KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 05 /PJ/2012 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 05/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 05 /PJ/2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44/PJ/2008 TENTANG

PELAKSANAAN VERIFIKASI DALAM RANGKA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK SECARA JABATAN ATAS PENGUSAHA KECIL PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 50/PJ./2009

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44 /PJ/2008 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 40 /PJ/ 2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA VERIFIKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SE-03/PJ.52/2005 REGISTRASI ULANG PENGUSAHA KENA PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-03/PJ/2013 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-12/PJ/2014 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-69/PJ/2015

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 40/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-60/PJ/2013 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 17/PJ/2014 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-20/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 20 /PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 20 /PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PENGAWASAN PENGUSAHA KENA PAJAK

PER - 50/PJ/2009 TATA CARA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-30/PJ/2014 TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 27/PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-17/PJ/2014 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-20/PJ/2014 TENTANG

Page : 1

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-52/PJ/2012 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 24 /PJ/2009

Nomor :... 1)... 2) Lampiran :... 3) Hal : Permohonan Penetapan Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah. Wakil Kuasa dari Wajib Pajak :

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR,

PROSEDUR PENYELESAIAN PERMOHONAN SKB PPN BKP STRATEGIS. 1. Prosedur ini menguraikan tata cara penyelesaian permohonan SKB PPN BKP strategis di KPP.

BENTUK KEPUTUSAN PEMINDAHAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 45/PJ/2016 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-17/PJ/2016 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Serba-Serbi PER-24/PJ/2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 12 /PJ/2014 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 27/PJ/2011 TENTANG PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA TAHUN 2011 DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-11/PJ/2014 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73/PMK.03/2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 02/PJ/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 28/PJ/2015 TENTANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

A.1. FORMULIR PENDAFTARAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 182/PMK.03/2015 TENTANG

FORMAT SURAT KONFIRMASI PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN UANG TEBUSAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK...

Modul ke: Pertemuan 2. 02Fakultas EKONOMI. Perpajakan I. Program Studi AKUNTANSI

TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK. Oleh: Suwardi, SE, M.Si, Akt.

CONTOH FORMAT PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN. Yth. Direktur Jenderal Pajak... (1) u.b. Kepala KPP... (2)

TAHAPAN PERSIAPAN KONFIRMASI STATUS WAJIB PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-03/PJ/2012 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT PADA KP2KP

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2017 TENTANG

KEP-754/PJ./2001TATA CARA PELAKSANAAN KONFIRMASI FAKTUR PAJAK DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI PERPA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK... (1)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

2017, No tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan; Mengingat : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 253/PMK.03

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TATA CARA PERMOHONAN PIN, USER ID & PASSWORD

1. CONTOH FORMAT PENETAPAN KEADAAN LUAR BIASA DAN PROSEDUR PENERIMAAN SURAT PERNYATAAN YANG TERJADI PADA AKHIR PERIODE PENYAMPAIAN SURAT PERNYATAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 02/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

RISALAH REVIU KONSEP LHP. Audit Program Yang Dilakukan (8) (9) (10) (11) (12) (13) KESIMPULAN... (14)

SEMINAR PERPAJAKAN PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 02/PJ/2018 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 08/PJ/2016 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-10/PJ/2014 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 40/PJ/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ./2007 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 02/PJ/2018 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.03/2012 TENTANG

1 of 5 21/12/ :19

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 30/PJ/2016 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 28/PJ/2012 TENTANG

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

PELAKSANAAN VERIFIKASI DALAM RANGKA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK SECARA JABATAN ATAS PENGUSAHA KECIL PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 5/PJ/2011 TENTANG

PER - 5/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK, SUBJEK PAJAK, DAN OBJEK PAJAK DI WILAYAH KECAMA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 05/PJ/2013 TENTANG

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 05 /PJ/2012 TENTANG REGISTRASI ULANG PENGUSAHA KENA PAJAK TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang Mengingat bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan, penertiban administrasi, pengawasan, dan untuk menguji pemenuhan kewajiban subjektif dan objektif Pengusaha Kena Pajak, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012; 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5069); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5268); 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20 / PMK.03 / 2008 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak; 5. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP- 161 / PJ / 2001 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan...

-2- dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-160/PJ/2007; 6. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-44/PJ/2008 tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dan/ atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-62/PJ/2010; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG REGISTRASI ULANG PENGUSAHA KENA PAJAK TAHUN 2012. Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini yang dimaksud dengan: 1. Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak adalah suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan, penertiban administrasi, pengawasan, dan untuk menguji pemenuhan kewajiban subjektif dan objektif Pengusaha Kena Pajak. 2. Verifikasi adalah serangkaian kegiatan pengujian pemenuhan kewajiban subjektif dan objektif atau penghitungan dan pembayaran pajak, berdasarkan permohonan Wajib Pajak atau berdasarkan data dan informasi perpajakan yang dimiliki atau diperoleh Direktur Jenderal Pajak, dalam rangka menerbitkan surat ketetapan pajak, menerbitkan/menghapus Nomor Pokok Wajib Pajak dan/ atau mengukuhkan/ mencabut pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Pasal 2 (1) Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak terdaftar. (2) Jangka waktu pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak dimulai sejak Februari 2012 sampai dengan 31 Agustus 2012. (3) Registrasi Ulang Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dilakukan untuk seluruh Pengusaha Kena Pajak terdaftar. Pasal 3...

-3- Pasal 3 (1) Dalam rangka Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak, Direktur Jenderal Pajak karena jabatan dapat melakukan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. (2) Pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan Verifikasi. (3) Pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak berdasarkan Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan terhadap Pengusaha Kena Pajak yang memenuhi kriteria tertentu. (4) Verifikasi yang dilakukan terhadap Pengusaha Kena Pajak yang memenuhi kriteria tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan untuk mengetahui apakah Wajib Pajak benar-benar tidak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Pasal 4 (1) Persyaratan subjektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) dipenuhi apabila Pengusaha Kena Pajak merupakan Pengusaha. (2) Pengusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean. (3) Persyaratan objektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) dipenuhi apabila Pengusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean dan/atau melakukan ekspor Barang Kena Pajak berwujud, ekspor Jasa Kena Pajak, dan/ atau ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud. Pasal 5 (1) Pengusaha Kena Pajak yang memenuhi kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3), yaitu: a. Pengusaha Kena Pajak yang telah dipusatkan tempat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai di tempat lain; b. Pengusaha

-4- b. Pengusaha Kena Pajak yang pindah alamat ke wilayah kerja kantor Direktorat Jenderal Pajak lainnya; atau c. Pengusaha Kena Pajak yang sudah tidak lagi rṉemenuhi persyaratan subjektif dan objektif sebagai Pengusaha Kena Pajak. (2) Pengusaha Kena Pajak yang tidak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sebagai Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, yaitu: a. Pengusaha Kena Pajak dengan status tidak aktif (Non Efektif); b. Pengusaha Kena Pajak yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini; c. Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Keluaran dan Pajak Masukannya nihil untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini; d. Pengusaha Kena Pajak, yang pada Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang pada bagian periode tersebut tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN atau menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Keluaran dan Pajak Masukannya nihil; e. Pengusaha Kena Pajak yang tidak ditemukan pada waktu pelaksanaan Sensus Pajak Nasional; atau f. Pengusaha Kena Pajak yang tidak diyakini keberadaan dan/ atau kegiatan usahanya. (3) Pengusaha Kena Pajak yang tidak diyakini keberadaan dan/ atau kegiatan usahanya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f, yaitu: a. Pengusaha Kena Pajak yang tidak dilakukan kunjungan (visit) dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini; b. Pengusaha Kena Pajak yang tidak dilakukan pemeriksaan PPN dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini; atau c. tidak..4,

-5- c. Pengusaha Kena Pajak yang tidak dilakukan konfirmasi lapangan sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 62/ PJ/2010 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-44/ PJ / 2008 tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dan/ atau PengukuhanPengusaha Kena Pajak, Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak dan/ atau Pengusaha Kena Pajak dan perubahannya. (4) Dikecualikan dari Pengusaha Kena Pajak yang tidak diyakini keberadaan dan/atau kegiatan usahanya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f adalah Pengusaha Kena Pajak yang ditemukan keberadaannya dan diyakini kegiatan usahanya pada waktu pelaksanaan Sensus Pajak Nasional. Pasal 6 (1) Pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012 diatur dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. (2) Hasil pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam laporan hasil Verifikasi sebagaimana diatur dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. (3) Apabila berdasarkan laporan hasil Verifikasi diketahui bahwa Pengusaha Kena Pajak termasuk dalam kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) maka kepada Pengusaha Kena Pajak tersebut diterbitkan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Paj ak. (4) Laporan hasil Verifikasi, kertas kerja, dan dokumen pendukung Verifikasi disatukan dan disimpan dalam berkas induk Wajib Pajak. Pasal 7 (1) Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak agar: a. memantau pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012 dan memastikan bahwa hasil Verifikasi memenuhi tujuan yang diharapkan. b. memantau

-6- b. memantau tindak lanjut atas kesimpulan yang tertuang dalam laporan hasil Verifikasi. c. membuat laporan rekapitulasi hasil Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012 kepada Direktur Jenderal Pajak u.p. Direktur Peraturan Perpajakan I setiap bulan dan menyampaikannya paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya. (2) Laporan rekapitulasi hasil Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012 dibuat dalam format sebagaimana diatur dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. Pasal 8 (1) Dalam hal kemudian diperoleh data dan/atau informasi bahwa Wajib Pajak yang telah dicabut Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak-nya ternyata memenuhi persyaratan subjektif dan objektif, maka Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dibatalkan. (2) Untuk membatalkan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan Verifikasi kembali. (3) Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam laporan hasil Verifikasi. (4) Berdasarkan laporan hasil Verifikasi dibuat berita acara Verifikasi sebagaimana diatur dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. (5) Berita acara Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak unit vertikal di atas Kantor Pelayanan yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan. (6) Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak mengirimkan berita acara Verifikasi yang telah disetujui sebagaimana dimaksud pada ayat (5) kepada Direktur Teknologi Informasi Perpajakan untuk ditindaklanjuti. (7) Direktur

(7) Direktur Teknologi Informasi Perpajakan setelah menindaklanjuti berita acara Verifikasi sebagaimana -7- dimaksud pada ayat (6) mengirimkan pemberitahuan atas tindak lanjut berita acara Verifikasi kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak dengan ditembuskan kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak. (8) Kepala Kantor Pelayanan Pajak mengirimkan pemberitahuan mengenai status pengukuhan Pengusaha Kena Pajak kepada Wajib Pajak. Pasal 9 Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. 41 I I ik 01 JENDERAL Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Februari 2012 i o EKTUR JENDERAL PAJAK, ea.cr ;()( D RAHMANY d 5411111981121001

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 05 /PJ/ 2012 TENTANG REGISTRASI ULANG PENGUSAHA KENA PAJAK TAHUN 20 12

LAMPIRAN I Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-05/PJ/2012 Tanggal : 3 Februari 2012 PELAKSANAAN REGISTRASI ULANG PENGUSAHA KENA PAJAK TAHUN 2012 I. Tujuan: A. Menguji persyaratan subjektif dan objektif Pengusaha Kena Pajak (PKP). B. Mendapatkan PKP terdaftar yang keberadaan dan/atau kegiatan usahanya telah diyakini kebenarannya. C. Mencabut pengukuhan PKP yang sudah tidak memenuhi syarat subjektif dan objektif. D. Perbaikan data (profil, KLU, dll.). E. Lain-lain (usulan pemeriksaan, konseling, suspect II. Sasaran: Seluruh Pengusaha Kena Pajak terdaftar. III. Jangka Waktu: Jangka waktu pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak dimulai sejak Februari 2012 sampai dengan 31 Agustus 2012. IV. Petugas Verifikasi: A. Account Representative, B. Pelaksana, C. Fungsional Pemeriksa, dan/atau D. Fungsional Penilai PBB, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak. V. Tahapan Verifikasi: Verifikasi status pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dibagi menjadi 3 (tiga) tahapan, yaitu: A. Tahap Persiapan; B. Tahap Pelaksanaan; dan C. Tahap Pelaporan. A. Tahap Persiapan 1. Kegiatan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012 diumumkan kepada Pengusaha Kena Pajak, melalui: a. pengumuman di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) pada masingmasing Kantor Pelayanan Pajak; b. koran/ surat kabar lokal oleh Kepala Kantor Wilayah; c. koran/ surat kabar nasional oleh Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat (P2 HUMAS); dan/atau d. Website/Portal DJP oleh Direktur Teknologi Informasi Perpajakan. 2. Kepala Kantor menerbitkan surat tugas penunjukan petugas Verifikasi. Format surat tugas penunjukan petugas Verifikasi dibuat sebagaimana contoh terlampir. 3. Setelah

-2-3. Setelah menerima surat tugas, petugas Verifikasi mengumpulkan data dan informasi mengenai Pengusaha Kena Pajak baik yang bersumber dari internal Kantor Pelayanan Pajak maupun dari eksternal Kantor Pelayanan Pajak. B. Tahap Pelaksanaan 1. Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan pada tahap persiapan, selanjutnya petugas Verifikasi melakukan identifikasi apakah Pengusaha Kena Pajak memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Pengusaha Kena Pajak yang telah dipusatkan tempat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai di tempat lain (Pemusatan tempat terutang PPN); b. Pengusaha Kena Pajak yang pindah alamat ke wilayah kerja kantor Direktorat Jenderal Pajak lain; c. Pengusaha Kena Pajak dengan status tidak aktif (Non Efektif); d. Pengusaha Kena Pajak yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini; e. Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Keluaran dan Pajak Masukannya nihil untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini; f. Pengusaha Kena Pajak, yang pada Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011, sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang pada bagian periode tersebut tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN atau menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Keluaran dan Pajak Masukannya nihil; dan/atau g Pengusaha Kena Pajak yang tidak ditemukan pada waktu pelaksanaan Sensus Pajak Nasional. 2. Pengusaha Kena Pajak dengan kriteria tersebut di atas, prosedur Verifikasi yang dilakukan bersifat administratif (Verifikasi administratif), yaitu: a. Pengusaha Kena Pajak yang telah dipusatkan tempat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai di tempat lain: 1) Pastikan untuk mendapatkan dokumen berupa Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Persetujuan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang. 2) Dalam hal dokumen berupa surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Persetujuan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutangtidak ada/ tidak ditemukan atau bukan dokumen asli (hanya berupa fotokopi) maka harus dilakukan prosedur konfirmasi ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) yang menerbitkan Surat Keputusan tersebut melalui faksimili atau e-mail. Format formulir permintaan konfirmasi data pemusatan tempat terutangnya PPN dibuat sebagaimana contoh terlampir. 3) Kanwil

-3-3) Kanwil DJP yang menerima permintaan konfirmasi harus menjawab konfirmasi tersebut dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja melalui faksimili atau e-mail. 4) Dalam hal pemusatan tempat terutang PPN adalah di KPP Madya, KPP Wajib Pajak Besar, dan KPP dalam lingkungan Kanwil DJP Khusus pastikan PKP tersebut termasuk dalam daftar Wajib Pajak yang terdaftar dalam KPP-KPP tersebut. b. Pengusaha Kena Pajak yang pindah alamat ke wilayah kerja kantor Direktorat Jenderal Pajak lainnya: 1) Pastikan untuk mendapatkan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dan/atau Surat Pengukuhan PKP dari KPP baru dan Surat Pencabutan SKT dan/ atau Surat Pencabutan Surat Pengukuhan PKP dari arsip KPP lama. 2) Dalam hal SKT dan/atau Surat Pengukuhan PKP dari KPP baru tidak ada/tidak ditemukan maka lakukan konfirmasi ke KPP baru melalui faksimili atau e-mail. Format formulir konfirmasi data PKP pindah alamat dibuat sebagaimana contoh terlampir. 3) KPP yang menerima permintaan konfirmasi harus menjawab konfirmasi tersebut dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja melalui faksimili atau e-mail. c. Pengusaha Kena Pajak dengan status tidak aktif (Non Efektif): 1) Pastikan dalam sistem informasi, Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan berstatus Non Efektif (NE); atau 2) Dapatkan Berita Acara Perubahan Status Wajib Pajak dan/atau Surat Pemberitahuan Status Wajib Pajak dari arsip KPP. d. Pengusaha Kena Pajak yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN dan/ atau menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Keluaran dan Pajak Masukannya nihil untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini: 1) Lakukan pengecekan data dan informasi penyampaian Surat Pemberitahuan Masa yang bersangkutan pada SIDJP/SIPMOD. 2) Lakukan pengecekan data dan informasi Surat Pemberitahuan Masa pada berkas Wajib Pajak yang bersangkutan. e. Pengusaha Kena Pajak yang tidak ditemukan pada waktu pelaksanaan Sensus Pajak Nasional: Lakukan pengecekan data hasil Sensus Pajak Nasional. 3. Untuk Pengusaha Kena Pajak yang tidak masuk dalam kriteria sebagaimana dimaksud pada angka 2, perlu dilakukan Verifikasi lanjutan untuk meyakini keberadaan dan/ atau kegiatan usaha Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan, dengan prosedur sebagai berikut: a. Pastikan bahwa atas Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan telah dilakukan kunjungan (visit) dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. Untuk itu perlu didapatkan Surat Tugas dan/atau Laporan Hasil Kunjungan dari arsip KPP. b. Pastikan

-4- b. Pastikan bahwa atas Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan telah dilakukan pemeriksaan PPN dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. Untuk itu perlu didapatkan Surat Perintah Pemeriksaan PPN atau semua jenis pajak dan/atau Laporan Hasil Pemeriksaan PPN atau semua jenis pajak dalam 6 (enam) bulan terakhir atas Pengusaha Kena Pajak tersebut. c. Pastikan bahwa terdapat Berita Acara Konfirmasi Lapangan terhadap Pengusaha Kena Pajak tersebut sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-62 / PJ / 2010. 4. Dalam hal Verifikasi lanjutan sebagaimana dimaksud dalam angka 3 menghasilkan informasi bahwa Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas maka atas Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan perlu diyakini lebih lanjut apakah telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif dengan melakukan Verifikasi lapangan. 5. Verifikasi Lapangan a. Verifikasi lapangan dilakukan untuk meyakinkan keberadaan dan kegiatan usaha Pengusaha Kena Pajak. b. Tata cara dan prosedur Verifikasi lapangan adalah sebagai berikut: 1) Petugas Verifikasi membuat surat tugas Verifikasi lapangan untuk ditandatangani Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Format surat tugas Verifikasi lapangan dibuat sebagaimana contoh terlampir. 2) Petugas Verifikasi melakukan kunjungan ke alamat dan/atau tempat usaha Pengusaha Kena Pajak sesuai dengan data dan informasi yang telah dimiliki. 3) Hal-hal yang perlu dilakukan petugas Verifikasi pada saat Verifikasi lapangan adalah: a) Melakukan pengamatan atas keberadaan dan kegiatan usaha yang dilakukan Pengusaha Kena Pajak. Dalam melakukan pengamatan, petugas Verifikasi dapat melakukannya secara fisik maupun menggunakan alat-alat bantu seperti kamera atau alat-alat lain. Dalam pengamatan ini, petugas Verifikasi minimal harus mendapatkan foto/gambar lokasi dan kegiatan Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan. b) Melakukan wawancara untuk mengumpulkan informasi yang terkait dengan keberadaan dan kegiatan usaha. Dalam melakukan wawancara, petugas Verifikasi dapat melakukannya secara fisik maupun menggunakan alat bantu seperti alat perekam atas izin dari pihak yang diwawancarai. c) Mengumpulkan dokumen yang diperlukan dalam rangka membuktikan keberadaan dan kegiatan usaha Pengusaha Kena Pajak, seperti surat izin tempat usaha, akta pendirian, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), peta lokasi kegiatan usaha, surat keterangan domisili, dan lain-lain. 6. Setiap

-5-6. Setiap kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan Verifikasi administratif dan Verifikasi lapangan agar dituangkan dalam kertas kerja Verifikasi. Format kertas kerja Verifikasi sebagaimana contoh terlampir. C. Tahap Pelaporan 1. Hasil Verifikasi dituangkan petugas Verifikasi ke dalam laporan hasil Verifikasi. Format laporan hasil Verifikasi diatur dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. 2. Laporan hasil Verifikasi digunakan untuk melaporkan hasil Verifikasi dan membuat kesimpulan dan/atau usulan tindak lanjut yang harus dilakukan. 3. Kesimpulan dan/atau usulan tindak lanjut yang harus dilakukan antara lain: a. usulan untuk mencabut status Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak; b. usulan untuk melakukan perubahan data Pengusaha Kena Pajak (misalnya update alamat, update Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)/kegiatan usaha, update profil, dan sebagainya); atau c. usulan tindak lanjut lainnya (misalnya pemeriksaan, konseling, suspect list dan sebagainya). VI. Tahapan Tindak Lanjut 1. Kesimpulan dan / atau usulan tindak lanjut tersebut harus ditindaklanjuti oleh KPP sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang perpajakan. 2. Atas usulan tindak lanjut untuk mencabut status pengukuhan PKP, Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. 3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak mengirimkan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak kepada Wajib Pajak yang bersangkutan. 4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak mengirimkan laporan rekapitulasi Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak untuk disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah DJP. 5. Kepala Kantor Wilayah DJP memantau pelaksanaan dan tindak lanjut Verifikasi serta membuat laporan rekapitulasi hasil Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012 untuk disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak u.p Direktur Peraturan Perpajakan I. Format laporan rekapitulasi hasil Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012 diatur dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. 6. Daftar Pengusaha Kena Pajak yang dicabut pengukuhannya agar diumumkan setiap bulannya pada media-media sebagai berikut: a. pengumuman di TPT pada masing-masing Kantor Pelayanan Pajak; b. koran/ surat kabar lokal oleh Kepala Kantor Wilayah; c. koran

-6- c. koran/ surat kabar nasional oleh Direktur P2 HUMAS; d. Website I Portal DJP oleh Direktur Teknologi Informasi Perpajakan. 7. Dalam hal terhadap Wajib Pajak yang telah diterbitkan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak-nya dapat dibuktikan bahwa Wajib Pajak tersebut memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sebagai Pengusaha Kena Pajak, maka Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dapat dibatalkan. Dalam rangka pembatalan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, hal-hal yang perlu dilakukan sebagai berikut: a. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menunjuk petugas Verifikasi untuk melakukan Verifikasi terhadap Wajib Pajak. b. Petugas Verifikasi melakukan Verifikasi Pengusaha Kena Pajak dan membuat laporan hasil Verifikasi. c. Berdasarkan laporan hasil Verifikasi tersebut, petugas Verifikasi membuat berita acara Verifikasi. Format berita acara Verifikasi diatur dalam Lampiran IV. d. Berita acara Verifikasi disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah DJP unit vertikal Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan untuk mendapat persetujuan. e. Kepala Kantor Wilayah DJP mengirimkan berita acara Verifikasi yang telah disetujui kepada Direktur Teknologi Informasi Perpajakan untuk ditindaklanjuti. f. Setelah menindaklanjuti berita acara Verifikasi,Direktur Teknologi Informasi Perpajakan mengirimkan pemberitahuan atas tindak lanjut berita acara Verifikasi kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak dengan ditembuskan kepada Kepala Kantor Wilayah DJP. g Kepala Kantor Pelayanan Pajak mengirimkan pemberitahuan mengenai status pengukuhan Pengusaha Kena Pajak kepada Wajib Pajak.

-7- CONTOH FORMAT SURAT TUGAS PENUNJUKAN PETUGAS VERIFIKASI - KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. 111 4 LI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK c., ;.:;.! 4.-- KANTOR WILAYAH KANTOR PELAYANAN PAJAK k.. SURAT TUGAS VERIFIKASI NOMOR: Dalam rangka pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 05/PJ/2012, dengan ini ditugaskan kepada: Nama Pangkat/Gol... Jabatan. Untuk melaksanakan Verifikasi pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, sebagai berikut: No. Nama PKP NPWP Alamat 1. 2. 3. dst. PT... CV... 02... 01... 06... Jalan... Jalan... Jalan..., tanggal Kepala Kantor, Petunjuk pengisiansurat tugas penunjukan petugas Verifikasi: Kolom identitas petugas : diisi dengan nama dan identitas petugas Verifikasi baik Account Representative maupun pelaksana/fungsional yang ditunjuk. Kolom idcntitas PKP cukup jelas.

-8- CONTOH FORMAT FORMULIR PERMINTAAN KONFIRMASI DATA PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH KANTOR PELAYANAN PAJAK FORMULIR PERMINTAAN KONFIRMASI DATA PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Dalam rangka pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 05/PJ/2012, dengan ini dimohon bantuan Saudara untuk memberikan konfirmasi Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Persetujuan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang atas Pengusaha Kena Pajak sebagai berikut: Nama NPWP Menyetujui, Kepala Seksi, tanggal Petugas Verifikasi,.. Bahwa Pengusaha Kena Pajak tersebut: Tidak Dipusatkan JAWABAN KONFIRMASI Dipusatkan pada Pengusaha Kena Pajak, dengan identitas: Nama NPWP Alamat Melalui Surat Keputusan Nomor tanggal Menyetujui, Kepala Bidang P2 HUMAS Kanwil DJP., tanggal Petugas Yang Memberikan Konfirmasi, Petunjuk pengisian formulir permintaan konfirmasi data pemusatan tempat terutangnya PPN Kolom permintaan konfirmasi - Kolom Kepala Seksi : Diisi dengan identitas Kepala Seksi atasan langsung petugas Verifikasi Kolom jawaban konfirmasi : cukup jelas

-9- CONTOH FORMAT FORMULIR KONFIRMASI DATA PKP PINDAH ALAMAT KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 1NDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH KANTOR PELAYANAN PAJAK FORMULIR KONFIRMASI DATA PKP PINDAH ALAMAT Dalam rangka pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 05/PJ/2012, dengan ini dimohon bantuan Saudara untuk memberikan konfirmasi data apakah Pengusaha Kena Pajak berikut telah pindah alamat ke kantor Saudara: Nama NPWP Menyetujui, Kepala Seksi, tanggal Petugas Verifikasi, JAWABAN KONFIRMASI Bahwa Pengusaha Kena Pajak tersebut telah terdaftar di KPP sejak tanggal dengan keterangan sebagai berikut: Nama NPWP Alamat Menyetujui, Kepala Seksi Pelayanan, tanggal Petugas Yang Memberikan Konfirmasi, Petunjuk pengisian formulir konfirmasi data PKP pindah alamat Kolom permintaan konfirmasi Kolom Kepala Seksi Diisi dengan identitas Kepala Seksi atasan langsung petugas Verifikasi Kolom jawaban konfirmasi Cukup jelas

- 10- CONTOH FORMAT KERTAS KERJA VERIFIKASI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH KANTOR PELAYANAN PAJAK NAMA WAJIB PAJAK NPWP ALAMAT KERTAS KERJA, tanggal Petugas Verifikasi, Petunjuk pengisiankertas kerja Verifikasi Kertas Kerja dapat dibuat untuk semua hal yang terkait dengan kegiatan Verifikasi Administratif maupun Lapangan. Kolom judul Kolom Badan Kertas Kerja Kolom tempat & tanggal Kolom identitas Petugas Verifikasi judul kertas kerja disesuaikan dengan topik yang diteliti, misalnya "Kertas Kerja Verifikasi Penyampaian SPT PPN" diisi sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh dan atau diteliti, bisa dalam bentuk uraian, tabel, gambar, dan sebagainya.. diisi tempat dan tanggal dibuatnya Kertas Kerja -. cukup jelas.

FORMAT SURAT TUGAS VERIFIKASI LAPANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH KANTOR PELAYANAN PAJAK SURAT TUGAS VERIFIKASI LAPANGAN NOMOR: Dengan ini ditugaskan kepada: Nama Pangkat/Gol. Jabatan untuk melaksanakan Verifikasi lapangan dalam rangka menguji pemenuhan persyaratan subjektif dan objektif Pengusaha Kena Pajak: Nama NPWP Alamat, tanggal a.n. Kepala Kantor, Kepala Seksi Petunjuk pengisian surat tugas Verifikasi lapangan Kolom identitas Petugas Verifikasi : cukup jelas. Apabila Petugas Verifikasi Lapangan lebih dari 1 (satu) dapat ditambahkan Kolom identitas PKP cukup jelas Kolom Kepala Seksi diisi dengan identitas Kepala Seksi atasan langsung Petugas Verifikasi

LAMPIRAN II Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-05/PJ/2012 Tanggal : 3 Februari 2012 FORMAT LAPORAN HASIL VERIFIKASI LAPORAN HASIL VERIFIKASI NOMOR LHV- (1) Surat Tugas Verifikasi: Nomor (2) Tanggal (3) I. Identitas Pengusaha Kena Pajak 1. Narna PKP 2. NPWP 3. Tanggal Pengukuhan PKP 4. Bidang Usaha/KLU 5. Alamat 6. Status PKP Pusat II. Identifikasi Kriteria (10) Pengusaha Kena Pajak tersebut termasuk: a. b. c. cl. c I I g Catatan: I I PKP yang telah dipusatkan tempat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai di tempat lain PKP yang pindah alamat ke wilayah kerja kantor Direktorat Jenderal Pajak lainnya PKP dengan status tidak aktif/non Efektif PKP yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 PKP yang menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Masukan dan Pajak Keluarannya nihil untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 PKF' yang pada Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang pada bagian periode tersebut tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN atau menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Masukan dan Pajak Keluarannya nihil PKP yang tidak ditemukan pada waktu pelaksanaan Sensus Pajak Nasional III. Verifikasi Lanjutan (11) PKP telah dilakukan kunjungan (visit) dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir PKP telah dilakukan pemeriksaan PPN dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir PKP telah dilakukan Konfirmasi Lapangan sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-62/PJ/ 2010 PKP ditemukan keberadaannya dan diyakini kegiatan usahanya pada waktu pelaksanaan Sensus Pajak Nasional Catatan: 1. Apabila seluruh kriteria tersebut di atas tidak terpenuhi maka perlu dilakukan verifikasi lapangan dan lanjutkan pengisian ke bagian IV Verifikasi Lapangan. 2. Apabila salah satu kriteria di atas terpenuhi, maka tidak perlu dilakukan verifikasi lapangan dan lanjutkan pengisian ke bagian V Kesimpulan. I I Cabang 1. Apabila salah satu kriteria dalam huruf a, b, c, d, e, f, atau g terpenuhi, maka lanjutkan pengisian ke bagian V Kesimpulan. 2. Apabila seluruh kriteria di atas tidak terpenuhi, maka lanjutkan pengisian ke bagian III Verifikasi Lanjutan. a. b. c. d. I 1 (4) (5) (6) (7) (8) (9) -9.

-2- IV. Verifikasi Lapangan (12) Sesuai dengan Surat Tugas Verifikasi Lapangan Nomor Tanggal verifikasi lapangan dengan hasil sebagai berikut: telah dilaksanakan A. Keberadaan Pengusaha Kena Pajak (Syarat Subjektif) Kondisi PKP pada saat Verifikasi Lapangan 1. Pengusaha 2. Alamat Dalam hal alamat tidak sesuai dengan data KPP, maka alamat yang seharusnya (15) adalah 5. Kegiatan Usaha/KLU : I Sesuai dengan data KPP Tidak sesuai (16) dengan data KPP Dalam hal kegiatan usaha tidak sesuai dengan data KPP, maka kegiatan usaha yang ditemukan pada saat verifikasi lapangan diuraikan pada kolom B angka 2. 6. Status PKP 7. Penanggung Jawab Nama Jabatan Alamat dan Telepon NPWP I Orang Pribadi Sesuai dengan data KPP I 1 Badan (13) I Tidak sesuai I (14) dengan data KPP Pusat I I I Cabang (17) (18) B. Kegiatan Pengusaha Kena Pajak (Syarat Objektif) 1. Daftar harta di lokasi usaha pada saat verifikasi la n_ an: No. Jenis Harta Status Kepemilikan Keterangan (19) 2. Gambaran Kegiatan Usaha PKP (20) 3. Foto/Gambar Tempat/Lokasi Kegiatan Usaha PKP (21)

V. KESIMPULAN -3-1. Berdasarkan hasil verifikasi diatas, PKP tersebut: a. pindah alamat/pemusatan b. telah memenuhi persyaratan: (22) subjektif objektif Keterangan : 2. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini diusulkan: (23) diterbitkan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak status PKP tetap dibuatkan Berita Acara Verifikasi dalam rangka pembatalan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak 3, Dalam hal PKP diusulkan tetap dikukuhkan: (24) data tidak perlu di-update data perlu di-update yaitu: alam at KLU/kegiatan usaha Perbaikan profil Lain-lain 4. Usulan tidak lanjut lainnya: pemeriksaan konseling Keterangan: suspect list Lain-lain Keterangan: (25) Menyetujui, Kepala Seksi, Tanggal (26) Petugas Verifikasi, Catatan: Dokumen dan Kertas Kerja terkait agar dilampirkan dalam Laporan Hasil Verifikasi.

-4- PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN HASIL VERIFIKASI Kolom (1) Kolom (2) Kolom (3) Kolom (4) Kolom (5) Kolom (6) Kolom (7) Kolom (8) Kolom (9) Kolom (10) Kolom (11) Kolom (12) Kolom (13) Kolom (14) Kolom (15) Kolom (16) Kolom (17) Kolom (18) Kolom (19) Kolom (20) Kolom (21) Kolom (22) Kolom (23) Kolom (24) dinomori sesuai dengan Kode Penunjuk di Kantor Pelayanan Pajak. contoh: LHV-99/WRhoc/KP.0104/2012 diisi dengan nomor Surat Tugas Verifikasi diisi dengan tanggal Surat Tugas Verifikasi diisi dengan nama Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi diisi dengan NPWP Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi diisi dengan tanggal pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi diisi dengan bidang usaha/klu Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi diisi dengan alamat lengkap Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi diisi dengan status Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi diisi dengan kondisi Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi diisi dengan langkah-langkah yang telah dilaksanakan KPP terhadap Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi diisi dengan nomor dan tanggal Surat Tugas Verifikasi Lapangan diisi dengan jenis Wajib Pajak pada saat Verifikasi Lapangan diisi dengan kesesuaian alamat PKP pada saat Verifikasi Lapangan diisi dalam hal alamat baru PKP diketahui keberadaannya pada saat Verifikasi Lapangan diisi dengan kesesuaian KLU PKP pada saat Verifikasi Lapangan diisi dengan status PKP pada saat Verifikasi Lapangan diisi dengan data penanggung jawab PKP pada saat Verifikasi Lapangan diisi dengan daftar harta yang ada di lokasi usaha pada saat verifikasi lapangan. Kolom status kepemilikan diisi dalam hal harta di lokasi usaha bersifat tidak bergerak (misalnya milik sendiri atau sewa). contoh harta tidak bergerak: ruang kantor, gudang, pabrik, ruko, dll cukup jelas cukup jelas diisi apakah PKP memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif berdasarkan verifikasi diisi apakah status PKP tetap dikukuhkan atau dicabut. Usulan untuk dibuatkan Berita Acara Verifikasi dalam rangka pembatalan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak diisi apabila berdasarkan hasil Verifikasi dapat dibuktikan bahwa PKP yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif. diisi dengan usulan tindak lanjut untuk meng-update data PKP Kolom keterangan diisi dengan data atau informasi yang perlu di-update Kolom (25) diisi dengan usulan tindak lanjut lain selain kolom 24 dan kolom 25 Kolom (26) cukup je las

LAMPIRAN III Peraturan Dircktur Jenderal Pajak Nomor : PER-05/PJ/2012 Tanggal : 3 Februari 2012 FORMAT LAPORAN REKAPITULASI HASIL REGISTRASI ULANG PKP TAHUN 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH I. PKP yang Dicabut LAPORAN REKAPITULASI HASIL REGISTRASI ULANG PKP TAHUN 2012 BULAN No. Nama PKP NPWP KPP... 1 2 3 dst. KPP... 1 2 3 dst. Nomor dan tanggal Surat Keputusan Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Keterangan II. Rekapitulasi Jumlah PKP yang di Registrasi Ulang Keterangan A. Jumlah PKP terdaftar sampai dengan bulan... - Jumlah PKP yang terdaftar sampai dengan bulan lalu - Jumlah PKP yang terdaftar pada bulan... B. Jumlah PKP yang telah di Registrasi Ulang sampai dengan bulan... - Jumlah PKP yang telah di Registrasi Ulang sampai dengan bulan lalu - Jumlah PKP yang telah di Registrasi Ulang pada bulan... 1. Jumlah PKP yang tetap dikukuhkan sampai dengan bulan... - Jumlah PKP yang tetap dikukuhkan sampai dengan bulan lalu - Jumlah PKP yang tetap dikukuhkan pada bulan... 2. Jumlah PKP yang dicabut pengukuhannya sampai dengan bulan... - Jumlah PKP yang dicabut pengukuhannya sampai dengan bulan lalu - Jumlah PKP yang dicabut pengukuhannya pada bulan... C. Jumlah PKP yang belum di Registrasi Ulang sampai dengan bulan... (a) (b) (c) -= (b)+(c) (d) = (e)+(f) (e) (f) (g) = (h)+(i) (h) (i) (j) = (k)+(i) (k) (I) (m) = (a) - (d) Jumlah, tanggal Kepala Kantor Wilayah DJP....

-2- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH KANTOR PELAYANAN PAJAK I. PKP yang Dicabut LAPORAN REKAPITULASI HASIL REGISTRASI ULANG PKP TAHUN 2012 BULAN... No. Nama PKP NPWP 1 2 3 dst. Nomor dan tanggal Surat Keputusan Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Keterangan II. Rekapitulasi Jumlah PKP yang di Registrasi Ulang Keterangan Jumlah A. Jumlah PKP terdaftar sampai dengan bulan... - Jumlah PKP yang terdaftar sampai dengan bulan lalu - Jumlah PKP yang terdaftar pada bulan... B. Jumlah PKP yang telah di Registrasi Ulang sampai dengan bulan... - Jumlah PKP yang telah di Registrasi Ulang sampai dengan bulan lalu - Jumlah PKP yang telah di Registrasi Ulang pada bulan... 1. Jumlah PKP yang tetap dikukuhkan sampai dengan bulan... - Jumlah PKP yang tetap dikukuhkan sampai dengan bulan lalu - Jumlah PKP yang tetap dikukuhkan pada bulan... 2. Jumlah PKP yang dicabut pengukuhannya sampai dengan bulan... - Jumlah PKP yang dicabut pengukuhannya sampai dengan bulan lalu - Jumlah PKP yang dicabut pengukuhannya pada bulan... C. Jumlah PKP yang belum di Registrasi Ulang sampai dengan bulan... (a) = (b)+(c) (b) (c) (d) = (e)+(f) (e) (f) (g) = (h)+(i) (h) (i) (j)= (k) (1) (k) (I) (m) = (a)-(d) Kepala KPP..., tanggal

LAMPIRAN IV Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-05/PJ/2012 Tanggal : 3 Februari 2012 FORMAT BERITA ACARA VERIFIKASI BERITA ACARA VERIFIKASI NOMOR BAV- Pada hari ini tanggal bulan tahun saya: Nama Pangkat/Golongan Jabatan telah melaksanakan Verifikasi tanggal dalam rangka pembatalan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Nomor tanggal atas nama: 1. Nama PKP 2. NPWP 3. Tanggal Pengukuhan PKP 4. Bidang Usaha/KLU 5 Alamat saat Verifikasi Berdasarkan hasil Verifikasi sebagaimana dituangkan dalam Laporan Hasil Verifikasi Nomor LVR-, tanggal diketahui bahwa Wajib Pajak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, dengan uraian sebagai berikut: Wajib Pajak, Pembuat Berita Acara, Jabatan Kepala Seksi Mengetahui, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Kepala Kanwil DJP Menyetujui,

-2- Petunjuk pengisian berita acara Verifikasi Kolom Nomor Kolom Identitas Pembuat Berita Acara : cukup jelas Kolom Laporan Hasil Verifikasi Kolom Identitas PKP Kolom Uraian Kolom Tanda Tangan dinomori sesuai dengan Kode Penunjuk di Kantor Pelayanan Pajak sesuai Pedoman Tata Naskah Dinas diisi dengan Nomor dan tanggal Laporan Hasil Verifikasi cukup jelas diisi dengan alasan terpenuhinya persyaratan subjektif dan objektif untuk dikukuhkan sebagai PKP cukup jelas 4,