAT

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI KABUPATEN BANGLI DENGAN PENDEKATAN PERTUMBUHAN BERBASIS EKSPOR

SKRIPSI PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DAERAH NON PRIMER JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini, berfokus pada sektor basis, faktor

Analisis Keterkaitan Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Pertanian... Keywords: the manufacturing industry and agriculture, input output

BAB I PENDAHULUAN. dan peningkatan kesejahteraan. Pada pembangunan ekonomi di daerah, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

BAB V PENUTUP. di Kabupaten Alor, maka dapat di simpulkan sebagai berikut:

ANALISIS SEKTOR EKONOMI BASIS DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BATU

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

Pengaruh Upah Minimum Kabupaten, Angkatan Kerja dan PDRB Terhadap Kesempatan Kerja di Kabupaten Jember

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Atas Dasar Penyerapan Tenaga Kerja Studi Kasus di Kota Manado Tahun

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN EKONOMI MURUNG RAYA TAHUN

Economics Development Analysis Journal

BAB III METODE PENELITIAN

STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PDB) tahun tertentu dengan tahun sebelumnya. Perekonomian

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI KABUPATEN JAYAPURA. Aurelianus Jehanu 1 Ida Ayu Purba Riani 2

ANALISIS TRANSFORMASI STRUKTURAL PEREKONOMIAN ACEH

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jombang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta dan masyarakat (Saragih, 2009). merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.

ANALISIS PROYEKSI SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI MALUKU UTARA. Abstract

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN GRESIK ( ) JURNAL ILMIAH. Disusun oleh :

Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010 ANALISIS STRUKTUR EKONOMI SERTA BASIS EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf

METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang tercakup dalam

PENGARUH EKSPOR TERHADAP PENIGKATAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA MEDAN (ANALISIS BASIS EKONOMI) PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS SEKTOR POTENSIAL DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN/KOTA (STUDI KASUS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE )

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR POTENSIAL WILAYAH PENGEMBANGAN (Studi Kasus di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. telah resmi dimulai sejak tanggak 1 Januari Dalam UU No 22 tahun 1999

Salah satu komponen esensial dari pembangunan adalah pembangunan ekonomi Penentuan target pembangunan ekonomi perlu melihat kondisi atau tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten

DAMPAK PENINGKATAN PENGELUARAN KONSUMSI SEKTOR RUMAH TANGGA DAN PENGELUARAN SEKTOR PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROPINSI JAMBI ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI EMPAT KABUPATEN WILAYAH BARLINGMASCAKEB Oleh: Ratna Setyawati Gunawan 1) dan Diah Setyorini Gunawan 2)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daerah dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah

ANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA TERNATE

Nasrul Hidayat et al., Determinasi Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Modal dan Wilayah Pemasran Terhadap... ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

ANALISIS PERANAN DAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh : ARDHIYANI JAYANTI NIM.

ANALISIS PERBANDINGAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI LAMPUNG SKRIPSI

ANALISIS IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DAN STRUKTUR EKONOMI PULAU SUMATERA OLEH DEWI SAVITRI H

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

III. METODE PENELITIAN. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

Transformasi Struktur Ekonomi dan Sektor Unggulan di Kabupaten Buleleng Periode

ANALISIS POTENSI EKONOMI KABUPATEN BANYUWANGI

Transkripsi:

Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Dan Daya Saing Sektor Pertanian Wilayah Kecamatan Di Kabupaten Jember 1 ( Analysis Of Labour Productivity And Competitiveness Of The Sub-Districts Area In Jember District ) Eko Wahyu Nugroho, Moehammad Fathorrazi, Rafael Purtomo Somaji Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Produktivitas tenaga kerja, dan daya saing terhadap sektor pertanian wilayah kecamatan di Kabupaten Jember. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Produktivitas Tenaga Kerja dan Analisis Shift Share Esteban Marquilas. Selain itu, penelitian ini menggunakan uji Kausalitas ( Regresi ). Berdasarkan dari sektor produktivitas pertanian, produktivitas tenaga kerja pada tahun 2000 mencapai nilai produktivitas sebesar 2022,44 dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami peningkatan nilai produktivitas sebesar 8483,28. Berdasarkan hasil Analisis Daya Saing dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kausalitas positif antara Produktivitas tenaga kerja terhadap Daya Saing sektor pertanian Kata kunci : Daya Saing Produktivitas, Tenaga kerja. Abstract This study aims to determine how much labor productivity, and agricultural competitiveness sector in Jember district area. The type of data used in this study are secondary data and data analysis used in this study are the analysis of Labor Productivity and Shift Share Analysis of Esteban Marquilas. In addition, this study uses causality test ( Regression ). Based on the productivity of the agricultural sector, labor productivity in 2000 reached a value of productivity at value 2022.44 compared to the year 2010 which has increased the productivity to value 8483.28. Based on Competitiveness Analysis results, it can be concluded that there is a positive causal relationship between labor productivity of the agricultural Competitiveness sector. Keywords : Productivity Competitiveness, Employment. Pendahuluan Salah satu aspek penting dalam perencanaan pembangunan ekonomi adalah perencanaan pembangunan regional. Perencanaan pembangunan regional memiliki strategi campur tangan pemerintah untuk mempengaruhi proses pembangunan di daerah agar terjadi perkembangan ke arah tujuan yang dikehendaki. Menurut Sumitro (1955 : 125), syarat mutlak untuk melaksanakan pembangunan ekonomi adalah keharusan tenaga kerja untuk lebih produktif. Produksi dapat dinaikkan dengan memakai lebih banyak tenaga kerja atau menambah jumlah jam kerja. Masing - masing tujuan tersebut penting dan mungkin terjadi pertentangan antara satu sama lain,karena itu dalam perencanaan terlebih dahulu harus ditenntukan prioritas tujuan sesuai dengan karakteristik dan keadaan suatu daerah (Nazara, 1994:19). oleh sebab itu dalam perencanaan terlebih dahulu harus ditentukan prioritas tujuan sesuai dengan karakteristik dan keadaan suatu daerah. Mengingat bahwa Indonesia merupakan sebuah negeri yang subur yang memiliki berbagai macam sumber daya potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai penyokong perekonomian masyarakatnya, salah satu sumber potensial yang mendominasi adalah sektor pertanian sehingga tidak mengherankan jika sebagian besar penduduk Indonesia menggantungkan hidup mereka pada sektor pertanian. Keberadaan sektor pertanian yang mampu menjadi komoditas suatu wilayah tentunya tidak lepas dari keberadaan wilayah unggulan. Wilayah unggulan disini diartikan sebagai suatu wilayah pada suatu daerah yang memungkinkan bagi tumbuh kembangnya sektor sektor ekonomi yang nantinya dapat menjadi komoditas penyokong kegiatan perekonomian suatu daerah.

Pembangunan ekonomi berbasis pengembangan sektor industri yang dianggap dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi serta memacu pertumbuhan sektor sektor pertanian menyebabkan struktur perekonomian Indonesia telah bergeser dari sektor pertanian mengarah pada sektor industri yang dilihat dari indikator sumbangan output sektor industri (Arsyad, 1999:354). Hal ini dikarenakan sektor pertanian dan sector industri dapat dikatakan sebagai sektor utama dalam perekonomian yang saling terkait satu sama lain. Sehingga pembangunan sektor pertanian dipandang sebagai upaya yang harus dilakukan untuk mendukung keberlangsungan sektor industry (Arsyad, 1999:117). Adanya perubahan struktural dalam perekonomian Indonesia dari sektor pertanian kepada sektor Industri memang dapat mendatangkan pemasukan modal yang sangat besar. Namun pada saat bersamaan hal ini akan memicu masalah baru, diantaranya eksploitasi sumber daya alam dengan asumsi luas lahan pertanian dalam arti luas yang cenderung bersifat tetap justru akan memperlambat proses dan keberhasilan pembangunan sebagai akibat adanya tekanan pertumbuhan jumlah penduduk beserta kebutuhannya yang berujung pada peningkatan alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian (Kamaluddin, 1998). Secara konseptual sektor yang unggul mempunyai makna bahwa sektor tersebut mempunyai daya saing yang signifikan pula. Artinya sektor stersebut relatif mampu bersaing terhadap sektor yang sama dibandingkan wilayah lain. Keunggulan sector tersebut secara konseptual juga mencerminkan tingginya produktivitas sumberdaya, artinya sumberdaya yang ada mampu menghasilkan satu satuan output lebih tinggi. Dalam konteks ini termasuk didalamnya adalah sumberdaya manusia atau tenaga kerja yang terlibat dalam aktivitas sector tersebut. Berdasarkan logika tersebut di atas maka antara daya saing mempunyai kausalitas yang positif terhadap produktivitas sumberdaya yang dipakai untuk mengthasilkan produksi barang dan jasa tersebut (Todaro, Michael P. 1994). Pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Jember pada tahun-tahun sebelumnya ditunjang oleh sektor pertanian. Di Kabupaten Jember berdasarkan data yang ada hasil sensus Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) tahun 2000 dan 2010 ditunjang oleh sektor pertanian di peringkat pertama sebesar 1.211.138.576 pada tahun 2000 dan pada tahun 2010 menjadi 4.546.560.675. Sektor pertanian sebagai sektor unggulan masih memegang peranan penting terutama dalam penciptaan nilai tambah maupun penyerapan tenaga kerja tetapi kontribusinya semakin menurun. Perlu pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui besarnya Produktivitas, Daya saing, serta Kausalitas antara Produktivitas dengan Daya saing. Metode Penelitian Penelitian tentang Analsis Produktivitas dan Daya Saing Sektor Pertanian masing-masing wilayah kecamatan Kabupaten Jember merupakan penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui berbagai macam aspek penelitian secara sistematis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis shift share Esteban Marquilas. Analisis shift share Esteban Marquilas merupakan modifikasi dari analisis shift share klasik. Modifikasi tersebut meliputi pendefinisian kembali kedudukan atau keunggulan kompetitif sebagai komponen ketiga dari teknik shift share dan menciptakan komponen shift share yang keempat yaitu pengaruh alokasi (Aij). Rumus analisis shift share Esteban- Marquilas adalah ( Hermanto,2000): Dij = Nij + Mij + C ij + Aij Keterangan untuk variable shift share adalah Dij positif dan besar menunjukan kinerja sektor tersebut lebih unggul dibanding kinerja perekonomian wilayah yang menjadi perbandinganya. C ij mengukur keunggulan dan ketidakunggulan kompetitif di sektor i di perekonomian daerah j dengan rumus : C ij = E ij ( r ij r in ) E ij merupakan homothetic PDRB di sektor i di daerah j yang nilainya adalah : E ij = Eij. (Ein / En ) Aij adalah bagian dari pengaruh (keunggulan) kompetitif tradisional (klasik) yang menunjukan adanya tingkat spesialisasi dan keunggulan kompetitif di sektor i di daerah j. A ij = ( Eij E ij ). ( r ij r in ) Persamaan tersebut menunjukan bahwa juga suatu wilayah mempunyai spesialisasi di sektorsektor tertentu, maka sektor-sektor itu juda menikmati keunggulan kompetitif yang lebih baik. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kausalitas antara produktivitas tenaga kerja sektor pertanian dengan daya saing sektor pertanian di Kabupaten Jember dalam penelitian ini digunakan model regresi linier dengan rumus : Y = f (X) atau Y = a + bx + e 2

Keterangan untuk variable regresi adalah Y = Daya saing sektoral pertanian, X = Produktivitas sector pertanian, a = konstanta / koefisien intersep, b = koefisien regresi dan e = keslahan pengganggu. Adapun tahapan lain yang harus dilakukan untuk lebih menyempurnakan hasil penghitungan adalah dengan menggunakan Uji Heterokedastisitas dan Uji Autokorelasi. a) Uji Heterokedastisitas Pengujian dimaksudkan untuk melihat apakah varian dari gangguan adalah seragam untuk semua observasi, pengujian heterokedastisitas ini dapat digunakan dengan menggunakan uji White. Uji ini digunakan untuk mendeteksi gejala heterokedastisitas dengan jalan regresi variabel independen terhadap absolut residual sebagai variabel dependen. Apabila semua variabel bebas tidak signifikan terhadap variabel terikat maka tidak terjadi heterokedastisitas. Apabila semua variabel bebas signifikan terhadap variabel terikat maka terjadi heterokedastisitas. b) Uji Autokorelasi Alat uji yang digunakan untuk menguji suatu model apakah antar variabel pengganggu masingmasing variabel bebas saling mempengaruhi. Autokorelasi adalah keadaan dimana variabel ganguan pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel ganguan pada periode lain. Dengan kata lain uji autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t 0 atau periode sebelumnya. Dalam penelitian ini uji yang digunakan adalah Breusch Godfrey Serial Correlation LM Test. Hasil Penelitian Secara keseluruhan penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Jember tahun 2000 mencapai nilai sebesar 598849 sedang tahun 2010 justru berkurang cukup signifikan yakni sebesar 535944 atau berkurang 62905 jiwa. Diduga pengurangan tenaga kerja sektor pertanian ini membuat semakin langkanya tenaga kerja sektor basis tersebut. Pada tahun 2010, beberapa kecamatan sebelumnya yang pernah menduduki rangking lima teratas berubah posisi dengan tingkat presentase yang makin mengalami penurunan. Tabel 1. Hasil Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Posisi 5 Teratas Rangking T K Pertanian 2000 Rangking T K Pertanian 2010 (5 teratas) (5 teratas ) No Kecamatan T K T k % No Kecamatan Pertanian Pertanian % 1 Panti 38256 6.39 1 Silo 40019 7.47 2 Ajung 35202 5.88 2 Wuluhan 31916 5.96 3 Sumbersari 31563 5.27 3 Bangsalsari 26993 5.04 4 Balung 31085 5.19 4 Puger 26693 4.98 5 Pakusari 30431 5.08 5 Sumberbaru 24934 4.65 Jember 598849 Jember 535944 BPS dan Kabupaten Jember Dalam Amgka Tahun 2008 Hasil perhitungan secara menyuluruh untuk sektor PDB Pertanian pada tahun 2000 terhadap tahun 2010 mengalami peningkatan nilai dari hasil total 1,211,138,576 ditahun 2000 menjadi 4,546,560,675 ditahun 2010. Peningkatan nilai tersebut terlihat dari beberapa hasil kecamatan dengan hasil PDB Pertanian tertinggi pada tahun 2000. Dibandingkan dengan perolehan di tahun 2000 untuk tahun 2010 dengan adanya beberapa kecamatan yang menggeser untuk posisi tertinggi dan dengan hasil perolehan yang meningkat ditahun sebelumnya jelas berpengaruh signifikan terhadap hasil total perolehan PDB Pertanian. Tabel 2. Hasil Produk Domestik Bruto Pertanian Posisi 5 Teratas Rangking PDB Pertanian 2000 (5 teratas Rangking PDB Pertanian 2010 (5 teratas) No Kecamatan PDB Pertanian % No Kecamatan PDB Pertanian % 1 Bangsalsari 326,339,269 27 1 Ambulu 390,281,032.00 8.6 2 Puger 59,064,469 4.9 2 Puger 321,797,694.00 7.1 3 Ambulu 47,355,564 3.9 3 Bangsalsari 313,364,468.00 6.9 4 Sumberbaru 43,087,819 3.6 4 Wuluhan 299,550,655.00 6.6 5 Wuluhan 42,341,967 3.5 5 Sumberbaru 290,281,102.00 6.4 Jumlah 1,211,138,576 100 Jumlah 4,546,560,675.00 100 Tenaga kerja sektor produktivitas secara keseluruhan mengalami peningkatan. Di tahun 2000 dengan total jumlah penduduk 2022,44 mengalami peningkatan ditahun 2010 sebanyak 8483,28 dengan adanya tambahan tersebut sebanyak 6460,84 jiwa membuktikan bahwa tingkat tenaga kerja sektor produktivitas mengalami kecenderungan meningkat. Untuk tahun 2010, perubahan posisi serta nama kecamatan juga terjadi. Jika ditahun 2000 ada beberapa kecamatan yang menduduki posisi teratas namun tidak halnya dengan tahun 2010. Tabel 3. Hasil Produktivitas Tenaga Kerja Posisi 5 Teratas Ranking Produktivitas Te naga Kerja Teratas Tahun 2000 Ranking Produktivitas Te naga Kerja Teratas Tahun 2010 No Kecamatan Produktivitas No Kecamatan Produktivitas 1 Bangsalsari 10723,91 1 Ambulu 15966,76 2 Kaliwates 4933,75 2 T anggul 13917,75 3 Patrang 4148,31 3 Kaliwates 13523,56 4 Sumbersari 3514,72 4 Sumbersari 13110,07 5 Balung 2621,92 5 Semboro 12747,92 Kab.Jember 2022,44 Kab.Jember 8483,28 Analisis shift share Esteban Marquillas digunakan untuk melihat sektor/subsektor yang memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi. Perubahan atau pergeseran struktur ekonomi itu dapat diketahui dengan menggunakan alat analisis shift share yang bertujuan untuk mengamati struktur perekonomian dan pergeserannya dengan cara menekankan 3

pertumbuhan sektor di daerah, yang dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih tinggi atau nasional. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat disebabkan oleh kenaikan angka PDRB wilayah yang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu yang pertama, faktor dari luar atau yang biasa disebut dengan perubahan PDRB dari tingkat regional dengan lambang Nij.Komponen yang kedua adalah faktor dari dalam atau perubahan pertumbuhan sektor atau subsektor atau disebut dengan industrial mix-effect (efek bauran industri- Mij) dan yang ketiga yaitu pengaruh perubahan pertumbuhan sektor atau subsektor yang disebabkan oleh keunggulan kompetitif atau Cij. Dari ketiga komponen tersebut dapat diketahui komponen pertumbuhan mana yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu wilayah secara maksimal. Tabel 4. Hasil Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian Posisi 5 Teratas Ranking Kinerja Sektor Pe ratas Te ratas Tahun 2010 Ranking Kinerja Sektor Pertanian Terbawah Tahun 2010 No Kecamatan Dij No Kecamatan Dij 1 Sumberbaru 76218947 1 Jenggawah -103691777 2 Puger 57867654 2 Sumbersari 3965305 3 Ambulu 57707608 3 Jelbuk 7934193 4 Bangsalsari 55444118 4 Sukorambi 8924498 5 Wuluhan 46986334 5 Kaliwates 9070057 Berdasarkan angka sementara hasil lengkap sensus pertanian 2010 jumlah yang paling memiliki potensi penyumbang angka terbesar dalam perhitungan angka sektor pertanian adalah subsektor tanaman bahan makanan yaitu sebesar 2, 255 Trilliun.Secara umum kontibusi produksi Kabupaten Jember terhadap Jawa Timur sebesar 8% dan jember terhadap nasional sebesar 1%.Kabupaten Jember meiliki sumber daya yang cukup untuk menjamin ketahanan pangan bagi penduduknya.kondisi lahan, luas lahan dan iklim disetiap kecamatan di Kabupaten Jember yang menjadi penentu daya saing disetiap wilayahnya.hal itu menjadikan Kabupaten jember sebagai wilayah yang unggul dalam sektor pertanian mengalami penurunan pertumbuhan karena timbul masalah seperti alih fungsi lahan. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada tiga Kecamatan yang hasil produksi pertaniannya paling besar di Kabupaten Jember. Kecamatan yang menghasilkan angka terbesar adalah Kecamatan Sumberbaru dengan dij76,218,974.00 yang kedua adalah Kecamatan Puger dengan dij sebesar 57,867,654.00, yang ketiga adalah Kecamatan Ambulu dengan dij sebesar 57,707,608.00. Untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh kausalitas antara produktivitas tenaga kerja sektor pertanian (PTk) terhadap kemampuan daya saing sector tersebut (DS) dilakukan pendekatan regresi linier sederhana. Hasil analisis dapat dilihat dalam tabel 5. Tabel 5. Hasil Regresi Linier Berganda Sumber: Hasil pengolaha data lampiran Berdasarkan tabel 5 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: DS = - 0,392 + 0,000477 PTk + e (2,390) Hasil persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan secara terperinci sebagai berikut: 1. Nilai konstanta dari nilai regresi tersebut (a) sebesar - 0,392, nilai ini berarti bahwa Daya Saing Sektor Pertanian sebesar 0,392 terjadi jika tidak ada Produktivitas Tenaga kerja sektor pertanian; 2. Koefisien regresi Produktivitas Sektor Pertanian (PTk) adalah sebesar -0,0000477, mempunyai arti bahwa setiap kenaikan produktivitas tenaga kerja sector pertanian akan menaikan daya saing sector pertanian yang bersangkutan; Hasil perhitungan terhadap Autokorelasi pada pertu,buhan ekonomi ini dilakukan guna mengetahui atau menguji suatu model apakah variabel pengganggu masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi, hal tersebut dapat dilihat dari hasil Durbin Watson yang nilai sebesar 2,425. Kriteria untuk terpenuhi asumsi autokorelasi yaitu du < DW < 4 du (1,4 < 1,785 < ( 4 1,4), dengan hasil tersebut disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah dengan gejala autokorelasi untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kurva dibawah ini (lampiran 6): 4

Gambar 1. Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson 2. Uji Heteroskedatis Digunakan untuk mengetahui apakah varian dari gangguan adalah seragam untuk semua variabel. Pendeteksian gejala heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat scatter plot. Hasil analisis regresi menghasilkan scatter plot seperti pada gambar 4.2. Dari gambar tersebut dapat dilihat titik-titik berkumpul diantara titik -2 dan 2. Hal ini menunjukkan bahwa varian dari pengganggu tidak besar atau seragam artinya tidak ada gejala heteroskedatis. Gambar 2. Scatter Plot pertumbuhan Kabupaten Jember.Selain itu jika dilihat dari subsektor yang memberikan peningkatan yang cukup signifikan adalah subsektor perdagangan, subsektor tanaman bahan makanan, dan subsektor makanan, minuman dan tembakau.kontribusi peningkatan terkecil bahkan mengalami penurunan pertumbuhan PDRB adalah subsektor alat angkutan, mesin dan peralatan. Dikatakan, jika suatuwilayah memiliki spesialisasi pada sektor-sektor tertentu maka wilayahtersebut akan memiliki keunggulan kompetitif dari spesialisasi sektor tersebut (Soepono,1993:41). Dari hasil analisis shift share Esteban Marquillas, dapat diketahui pertumbuhan PDRB Kabupaten Jember dipengaruhi oleh dampak pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang positif, dampak bauran industri yang negatif, dampak keunggulan kompetitif negatif dan dampak alokasi spesialisasi yang negatif. Namun dari keempat pengaruh tersebut pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember cukup terbantu dalam mengalami peningkatan. Berdasarkan temuan empiris tampak bahwa hubungan kausalitas produktivitas tenaga kerja terhadap daya saing sector pertanian sesuai dengan teori yakni positif. Hal ini mengindikasikan bahwa hubungan teori tersebut masih berlaku di sektor pertanian Kabupaten Jember. 5 SIMPULAN DAN SARAN Pembahasan Produktivitas Tenaga kerja menjadi salah satu kunci keberhasilan aktivitas ekonomi di suatu wilayah. Semakin tinggi produktivitas Tenaga kerja akan membuat kinerja ekonomi semakin baik. Artinya semakin tinggi produktivitas tenaga kerja akan mempertinggi Nilai tambah yang dihasilkan. Secara teori semakin tinggi produktivitas akan mengurangi biaya produksi atau harga pokok produksi suatu barang dan jasa. Akibatnya harga jual bisa ditekan lebih murah. Jika dibandingkan dengan produksi barang sejenis di luar wilayah atau bahkan luar negeri, jika semakin murah biaya produksinya berarti barang tersebut mempunyai daya saing. Secara teori hubungannya adalah positif. Berdasarkan hasil analisis shift share Esteban Marquilas, didapat sektor-sektor yang mempunyai keunggulan kompetitif dan paling dominan yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa. Ketiga sektor tersebut merupakan sektor yang paling berpengaruh terhadap Kesimpulan 1. Produktivitas Tenaga Kerja di kabupaten Jember masih rendah, tetapi mengalami peningkatan di tahun 2000 2010 dengan nilai sebesar 6460,84. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan nilai produktivitas beberapa kecamatan berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 dan 2010. Adanya tambahan nilai sebanyak 6460,84 membuktikan bahwa tingkat tenaga kerja sektor produktivitas mengalami kecenderungan meningkat. 2. Secara umum kontribusi produksi Kabupaten Jember terhadap Jawa Timur sebesar 8% dan jember terhadap nasional sebesar 1%. Namun kemampuan sektor pertanian cenderung menurun secara drastis selama lima tahun terakhir. Faktor yang mempengaruhi ialah kondisi lahan, luas lahan dan iklim disetiap kecamatan di Kabupaten Jember yang menjadi penentu daya saing disetiap wilayahnya. 3. Terdapat hubungan kausalitas positif antara produktivitas tenaga kerja terhadap Daya Saing sektor pertanian.implementasinya adalah adanya

Saran untuk meningkatkan Daya Saing sektor pertanian dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas tenaga kerja melalui beragam inovasi teknologi madya khususnya untuk dibidang budidaya maupun inovasi pupuk organic 1. Untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian perlu upaya penguatan kelembagaan kelompok tani dan memperkuat program teknologi tepat guna baik budidaya, pembuatan pupuk organik dan perbaikan kondisi tanah sawah. 2. Untuk sektor-sektor yang memiliki keunggulan komparatif, pemerintah hendaknya memberikan perhatian yang lebih karena sektor yang memiliki keunggulan komparatif akan menjadi sektor basis yang akan meningkatkan perekonomian Kabupaten Jember. Selain itu sektor basis juga mempunyai potensi yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendapatan daerah dengan cara mengekspor hasil produksi barang dan jasa keluar Kabupaten Jember dan dapat membuka kesempatan kerja bagi orang yang memerlukan demi kesejahteraan masyarakatnya. 3. Sektor pertanian yang menjadi sektor basis selama bertahun-tahun dan memiliki perubahan yang positif namun pertumbuhannya yang menurun menjadi dampak dari pergeseran sektor primer ke sektor tersier dan menimbulkan banyak masalah. Permasalahan yang ditimbulkan dari dampak pergeseran tersebut harusnya dapat diselesaikan oleh pemerintah dengan cara membuat kebijakan baru dalam meningkatkan potensi yang dimiliki sektor-sektor yang mempunyai keunggulan sehingga pemerataan kontribusi yang diberikan dapat memberikan dampak yang postitif bagi perekonomian Kabupaten Jember. Buku Daftar Pustaka Adawiyah, Suhratul. 2012. Analisis Spesialisasi Dan Daya Saing Sektor-Sektor Ekonomi Di Propinsi Jawa Timur Tahun 2001-2010. Skripsi tidak dipublikasikan. Jember : UNEJ. Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan Edisi Keempat. Yogyakarta : Badan Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi Edisi 1. Yogyakarta: BPFE. Bustam, Ahmad Suharno. 2008. Identifikasi dan Kontribusi Subsektor Perikanan terhadap PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Devi, Tirani Sakuntala. 2007. Analisis Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian Kawasan Timur Indonesia Sebelum dan Pada Awal Otonomi Daerah. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Indonesia Dalam Perkembangan Dunia Kini dan Masa Datang. Jakarta : LP3ES. Dumairy, 1999. Perekonomian Indonesia, Cetakan Ketiga. Jakarta : Erlangga. Jember University Press 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Jember Edisi Ketiga. Jember : Jember University Press. Jhingan, M, L. 1990. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta : Rajawali Pers. Kuncoro, M.Soe. Sc., Drs. Mudrajat. 2000 Ekonomi Pembangunan Teori, Masalah dan Kebijakan. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Laporan Tahunan Bank Indonesia. 2010. Kebijakan Moneter Di Indonesia : Bank Indonesia. Jakarta. Saimima, Habiba. 2003. Analisis Sektor Ekonomi Potensial Dalam Perencanaan Pembangunan Di Kota Ambon (Perbandingan Dengan Kabupaten Lain Di Propinsi Maluku). Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Setiawan, Edhy. 2007. Analisis Pertumbuhan Sektor Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja Kabupaten Jember. Skripsi tidak dipublikasikan. Jember : UNEJ. Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan, Proses Masalah dan Dasar Kebijakan. Jakarta : Kencana. Tambunan, Tulus. 2003. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Tarigan, MRP, Robinson Drs. 2005. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi, Edisi Revisi. Jakarta : PT Bumi Aksara. 6

Todaro, Michael P. 1994. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jilid 2. Burhanuddin dan Haris [penerjemah]. Jakarta : Erlangga. 7 Internet http://www.antarajatim.com/lihat/berita/100246/bps- prediksi-pertumbuhan-ekonomi-jember-2013- meningkat (29-01-2012) http://en.wikipedia.org/wiki/shift-share_analysis (01-02-2013)