RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR LDR DAN PENAMPIL LCD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, maupun industrisangat bergantung pada listrik. Listrik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika

Rancang Bangun Alat Ukur dan Indikator Kadar Air Gabah Siap Giling Berbasis Mikrokontroler dengan Sensor Fotodioda

PEMBUATAN RANGKAIAN LAMPU OTOMATIS DENGAN KONTROL JAM MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

BAB III RANCANG BANGUN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

RANCANG BANGUN MODUL ALAT UKUR MEDICAL CHECK-UP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dari pembuatan alat yang meliputi perancangan hardware dan perancangan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

ISSN ALAT SOLAR TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER 8 BIT ATMega8535. Oleh. (I Wayan Sutaya)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGOPTIMALAN PENYERAPAN ENERGI MATAHARI DENGAN SISTEM PENJEJAK MATAHARI DUA DERAJAT KEBEBASAN

BAB III METODE PENELITIAN. down untuk memberikan tegangan ke seluruh rangkaian. Timer ditentukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

OPTIMASI SOLAR CELL UNTUK RANCANG BANGUN SMART HOME

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGGI DAN BERAT BADAN BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR FOTOTRANSISTOR

RANCANG BANGUN SISTEM WASTAFEL OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR FOTODIODA

PRAKTIKUM III Robot Line Follower Sederhana

RANCANG BANGUN AMMETER DC TIPE NON-DESTRUCTIVE BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR EFEK HALL ACS712

Sistem Alarm dan Informasi Suara pada Indikator Volume Bahan Bakar Sepeda Motor

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM PENJEJAK MATAHARI UNTUK MENGOPTIMALKAN PENYERAPAN ENERGI SURYA PADA SOLAR CELL

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

ABSTRAK. Kata kunci: Sensor LM35,ATmega 8535

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

PERBANDINGAN KELUARAN PANEL SURYA DENGAN DAN TANPA SISTEM PENJEJAK

BAB III METODE PENELITIAN. trafo step down untuk menyuplay rangkaian. Timer dan suhu ditentukan

Perancangan PENGKODEAN NRZ-L DAN MANCHESTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535. SKRIPSI (Resume)

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

SISTEM PELACAK ENERGI SURYA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

JEMURAN PAKAIAN OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN. SENSOR CAHAYA (LDR) dan SENSOR HUJAN. Naskah Publikasi

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

Journal of Control and Network Systems

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Rancang Bangun Alat Ukur Kadar Air Agregat Halus Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 dengan Metode Kapasitif untuk Pengujian Material Dasar Beton

APLIKASI PENGIKUT MATAHARI DUA POROS SEBAGAI MEDIA AKUISISI DATA INTENSITAS CAHAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

SOLAR TRACKER CERDAS DAN MURAH BERBASIS MIKROKONTROLER 8 BIT ATMega8535

SOLAR TRACKER CERDAS DAN MURAH BERBASIS MIKROKONTROLER 8 BIT ATMega8535

PERANCANGAN ALAT PEMBERI MAKAN IKAN OTOMATIS DAN PEMANTAU KEADAAN AKUARIUM BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

SEMINAR TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing: Imam Abadi, ST, MT Dr. Ir.Ali Musyafa MSc

SISTEM MONITORING DATA KINCIR ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLER MONITORING WINDMILL DATA SYSTEM BASED ON MICROCONTROLER ATMEGA32 AT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

JEMBATAN TIMBANG UNTUK PENGGUNA KURSI RODA

Perbandingan Efisiensi Energi Pengontrol T2FSMC dan Pid pada Prototype Panel Surya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ribuan tahun yang silam radiasi surya dapat menghasilkan bahan bakar fosil yang dikenal dengan sekarang sebagai minyak bumi dan sangat bermanfaat bagi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Sensor Cahaya (LDR) LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menghasilkan prototip alat konsentrator surya (Gambar 14)

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM

1 PENDAHULUAN. sistem pengontrolan sangat pesat, sehingga manusia dapat meringankan

RANCANG BANGUN MINIATUR SISTEM KENDALI MOTOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB 1 PENDAHULUAN. daripada meringankan kerja manusia. Nilai lebih itu antara lain adalah kemampuan

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tujuan pengujian ini adalah untuk membuktikan apakah sistem yang

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR)

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

Rancang Bangun Sistem Tracking Panel Surya Berbasis Mikrokontroler Arduino

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

Rancang Bangun Sistem Kontrol Panel Surya Dua Dimensi Berbasis Arduino

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, baik itu pada bumi dan pada manusia secara tidak langsung [2].

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram blok alur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1.

III. METODE PENELITIAN. Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

Pengukuran Arus dan Tegangan pada Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (Tenaga Angin dan Tenaga Matahari) Menggunakan Atmega 8535

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

RANCANG BANGUN SISTEM OTOMASI PENYALAAN LAMPU RUANG KULIAH BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN DETEKTOR PIR PARADOX-465

Pengontrolan Kecepatan Mobile Robot Line Follower Dengan Sistem Kendali PID

RANCANG-BANGUN PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN KARTU BER-PASSWORD DAN SENSOR FOTODIODA

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

Transkripsi:

RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega855 DENGAN SENSOR LDR DAN PENAMPIL LCD Roni Syafrialdi, Wildian Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 56 e-mail:syafrialdi.roni@gmail.com ABSTRAK Telah dilakukan perancangan solar tracker menggunakan empat buah sensor LDR untuk mengindera arah gerak matahari. Solar tracker digunakan untuk menggerakkan sel surya agar mengikuti arah gerak matahari. Rangkaian elektronik terdiri dari rangkaian catudaya, rangkaian mikrokontroler ATmega855, LCD, rangkaian driver motor stepper, dan rangkaian sensor LDR. Rancangan mekanik menggunakan dua sumbu putar dengan motor stepper tipe unipolar sebagai penggerak agar sel surya dapat mengikuti gerak semu harian matahari (dalam arah timur-barat) dan gerak semu tahunan matahari (dalam arah utara-selatan). Sel surya yang digunakan adalah Amorphous 0 V/0 ma. Hasil pengukuran menunjukkan kenaikan tegangan sel surya mencapai,5% dibandingkan yang tidak menggunakan solar tracker sedangkan tegangan maksimumnya naik,8 V dibandingkan yang statis. Kata Kunci : sensor LDR, sel surya, solar tracker, mikrokontroler ATmega855, LCD ABSTRACT This research aims to design a solar tracker using a four-quadrant LDR that used for sensing the position of the sun. Solar tracker is the tools used to follow the direction of motion of the sun. The electronic circuits consisting of a power supply circuit, microcontroller ATmega855 and LCD circuit, stepper motor driver circuit and LDR sensor circuit. The mechanical design using dual axis with stepper motor as an actuator to position the solar cell tilted appropriately to face the sun directly at all times by tracking daily apparent motion of the sun (east-west motion) and yearly apparent motion of the sun (north-south motion). Solar cell that used is amorphous 0V/0mA. The result shows that the solar tracker use has increased the maximum voltage up to.5 % compared to the static solar cell. Keywords : LDR, Solar cell, solar tracker, microcontroller Atmega855, LCD I. PENDAHULUAN Listrik telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat modern. Hampir semua aktivitas manusia, baik di rumah tangga, perkantoran, maupun industri sangat bergantung pada listrik. Listrik dapat dibangkitkan dengan menggunakan generator listrik. Lebih dari 99% energi listrik yang digunakan sekarang dihasilkan oleh generator listrik dalam bentuk arus bolak-balik yang mudah disalurkan dalam rentang jarak yang jauh (Tipler, 00). Energi kinetik untuk menggerakkan turbin generator dapat diperoleh dari energi atau tenaga uap yang dihasilkan dari pembakaran sumber energi fosil (minyak bumi, batubara dan gas alam). Turbin generator juga dapat digerakkan dengan energi aliran air ataupun energi aliran udara (angin). Sumber-sumber energi untuk listrik tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Sumber energi fosil mudah diperoleh namun bersifat polutif dan cadangannya terbatas, sementara sumber energi aliran air dan energi angin relatif bersih dan terbarukan (renewable) namun tidak selalu tersedia (Alpen Steel, 0). Sumber energi untuk pembangkit listrik di Indonesia sebagian besar dipasok dari energi fosil, namun sumber energi ini akan habis dalam kurun waktu sekitar 0 tahun ke depan. Berbagai penelitian kini mengarah kepada pengembangan sumber-sumber energi alternatif seperti energi nuklir, energi surya (solar energy), energi air, energi angin, energi biomassa, energi panas bumi, dan energi gelombang laut. Selain terbarukan, sumber-sumber energi alternatif tersebut, merupakan sumber-sumber energi ramah lingkungan (green energy) karena tidak menimbulkan polusi, kecuali energi nuklir (Priatman, 000).

Pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi alternatif bagi pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia sangatlah tepat mengingat letak geografis yang berada di daerah tropis dengan panas matahari tersedia sepanjang tahun. Keadaan alam indonesia yang relatif sulit dijangkau oleh jaringan listrik terpusat menyebabkan pilihan terhadap energi surya merupakan suatu keharusan (Septiadi dkk, 009). Ada dua macam teknologi pemanfaatan energi surya yaitu teknologi energi surya termal dan energi surya fotovoltaik. Energi surya termal di indonesia pada umumnya digunakan untuk proses pengeringan hasil pertanian dan hasil kelautan, sedangkan energi surya fotovoltaik digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik terutama di daerah terpencil. Teknologi energi surya fotovoltaik (photovoltaic) adalah teknologi pemanfaatan energi surya dengan cara mengonversi energi tersebut menjadi arus listrik dengan menggunakan piranti semikonduktor yang disebut sel surya (solar cell). Kebanyakan panel surya dipasang permanen dengan sudut elevasi yang tetap (fixed elevating angles). Hal ini menyebabkan panel surya tersebut tidak dapat menyerap radiasi matahari secara optimal karena matahari selalu bergerak, yaitu dalam arah timur-barat (disebut gerak semu harian matahari) dan utara-selatan (disebut gerak semu tahunan matahari). Penyerapan radiasi matahari akan optimal jika arah radiasi matahari tegak lurus terhadap permukaan bidang panel surya. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk mengarahkan permukaan panel surya agar selalu tegak lurus terhadap cahaya matahari. Metode untuk mengarahkan panel surya agar selalu mengikuti arah gerak matahari itu dikenal sebagai metode penjejakan arah gerak matahari (the method of tracking the sun) (Huang dkk, 009). Alat yang digunakan untuk mengikuti arah gerak matahari dikenal sebagai solar tracker. Arah gerak matahari tersebut dapat diikuti dengan mengindera perubahan arah cahaya yang dipancarkannya. Sensor-sensor cahaya yang lazim digunakan pada beberapa penelitian terdahulu adalah fotodioda dan LDR (Light Dependent Resistors). Pada penelitian Siew (008) digunakan dua buah fotodioda (BPW) untuk mengindera perubahan arah cahaya matahari dalam arah timur-barat (satu sumbu putar) dan sebuah modul sistem akuisisi data merek EMANT00 untuk mengendalikan dua buah motor stepper. Kekurangan alat ini adalah tidak dapat mengindra gerak semu tahunan matahari (dalam arah utara-selatan). Simatupang dkk (0) mengatasinya dengan menggunakan empat buah fotodioda (dua sumbu putar), sebuah mikrokontroler ATMEGA6 dan sebuah motor servo untuk menggerakkan panel surya. Penelitian ini dilakukan menggunakan LDR sebagai sensor pada solar tracker, karena LDR lebih sensitif terhadap cahaya matahari dibandingkan dengan fotodioda (Fajar, 0). II. METODE Solar tracker terdiri dari sistem perangkat keras (hardware) dan sistem perangkat lunak (software). Sistem perangkat keras terdiri dari rangkaian catu daya 5V dan V, rangkaian sistem sensor cahaya dan sistem minimum rangkaian mikrokontroler ATmega855. Sistem perangkat lunak yang digunakan pemograman bahasa BASCOM-AVR. Diagram blok perangkat keras aplikasi mikrokontroler ATmega855 sebagai pusat olah data pada solar tracker dapat dilihat pada Gambar. Cahaya Matahari Sistem Sensor Cahaya Panel Surya Mikrokontroler ATMEGA855 Gambar Diagram blok solar tracker LCD Motor Stepper

. Alat dan Bahan Penelitian Komponen yang digunakan antara lain LDR yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya. Mikrokontroler ATmega855 yang digunakan sebagai pemroses sinyal masukan dan pengontrol solar tracker. Motor stepper untuk penggerak sistem solar tracker. Dioda yang digunakan untuk menyearahkan arus ac menjadi dc. Trafo digunakan untuk menurunkan tegangan. IC AN7805 dan IC AN78 digunakan untuk menghasilkan tegangan sesuai dengan besar nilai dua angka terakhir. Kapasitor digunakan untuk menapis gelombang dan bisa juga sebagai penyimpan muatan. Sel surya Amorphous 0V 0mA dengan dimensi 70 mm x 55 mm untuk mengkonversi energi surya menjadi energi listrik dan LCD yang digunakan sebagai penampil.. Teknik Penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa teknik yang dilakukan sehingga sistem instrumen yang dibuat berjalan sebagai mana yang diinginkan yaitu pengujian catu daya, pengujian dan karakterisasi sistem sensor cahaya, pengujian sistem minimum mikrokontroler ATmega855 dengan penampil LCD 6x, karakterisasi ADC mikrokontroler ATmega855, pembuatan dan pengujian rangkaian driver motor stepper dan karakterisasi sel surya.. Rancang Bangun Perangkat Keras.. Rangkaian Sensor Sistem sensor cahaya berfungsi sebagai pendeteksi besaran fisis berupa intensitas cahaya Matahari. Sistem sensor cahaya dibuat sebanyak set, dengan tiap set terdiri dari sebuah LDR dan sebuah resistor 0 kω. Diagram rangkaian skematik sistem sensor cahaya seperti pada Gambar. +Vcc R LDR R 0K Vout Gambar Skematik sistem sensor cahaya.. Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler ATmega855 dengan Penampil LCD Untuk membuat rangkaian sistem minimum ATmega855 dengan penampil LCD 6x (Gambar ) diperlukan beberapa komponen yaitu satu mikrokontroler ATmega855, dua kapasitor pf, satu kristal MHz dan satu LCD 6x. 5

LCD LM06L VSS VDD VEE RS RW E 5 6 D0 D D D D D5 D6 D7 7 8 9 0 C p C J 6 5 5 6 7 8 PB0/T0/XCK PB/T PB/AIN0/INT PB/AIN/OC0 PB/SS PB5/MOSI PB6/MISO PB7/SCK PA0/ADC0 PA/ADC PA/ADC PA/ADC PA/ADC PA5/ADC5 PA6/ADC6 PA7/ADC7 0 9 8 7 6 5 5-069 PD0/RXD PC0/SCL 5 PD/TXD PC/SDA 6 PD/INT0 PC 7 5 PD/INT PC 8 6 5 PD/OCB PC 9 7 6 PD5/OCA PC5 0 8 7 PD6/ICP PC6/TOSC 9 8 PD7/OC PC7/TOSC XTAL MHz 9 U XTAL XTAL RESET ATMEGA855 AREF AVCC 0 J 507-085 J 5-089 p Gambar Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATmega855 dengan penampil LCD 6x.. Rangkaian Driver Motor Stepper Motor stepper yang digunakan adalah jenis unipolar, rangkaian driver motor stepper unipolar lebih ekonomis dibandingkan bipolar. Rangkaian driver motor stepper unipolar dapat dilihat pada Gambar. dari Mikrokontroler J 5 6 7 U8 B B B B 5B 6B 7B COM C C C C 5C 6C 7C 9 6 5 0 +88.8 ULN00A Gambar Rangkaian driver motor stepper unipolar. Diagram Alir Perangkat Lunak Digram alir perangkat lunak solar tracker yang dibuat seperti Gambar 5. Dimana LDR_u adalah sensor LDR yang menghadap ke utara, LDR_s adalah sensor LDR yang menghadap ke selatan, LDR_b adalah sensor LDR yang menghadap ke barat, LDR_t : sensor LDR yang menghadap ke timur dan ε adalah selisih nilai yang di baca oleh sensor LDR yang berlawanan arah, nilai ini yang menjadi acuan kapan motor stepper bergerak dan berhenti bergerak. Program dibuat menggunakan bahasa pemrograman Bascom. Program tersebut diketik dan di-compile menggunakan compiler Bascom-AVR, compiler akan menghasilkan file berekstensi HEX, file inilah yang akan ditanamkan pada mikrokontroler. 6

Mulai Inisialisasi Port A : masukan sensor Port B : motor stepper Port C : LCD Tampilkan nilai solar cell LDR_b > LDR_t LDR_b - LDR_t <= ξ Putar motor ke arah timur LDR_b < LDR_t LDR_t - LDR_b <= ξ Putar motor ke arah barat LDR_u > LDR_s LDR_u - LDR_s <= ξ Putar motor ke arah selatan LDR_u < LDR_s LDR_s - LDR_u <= ξ Putar motor ke arah utara Selesai Gambar 5 Diagram alir perangkat lunak solar tracker 7

.5 Rancangan Struktural Desain solar tracker ini terdiri dari bagian atas dan bagian bawah (Gambar 6). Bagian atas merupakan tempat panel surya yang ditopang oleh batang silinder dan dilengkapi dengan motor stepper sebagai penggerak untuk sumbu putar vertikal. Bagian bawah alat merupakan motor stepper yang berfungsi sebagai penyangga sekaligus sebagai penggerak untuk sumbu putar horizontal. a b b b b c a Gambar 6 Rancangan struktural solar tracker. (a) motor stepper (b) LDR (c) sel surya III. HASIL DAN DISKUSI Setelah dilakukan perancangan dan pengujian terhadap seluruh rangkaian maka diperoleh hasil berupa suatu rancang bangun solar tracker berbasis mikrokontroler ATmega855 dengan sensor LDR dan penampil LCD seperti pada Gambar 7. Gambar 7 Gambar solar tracker Rancang bangun solar tracker berbasis mikrokontroler ATmega855 dengan sensor LDR dan penampil LCD didukung oleh perangkat keras yang terdiri dari rangkaian sistem sensor cahaya, catu daya 5V dan V, sistem minimum mikrokontroler ATmega855 dengan penampil LCD serta rangkaian driver motor stepper. 8

. Pengujian Catu Daya Rancang bangun alat ukur solar tracker ini membutuhkan catu daya dc 5 V dan V. Catu daya 5 V digunakan sebagai sumber tegangan pada rangkaian sensor cahaya dan rangkaian sistem minimum mikrokontroler, sedangkan catu daya V digunakan sebagai sumber tegangan pada rangkaian driver motor stepper dan motor stepper. Catu daya dc 5 V dapat menghasilkan tegangan keluaran sampai 5,0 V, nilai tegangan ini aman digunakan pada rangkaian karena hanya berbeda 0,0 V dari yang seharusnya. Catu daya V juga menghasilkan tegangan kelauaran yang tidak jauh dari yang seharusnya yaitu paling besar,0 V. Ini berarti kedua catu daya ini dapat digunakan sebagai sumber tegangan mikrokontroler dan motor stepper.. Karakterisasi Sistem Sensor Cahaya Karakterisasi LDR ini dilakukan menggunakan cahaya lampu agar pencahayaan yang diterima LDR konstan, variasi intensitas cahaya didapatkan dengan mengubah sudut permukaan LDR terhadap arah datangnya sumber cahaya. Grafik karakterisasi sistem sensor cahaya dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Grafik intensitas cahaya terhadap tegangan keluaran sistem sensor cahaya Karakterisasi LDR ini bertujuan untuk mendapatkan pasang LDR yang mempunyai nilai resistansi yang hampir sama untuk intensitas cahaya yang sama, karena parameter untuk menggerakkan motor stepper adalah selisih buah LDR yang dipasang berlawanan arah yaitu utara selatan dan barat timur. Pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa nilai Vout sistem sensor berdekatan dengan nilai Vout sistem sensor 0, ini berarti sistem sensor dan sistem sensor 0 dapat digunakan sebagai pasangan sensor untuk mendeteksi arah gerak matahari, karena sensor yang dibutuhkan adalah pasang maka digunakan satu pasang sistem sensor lagi yaitu sistem sensor dan sistem sensor yang nilai Vout nya berdekatan.. Karakterisasi Sel Surya Sel surya yang digunakan adalah Amorphous 0 V/0 ma. Tegangan keluaran sel surya semakin besar jika intensitas cahaya yang diterimanya semakin tinggi seperti yang terlihat pada Gambar 9. 9

Gambar 9 Grafik intensitas cahaya terhadap tegangan keluaran sel surya. Karakterisasi ini dilakukan di dalam ruangan dengan menggunakan cahaya lampu sebagai sumber cahaya. Pada rentang intensitas cahaya di bawah 0 Lux, sel surya masih sangat sensitif terhadap perubahan intensitas cahaya, terlihat pada grafik yang menunjukkan perubahan tegangan keluaran yang cukup signifikan. Tegangan keluaran maksimum yang dicapai hanya 8, V karena keterbatasan intensitas yang dapat diberikan di dalam ruangan.. Pengujian Sistem Minimum Mikrokontroler ATmega855 dengan Penampil LCD 6x Proses ini dilakukan dengan menanamkan sebuah program sederhana, yang nantinya akan menampilkan beberapa karakter huruf pada LCD (Liquid Crystal Display). Jika penanaman program pada mikrokontroler selesai, maka pada saat diberikan sumber tegangan 5V akan tampil keluaran program tersebut pada layar LCD. Hasil pengujian menunjukkan rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATmega855 telah terangkai dengan baik dan LCD juga dalam kondisi yang baik..5 Perbandingan Tegangan Keluaran solar Cell yang Menggunakan Solar Tracker dengan Solar Cell Statis Pengujian ini bertujuan untuk membandingkan tegangan keluaran sel surya yang menggunakan solar tracker dengan sel surya statis. Pengujian ini juga bertujuan untuk mengamati apakah solar tracker berfungsi dengan baik yaitu bergerak mengarahkan sel surya ke arah datangnya sumber cahaya. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada Gambar 0. Gambar 0 Grafik perbandingan tegangan keluaran sel surya statis dengan yang menggunakan solar tracker. 0

Dari Gambar 0 dapat dilihat bahwa sel surya yang menggunakan solar tracker menghasilkan tegangan keluaran yang lebih besar dibandingkan metoda statis, hal ini disebabkan sel surya metoda statis tidak selalu tegak lurus terhadap matahari, sedangkan untuk menghasilkan tegangan yang optimal sel surya harus tegak lurus terhadap matahari, masalah ini yang di atasi dengan solar tracker agar sel surya selalu tegak lurus terhadap matahari. Optimalisasi tegangan keluaran (Vout) Sel Surya Yang Menggunakan Solar Tracker pada Gambar 0 dihitung dengan persamaan: Pada Gambar dapat dilihat bahwa perbedaan tegangan paling besar terjadi pada jam 6.00 yaitu sebesar,5%, sedangkan perbedaan tegangan paling kecil terjadi pada jam.00 yaitu sebesar,6%. Pada jam 7.00 perbedaan tegangannya lebih kecil dari jam 6.00 karena dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang lebih redup yang menyebabkan intensitas cahaya matahari berkurang. Gambar Grafik optimalisasi tegangan keluaran sel surya yang menggunakan solar tracker. IV. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengujian pada sel surya Amorphous 0 V/0 ma berdimensi 7 cm x 5,5 cm diketahui bahwa penggunaan solar tracker dapat meningkatkan tegangan keluaran sel surya hingga,5% dibandingkan yang statis. Tegangan maksimum keluaran sel surya yang menggunakan solar tracker adalah,57 V naik sebesar,8 V dibandingkan yang statis. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 0, Sumber Energi Listrik, Alpen Steel, 950-sumber-energi-listrik.html, diakses Desember 0. Fajar, K., 0, Analisis Efisiensi Sensor Cahaya (LDR, Photodioda, Dan Phototransistor) Pada Rancang Bangun Robot Pemadam Api, Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang. Huang, Y.J., Kuo, T.C., Chen, C.Y., Chang, C.H., Wu, P.C., dan Wu, T.H., 009, The Design and Implementation of a Solar Tracking Generating Power System, Engineering Letters, 7:, EL_7 06, Advance online publication. Priatman, J., 000, Perspektif Arsitektur Surya Di Indonesia, Dimensi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Septiadi, D., Nanlohy, P., Souissa, M., dan Rumlawang, F.Y., 009, Proyeksi Potensi Energi Surya Sebagai Energi Terbarukan (Studi Wilayah Ambon dan Sekitarnya), Universitas Pattimura, Ambon. Siew, H.W., 008, Solar Tracker, ENG99 Capstone Project 008. Simatupang, S., Susilo, B., dan Hermanto, M.B., 0, Rancang Bangun dan Uji Coba Solar Tracker pada Panel Surya Berbasis Mikrokontroler Atmega6, Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem,Universitas Brawijaya, Malang. Tipler, P.A., 00, Fisika Untuk Sains dan Teknik, Jilid, Edisi Ketiga Cetakan Pertama, (diterjemahkan oleh Bambang Soegijono), Erlangga, Jakarta.