ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA SKRIPSI. oleh. Ika Wahyu Prasetya W NIM

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA

KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN NARASI MAHASISWA BIPA KELAS KARYA SISWA DI UNIVERSITAS JEMBER

PENYIMPANGAN KALIMAT BERBAHASA INDONESIA DALAM ARTIKEL MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS JEMBER SKRIPSI

CAMPUR KODE BAHASA MADURA KE DALAM BAHASA INDONESIA DALAM PERCAKAPAN MAHASISWA DI LINGKUNGAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

KARAKTERISTIK RAGAM BAHASA DALAM STATUS DAN KOMENTAR MAHASISWA PBSI PADA APLIKASI BBM (BLACKBERRY MESSENGER) SKRIPSI. Oleh:

DIKSI DAN GAYA BAHASA TUTURAN MOTIVASI GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 2 LUMAJANG SKRIPSI

ANALISIS MATERI PELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) SMA KELAS XI SKRIPSI. Oleh. Inno Cahyaning Tyas NIM

DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM LIRIK LAGU ADA BAND PADA ALBUM ROMANTIC RHAPSODY SKRIPSI. Oleh : Diansyah Rifky Sabila NIM

STRATEGI MEMINTA : STUDI KASUS TINDAK TUTUR ANAK USIA 8 TAHUN SKRIPSI. Oleh. Mei Suliasih NIM

EFEKTIVITAS KALIMAT DAN EJAAN DALAM SURAT UNDANGAN RESMI KARYA SISWA KELAS VIII SMP PLUS DARUS SHOLAH JEMBER SKRIPSI. oleh

ANALISIS PERUBAHAN STATUS SOSIAL TOKOH UTAMA PADA NOVEL PARA PRIYAYI KARYA UMAR KAYAM

PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS VIIB SMPN 2 RAMBIPUJI SKRIPSI

KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT DALAM RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH KAMPUS PRIMA FISIP UNIVERSITAS JEMBER SKRIPSI. Oleh. Megawati NIM

CAMPUR KODE BAHASA JAWA DALAM BAHASA INDONESIA PADA FILM JOKOWI SKRIPSI. Oleh. Agung Tri Debbyansyah NIM

KESALAHAN PENULISAN AFIKS DALAM PARAGRAF KARYA SISWA KELAS VII SMPN 3 SITUBONDO SKRIPSI. Oleh : Nuarisky Dwi Hariyanti

PENELITIAN REGISTER BIDANG PERTANIAN PADA MASYARAKAT PETANI DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN TANGGUL SKRIPSI. Oleh. Ninda Novitasari NIM

PENERAPAN METODE ACROSTIC UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT KE DALAM TEKS PUISI SISWA KELAS X IPS 2 SMA NEGERI 2 JEMBER SKRIPSI

TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF EKSPOSISI PADA ARTIKEL KESEHATAN DI INTISARI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN MENULIS KELAS X SMA SKRIPSI

RAGAM BAHASA GAUL PADA CERPEN DALAM MAJALAH Gaul EDISI AGUSTUS 2011 SKRIPSI. Oleh. Sherly Yulita Dewi NIM

STRATEGI PERSUASIF PADA WACANA IKLAN POLITIK DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh Arif Bahtiar NIM

TINDAK TUTUR EKSPRESIF GURU TERHADAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 7 JEMBER SKRIPSI. Oleh

TINDAK BERBAHASA DALAM INTERAKSI JUAL BELI DI ONLINE SHOP KOSMETIK NINA SKRIPSI. Oleh: Dwi Retno Oktaviani NIM

TINDAK TUTUR BERBAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI JUAL-BELI DI PASAR MINGGU TAMANAGUNG BANYUWANGI

TINDAK TUTUR BERBAHASA INDONESIA DALAM PERCAKAPAN ANTARANAK KOS JEMBER MELALUI MEDIA HANDPHONE SKRIPSI. Oleh: Fahmi Hary Subagyo NIM

SKRIPSI. Oleh Leny Ocktalia NIM

JARGON DALAM FORUM KASKUS DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI ALTERNATIF MATERI PEMBELAJARAN PENULISAN SLOGAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACAKAN BERITA BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMA BERBASIS MULTIMEDIA SKRIPSI. Oleh

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS V SDN PETUNG 1 BONDOWOSO DENGAN PENGGUNAAN PERMAINAN KREATIF SKRIPSI

TINDAK TUTUR BAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI TERAPIS-PASIEN PADA KOLOM KONSULTASI TABLOID MANTRA EDISI FEBRUARI 2014

NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM TEKS WACANA PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK BAHASA INDONESIA UNTUK SD KELAS TINGGI

GAYA BAHASA METAFORA DALAM ACARA RAJA GOMBAL TRANS7 SEBAGAI PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN MENULIS DI SMA KELAS XII SKRIPSI.

NAMA MAKANAN DAN MINUMAN UNIK DI JEMBER ( TINJAUAN SEMANTIK )

PENERAPAN METODE PRACTICE REHEARSAL PAIRS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII A SMPN 1 RAMBIPUJI JEMBER DALAM MEMBAWAKAN ACARA SKRIPSI

NILAI-NILAI MORAL DALAM DONGENG DI WILAYAH EKS-KARESIDENAN BESUKI SKRIPSI. Oleh. Rizky Aryono

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GRUJUGAN KIDUL 2 BONDOWOSO SKRIPSI

NILAI - NILAI KULTURAL DALAM LIRIK LAGU BANYUWANGEN : KAJIAN TRADISI LISAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE STRUKTURAL ANALISIS SINTESIS (SAS) PADA SISWA KELAS 1A SDN BAKUNGAN BANYUWANGI SKRIPSI.

MODUS TINDAK DIREKTIF GURU TERHADAP SISWA KELAS IV SDN I SUKOSARI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PROPOSAL SKRIPSI. Oleh

DAYA PERSUASIF DALAM WACANA IKLAN KOMERSIAL PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN DI MEDIA TELEVISI SKRIPSI. Oleh. Rizka Kurnia Ayu

DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI SUATU CERITA DARI NEGERI ANGIN KARYA AGUS R SARJONO SKRIPSI. Slamet Ari Wibowo NIM

SKRIPSI. Oleh: Ike Wijayanti NIM

JARGON PADA SPANDUK POLITIK PARA CALON BUPATI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh : Aenor Rofek NIM

TRANSFORMASI UNSUR-UNSUR INTRINSIK DALAM EKRANISASI 5 CM. Oleh : Reinelda Qhair. S

TINGKAT PEMAHAMAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA BIDANG SAINS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN SKRIPSI.

JARGON PADA KOMUNITAS HONDA MEGA PRO INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DI SMP

SKRIPSI. Oleh: Sinta Ambar Husada NIM

SKRIPSI. Oleh: Pipit Ermawati NIM

INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA ARAB KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH MIMBAR SKRIPSI. Oleh Ahmad Syaifuddin Zuhri NIM

HUBUNGAN BAHASA IBU DENGAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESUKI SKRIPSI. Oleh : Qomariyatul Badriyah

TINDAK ILOKUSI PADA IKLAN RADIO PROSALINA JEMBER DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF DALAM RUBRIK PEMBACA MENULIS SURAT KABAR JAWA POS SKRIPSI. Oleh Aning Rokhmawati NIM

MITOS BUYUT CILI MASYARAKAT USING KEMIREN SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA DI SMA SKRIPSI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH DENGAN METODE SAVI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 GENTENG 2013/2014 SKRIPSI.

SKRIPSI HILMAN ADHI FADHLULLAH

PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X MA HUSNUL RI AYAH SITUBONDO

PERANAN PELATIH TERHADAP PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PELATIHAN PROSESING DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELATIHAN KERJA KABUPATEN JEMBER TAHUN

CAMPUR KODE DALAM LIRIK-LIRIK LAGU KARYA PROJECT POP SKRIPSI. Oleh : Igas Amalia Rosana NIM

WACANA LISAN DALAM TRADISI SELAMATAN KIRIM DOA MASYARAKAT JAWA SONGGON-BANYUWANGI

STATUS MARIO TEGUH DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK: SEBUAH TINJAUAN BENTUK RETORIKA, DIKSI, DAN GAYA BAHASA SKRIPSI. Oleh

PEPALI WANITA HAMIL MASYARAKAT JAWA DI DESA BALUNG KULON SKRIPSI. Oleh: Ahmad Farizza Fikri

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG NARASI DENGAN MENGGUNAKAN GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA PROBOLINGGO SKRIPSI

PERUBAHAN MAKNA KATA DALAM WACANA BERITA POLITIK DI SURAT KABAR JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2011 SKRIPSI. Oleh. Decca Ayu Wulan A NIM

WACANA HUMOR KRITIS DALAM ACARA SENTILAN SENTILUN DI METRO TV EPISODE SKRIPSI

PENERAPAN MODEL ELABORASI TERHADAP HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA DI SMA. Oleh Jadnika Dwi RA NIM

TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG DALAM DIALOG PARA TOKOH FILM GRAMMAR SUROBOYOAN KARYA M. SHOLIKIN SKRIPSI. Oleh

WACANA BAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI JUAL-BELI PAKAIAN DI PASAR ROGOJAMPI SKRIPSI. Oleh Ailiana Trisna Reh Utami NIM

PILIHAN BAHASA IKLAN DI STASIUN TELEVISI SWASTA SKRIPSI. Oleh. Iffah Rahmawati

PENALARAN DALAM BAHASA IKLAN DI SURAT KABAR HARIAN SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGUMUMAN DENGAN TEKNIK PEER CORRECTION PADA SISWA KELAS IV A DI SDN SEMBORO 04 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEKS HASIL OBSERVASI DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII SMP NEGERI 1 GENTENG TAHUN AJARAN 2014/ 2015

JARGON BAHASA INDONESIA PADA KEGIATAN PANJAT DINDING DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh : Ratnaning Ekawati Oktaviana NIM:

ALIH KODE DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR KELAS VII MTS AL-KAUTSAR SRONO BANYUWANGI

NILAI - NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT MALANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF SISWA KELAS VII SMP ISLAM SUNAN BONANG MELALUI LATIHAN TERBIMBING DENGAN PERMAINAN KATA ANAGRAM

SKRIPSI. Oleh Yuzlah Wahyu Witri Lestari

SKRIPSI. Oleh Iin Maristyani NIM

KETIDAKTEPATAN PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 JEMBER SKRIPSI

SKRIPSI. Oleh Rani Dwi Hartanti NIM

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Eko Permadi NIM

DIPEROLEH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

WACANA HUMOR PADA TUTURAN TOKOH FATHIYAH DAN PRINSIP KERJASAMA DENGAN TOKOH LAIN DALAM SINETRON DIA ANAKKU DI INDOSIAR SKRIPSI

SKRIPSI. Oleh : Inayatul Karimah NIM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS X-4 SMAN 1 TANGGUL JEMBER DALAM MENGAPRESIASI CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK TEATER PIKIRAN

PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH DALAM KITAB HADITS BUKHARI-MUSLIM SKRIPSI. Oleh Indra Hardiyansyah NIM

RAGAM BAHASA REMAJA DALAM SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI. oleh ELIA PUTRI MAHARANI NIM

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI MEDIA FILM ANIMASI PADA SISWA KELAS V SDN PANTI 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM TINDAK MENGRITIK PADA ACARA SENTILAN SENTILUN DI TELEVISI METRO SKRIPSI. Oleh DEDY ANANG KUNCARA NIM

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI POLA SEBAB-AKIBAT SISWA KELAS XI IPS SMAN 5 JEMBER

SKRIPSI. Oleh Dewi Permani Suci NIM

SKRIPSI OLEH : LUKMAN FAUSI NIM

Oleh Sri Imawatin NIM

KESALAHAN PEMILIHAN KATA PADA PENULISAN KARANGAN NARASI SISWA KELAS V SDN 08 TEGALHARJO KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

MANTRA PENYUCIAN BANYU WINDU PADA RITUAL SODORAN SUKU TENGGER. Oleh KINASIH DWIJAYANTI NIM

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK FISIKA SEBAGAI MEDIA INSTRUKSIONAL POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI.

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF MAHASISWA PBSI FKIP UNIVERSITAS JEMBER DALAM JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS II SDN SUKOSARI 01 KUNIR SKRIPSI. Oleh:

INTERFERENSI AFIKSASI BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA SURAT KABAR JAWA POS RUBRIK WAYANG DURANGPO EDISI JANUARI JUNI 2010 SKRIPSI

SKRIPSI. Oleh. Sudarsri Lestari NIM

KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA PPL (PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN) PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2016/2017

Transkripsi:

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S1) dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan oleh Ika Wahyu Prasetya W NIM 080210402019 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2013 i

PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1) ibunda Sutimah S.Ag tercinta yang selalu mencurahkan kasih sayang dan tak henti-hentinya mendoakan ananda; 2) seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan; 3) guru-guruku sejak taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi yang telah memberikan ilmu dan pengalaman; 4) almamater yang kubanggakan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember. ii

MOTTO Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya. Alexander Popehttp://tersingelisasi.blogspot.com/2012/02/motto-hidup-kumpullanmotto-untuk.html waktu 27 Januari 2013 iii

PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: nama : Ika Wahyu Prasetya W NIM : 080210402019 menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Analisis Taksonomi Siasat Permukaan Tuturan Mahasiswa dalam Seminar Proposal Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi mana pun, dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggungjawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar. Jember, 10 Januari 2013 Yang menyatakan Ika Wahyu Prasetya W NIM 080210402019 iv

SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER Oleh Ika Wahyu Prasetya Warda NIM 080210402019 Pembimbing Dosen Pembimbing Utama : Drs. H. Parto, M.Pd. Dosen Pembimbing Anggota : Rusdhianti Wuryaningrum, S.Pd, M.Pd. v

PENGESAHAN Skripsi berjudul Analisis Kesalahn Berbahasa Tuturan Mahasiswa dalam Seminar Proposal Skripsi Mahasiswa telah diuji dan disahkan pada: Hari, tanggal : Senin, 7 Januari 2013 Tempat : Gedung III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember Tim Penguji: Ketua Sekretaris Dra. Endang Sri W, M.Pd Rusdhianti Wuryaningrum S.Pd, M.Pd NIP. 19571103 198502 2 001 NIP. 19780506 200312 2 001 Anggota I Anggota II Drs. Hari Satridjono, M.Pd Dr. Parto, M.Pd NIP. 195880522 198503 1 001 NIP. 19631116 198903 1 001 Mengetahui, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember Prof. Dr. Sunardi, M.Pd NIP. 19540501 198303 1 005 vi

RINGKASAN Analisis Taksonomi Siasat Permukaan Tuturan Mahasiswa dalam Seminar Proposal Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember; Ika Wahyu Prasetya W; 2012; 63 halaman; Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh salah satu peristiwa berbahasa yang menarik untuk dikaji khususnya peristiwa tutur yang kurang tepat, tidak jelas bahkan salah digunakan dalam forum seminar proposal skripsi mahasiswa PBSI. Analisis taksonomi siasat permukaaan merupakan salah satu cara mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa yang meliputi, kesalahan penghilangan, kesalahan penambahan, kesalahan formasi, dan kesalahan susun. Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan dalam penelitian ini meliputi: bentuk kesalahan penghilangan, bentuk kesalahan penambahan, bentuk kesalahan formasi dan bentuk kesalahan susun dalam seminar proposal skripsi mahasiswa PBSI Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan rancangan deskripsi dan jenis penelitaian yang digunakan penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah peristiwa tutur dalam seminar proposal skripsi mahasiswa PBSI Universitas Jember, sedangkan data dalam penelitian ini adalah tuturan mahasiswa PBSI, yang meliputi moderator, pemateri, dan penanya. Metode pengumpulan data menggunakan teknik rekam yang dilanjutkan dengan transkripsi data. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (Human Instrument) dan instrumen pendukung berupa kamera digital. Proses analisis data terdiri dari pengidentifikasian data, melakukan pengodean data, mengklasifikasikan data, mendeskripsikan data, interpretasi data yang telah diperoleh. Hasil dan pembahasan penelitian ini mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa pada saat seminar proposal skripsi mahasiswa PBSI. Kesalahan tersebut meliputi empat klasifikasi analisis taksonomi siasat permukaan. Kesalahan vii

penghilangan yang meliputi penghilangan konjungsi, penghilangan objek, subjek, dan verba kalimat serta hilangnya kata-kata yang seharusnya hadir untuk memperjelas makna suatu kalimat. Penghilangan pada kalimat tersebut menjadikan tidak tersampaikannya makna secara jelas kepada peserta seminar. Kesalahan penambahan meliputi penambahan frasa dan penambahan kata-kata yang menjadikan kaburnya makna kalimat sehingga peserta seminar sulit memahami tuturan kalimat yang disampaikan. Kesalahan formasi meliputi ketidaktepatan penggunaan konjungsi, adanya ketidaksesuaian suatu kalimat dengan kaidah keefektifan kalimat, sehingga menjadikan suatu kalimat kurang tepat digunakan dalam acara formal seminar skripsi mahasiswa. Kesalahan susun lebih banyak ditemukan pada susunan kalimat yang berbelit-belit yang menjadikan kalimat mengalami perluasan subjek, objek dan pelesapan subjek. Dari kesalahan tersebut menjadikan kalimat yang disampaikan menjadi sulit dipahami maknanya bahkan tidak dimengerti oleh peserta seminar. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa PBSI masih melakukan kesalahan berbahasa yang meliputi kesalahan penambahan penghilangan, kesalahan formasi, dan kesalahan susun. Kesalahan tersebut menjadikan tidak efektifnya suatu tuturan dalam acara formal seminar proposal skripsi. Ketidakefektifan kalimat tersebut menjadikan banyaknya makna yang sulit dipahami bahkan tidak dimengerti oleh peserta seminar. Saran diberikan oleh peneliti adalah 1) mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember disarankan untuk menghindari bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Indonesia, 2) disarankan hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru menjadi salah satu sumber informasi mengenai bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Indonesia dan menjadikannya acuan untuk memperbaiki kesalahan berbahasa, dan 3) disarankan penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya, sebagai bahan kontribusi pada penelitiannya mengenai kesalahan berbahasa lainnya. viii

PRAKATA Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia- Nya, sehingga skripsi berjudul Analisis Taksonomi Siasat Permukaan Tuturan Mahasiswa dalam Seminar Proposal Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih diucapkan kepada: 1) Drs. Moh. Hasan, M.Sc, Ph.D., selaku Rektor Universitas Jember; 2) Prof. Dr. Sunardi,M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Jember; 3) Dr. Sukatman, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Seni; 4) Rusdhianti Wuryaningrum, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 5) Dr. Arju Muti ah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa; 6) Drs. H. Parto, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Rusdhianti Wuryaningrum, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian dalam penulisan skripsi ini; 7) Dra. Endang Sri W, M.Pd selaku Ketua Penguji; 8) Drs. Hari Satrijono, M.Pd. selaku dosen pemabahas; 9) Nur Indah Surfilanti, Iken Mety W, Atok Lutfi yang memberikan semangat, bantuan, dan mendengarkan keluh kesahku selama menyelesaikan skripsi ini; 10) teman-teman Imabina 2008 yang telah memberikan kehangatan persahabatan; 11) kos bembeng 27, dan semua anggota GIVO 8, yang selalu menghibur dan mendukung selama proses penyelesaian skripsi ini; 12) semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. ix

Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Jember, 10 Januari 2013 Penulis x

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PERSEMBAHAN...ii HALAMAN MOTTO...iii HALAMAN PERNYATAAN...iv HALAMAN PEMBIMBINGAN...v HALAMAN PENGESAHAN...vi RINGKASAN...vii PRAKATA...ix DAFTAR ISI...xi DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...4 1.3 Tujuan Penelitian...4 1.4 Manfaat Penelitian...5 1.5 Definisi Operasional...5 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesalahan Berbahasa...7 2.2 Analisis Kesalahan Berbahasa...9 2.3 Taksonomi Kesalahan Berbahasa...11 2.4 Taksonomi Siasat Permukaan...12 xi

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian dan Jenis Penelitian...14 3.2 Data dan Sumber Data...14 3.3 Pengodean Data... 15 3.4 Metode Penelitian... 15 3.4.1 Metode Pengumpulan Data...16 3.4.2 Metode Penentuan Daerah Penelitian...16 3.4.3 Metode Penentuan Korpus...16 3.4.4 Metode Analisis Data...17 3.5 Instrumen Penelitia...18 3.6 Prosedur Penelitian...18 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 bentuk kesalahan penghilangan...19 4.2 bentuk kesalahan penambahan...24 4.3 Bentuk Kesalahan Formasi...42 4.4 Bentuk Kesalahan Susun...54 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...60 5.2 Saran...61 DAFTAR PUSTAKA...62 LAMPIRAN...64 xii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman A. Matrik Penelitian...64 B. Instrumen Pembantu Pengumpul Data...68 C. Instrumen Pembantu Analisis Data...79 D. Autobiografi...121 xiii

BAB 1. PENDAHULUAN Pada bab ini secara berurutan diuraikan: 1) latar belakang penelitian, 2) rumusan masalah, 3) tujuan penelitian, 4) manfaat penelitian, dan 5) definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki arti penting bagi kehidupan manusia yang ditunjukkan dengan keberadaannya sebagai alat komunikasi. Hampir semua kegiatan manusia memerlukan bantuan bahasa baik berupa bahasa lisan maupun bahasa tulis. Dengan bahasa tulis dan bahasa lisan tersebut manusia dapat menjalankan aktivitas sehariharinya tanpa menemukan kesulitan. Pada dasarnya bahasa yang digunakan manusia adalah untuk menuangkan ide atau gagasan dan perasaan kepada orang lain atau sebaliknya bahasa digunakan untuk menerima ide atau gagasan dan perasaan dari orang lain, selain itu bahasa juga digunakan manusia untuk berinteraksi sosial dan mengidentifikasi diri. Kridalaksana (1983:17) mendefinisikan bahasa sebagai sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai bahasa daerah. Keanekaragaman bahasa daerah tersebut menyebabkan masyarakat Indonesia menguasai lebih dari satu bahasa yaitu bahasa pertama dan bahasa kedua. Pada umumnya mereka menguasai bahasa daerah sebagai bahasa pertama dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Hampir seluruh pelosok negeri ini mampu menggunakan bahasa Indonesia. Maka tidak salah apabila bahasa Indonesia dikatakan bahasa pemersatu bangsa serta sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia adalah salah satu bentuk jati diri bangsa Indonesia. Namun pada perkembangannya, eksistensi bahasa Indonesia sebagai manifestasi paham nasionalisme kian memudar. Hal tersebut terbukti dengan kurangnya perhatian dari

2 mahasiswa terhadap penggunaan bahasa Indonesia sehingga masih banyak kekeliruan. Kesalahan-kesalahan berbahasa masih ditemukan khususnya pada forum seminar proposal skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Dalam proses berjalannya seminar proposal skripsi mahasiswa sering menggunakan tuturan yang berulang-ulang bahkan kadang menggunakan tuturan yang seharusnya tidak perlu diucapkan. Contoh kesalahan berbahasa yang dilakukan wahyu pada seminar 13 september 2012 tersebut tampak pada tuturan berikut, Kenapa kita sendiri sebagai Prodi Bahasa Indonesia yang sebelumnya istilahnya kita sudah mendapatkan mata kuliah mengenai kesalahan berbahasa Indonesia dan mungkin dari analisis kesalahan berbahasa itu kita dapat menguraikan bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesia itu sendiri. Seperti itu. Pada tuturan tersebut dapat diketahui adanya kesalahan penambahan, penghilangan formasi,dan kesalahan susun. Kesalahan penambahan nampak pada penggunaan kata-kata yang seharusnya tidak perlu digunakan seperti kata, sendiri,istilahnya kita, mengenai, itu, bagaimana. Sedangkan kesalahan penghilangan ditandai tidak adanya kata mahasiswa antara kata sebagai dan prodi. Mahasiswa sendiri harus hadir selaku sebjek kalimat.kesalahan susun terjadi pada konstruksi kalimat yang terlalu berbelit-belit, sehingga makna kalimat sulit dipahami. Selain itu penutur terpengaruh bahasa jawa sehingga pada akhir tuturannya muncul kata seperti itu. Seharusnya kalimat di atas disusun lebih sederhana agar maknanya bisa dipahami dengan mudah. Dengan demikian, seharusnya konstruksi kalimat di atas adalah sebagai berikut. Kenapa kita sebagai mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia yang sudah mendapatkan mata kuliah analisis kesalahan berbahasa masih sering melakukan kesalahan berbahasa? Mungkin dari analisis kesalahan berbahasa, kita dapat menguraikan bentuk-bentuknya. Bentuk-bentuk kesalahan berbahasa harus dihindari oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hal ini karena mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia adalah calon pengajar bahasa Indonesia di

3 masyarakat. Oleh sebab itu, pemahaman mahasiswa atas bentuk-bentuk kesalahan berbahasa harus ditingkatkan dengan tujuan kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia dapat dihindari dengan baik. Analisis kesalahan berbahasa adalah metode yang tepat untuk menguraikan bentuk-bentuk kesalahan berbahasa. Dalam analisis kesalahan berbahasa, terdapat berbagai pendekatan yang dapat digunakan sebagai metode analisis. Salah satunya adalah taksonomi siasat permukaan yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguraikan bentuk-bentuk kesalahan berbahasa.taksonomi siasat permukaan memiliki 4 (empat) aspek analisis (Tarigan, 1990), yaitu : 1)omission (kesalahan penghilangan), 2)addition (kesalahan penambahan), 3)misformation (kesalahan formasi), dan4) misordering (kesalahan susun). Empat aspek analisis tersebut dinilai paling tepat digunakan dalam penelitian ini karena bertujuan menguraikan bentukbentuk kesalahan berbahasa Indonesia tuturan mahasiswa dalam seminar mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Analisis taksonomi permukaan ini mampu menjabarkan bentuk kesalahan berbahasa yang sering dilakukan para mahasiswa. Kesalahan tersebut berupa, penyusunan kalimat dan menghilangkan/menambahkan unsur-unsur yang seharusnya tidak diperlukan sehingga seringkali membuat kesalahan berbahasa mahasiswa dalam penggunaan bahasa Indonesia. Dari analisis ini diharapkan mampu memberi pehaman terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Berdasarkan uraian di atas, judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Analisis Kesalahan Berbahasa Tuturan Mahasiswa Dalam Seminar Proposal Skripsi Mahasiswa Universitas Jember.

4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut. a. Bagaimanakah bentuk kesalahan penghilangan ( omission) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember? b. Bagaimanakah bentuk kesalahan penambahan (addition) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember? c. Bagaimanakah bentuk kesalahan formasi (misformation) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember? d. Bagaimanakah bentuk kesalahan susun ( misordering) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan hal-hal berikut: a. bentuk kesalahan penghilangan ( omission) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember; b. bentuk kesalahan penambahan ( addition) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember; c. bentuk kesalahan formasi ( misformation) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember; dan d. bentuk kesalahan susun ( misordering) dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember.

5 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut. a. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Indonesia. b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai bentuk-bentuk kesalahan berbahasa Indonesia dan menjadi acuan untuk memperbaiki kesalahan berbahasa tersebut. c. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kontribusi pada penelitian mengenai kesalahan berbahasa lainnya. 1.5 Definisi Operasional Penelitian adalah proses komunikasi dan komunikasi memerlukan akurasi bahasa agar tidak menimbulkan perbedaan pengertian antarorang dan agar orang lain dapat mengulangi penelitian tersebut (Arikunto, 2006). Oleh sebab itu, maka akan dijabarkan beberapa istilah. a. Kesalahan berbahasa adalah pelanggaran bentuk dari struktur baku bahasa. b. Taksonomi siasat permukaan adalah suatu bentuk analisis kesalahan berbahasa yang menekankan pada cara-cara struktur permukaan berubah. Analisis tersebut meliputi kajian kesalahan penghilangan ( omission), penambahan (addition), formasi (misformation), dan susun (misordering). c. Kesalahan penghilangan adalah kesalahan yang ditandai dengan adanya ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada dalam ucapan yang baik dan benar. d. Kesalahan penambahan adalah kesalahn yang ditandai hadirnya suatu butir atau unsur yang seharusnya tidak muncul dalam ujaran. e. Kesalahan formasi adalah kesalahan yang ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau sruktur yang salah.

6 f. Kesalahan susun adalah kesalahan yang ditandai oleh penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau kelompok morfem dalam suatu ujaran.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dipaparkan teori-teori yang dijadikan landasan dalam penelitian ini. Teori tersebut meliputi: 1) kesalahan berbahasa, 2) analisis kesalahan berbahasa, 3) taksonomi kesalahan berbahasa, dan 4) taksonomi siasat permukaan. 2.1 Kesalahan Berbahasa Pelanggaran terhadap sistem bahasa, baik disengaja ataupun tidak disengaja, menyebabkan timbulnya kesalahan berbahasa yang menghambat kelancaran komunikasi yang diharapkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dulay, Burt, dan Krashen yang (dalam Suwandi 2008:165), bahwa kesalahan berbahasa adalah terjadinya penyimpangan kaidah dalam tindak berbahasa, baik lisan maupun tulisan. Kesalahan berbahasa terdiri atas dua jenis, yaitu errors dan mistakes. Purwadi (2000:3) menyatakan bahwa kesalahan ( error) terjadi karena faktor kompetensi pemakai bahasa. Dalam hal ini pemakai bahasa memang belum menguasai kaidah bahasa yang digunakannya. Oleh sebab itu, kesalahan berbahasa dapat dikatakan bersifat sistemik, yakni karena pemakai bahasa tidak menguasai sistem bahasa yang sedang berlaku. Menurut Corder (d alam Tarigan dan Tarigan, 1990:77) yang dimaksud dengan kesalahan berbahasa adalah pelanggaran terhadap kode berbahasa. Pelanggaran ini bukan hanya bersifat fisik, melainkan juga sebuah tanda kurang sempurnanya pengetahuan dan penguasaan terhadap kode. Kesalahan itu biasanya ditentukan berdasarkan ukuran keberterimaan. Apakah bahasa (ujaran atau tulisan) pembelajar bahasa itu berterima atau tidak bagi penutur asli atau pengajarnya. Jadi, jika pembelajar bahasa Indonesia membuat kesalahan, maka ukuran yang digunakan adalah koreksi yang dilakukan oleh penutur asli bahasa Indonesia. Apabila bahasa yang digunakan pembelajar tersebut dinilai salah oleh penutur asli bahasa Indonesia, maka dikatakan pembelajar bahasa telah membuat kesalahan.

8 Selain itu, Tarigan dan Tarigan (1990: 75-76) juga menambahkan pengertian mengenai kesalahan berbahasa. Menurut mereka, kesalahan itu disebabkan oleh faktor kompetensi. Artinya, pelaku tersebut memang belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya. Kesalahan berbahasa biasanya terjadi secara konsisten dan sistematis. Kesalahan itu dapat berlangsung lama apabila tidak diperbaiki. Di bawah ini adalah sebuah ilustrasi untuk mempermudah pemahaman terhadap kesalahan (errors). Setiap anak diminta oleh ibu guru untuk mencari makna tentang ungkapan atau istilah asing yang terdapat dalam bacaan di buku paket. Setelah selesai menemukan maknanya, ibu guru menyuruh untuk membuat sebuah kalimat dengan menggunakan istilah asing tersebut. Namun setelah dikumpulkan, semua siswa tidak mencetak miring istilah asing yang digunakan dalam kalimat karena mereka belum mendapat pelajaran tentang penggunaan huruf miring. Ilustrasi di atas adalah contoh kesalahan ( errors) karena ibu guru belum memberikan materi pembelajaran tentang penggunaan huruf miring sehingga setiap kalimat yang ditulis dengan menggunakan istilah asing belum ada yang ditulis miring. Sebagaimana yang telah dipaparkan bahwa kesalahan berbahasa adalah bentuk penyimpangan terhadap kaidah penggunaan bahasa yang tentunya disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama penyebab penyimpangan berbahasa adalah adanya faktor dari luar yang disebut kekeliruan (mistake). Purwadi (2000:3), menyatakan bahwa kekeliruan disebabkan oleh faktor dari luar. Artinya, tidak berasal dari faktor kognisi, melainkan dari faktor tidak percaya diri berada di hadapan orang banyak, kelelahan, kelaparan, dan semacamnya. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Tarigan dan Tarigan (1990: 75). Mereka mengungkapkan bahwa kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh faktor performansi. Keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam berbahasa. Kekeliruan ini bersifat acak. Artinya, dapat terjadi pada

9 berbagai tataran linguistik. Kekeliruan biasanya dapat diperbaiki oleh orang yang bersangkutan, yaitu dengan lebih meningkatkan konsentrasi. Kekeliruan biasanya tidak bersifat lama. Di bawah ini adalah ilustrasi untuk mempermudah pemahaman terhadap kekeliruan (mistake). Ada seorang mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia semester 8 yang bernama Arif. Ia sedang sibuk membuat skripsi. Saat sedang mengetik daftar pustaka, ia sengaja menuliskan semua daftar pustaka, barulah mencetak miring judul buku yang ada. Namun tibatiba adiknya meminta tolong sambil merengek-rengek agar Arif menjelaskan materi ulangan esok harinya. Karena melihat adiknya mulai menangis, Arif segera mematikan komputernya dan menghampiri adiknya. Padahal dalam pengetikan daftar pustaka tersebut masih ada judul buku yang belum dicetak miring. Ilustrasi di atas merupakan contoh kekeliruan ( mistake). Hal ini karena Arif sebenarnya telah menguasai ketentuan-ketentuan dalam penulisan daftar pustaka dan penggunaan huruf miring. Namun karena dia terburu-buru, dia lupa mencetak miring judul buku dalam penulisan daftar pustaka. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti mencantumkan tabel yang membedakan antara kesalahan ( errors) dan kekeliruan (mistake). 1. Sumber 2. Sifat 3. Durasi KATEGORI KESALAHAN KEKELIRUAN 4. Sistem Linguistik 5. Hasil 6. Perbaikan kompetensi sistematis agak lama belum dikuasai penyimpangan belajar dan latihan performansi tidak sistematis sementara sudah dikuasai penyimpangan peningkatan konsentrasi 2.2 Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam perkembangannya, pengertian analisis kesalahan berbahasa telah dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Parera (1993: 7), analisis kesalahan

10 berbahasa adalah kajian dan analisis mengenai kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa atau peserta didik atau pelajar asing atau seseorang atau penggunaan bahasa kedua. Pengertian yang dikemukakan Parera tersebut masih terlalu abstrak untuk dipahami, oleh sebab itu perlu sumber teori yang lebih rinci dalam menjelaskan pengertian dan konsep analisis kesalahan berbahasa agar penelitian ini dapat mencapai tujuannya dengan baik. Tarigan dan Tarigan (1990:68) menjelaskan bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah suatu proses kerja yang digunakan oleh para guru dan peneliti bahasa dengan langkah-langkah pengumpulan data, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat di dalam data, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian taraf keseriusan kesalahan itu. Berdasarkan pendapat Tarigan dan Tarigan tersebut, dapat dipahami secara terperinci mengenai pengertian dan konsep dalam analisis kesalahan berbahasa. Namun karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa berdasarkan taksonomi siasat permukaan yang notabene tidak ada aspek evaluasi taraf kesalahan berbahasa, maka penelitian ini mengacu pada teori yang dirumuskan oleh Iswatiningsih di bawah ini. Iswatiningsih (2003: 1) mengungkapkan bahwa analisis kesalahan (anakes) berbahasa merupakan prosedur kerja dalam menelaah kesalahan berbahasa yang meliputi: pengumpulan data, mengenali data kesalahan, mengelompokkan jenis-jenis kesalahan, selanjutnya menjelaskan serta menemukan pola kesalahan berdasarkan sumber-sumber teori yang telah disusun. Berdasarkan pengertian Iswatiningsih di atas, dapat dirumuskan prosedur analisis kesalahan berbahasa sebagai berikut: a. mengumpulkan data kesalahan berbahasa; b. mengidentifikasi data kesalahan berbahasa; c. mengklasifikasikan data kesalahan berbahasa; d. mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa berdasarkan teori yang sudah disusun.

11 2.3 Taksonomi Kesalahan Berbahasa Menurut Tarigan (1990:87), kesalahan berbahasa erat kaitannya dengan pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun pengajaran kedua. Kesalahan berbahasa tersebut mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Kesalahan-kesalahan tersebut sering terjadi pada praktik-praktik berbahasa. Ada empat pengklasifikasian atau taksonomi kesalahan berbahasa yang dikemukakan Tarigan (1990: 279-288). Empat taksonomi tersebut meliputi: (1) taksonomi kategori linguistik, (2) taksonomi siasat permukaan, (3) taksonomi komparatif, dan (4) taksonomi efek komunikatif. Taksonomi kategori linguistik mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan berbahasa berdasarkan komponen linguistik atau unsur linguistik tertentu yang dipengaruhi oleh kesalahan. Komponen-komponen linguistik mencakup fonologi (ucapan), sintaksis dan morfologi (tata bahasa, gramatikal), semantik dan leksikon (makna dan kosakata), dan wacana (gaya). Taksonomi siasat permukaan menyoroti bagaimana caranya struktur-struktur permukaan berubah. Secara garis besarnya, kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam siasat permukaan ini adalah (a) kesalahan penghilangan ( omission), (b) penambahan ( addition), (c) formasi ( misformation), dan (c) susu n ( misodering). Kesalahan penghilangan ditandai oleh ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya terdapat dalam ujaran. Kesalahan penambahan merupakan jenis kesalahan yang ditandai oleh hadirnya suatu unsur yang seharusnya tidak muncul dalam ujaran. Kesalahan formasi ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. Kesalahan susun ditandai oleh penempatan morfem atau kelompok morfem yang tidak tepat dalam suatu ujaran. Menurut Tarigan (1990:158), Klasifikasi kesalahan-kesalahan dalam taksonomi komparatif didasarkan pada perbandingan-perbandingan antara struktur kesalahan bahasa target (B2) dengan tipe-tipe konstruksi tertentu lainnya. Kesalahan taksonomi komparatif dapat dibedakan atas (a) kesalahan perkembangan

12 (development errors), (b) kesal ahan antarbahasa ( interlingual errors), (c) kesalahan taksa (atau ambiguous errors), dan (d) kesalahan lain (other errors). Taksonomi efek komunikatif memandang kesalahan-kesalahan dari perspektif pengaruhnya terhadap penyimak atau pembaca. Berdasarkan terganggu atau tidaknya komunikasi karena kesalahan-kesalahan yang ada, maka taksonomi efek komunikatif dapat dibedakan dua jenis kesalahan, yaitu kesalahan global ( global errors) dan kesalahan lokal (local errors). Berdasarkan model taksonomi di atas, analisis kesalahan berbahasa dalam penelitian ini menggunakan pendekatan taksonomi siasat permukaan. Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa dengan menggunakan metode tersebut, permasalahan yang terjadi di lapangan dapat dijelaskan. Misalnya pada contoh data berikut. Saya dateng pasar. Data yang mengalami percampuran kode bahasa di atas hanya bisa dijelaskan dengan baik menggunakan taksonomi siasat permukaan. 2.4 Taksonomi Siasat Permukaan Menurut Tarigan (1990: 148), taksonomi siasat permukaan suatu bentuk analisis kesalahan berbahasa yang menekankan pada cara-cara struktur permukaan berubah. Analisis tersebut meliputi kajian kesalahan penghilangan ( omission), penambahan (addition), formasi (misformation), dan susun (misordering). a. Kesalahan penghilangan ( omission) adalah kesalahan-kesalahan yang bersifat penghilangan ini ditandai oleh ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada dalam ucapan yang baik dan benar. Hal ini dapat dipahami pada contoh berikut. Kami membeli makanan enak warung. Kalimat tersebut mengalami kerancuan makna karena penghilangan butir kata (preposisi) yang tidak seharusnya terjadi. Seharusnya kalimat yang benar adalah sebagai berikut. Kami membeli makanan enak di warung.

13 b. Kesalahan penambahan ( addition), penambahan ini adalah kebalikan dari penghilangan. Kesalahan penambahan ditandai oleh hadirnya suatu butir atau unsur yang seharusnya tidak muncul dalam ujaran yang baik dan benar. Hal ini dapat dipahami pada contoh berikut. Para mahasiswa-mahasiswa. Contoh kalimat di atas seharusnya cukup dituliskan seperti kalimat di bawah ini. Para mahasiswa atau mahasiswa-mahasiswa. c. Kesalahan formasi ( misformation), kesalahan misformation ini ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. Pembelajar memunculkan sesuatu dalam praktik berbahasanya walaupun hal itu salah. Hal ini dapat dipahami pada contoh berikut. Ayahnya aku sakit. Contoh kalimat di atas adalah bentuk kesalahan formasi. Seharusnya kalimat tersebut diujarkan seperti kalimat di bawah ini. Ayahku sakit. d. Kesalahan susun ( misodering) ditandai oleh penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau kelompok morfem dalam suatu ucapan atau ujaran. Hal ini dapat dipahami pada contoh berikut. Beli di mana kamu baju? Mahasiswa banyak melakukan kesalahan yang merupakan terjemahan alamiah atau terjemahan kata demi kata struktur permukaan bahasa asli atau bahasa ibu. Oleh sebab itu muncullah susunan kalimat seperti pada contoh di atas. Seharusnya kalimat tersebut disusun sebagai berikut. Di mana kamu membeli baju?

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini secara berurutan diuraikan mengenai: 1) rancangan dan jenis penelitian, 2) data dan sumber data, 3) pengodean data, 4) metode penelitian, 5) instrumen penelitian, dan 6) prosedur penelitian. 3.1 Rancangan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menganalisis data yang berupa tuturan lisan dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Tuturan tersebut dideskripsikan sesuai dengan tataran kesalahan taksonomi siasat pemukaan, sehingga, Penelitian ini menggunakan metode deskriptifkualitatif. Metode tersebut digunakan karena penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Menurut Bogdan dan Tailor (dalam Moleong, 2001:3) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari perilaku-perilaku yang dapat diamati. Dengan demikian penelitian ini disebut deskriptif-kualitatif. 3.2 Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah bentuk-bentuk kesalahan penggunaan bahasa Indonesia tuturan mahasiswa yang meliputi tuturan moderator, penyaji, dan penanya dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Data tersebut direkam pada saat berlangsungnya seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember yang selanjutnya data ditranskripsi menjadi data tulis. Sumber

15 data penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. 3.3 Pengodean Data Pemberian kode merupakan cara yang dilakukan agar data lebih mudah dianalisis. Pengodean didasarkan pada tuturan-tuturan yang muncul dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Pengodean tersebut akan dijabarkan di bawah ini. 1) Dt 1-S1 = data kesalahan 1 dalam seminar 1; 2) Dt 1-S2 = data kesalahan 1 dalam seminar 2; 3) Dt 2-S3 = data kesalahan 2 dalam seminar 3; 4) Dt 3-S4 = data kesalahan 3 dalam seminar 4 dan seterusnya hingga data dalam seminar 5. 3.4 Metode Penelitian Pada bagian metode penelitian ini akan diuraikan secara berurutan mengenai: (1) metode pengumpulan data, (2) metode penentuan daerah penelitian, (3) metode penentuan korpus, dan (4) metode analisis data. 3.4.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yang diawali dengan metode rekam dan dilanjutkan dengan transkripsi data. Transkripsi data adalah proses mengubah data berupa gambar dan suara menjadi tulisan. Transkripsi data dilakukan untuk mengelompokkan jenis-jenis kesalahan berbahasa yang sebelumnya berupa data video rekaman seminar proposal skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember menjadi data tulis. Dengan data tulis ini maka mempermudah peneliti untuk mengelompokkan kesalahan keslahan berbahasa yang meliputi, kesalahan penghilangan, kesalahan penambahan, kesalahan formasi, kesalahan menyusun. Data yang dikatagorikan sebagai kesalahan ialah tuturan yang berupa bentuk kesalahan

16 performansi atau mistake. Kesalahan ini biasannya terjadi karena kurangnya konsentrasi dari penutur dan bersifat tidak sistemis. Tuturan yang muncul karena proses berfikir seperti bentuk tuturan yang dilakukan secara berulang, dalam penelitian ini tidak termasuk suatu kesalahan. 3.4.2 Metode Penentuan Daerah Penelitian Metode penentuan daerah dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling area. Metode purposive sampling area adalah sebuah metode penentuan daerah penelitian yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan tujuan tertentu (Arikunto, 1998:127). Sesuai dengan metode purposive sampling area, daerah yang dipilih dalam penelitian ini adalah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Hal ini didasarkan pada pertimbangan praktis dan teoretis. Secara praktis, tempat penelitian mudah dijangkau oleh peneliti. Dengan demikian, peneliti dapat meminimalisasi waktu, tenaga, dan biaya dalam proses penelitian. Secara teoretis, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember masih ditemukan melakukan kesalahan tuturan dalam forum resmi yaitu seminar proposal skripsi. Di samping itu metode yang digunakan pada penelitian ini berupa metode purposive sampling area, sehingga peneliti melakukan penelitian hanya pada program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. 3.4.3 Metode Penentuan Korpus Korpus adalah sebagian data dalam penelitian kualitatif yang diambil dari kelompoknya sebagai wakil dari variannya yang bersifat dan berciri sama dengan kelompok yang diwakilinya (Sukatman, 2000:26). Penelitian ini mengambil korpus dengan teknik theoritical sampling (sampel teoretik), yaitu pengambilan korpus berdasarkan konsep yang terbukti berhubungan secara teoretik dengan teori yang sedang disusun (Strauss dan Corbin, 2007:196). Korpus dianggap cukup apabila telah mencapai titik jenuh, yaitu munculnya data secara berulang-ulang dan tidak

17 ditemukan data yang baru. Pada penelitian ini suatu data dapat dikatakan sebagai data korpus apabila suatu tuturan muncul secara terus menerus pada kelompok data yang sama dan tidak ditemukan tuturan yang baru. Data dalam penelitian ini didapat dalam seminar proposal skripsi pada Juli hingga September 2012. 3.4.4 Metode Analisis Data Menurut Miles dan Huberman (1992:16-19), analisis data terdiri atas tiga alur kegiatan, yaitu 1) mereduksi data, 2) menyajikan data, dan 3) menarik kesimpulan. Hal ini sesuai dengan prosedur analisis kesalahan berbahasa yang telah diuraikan pada bab 2. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, penyederhanaan, dan pentransformasian data kasar yang muncul di lapangan. Penyajian data diartikan sebagai pengumpulan atau klasifikasi data yang sudah tersusun dan memungkinkan ditarik sebuah kesimpulan. Penyimpulan merupakan tahap akhir proses analisis data. Sebelum analisis data dilakukan dalam penelitian ini, terlebih dahulu dimulai dengan proses mereduksi data, yaitu proses pengidentifikasian data. Kemudian dilanjutkan dengan proses penyajian data, yaitu klasifikasi data yang telah disusun ke dalam kategori taksonomi siasat permukaan. Kesalahan yang terkandung dalam Taksonomi siasat permukaan mencakup empat keslahan yaitu: (a) kesalahan - kesalahan yang bersifat penghilangan, kesalahan ini ditandai dengan adanya ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada dalam ucapan yang baik; (b) kesalahan penanambahan, kesalahan ini ditandai dengan adanya unsur yang seharunya tidak muncul akan tetapi dimunculkan dalam ucapan; (c) kesalahan formasi yang merupakan kesalahan pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. (d) kes alahan susun merupakan kesalahan penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau kelompok morfem dalam suatu ucapan atau ujaran. Setelah proses pengategorian data, analisis ini diakhiri dengan proses penyimpulan yang berupa deskripsi bentuk-bentuk kesalahan berbahasa dalam seminar proposal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember.

18 3.5 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar penelitiannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lengkap, dan sistematis (Arikunto, 2006:129). Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri ( human instrument). Hal tersebut terjadi karena peneliti terlibat langsung dalam proses pengambilan dan analisis data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrumen pendukung. Instrumen pendukung tersebut berupa, alat perekam gambar dan suara yaitu kamera digital Canon Ixus 95is, tabel pembantu pengumpul data dan tabel pembantu analisis data. Proses pengembilan data berlangsung saat berjalannya seminar. Seluruh tuturan mahasiswa dalam seminar proposal skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra indonesia direkam yang selanjutnya dikelompokkan sesuai dengan kesalahan berbahasa tataran analisis taksonomi siasat permukaan. 3.6 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap. Hal ini dilakukan agar cara kerja dalam penelitian dapat terarah. Tahap-tahap dalam penelitian ini adalah tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian (Arikunto, 2006). a. Tahap persiapan Tahap ini meliputi kegiatan pemilihan dan pemantapan masalah penelitian, pengadaan studi pustaka, dan pemilihan pendekatan. b. Tahap pelaksanaan Tahap ini meliputi kegiatan mengumpulkan data yang diperlukan, kemudian menganalisis data berdasarkan teori yang ditentukan, dan menyimpulkan hasil penelitian. c. Tahap penyelesaian Pada tahap ini, laporan penelitian disusun dengan melakukan perevisian laporan penelitian dan pembendelan laporan penelitian.

BAB 4. PEMBAHASAN Pada bab ini secara berurutan diuraikan mengenai: 1) bentuk kesalahan penghilangan, 2) bentuk kesalahan penambahan, 3) bentuk kesalahan formasi, dan 4) bentuk kesalahan penyusunan. 4.1 Bentuk Kesalahan Penghilangan Bentuk kesalahan penghilangan yang ditemukan dalam tuturan mahasiswa adalah sebagai berikut. 1) Strategi Tindak Tutur Menjelaskan dalam pembelajaran yang saya maksudkan di sini, tidak hanya pelajaran bahasa Indonesia semua mata pelajaran. (Dt6- S1) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan yang pertama berupa penghilangan kata pada antara posisi kata hanya dan pelajaran, dan kesalahan yang kedua berupa kata tetapi juga pada posisi antara kata Indonesia dan semua. Kata tetapi juga digunakan karena adanya kata tidak hanya, karena kedua kata tersebut harus hadir bersamaan sebagai kunjungsi korelatif. Tidak hadirnya konjungsi korelatif dalam kalimat tersebut menjadikan makna kalimat yang ingin disamapaikan kurang jelas. Kalimat yang ingin disamapaikan berupa, penjelasan mengenai seluruh strategi pembelajaran, bukan hanya strategi pembelajaran bahasa Indonesia saja. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Strategi Tindak Tutur Menjelaskan dalam pembelajaran yang saya maksudkan di sini, tidak hanya pada pelajaran bahasa Indonesia, tetapi juga semua mata pelajaran. Konjungsi korelatif dalam perbaikan kalimat tersebut menjadikan makna kalimat yang ingin disamapaikan kepada peserta seminar menjadi lebih jelas.

20 2) Tadi Anda memaparkan menimbulkan dua efek, yaitu efek positif dan negatif. (Dt15-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan objek informasi. Hilangnya objek informasi dalam kalimat tersebut membuat kalimat tidak jelas. Objek dalam kalimat tersebut harus ada untuk menjadikan kalimat lebih jelas mengenai hal apa yang disampaikan oleh penutur. Dengan demikian, perbaikan kalimat adalah sebagai berikut. Tadi Anda memaparkan (objek informasi) menimbulkan dua efek, berupa efek positif dan negatif. Objek dalam kalimat tersebut menjadikan informasi yang ingin disampaikan oleh penutur tampak lebih jelas. 3) Kenapa nggak mengambil KH yang sudah terkenal?(dt20-s2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata Anda sebagai subjek kalimat. Hilangnya subjek dalam kalimat tersebut membuat pertanyaan tidak jelas ditujukan kepada siapa. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Mengapa Anda tidak mengambil tokoh yang sudah terkenal? Subjek dalam tuturan tersebut menjadikan pertanyaan tampak jelas ditujukan kepada siapa. 4) efek negatif juga dapat sebagai bahan pertimbangan bagi siswanya. (Dt23-S2) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata digunakan yang kedudukannya sebagai verba pada posisi antara kata dapat dan sebagai. Hilangnya verba pada kalimat tersebut menjadikan kaburnya makna kalimat dalam suatu tuturan. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

21 efek negatif juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi siswanya. Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan makna kalimat yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas. 5) Yang kemudian adalah metalingual speech adalah.( Dt18-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan konstruksi dua kalimat dijadikan satu kalimat sehingga menjadikan kalimat tersebut kurang efektif. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Yang kemudian adalah metalingual speech. adalah. Metalingual speech Perbaikan dalam kalimat membuat kalimat tersebut lebih efektif. 6) puitic speech ini digunakan pembacaan puisi. Seperti itu. (Dt20-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata dalam pada posisi antara kata digunakan dan pembacaan. Tidak hadirnya kata dalam pada kalimat di atas menjadikan makna kalimat tidak jelas. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Puitic speech ini digunakan dalam pembacaan puisi. Perbaikan pada kalimat di atas menjadikan makna kalimat yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas. 7) Saya pertama untuk membuat penelitian ini berpikir kesalahan berbahasa itu di sekeliling kita, terutama Prodi Bahasa Indonesia, masih sering sering kali terjadi.( Dt21-S3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata tentang pada posisi antara kata berpikir dan kesalahan. Hadirnya kata tentang tersebut bersifat wajib karena berfungsi sebagai

22 penanda informasi. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. untuk membuat penelitian ini, pertama saya berpikir tentang kesalahan berbahasa di sekeliling kita yang masih sering terjadi terutama di Prodi Bahasa Indonesia. Ditambahkannya kata tentang dalam kalimat tersebut membuat informasi yang ingin disampaikan lebih jelas. 8) Kenapa kita sendiri sebagai Prodi Bahasa Indonesia yang sebelumnya istilahnya kita sudah mendapatkan mata kuliah mengenai kesalahan berbahasa Indonesia dan mungkin dari analisis kesalahan berbahasa itu kita dapat menguraikan bagaimana bentuk kesalahan berbahasa Indonesia itu sendiri. Seperti itu.(dt22-s3) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata mahasiswa pada posisi antara kata sebagai dan Prodi. Hadirnya kata mahasiswa tersebut bersifat wajib karena kata mahasiswa sebagai subjek yang dibicarakan. Selain itu, kesalahan penghilangan juga terjadi pada struktur kalimat. Penghilangan tersebut adalah tanda pemisah kalimat. Dapat dipahami bahwa sebenarnya kalimat di atas adalah dua kalimat. Akan tetapi karena hilangnya tanda pemisah tersebut, dua kalimat tersebut menjadi satu. Mengapa kita sebagai mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia yang sudah mendapatkan mata kuliah kesalahan berbahasa, masih sering melakukan kesalahan berbahasa? Hadirnya subjek kalimat dalam perbaikan tuturan tersebut menjadikan tuturan tersebut lebih jelas siapa yang dibicarakanya. 9) Definisi operasional terdapat lima poin. Yang pertama. (Dt3-S5) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata dalam pada posisi di depan kata definisi atau awal kalimat. Hadirnya kata bahwa tersebut bersifat wajib karena berpengaruh terhadap makna kalimat. Kata dalam berfungsi menjelaskan bahwa lima poin yang disebutkan adalah bagian dalam definisi operasional. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

23 Dalam definisi operasional terdapat lima poin. Perbaikan dalam kalimat tersebut membuat makna yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas. 10) Metodologi penelititan terdapat enam poin. Yang pertama.(dt4-s5) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata dalam pada posisi di depan kata metodologi atau awal kalimat. Hadirnya kata bahwa tersebut bersifat wajib karena berpengaruh terhadap makna kalimat. Kata dalam berfungsi menjelaskan bahwa enam poin yang disebutkan adalah bagian dalam metodologi penelitian. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Dalam metodologi penelititan terdapat enam poin. Perbaikan dalam kalimat tersebut membuat makna kalimat yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas. 11) Untuk pengambilan poster itu sendiri secara acak.( Dt7-S5) Pada data di atas dapat diketahui adanya kesalahan penghilangan. Kesalahan tersebut berupa penghilangan kata dilakukan pada posisi di depan kata secara. Hilangnya kata tersebut membuat kalimat yang ingin menyampaikan bagaimana cara pengambilan poster menjadi tidak jelas. Perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Pengambilan poster dilakukan secara acak. Perbaikan dalam kalimat tersebut membuat makna kalimat dapat lebih mudah dipahami. Analisis kesalahan penghilangan pada penelitian ini meliputi, adanya penghilangan konjungsi korelatif yang membuat tidak jelasnya makna suatu kalimat. penghilangan subjek, objek, dan verba dalam kalimat sehingga menjadikan tidak jelasnya suatu kalimat. Adanya penghilangan kata-kata yang seharusnya hadir sebagai penjelas namun pada kalimat tuturan tidak hadir, sehingga menjadikan kaburnya suatu makna kalimat. Dengan analisis kesalahan penghilangan ini membuat

24 kalimat yang diperbaiki menjadi kalimat yang lebih jelas, informasi yang ingin disampaikan lebih jelas, menjadikan subjek,objek, dan verba kalimat tampak jelas, dan menjadikan kalimat mudah dipahami. 4.2 Bentuk Kesalahan Penambahan Bentuk kesalahan penambahan yang ditemukan dalam tuturan mahasiswa adalah sebagai berikut. 12) Ciri khas di sini itu kalau misalnya itu berupa tuturan, yang seperti apa? Seperti itu. (Dt2-S1) tersebut berupa penambahan frasa di sini dan kata itu yang ke dua. Hal ini dinilai salah karena penggunaan frasa dan kata tersebut dapat mengaburkan makna kalimat di atas. Selain itu, kesalahan penambahan juga terjadi pada keseluruhan tuturan di atas. Kesalahan tersebut berupa penggunaan kalimat dengan susunan kata seperti itu. Penggunaan kalimat tersebut dinilai salah karena penggunaanya mengurangi kefektifan kalimat apabila digunakan dalam seminar proposal skripsi. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut. Ciri khas itu kalau misalnya berupa tuturan, yang seperti apa? Perbaikan dalam kalimat tersebut menjadikan makna yang ingin disampaikan menjadi lebih jelas. 13) Di sini SDLB tuna Grahita berbeda dibandingkan dengan SD lain, yaitu anak-anaknya normal. (Dt3-S1) tersebut berupa penambahan frasa di sini. Hal ini dinilai salah karena apabila frasa tersebut tidak digunakan maka menjadikan kalimat lebih efektif digunakan dalam forum seminar proposal skripsi. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut.