I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra karet di Indonesia, menurut

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan sektor yang terus. dikembangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu wilayah pemekaran dari wilayah

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah sektor yang sangat potensial dan memiliki peran yang

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

I. PENDAHULUAN. yang sesuai dengan syarat tumbuh bagi tanaman perkebunan. Salah satu

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. rakyat akan pangan, meningkatkan pendapatan petani, membantu. memantapkan swasembada pangan serta meningkatkan produksi tanaman

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Provinsi Lampung. Sektor pertanian terdiri dari. penting diantara subsektor lainnya karena mampu menghasilkan bahan

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

I. PENDAHULUAN. dari 1,0 juta ton pada tahun 1985 menjadi 1,3 juta ton pada tahun 1995 dan 1,9

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan proses produksi yang khas didasarkan pada proses

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, Peningkatan pengembangan sektor pertanian menuntut perhatian khusus dari

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

I. PENDAHULUAN. mutu hidup serta kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya peningkatan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

I. PENDAHULUAN. empiris, baik pada kondisi ekonomi normal maupun pada saat krisis. Peranan pokok

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Industri pengolahan obat-obatan tradisional mengalami perkembangan yang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

1. PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori komoditi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan merupakan subsektor yang sangat penting bagi Indonesia

I. PENDAHULUAN. untuk tanaman pangan salah satunya yaitu ubi kayu (Manihot utilissima). Ubi

HUBUNGAN KUALITAS KARET RAKYAT DENGAN TAMBAHAN PENDAPATAN PETANI DI DESA PROGRAM DAN NON-PROGRAM

I. PENDAHULUAN. sektor-sektor yang berpotensi besar bagi kelangsungan perekonomian

I PENDAHULUAN. pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk,

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

GAMBARAN UMUM PETANI KARET RAKYAT DAN KARET RAKYAT DI PROVINSI JAMBI

I. II. III. IV. V. I. PENDAHULUAN. yang diketahui memiliki potensi besar yang dapat terus dikembangkan dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004).

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

I. PENDAHULUAN. ternak. Penanaman tanaman dengan sistem agroforestri ini dapat meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang artinya sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor unggulan dalam perekonomian Indonesia, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen karet alam terbesar dunia.

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi Indonesia, jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Bahkan di

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

I. PENDAHULUAN. pada 2009 (BPS Indonesia, 2009). Volume produksi karet pada 2009 sebesar 2,8

I. PENDAHULUAN. baik oleh kalangan pendidikan, perencanaan wilayah, ilmuan administrasi, dan. sebagainya (Juhadi dan Dewi Liesnor, 2001:1).

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

agribisnis untuk mencapai kesejahteraan wilayah pedesaan (prospherity oriented) (Bappeda Kabupaten Lampung Barat, 2002). Lebih lanjut Bappeda

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya penduduk dan tenaga kerja yang hidup atau bekerja di sektor pertanian. Sejak awal pembangunan, peranan sektor pertanian dalam pembangunan Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Pembangunan sektor pertanian diarahkan untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan kebutuhan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja serta mendorong kesempatan berusaha (Mubyarto, 1995). Pembangunan pertanian memiliki tujuan yang berwawasan agribisnis yaitu meningkatkan kesejahteraan petani, menciptakan lapangan pekerjaan di sektor pertanian, dan meningkatkan hasil produksi pertanian, sehingga dapat mengurangi impor hasil pertanian yang selama ini dilakukan serta dapat mendukung pembangunan sektor industri. Salah satu pembangunan sektor pertanian yang mengalami peningkatan ialah sub sektor perkebunan. Perkebunan menjadi perhatian pemerintah karena perkebunan merupakan salah satu pilar perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak. Adapun

2 upaya yang dilakukan pemerintah adalah peremajaan, rehabilitasi, dan perluasaan areal perkebunan di seluruh Indonesia. Dengan pencanangan program tersebut, tersedia kesempatan bagi pengembangan perkebunan secara umum di setiap daerah, salah satu daerah tersebut ialah Provinsi Lampung. Pembangunan perkebunan di Provinsi Lampung diarahkan dengan memperluas areal tanaman perkebunan dan mendirikan industri pengolahan hasil perkebunan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan kualitas produk, membuka dan memperluas lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan dengan meningkatkan pendapatan dan meningkatkan devisa yang mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung. Komoditas perkebunan yang menjadi pendorong perekonomian di Provinsi Lampung salah satunya adalah Karet (rubber) dengan luas lahan dan produktifitas yang semakin meningkat. Komoditas ini sangat berpengaruh bagi perekonomian di Provinsi Lampung dikarenakan karet merupakan penyumbang devisa terbesar. Perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas perkebunan karet di Provinsi Lampung tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Luas panen, produksi, dan produktivitas perkebunan karet rakyat di Provinsi Lampung, tahun 2007-2011 Tahun Luas panen (ha) Produksi (kuintal) Produktivitas (kuintal/ha) 2007 67.472 296.460 4.39 2008 68.802 312.940 4.54 2009 69.662 331.440 4.75 2010 75.450 354.640 4.70 2011 83.104 445.350 5.35 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, tahun 2012

3 Tabel 1 menunjukkan bahwa luas perkebunan karet rakyat di Provinsi Lampung dalam lima tahun terakhir dari tahun 2007 sampai tahun 2011 secara keseluruhan mengalami peningkatan mulai dari luas panen, produksi dan produktifitas. Akan tetapi pada produktivitas perkebunan karet mengalami penurunan untuk tahun 2010, yaitu sebesar 4,70 kw/ha yang sebelumnya sebesar 4,75 kw/ha pada tahun 2009. Provinsi Lampung memiliki potensi yang cukup besar dalam mengembangkan tanaman perkebunan karet, peningkatan luas panen dan produksi karet merupakan berita baik bagi dunia pertanian dan pemerintah Provinsi Lampung, karena peningkatan produksi karet diharapkan nantinya dapat memenuhi kebutuhan dalam provinsi. Secara tidak langsung peningkatan ini juga mengindikasikan semakin banyaknya petani karet yang kini mengusahakan tanaman karet sebagai salah satu pilihan usaha. Luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman karet rakyat menurut kabupaten kota di Provinsi Lampung pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2 maka diketahui bahwa Kabupaten Way Kanan mempunyai luas panen dan produksi yang paling besar dibandingkan dengan kabupaten lainnya, sedangkan produktivitasnya masih dikatakan rendah jika dibandingkan dengan Kabupaten Lampung Utara dan Tulang bawang. Kondisi ini terjadi karena teknik usahatani belum sepenuhnya dikuasai petani, diantaranya penggunaan kombinasi faktor-faktor produksi oleh petani diduga belum optimal.

4 Tabel 2. Luas lahan, produksi, dan produktivitas perkebunan karet rakyat menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung, tahun 2011 2011 Kabupaten./Kota Luas lahan (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha) Lampung Barat 320 - - Tanggamus 684 22 0,03 Lampung Selatan 3.070 620 0,20 Lampung Timur 3.016 392 0,12 Lampung Tengah 3.203 619 0,19 Lampung Utara 13.241 11.217 0,84 Way Kanan 25.328 14.552 0,57 T. Bawang 10.098 6.169 0,61 Pesawaran 567 327 0,57 Pringsewu 242 27 0,11 Mesuji 11.949 6.357 0,53 Tulang Bawang Barat 11.251 4.217 0,37 Bandar Lampung 135 16 0,11 Metro - - - Lampung 83.104 44.535 0,53 Keterangan : (-) tidak diperoleh data Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, tahun 2012 Salah satu daerah yang cukup potensial untuk dikembangkannya usaha tani karet di Kabupaten Way Kanan adalah Kecamatan Belambangan Umpu. Selain keadaan tanahnya yang cocok untuk usahatani karet, juga masih banyak terdapat lahan yang dapat diusahakan untuk usahatani karet dan Kecamatan Belambangan Umpu mempunyai prospek yang baik untuk meningkatkan perkembangan usaha tani karet rakyat. Perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas usaha tani karet menurut kecamatan di Kabupaten Way Kanan tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 3.

5 Tabel 3. Luas lahan, produksi, dan produktivitas perkebunan karet rakyat menurut kecamatan di Kabupaten Way Kanan, tahun 2011 No Kecamatan Luas Lahan (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha) 1. Banjit 474 372 0,78 2. Baradatu 558 463 0,82 3. Gunung Labuhan 647 916 1,41 4. Kasui 1.052 1.120 1,06 5. Rebang Tangkas 660 717 1,08 6. Belambangan Umpu 7.409 4.675 0,63 7. Way Tuba 1.849 1.030 0,55 8. Negeri Agung 4.382 5.130 1,17 9. Bahuga 5.663 3.620 0,63 10. Buay Bahuga 2.605 3.820 1,46 11. Bumi Agung 2.639 2.840 1,07 12. Pakuan Ratu 11.673 8.760 0,75 13. Negara Batin 1.287 1.040 0,80 14. Negeri Besar 436 398 0,91 Jumlah 41.334 34.901 0,84 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, tahun 2012 Tabel 3 memperlihatkan bahwa Kecamatan Belambangan Umpu memiliki jumlah produksi cukup tinggi dan potensial untuk dikembangkan. Blambangan Umpu merupakan kecamatan penghasil karet rakyat terbesar ke tiga dari Pakuan Ratu dan Negeri Agung, bahwa Kecamatan Blambangan Umpu memiliki jumlah produksi 4.675 ton dengan jumlah luas areal 7.409 ha dan produksi karet rakyat paling rendah terdapat di Kecamatan Banjit adalah 372 ton dengan luas areal tanaman karet adalah 474 ha. Secara keseluruhan dari luas lahan tanaman karet 41.334 ha hanya mampu memproduksi sebesar 34.901 ton dengan produktivitas 0,84 ton/ha hal tersebut dapat digolongkan

6 bahwa jumlah produksi karet di Kecamatan Belambangan Umpu saat ini masih sangat rendah dalam memproduksi karet rakyat setiap tahun. Keberhasilan agribisnis di suatu wilayah tertentu sangat ditentukan oleh kemampuan petani memanfaatkan keunggulan komparatif wilayah dan komparatif komoditas sehingga dapat dilakukan suatu usahatani yang produktif, efisien dan lestari. Prinsip-prinsip usahatani yang berorientasi agribisnis adalah pola usahatani yang sesuai dengan agroekosistem, usahatani yang intensif sebagai usaha komersil, lestari dan menjamin peningkatan pendapatan dan perbaikan taraf hidup. Suatu pertanian yang tangguh menurut Soekartawi (2001) merupakan pertanian yang dinamis, ulet, dan optimal memanfaatkan sumberdaya alam, tenaga kerja, modal dan teknologi yang ada pada lingkungan fisik dan sosial sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani. Kondisi kualitas karet sekarang ini masih rendah oleh sebab itu diperlukan peningkatan kualitas bahan olah karet. Mutu bahan olah karet (bokar) petani di Kecamatan Belambangan Umpu masih rendah bila dibandingkan dengan kriteria bokar Standard Indonesian Rubber (SIR). Ciri-ciri bahan olah karet yang dihasilkan oleh petani di Kecamatan Belambangan Umpu adalah adanya kotoran dan benda-benda lain, seperti kayu atau daun, tercampur dengan air, tidak memakai pembeku asam semut, warna yang gelap dan kadar karet kering lebih kecil 65 %. Rendahnya mutu bahan olah karet rakyat pada akhirnya akan semakin memperkecil nilai jual bahan olah karet (bokar).

7 Para petani karet di Kecamatan Belambangan Umpu menjual bahan olah karetnya kepada pabrik pengolahan melalui pedagang perantara (tengkulak) di tingkat desa, kecamatan bahkan di tingkat kabupaten. Adanya pedagang perantara yang berjenjang dalam saluran pemasaran karet rakyat di wilayah Belambangan Umpu membuat harga di tingkat petani semakin kecil. Selain itu, mutu karet hasil petani yang relatif rendah membuat pabrik pengolahan tidak bersedia menerima bahan olah karet secara langsung dari petani. Akibatnya petani karet di Kecamatan Belambangan Umpu semakin tergantung kepada para pedagang perantara (tengkulak). Rantai pemasaran karet rakyat yang panjang dan bertingkat-tingkat membentuk margin pemasaran yang besar, sehingga bagian pendapatan petani dari penjualan produknya (farmer s share) menjadi kecil (Syamsul, 2006). Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas karet rakyat adalah masih rendah kesadaran petani karet dalam melakukan pemeliharaan pada tanaman karet dari awal sampai tahap pemanenan. Pada tahap pemupukan para petani karet memberikan pupuk dengan dosis yang tidak sesuai takaran dan frekuensi dalam pemberian pupuk yang kurang teratur. Pengendalian gulma, hama dan penyakit tanaman yang masih kurang efektif. Pada sistem pelaksanaan panen petani tidak menggunakan sistem sadap dan memakai tata guna panel yang benar. Waktu penyadapan yang baik dilakukan dari pukul 05.00 pagi sampai pukul 10.00 pagi agar menghasilkan getah lateks yang baik. Perlengkapan sadap seperti pisau sadap, mangkok lateks, ember lateks, dll yang digunakan para

8 petani masih sederhana. Pemungutan hasil sebaiknya dilakukan secara teliti agar dihasilkan lateks yang bersih tanpa kotoran atau lump dari ember pengumpul dan menggunakan asam semut sebagai bahan pencampur lateks yang baik. Menurut Husinsyah (2006), petani mengembangkan perkebunan karet hanya berdasarkan pengetahuan atau keterampilan secara turun-temurun karena hampir tidak ada informasi mengenai cara-cara mengembangkan perkebunan secara lebih baik, dan mengakibatkan kurangnya motivasi petani untuk mengelola hasil produksi. Hasil produksi dengan kualitas dan mutu yang baik dapat dikelola ke tingkat yang lebih modern maka nilai jual bahan olahan karet lebih meningkat. Masyarakat di Kecamatan Belambangan Umpu mengusahakan tanaman karet sebagai tanaman utama sehingga kesejahteraan merupakan hal utama bagi menunjangnya peningkatan kualitas karet. Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana kualitas karet yang dihasilkan petani karet di Kecamatan Belambangan Umpu Kabupaten Way Kanan? 2. Bagaimana tingkat kesejahteraan petani karet di Kecamatan Belambangan Umpu Kabupaten Way Kanan? 3. Bagaimanakah hubungan kualitas karet dengan tingkat kesejahteraan petani karet rakyat di Kecamatan Belambangan Umpu Kabupaten Way Kanan?

9 B. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis kualitas karet di Kecamatan Belambangan Umpu Kabupaten Way Kanan. 2. Menganalisis tingkat kesejahteraan petani karet rakyat di Kecamatan Belambangan Umpu Kabupaten Way Kanan. 3. Menganalisis hubungan kualitas karet dengan tingkat kesejahteraan petani karet rakyat di Kecamatan Belambangan Umpu Kabupaten Way Kanan. C. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan : 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi petani karet rakyat dalam mengembangkan usaha perkebunan karet. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk meningkatkan kualitas karet rakyat. 3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis.