PAGU ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TA 2015

dokumen-dokumen yang mirip
TABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah)

PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PAGU ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2015

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

REKAPITULASI TARGET PNBP KEMENTERIAN/LEMBAGA TA

DATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN-P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN R I

: s /PB/2014 : Penting/Segera : 1 (satu) Berkas : Perubahan Akun Belanja Barang Persediaan

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum, Wr. Wb.

2015, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 85,

-2- Operasional, (v) Laporan Arus Kas, (vi) Laporan Perubahan Ekuitas, dan (vii) Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Realisasi APBN menggambarkan p

DATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016

ffi SALINAN Dalam rangka melanjutkan pengendalian dan pengamanan pelaksanaan Untuk bphn.go.id

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

I. UMUM. Saldo...

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

No Pemerintahan (SAP) berbasis akrual dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis ak

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia?

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

2016, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TENTANG PEMBAGIAN TUGAS DI KEDEPUTIAN BADAN PENGAW

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN. BPK: Wajar Dengan Pengecualian atas LKPP Tahun 2012

NOTA DINAS Nomor : ND 6/D4/1/2017 Tanggal : 16 Januari 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TABEL 4 * JUMLAH TENAGA PENGADAAN BERSERTIFIKAT DI PUSAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORA T JENDERAL PERBENDAHARAAN

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

REALISASI BELANJA NEGARA SEMESTER I TAHUN 2012

contoh : contoh :

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KONFIGURASI KEANGGOTAAN DPR 560 ANGGOTA

ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA 2012 dan 2013

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

POKOK POKOK HASIL PEMBAHASAN RAPBN TAHUN 2012 DAN TINDAK LANJUT PENYELESAIANNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Denpasar, 25 November Oleh : R. Wiwin Istanti, S.E., Ak., M.Laws Kakanwil DJPB Prov. Bali

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

Menteri Keuangan RI KLASIFIKASI MENURUT ORGANISASI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA

Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Klasifikasi LNS Berdasarkan K/L Terkait Jumat, 09 Juni 2017

Pokok Pokok Perubahan Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 41B/DPR RI/I/ TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 02B/DPR RI/II/ TENTANG

Kebijakan Penganggaran TA 2018

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No

2013, No makro yang disertai dengan perubahan kebijakan fiskal yang berdampak cukup signifikan terhadap besaran APBN Tahun Anggaran 2013 sehingg

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/PMK.02/2013 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PAGU ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TA 2015 SOSIALISASI PAGU ALOKASI ANGGARAN K/L TA 2015 Jakarta, 30 September 2014

TOPIK BAHASAN 1. Pendahuluan 2. Asumsi Dasar Ekonomi Makro 3. Pokok-Pokok Kebijakan dan Rencana Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2015 4. Anggaran Pendidikan 5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Penyusunan RKA-K/L 2

PENDAHULUAN 3

Pendahuluan Sidang Paripurna DPR RI pada Senin, 29 September 2014 telah menyepakati dan mengesahkan RUU APBN 2015 menjadi UU APBN 2015. Pokok-pokok APBN 2015: a. Asumsi dasar ekonomi makro mengalami perubahan dari usulan dalam RAPBN 2015, yaitu: Pertumbuhan ekonomi : 5,6% 5,8% Tingkat Bunga SPN 3 Bulan: 6,2% 6,0% Lifting Minyak Bumi: 845 rbph 900 rbph b. Pendapatan negara disepakati Rp1.793,6 triliun naik Rp31,3 triliun dari RAPBN 2015. c. Belanja negara disepakati Rp2.039,5 triliun naik Rp19,6 triliun dari RAPBN 2015. d. Belanja K/L disepakati Rp647,3 triliun naik Rp46,7 triliun dari RAPBN 2015. e. Defisit anggaran disepakati 2,21% terhadap PDB lebih rendah dari defisit RAPBN 2015 sebesar 2,32% terhadap PDB. Kesepakatan tersebut selain telah mengakomodasikan berbagai masukan, pandangan, pendapat dan saran-saran berbagai fraksi, dan komisi dalam DPR, juga mempertimbangkan berbagai kendala yang ada, baik dari faktor-faktor internal maupun eksternal, termasuk perkiraan realisasi APBNP 2014. 4

ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 5

ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 2014 2015 Indikator APBNP RAPBN APBN a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,5 5,6 5,8 b. Inflasi (%, yoy) 5,3 4,4 4,4 c. Tingkat bunga SPN 3 bulan (%) 6,0 6,2 6,0 d. Nilai tukar (Rp/US$) 11.600 11.900 11.900 e. Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel) 105 105 105 f. Lifting Minyak (ribu barel per hari) 818 845 900 g. Lifting Gas (ribu barel setara minyak per hari) 1.224 1.248 1.248 6

7 POKOK-POKOK KEBIJAKAN DAN RENCANA BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2015

ARAH KEBIJAKAN FISKAL APBN 2015 TEMA RKP 2015 Melanjutkan Reformasi Pembangunan bagi Percepatan Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan PRIORITAS BIDANG RPJPN 2005-2025 (9 BIDANG PEMBANGUNAN) ARAH KEBIJAKAN FISKAL 2015 Penguatan Kebijakan Fiskal dalam Rangka Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan Berkeadilan Optimalisasi pendapatan negara Meningkatkan kualitas belanja negara Pengendalian defisit APBN Pengendalian utang 8

Postur APBN 2015 URAIAN (triliun rupiah) RAPBN 2015 APBN Selisih A. PENDAPATAN NEGARA 1.762,3 1.793,6 31,3 I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.758,9 1.790,3 31,5 1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.370,8 1.380,0 9,2 2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 388,0 410,3 22,3 II. PENERIMAAN HIBAH 3,4 3,3 (0,2) B. BELANJA NEGARA 2.019,9 2.039,5 19,6 I Belanja Pemerintah Pusat 1.379,9 1.392,4 12,6 1. Belanja K/L 600,6 647,3 46,7 2. Belanja Non K/L 779,3 745,1 (34,2) II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 640,0 647,0 7,0 C. KESEIMBANGAN PRIMER (103,5) (93,9) 9,6 D. SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN (257,6) (245,9) 11,7 % Defisit terhadap PDB (2,32) (2,21) 0,11 E. PEMBIAYAAN (I + II) 257,6 245,9 (11,7) I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 281,4 269,7 (11,7) II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) (23,8) (23,8) 0,0 9

Belanja Pemerintah Pusat naik Rp12,6 T dari RAPBN 2015, termasuk Cadangan Perlindungan Sosial dan Cadangan Pendidikan. 2015 Uraian RAPBN APBN Selisih 1. Belanja K/L 600,6 647,3 46,7 2. Belanja Non K/L 779,3 745,1 (34,2) a.l a. Program Pengelolaan Utang Negara 154,0 152,0 (2,1) b. Program Pengelolaan Hibah Negara 3,6 3,6 - c. Program Pengelolaan Subsidi 433,5 414,7 (18,8) i. Subsidi Energi 363,5 344,7 (18,8) ii. Subsidi Non Energi 70,0 70,0 - d. Program Pengelolaan Belanja Lainnya 86,0 72,8 (13,3) a.l - Cadangan Risiko Fiskal 5,0 5,4 0,4 - Cadangan Perlindungan Sosial - 5,0 5,0 - Cadangan Pendidikan - 9,3 9,3 e. Program Pengelolaan Transaksi Khusus 102,1 102,1 - JUMLAH 1.379,9 1.392,4 12,6 10

Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat (1) 1) Diarahkan sejalan dengan misi dan arah pembangunan yang diamanatkan dalam UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. 2) Mendukung pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan yang efektif dan efisien, antara lain melalui: a. mempertahankan tingkat kesejahteraan aparatur negara melalui penyesuaian gaji pokok PNS, TNI/POLRI rata-rata 6,0%, penyesuaian pensiun pokok rata-rata 4,0%, dan kenaikan uang makan PNS dan uang lauk pauk TNI/POLRI sebesar Rp5.000 per hari; b. melanjutkan reformasi birokrasi ; c. pengendalian belanja pendukung penyelenggaraan pemerintahan ; d. meningkatkan kualitas belanja negara; dan e. menyempurnakan penerapan PBB dan MTEF. 11

Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat (2) 3) Mendukung pencapaian sasaran pembangunan yang berkelanjutan antara lain : a. mendukung pembangunan konektivitas nasional dan logistik distribusi, serta moda transportasi umum, dengan tetap mengembangkan mekanisme pendanaan alternatif (creative financing scheme) dan kerjasama pemerintah swasta bidang infrastruktur. b. memperkuat program perlindungan sosial dan percepatan penanggulangan kemiskinan, serta meningkatkan pembangunan daerah tertinggal dan perbatasan; dan c. mengutamakan peningkatan belanja produktif untuk mendukung konektifitas nasional, efisiensi sistem logistik, peningkatan kapasitas iptek, serta ketahanan energi, ketahanan pangan, peningkatan daya saing ketenagakerjaan, UMKM dan koperasi 4) Mendukung percepatan pencapaian minimum essential force (MEF) 5) Mendukung pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam rangka ketahanan pangan, air, dan energi 12

Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat (3) 6) Meningkatkan efektivitas kebijakan subsidi yang tepat sasaran melalui : a. pengendalian besaran subsidi dalam bentuk pengendalian konsumsi BBM bersubsidi; b. peningkatan program konversi BBM ke BBG; c. program pembangunan/pengembangan gas kota; d. pengembangan alternatif energi baru dan terbarukan; dan e. melakukan pengalihan secara bertahap dari subsidi barang ke subsidi orang (targeted). 7) Meningkatkan dan memperluas akses pendidikan yang berkualitas 8) Meningkatkan kualitas pelaksanaan SJSN di bidang kesehatan dan ketenagakerjaan 9) Dukungan cadangan risiko fiskal dan mitigasi bencana 13

Kebijakan Belanja K/L 1. Belanja K/L tahun 2015 bersifat baseline budget, yaitu: a. hanya memperhitungkan kebutuhan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat; b. tingkat output (service delivery) yang sama dengan tahun anggaran 2014; serta c. tetap mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), sehingga diharapkan member ruang gerak bagi pemerintahan baru hasil Pemilu 2014, untuk melaksanakan program/kegiatan sesuai dengan platform yang direncanakan; 2. Menampung anggaran program/kegiatan/output prioritas nasional yang bersifat baseline; 3. Meningkatkan penajaman kualitas belanja K/L dari sisi efektivitas dan efisiensi alokasi, termasuk penyempurnaan rumusan kinerja (outcome, output, indikator kinerja). 14

Alokasi Anggaran Belanja K/L 1. Belanja K/L dalam APBN 2015 disepakati sebesar Rp647.309,9 miliar, lebih tinggi sebesar Rp46.728,2 miliar dari RAPBN 2015 sebesar Rp600.581,7 miliar. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan belanja K/L, antara lain: a. Realokasi dari BA BUN ke BA K/L untuk: i. kenaikan gaji pokok PNS/TNI/Polri rata-rata 6 persen sebesar Rp4.103,7 miliar, ii. kenaikan uang makan PNS dan uang lauk pauk TNI/Polri masing-masing Rp5.000,- sebesar Rp2.572,3 miliar. b. Perubahan pagu sebagai akibat penghematan pagu Kementerian ESDM dan Kemendagri sebesar masing-masing Rp1.275,2 miliar (rupiah murni sebesar Rp1.261,1 miliar dan PNBP sebesar Rp14,1 miliar) dan Rp52,1 miliar. c. Tambahan belanja yang bersumber dari penghematan belanja K/L sebesar Rp933,58 miliar : i. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan sebesar Rp80,41 miliar; ii. iii. iv. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebesar Rp6,06 miliar; Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat sebesar Rp63,80 miliar; dan Dewan Perwakilan Rakyat sebesar Rp783,31 miliar. 15

Alokasi Anggaran Belanja K/L d. Tambahan pagu penggunaan PNBP/BLU akibat perubahan target PNBP/BLU sebesar Rp677,3 miliar: i. Kementerian Hukum dan HAM sebesar Rp253,7 miliar; ii. Kementerian Perhubungan sebesar Rp157,5 miliar; iii. Badan Pertanahan Nasional sebesar Rp4,9 miliar; iv. Kementerian Komunikasi dan Informatika sebesar Rp92,2 miliar; v. Kepolisian Republik Indonesia sebesar Rp169,0 miliar. e. Perubahan belanja K/L yang bersumber dari hibah: i. Kementerian Kehutanan naik sebesar Rp11,7 miliar; ii. Kementerian Lingkungan Hidup turun sebesar Rp187,2 miliar. f. Tambahan anggaran pendidikan sebesar Rp21.244,2 miliar (realokasi BA BUN) g. Tambahan belanja dari hasil optimalisasi sebesar Rp18.700,0 miliar: i. Optimalisasi belanja sebesar Rp15.500,0 miliar; ii. Tambahan belanja pendidikan (Kemendikbud) sebesar Rp3.200,0 miliar. 16

Kriteria Penggunaan Tambahan Belanja dari Hasil Optimalisasi 1. Sejalan dengan RKP 2015; 2. Dialokasikan secara efisien dan efektif dengan output yang terukur; 3. Memenuhi akuntabilitas dan governance yang berlaku. 17

Alokasi Anggaran Belanja K/L 2015.. (1) (miliar rupiah) No Kode BA Kementerian Negara/Lembaga RAPBN 2015 APBN 2015 1 001 Majelis Permusyawaratan Rakyat 611,3 612,3 2 002 Dewan Perwakilan Rakyat 2.768,4 3.556,7 3 004 Badan Pemeriksa Keuangan 2.895,9 2.915,5 4 005 Mahkamah Agung 6.743,3 7.037,9 5 006 Kejaksaan Republik Indonesia 4.154,9 4.208,9 6 007 Kementerian Sekretariat Negara 2.033,7 2.054,8 7 010 Kementerian Dalam Negeri 7.273,6 7.240,9 8 011 Kementerian Luar Negeri 5.525,2 5.533,9 9 012 Kementerian Pertahanan 95.007,8 96.935,7 10 013 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI 9.330,4 9.688,7 11 015 Kementerian Keuangan 18.496,3 18.727,2 12 018 Kementerian Pertanian 15.828,5 15.879,3 13 019 Kementerian Perindustrian 2.705,5 2.743,3 14 020 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 11.298,7 10.023,5 15 022 Kementerian Perhubungan 44.633,9 44.933,9 16 023 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 67.217,4 88.309,1 17 024 Kementerian Kesehatan 47.429,8 47.758,8 18 025 Kementerian Agama 50.514,6 56.440,0 19 026 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 4.773,7 5.251,9 20 027 Kementerian Sosial 8.015,4 8.079,4 18

Alokasi Anggaran Belanja K/L 2015.. (2) (miliar rupiah) No Kode BA Kementerian Negara/Lembaga RAPBN 2015 APBN 2015 21 029 Kementerian Kehutanan 5.575,0 5.643,2 22 032 Kementerian Kelautan dan Perikanan 6.368,7 6.726,0 23 033 Kementerian Pekerjaan Umum 74.204,2 81.338,2 24 034 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan 367,9 449,6 25 035 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 298,8 305,9 26 036 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat 231,1 295,8 27 040 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 1.709,2 1.715,9 28 041 Kementerian Badan Usaha Milik Negara 132,9 133,8 29 042 Kementerian Riset dan Teknologi 744,6 747,5 30 043 Kementerian Lingkungan Hidup 1.009,1 825,0 31 044 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 1.451,2 1.453,9 32 047 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 216,8 217,7 33 048 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 194,8 195,9 34 050 Badan Intelijen Negara 1.450,1 2.416,6 35 051 Lembaga Sandi Negara 1.154,0 1.456,6 36 052 Dewan Ketahanan Nasional 43,8 44,3 37 054 Badan Pusat Statistik 3.868,8 3.930,8 38 055 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas 1.084,7 1.088,1 39 056 Badan Pertanahan Nasional 4.501,9 4.576,3 40 057 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia 470,6 473,5 19

Alokasi Anggaran Belanja K/L 2015.. (3) (miliar rupiah) No Kode BA Kementerian Negara/Lembaga RAPBN 2015 APBN 2015 41 059 Kementerian Komunikasi dan Informatika 4.756,2 4.859,8 42 060 Kepolisian Negara Republik Indonesia 47.169,0 51.594,5 43 063 Badan Pengawas Obat dan Makanan 1.207,6 1.221,6 44 064 Lembaga Ketahanan Nasional 177,9 278,9 45 065 Badan Koordinasi Penanaman Modal 632,1 635,9 46 066 Badan Narkotika Nasional 899,2 903,2 47 067 Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal 1.385,8 1.386,8 48 068 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 2.881,1 3.294,7 49 074 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 71,3 72,2 50 075 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika 1.747,7 1.763,5 51 076 Komisi Pemilihan Umum 1.109,4 1.134,2 52 077 Mahkamah Konstitusi RI 213,8 214,5 53 078 Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 75,5 76,5 54 079 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 1.132,8 1.147,6 55 080 Badan Tenaga Nuklir Nasional 808,3 819,9 56 081 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 846,3 858,4 57 082 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 668,4 673,1 58 083 Badan Informasi Geospasial 718,6 721,0 59 084 Badan Standardisasi Nasional 113,7 164,8 60 085 Badan Pengawas Tenaga Nuklir 135,4 137,1 20

Alokasi Anggaran Belanja K/L 2015.. (4) (miliar rupiah) No Kode BA Kementerian Negara/Lembaga RAPBN 2015 APBN 2015 61 086 Lembaga Administrasi Negara 266,6 269,8 62 087 Arsip Nasional Republik Indonesia 170,1 172,1 63 088 Badan Kepegawaian Negara 603,3 614,1 64 089 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan 1.504,1 1.528,4 65 090 Kementerian Perdagangan 2.384,1 2.495,3 66 091 Kementerian Perumahan Rakyat 4.619,8 4.621,5 67 092 Kementerian Pemuda dan Olah Raga 1.779,0 1.781,2 68 093 Komisi Pemberantasan Korupsi 898,9 898,9 69 095 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 762,3 763,9 70 100 Komisi Yudisial Republik Indonesia 119,2 119,6 71 103 Badan Nasional Penanggulangan Bencana 780,7 1.681,6 72 104 Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia 390,2 393,3 73 105 Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) 843,2 843,2 74 106 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 157,9 158,4 75 107 Badan SAR Nasional 1.626,7 2.420,0 76 108 Komisi Pengawas Persaingan Usaha 100,6 100,6 77 109 Badan Pengembangan Wilayah Suramadu 195,5 195,5 78 110 Ombudsman Republik Indonesia 66,1 66,3 79 111 Badan Nasional Pengelola Perbatasan 210,2 210,6 80 112 Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam 1.097,2 1.097,2 21

Alokasi Anggaran Belanja K/L 2015.. (5) (miliar rupiah) No Kode BA Kementerian Negara/Lembaga RAPBN 2015 APBN 2015 81 113 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme 311,2 311,8 82 114 Sekretariat Kabinet 181,8 183,1 83 115 Badan Pengawas Pemilihan Umum 456,9 457,0 84 116 Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia 875,2 889,0 85 117 Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia 847,0 866,6 86 118 Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang 246,5 246,5 Jumlah 600.581,7 647.309,9 22

ANGGARAN PENDIDIKAN 23

Anggaran Pendidikan (1) Anggaran pendidikan dalam APBN 2015 disepakati Rp409,1 triliun (20,06% dari total belanja negara) meningkat Rp5,2 triliun (1,3%) dari anggaran pendidikan dalam RAPBN 2015, terdiri atas: Anggaran pendidikan melalui Belanja Pemerintah Pusat Rp154,2 triliun (termasuk cadangan anggaran pendidikan Rp9,3 triliun); Anggaran pendidikan melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa Rp254,9 triliun. 24

Anggaran Pendidikan (2) Kebijakan Pembangunan Pendidikan tahun 2015 diarahkan : a. Peningkatan kualitas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang merata; b. Peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan menengah universal; c. Peningkatan Akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi; d. Peningkatan profesionalisme dan pemerataan distribusi guru dan tenaga kependidikan; e. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan nonformal, dan pendidikan informal; f. Peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan; g. Pemantapan pelaksanaan sistem pendidikan nasional; h. Peningkatan efisiensi dan efektivitas manajemen pelayanan pendidikan; i. Penguatan tata kelola pendidikan; j. Peningkatan pendidikan karakter. 25

Anggaran Pendidikan (3) (triliun rupiah) 2015 Komponen Anggaran Pendidikan RAPBN APBN Selisih thd RAPBN I. Anggaran Pendidikan Melalui Belanja Pemerintah Pusat 139,4 154,2 14,9 A. Anggaran Pendidikan Pada Kementerian Negara / Lembaga 118,1 145,0 26,9 a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 67,2 88,3 21,1 b. Kementerian Agama 42,5 48,2 5,7 c. Kementerian Negara/Lembaga lainnya 8,4 8,5 0,1 B. Penyesuaian Pendidikan 21,2 - (21,2) C. Cadangan Anggaran Pendidikan (BA BUN) - 9,3 9,3 II. Anggaran Pendidikan Melalui Transfer ke daerah 254,6 254,9 0,3 III. Anggaran Pendidikan Melalui Pengeluaran Pembiayaan 10,0 - (10,0) (Cadangan Pembiayaan untuk Dana Pengembangan Pendidikan Nasional) Total Anggaran Pendidikan 404,0 409,1 5,2 Total Belanja Negara 2.019,9 2.039,5 19,6 Rasio Anggaran Pendidikan thd Total Belanja Negara (%) 20,00 20,06 0,06

27 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYUSUNAN RKA-K/L

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan (1) 1. DOKUMEN YANG DISIAPKAN/DISAMPAIKAN KE DJA: Surat pengantar yang ditandatangani oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga atau Pejabat yang ditunjuk; Surat Pernyataan Pejabat Eselon I penanggung jawab RKA-K/L; RKA-K/L Eselon I yang ditandatangani oleh eselon I selaku KPA atas nama Pengguna Anggaran); Daftar Rincian Pagu Anggaran per Satker/eselon I; RKA Satker; dan Arsip Data Komputer RKA-K/L. 28

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan (2) 2. KELENGKAPAN ADMINISTRASI : a. Membawa Surat Penyampaian RKA-KL b. Membawa Surat Tugas dan Identitas Diri c. Dilarang membawa barang berharga d. SPPD ditandatangani oleh Kepala Biro Perencanaan masing-masing K/L (apabila diperlukan) 3. MENDUKUNG TERCIPTANYA ZONA BEBAS DARI KKN (KORUPSI, KOLUSI, dan NEPOTISME) 29

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan (3) 4. RKA-K/L yang belum mendapatkan persetujuan Komisi terkait di DPR (khususnya untuk dana optimalisasi), maka pengalokasiannya ke dalam RKA-K/L adalah sebagai berikut Apabila telah dirinci ke dalam program, kegiatan, dan satker, maka mencantumkannya sebagai catatan halaman IV DIPA; atau Apabila belum dirinci ke dalam program, kegiatan, satker, masih dialokasikan secara terpusat dan/atau belum ada peruntukannya, maka dalam RKA-K/L dicantumkan sebagai output cadangan dan catatan halaman IV DIPA ; 30

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan (4) 5. Alokasi belanja operasional pegawai yang dicantumkan dalam lampiran Surat Menteri Keuangan ini adalah angka minimal yang harus dipenuhi dan tidak dapat direalokasikan menjadi belanja non pegawai 31

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan (5) 6. Penyampaian RKA-K/L RKA-K/L Tahun Anggaran 2015 yang disusun berdasarkan Alokasi Anggaran Tahun Anggaran 2015, dan telah disetujui Komisi terkait di DPR-RI, disampaikan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran, dilengkapi dengan data pendukungnya selambat-lambatnya pada Tanggal 6 Oktober 2014, Arsip Data Komputer (ADK) RKA-K/L dapat disampaikan ke Pusat Layanan DJA untuk di-upload/restore ke Sistem. Demikian juga hardcopy RKA-K/L juga disampaikan melalui Pusat Layanan Direktorat Jenderal Anggaran. 32

Jadwal Penyelesaian RKA-K/L TA 2015 No 1 Kegiatan Rapat Paripurna DPR RI Pembahasan RUU APBN TA 2015 September 2014 Oktober 2014 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 2 Penyampaian Surat Menteri Keuangan tentang Kebijakan Belanja dan Alokasi Anggaran TA 2015 3 Penyusunan/Finalisasi RKA-K/L TA 2015 oleh K/L (termasuk penelitian oleh Biro Perencanaan K/Ldan review oleh APIP K/L) dan penyampaian kepada Menteri Keuangan c.q. DJA 4 Penyampaian RKA-K/L kepada Kemenkeu dan Bappenas 5 Penelaahan RKA-K/L TA 2015 6 Finalisasi rancangan Peraturan Presiden Rincian APBN TA 2015 7 Penyampaian Peraturan Presiden Rincian APBN TA 2015 33

TERIMA KASIH 34

10 Belanja K/L terbesar 2014-2015 (triliun rupiah) No Kode BA Kementerian Negara/Lembaga RAPBN 2015 APBN 2015 Selisih 1 012 Kementerian Pertahanan 95,0 96,9 1,9 2 023 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 67,2 88,3 21,1 3 033 Kementerian Pekerjaan Umum 74,2 81,3 7,1 4 025 Kementerian Agama 50,5 56,4 5,9 5 060 Kepolisian Negara Republik Indonesia 47,2 51,6 4,4 6 024 Kementerian Kesehatan 47,4 47,8 0,3 7 022 Kementerian Perhubungan 44,6 44,9 0,3 8 015 Kementerian Keuangan 18,5 18,7 0,2 9 018 Kementerian Pertanian 15,8 15,9 0,1 10 020 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 11,3 10,0 (1,3) Jumlah 10 K/L besar Jumlah K/L lainnya Jumlah 471,8 511,9 40,1 128,8 135,4 6,6 600,6 647,3 46,7 35