BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Satrisman, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Berdasarkan hal tersebut, negara-negara di dunia berkompetisi dalam

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN..

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizki Kurniawati, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pembenahan di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Hal ini juga dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pembebasan peserta didik

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

2016, No Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

I. PENDAHULUAN. pendidikan adalah agar anak tersebut bertambah pengetahuan dan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ayu Eka Putri, 2014

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL IPA SMP TAHUN 2014 BERDASARKAN DIMENSI PENGETAHUAN DAN DIMENSI PROSES KOGNITIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peny Husna Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maju, meningkatkan diri, punya motivasi, dan jiwa pencari pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

2014 ANALISIS KESIAPAN UJIAN NASIONAL SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha yang dilakukan agar peran pendidikan dapat tercapai, maka kita. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar.

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

KEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN IPA DALAM PEMBUATAN SOAL ULANGAN DI SMP NEGERI 5 PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada Pasal 3 menetapkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mivtha Citraningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

Abstrak. Pendahuluan. Anas et al., Analisis Deskriptif Soal Ujian Nasional Matematika...

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesinya sebagai seorang

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dituntut sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut, pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan maka disusunlah kurikulum yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan dan metode pembelajaran. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Satu dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut yaitu Standar Isi (SI), yang merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Komponen-komponen dalam sistem pendidikan nasional menjadi satu kesatuan dan saling berkaitan satu sama lainnya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang salah satu komponennya adalah evaluasi. Menurut Purwanto (2011) evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa, agar keputusan-keputusan yang dibuat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka kegiatan evaluasi harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip dan prosedur evaluasi yang benar. Dengan melakukan suatu sistem evaluasi yang baik diharapkan dapat mengukur kualitas pendidikan yang sebenarnya.

2 Menurut Zainul dan Nasution (2001) evaluasi belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Salah satu contoh bentuk tes dengan mengetahui tingkat ketercapaian standar yang ditentukan adalah ujian nasional. Menurut Sukardi (2011), prinsip utama dari evaluasi adalah harus sesuai dengan kompetensi dan tujuan yang telah ditentukan, serta harus komprehensif dan terpadu. Pendapat Sukardi ini sejalan dan sesuai dengan pasal Permendikbud No. 3 Tahun 2013 pasal 23 ayat 2 yang berbunyi : Penyelenggara Tingkat Pusat menyusun naskah soal UN berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Standar Isi sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006. Ujian nasional (UN) merupakan kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Menurut Dedi (BandungEkspress, 2013) mengemukakan bahwa UN sebagai tolak ukur standar nasional dalam mencapai kualitas siswa, UN itu dibuat berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Guru dan orang tua tidak usah khawatir karena SK dan KD tersebut yang menjadi pedoman semua guru dan sekolah di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kecuali guru dan sekolah menyimpang dari aturan yang ada dalam SK KD. Jumlah standar kompetensi yang mencakup semua jenjang kelas di SMA adalah 13 dan jumlah kompetensi dasar 41 sedangkan soal ujian nasional kimia berjumlah 40 butir soal, jadi kemungkinan terdapat kompetensi dasar yang tidak memiliki butir soal. Berdasarkan dari segi isi dan konstruksi, soal ujian nasional dilaksanakan dengan tes obyektif dalam bentuk pilihan ganda, disisi lain menurut Soedijarto (Arifin, 2012) salah satu kelemahan tes obyektif pilihan ganda itu adalah peserta didik akan mempelajari, umumnya menghapal, tentang apa yang akan diujikan. Hal ini juga sependapat dengan Arifin (2012) soal pilihan berganda adalah bentuk tes yang cenderung bersifat menghafal. Sementara menurut Purwanto (2011) kemampuan menghafal merupakan kemampuan kognitif yang paling rendah. Kemampuan ini merupakan kemampuan memanggil kembali fakta yang disimpan dalam otak digunakan untuk merespon suatu masalah, pada proses pembelajaran

3 kimia itu memerlukan proses berpikir kognitif yang bervariasi dan tinggi. Menurut Nuh (Kompas, 2012) pada UN tahun 2013, pihaknya akan mengeluarkan kebijakan baru, yakni meningkatkan derajat kesulitan soal UN dibandingkan dengan tahun ini. Menurut ketua BSNP Wirakartakusumah (Kompas, 2012) komposisi soal UN tahun ini 10% katagori sulit, soal katagori sedang 60% dan soal katagori mudah 30%. Untuk tahun depan bisa saja katagori sulit menjadi 15%. Model taksonomi Bloom yang dicetuskan oleh Benyamin S. Bloom merupakan suatu pengembangan teori kognitif sangat membantu dalam penyusunan soal sebagaimana dikemukakan oleh Karamustafaoglu (2003) bahwa taksonomi telah banyak digunakan dalam pembuatan soal dan membantu guru dalam kemampuan mengukur siswa dalam menerapkan jenjang-jenjang itu sesuai dengan kondisi siswa di dalam kelasnya sehingga dengan taksonomi Bloom ini kita dapat menentukan level kedalaman soal yang diujikan untuk siswa dan dapat membantu dalam proses pemetaan tingkat kemampuan berpikir siswa. Lorin Anderson pada tahun 2001 mengemukakan revisi dan pengembangan model taksonomi Bloom. Model taksonomi ini memandang tujuan pembelajaran dari dua dimensi, yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu untuk mengetahui komposisi manakah yang memiliki proporsi terbesar dan terkecil pada soal ujian nasional kimia SMA tahun 2013 dari setiap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan jenjang kelas, apakah setiap Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sudah terwakili oleh butir-butir soal pada soal ujian nasional kimia SMA tahun 2013 tersebut, dan untuk mengetahui bagaimana komposisi dimensi kognitif serta pengetahuan pada soal-soal ujian nasional kimia SMA tahun 2013 berdasarkan taksonomi Bloom revisi. Selain itu, perlu untuk mengetahui bagaimana kualitas soal ujian nasional kimia SMA tahun 2013 tersebut secara umum. Hal ini bertujuan untuk dapat memahami maksud dan memperdalam konsep yang dimiliki dan perubahan ini dimaksudkan agar teks yang ada dapat merujuk kepada kriteria ketepatan dan kejelasan. Soal-soal yang memiliki konsep yang kurang tepat merupakan soal-soal

4 yang sangat buruk, maka seharusnya soal-soal tersebut dianulir. Konsep yang terdapat pada soal akan berpengaruh pada jawaban sehingga jika konsepnya salah maka jawabannya pun akan salah. Mengingat bahwa pada soal kimia umumnya menggunakan notasi-notasi kimia dalam stem soal maupun pilihan jawabannya. Dalam penelitian ini akan dibuat alternatif perbaikan soal jika ternyata kurang baik dari segi konsep, bahasa, kejelasan soal, notasi, atau dari segi lainnya berdasarkan sumber-sumber yang relevan sehingga dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi pembuatan soal ujian nasional selanjutnya. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan masalah pokok dalam penelitian ini yaitu : 1. Komposisi manakah yang memiliki proporsi terbesar dan terkecil pada soal ujian nasional kimia SMA tahun 2013 ditinjau dari setiap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan jenjang kelas? 2. Bagaimanakah komposisi dimensi kognitif dan dimensi pengetahuan pada soal yang diujikan dalam ujian nasional kimia SMA tahun 2013? 3. Bagaimanakah kualitas soal ujian nasional kimia SMA tahun 2013 secara umum? C. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah, maka permasalahan dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut: 1. Dimensi kognitif yang dianalisis tersusun secara hierarkis ke dalam enam jenjang kemampuan, yaitu mengingat (remember, C1), memahami (understand, C2), mengaplikasikan (aplication, C3), menganalisis (analyze, C4), mengevaluasi (evaluate, C5), dan mencipta (create, C6). 2. Dimensi pengetahuan yang dianalisis terdiri dari empat katagori, yaitu pengetahuan faktual (factual knowledge), pengetahuan konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan prosedural ( procedural knowledge), pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge).

5 3. Soal yang dianalisis adalah salah satu dari 20 paket soal ujian nasional kimia SMA tahun 2013. 4. Standar Isi termasuk di dalamnya Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran kimia yang ditetapkan Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui komposisi yang memiliki proporsi terbesar dan terkecil pada soal ujian nasional kimia SMA tahun 2013 ditinjau dari setiap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan jenjang kelas 2. Mengetahui komposisi dimensi kognitif dan dimensi pengetahuan pada soal yang diujikan dalam ujian nasional kimia SMA tahun 2013 3. Mengetahui kualitas soal ujian nasional kimia SMA tahun 2013 secara umum E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran seperti: 1. Bagi guru, penelitian ini memberikan gambaran dan informasi mengenai komposisi penyebaran soal ujian nasional kimia SMA tahun 2013 pada setiap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan setiap jenjang kelas serta komposisi dimensi kognitif dan pengetahuan yang diujikan dalam ujian nasional kimia SMA tahun 2013 sehingga dapat mempersiapkan siswanya dalam menghadapi ujian nasional yang akan datang. 2. Bagi pembuat soal, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menyempurnakan pembuatan soal ujian nasional selanjutnya. 3. Bagi peneliti, dengan dilakukan penelitian ini menjadi pengalaman yang berharga selain menambah pengetahuan juga dapat dijadikan panduan setelah peneliti benar-benar terjun ke dunia pendidikan formal di sekolah.

6 F. Defenisi Istilah 1. Analisis Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagian dan penelahaan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (KBBI, 2008). 2. Taksonomi Bloom Kata taksonomi diambil dari bahasa yunani yaitu tassein, yang berarti untuk mengklasifikasi dan nomos, yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai klasifikasi hierarkis dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan yang pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Kemudian Lorin W. Anderson pada tahun 2001 mengemukakan revisi dan pengembangan model taksonomi Bloom. 3. Dimensi kognitif Dimensi adalah ranah atau wilayah sedangkan kognitif adalah berhubungan dengan atau melibatkan kognisi atau berdasar kepada pengetahuan faktual yang empiris (Pusat Bahasa Depdiknas, 2001). Dimensi kognitif dapat diartikan sebagai kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual atau secara logis yang biasa diukur dengan pikiran atau nalar. 4. Dimensi pengetahuan Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang yang bisa diperoleh dengan berbagai cara. Pengetahuan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenjang kognitif taksonomi Bloom yang telah di revisi Anderson. (KBBI, 2008) 5. Ujian nasional Ujian nasional biasa disingkat UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi (Permendikbud, 2013)

7 G. Struktur Organisasi Skripsi Urutan penulisan skripsi adalah sebagai berikut: 1. BAB I Pendahuluan, berisi mengenai: Latar belakang menjelaskan alasan rasional dan esensial dalam melakukan penelitian berdasarkan fakta-fakta, data-data, dan referensi. Berdasarkan fakta dan referensi di lapangan bahwa soal UN dibuat berdasarkan SK dan KD, serta terdiri dari kesulitan soal yang berbeda berdasarkan kemampuan kognitif taksonomi Bloom, dibagi menjadi katagori soal mudah, sedang, dan sulit. Adapun tujuan penelitian ini untuk untuk mengetahui komposisi manakah yang memiliki proporsi terbesar dan terkecil pada soal UN setiap SK, KD, kelas dan untuk mengetahui bagaimana komposisi dimensi kognitif serta pengetahuan pada soal UN berdasarkan taksonomi Bloom revisi, serta untuk mengetahui bagaimana kualitas soal UN tersebut secara umum. 2. BAB II Tinjauan Pustaka Berisi mengenai konsep-konsep atau teori-teori dalam bidang yang dikaji. Evaluasi memiliki peran penting menurut Zainul dan Nasution (2001) evaluasi belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Salah satu contoh bentuk tes dengan mengetahui tingkat ketercapaian standar yang telah ditentukan (SK dan KD) adalah ujian nasional. Soal UN berbentuk pilihan ganda (PG). Soal PG ini memiliki keunggulan di antaranya adalah penilaiannya objektif dan kemampuan sampel butir soal meliputi semua daerah prestasi menjadikan pengambilan butir soalnya lebih representatif. Benyamin S. Bloom sebelumnya (1956) mengklasifikasi tingkatan ranah kognitif menjadi enam katagori yang tersusun secara hierarkis, dari kemampuan berpikir terendah hingga kemampuan berpikir tertinggiyaitu: C1, C2, C3, C4, C5, C6. Kemudian direvisi oleh Anderson (2001) membagi dua dimensi yaitu dimensi kognitif dan dimensi pengetahuan.

8 3. BAB III Metode Penelitian, berisi mengenai: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Obyek penelitian berupa satu paket soal UN kimia SMA tahun 2013. Analisis dilakukan dengan mengetahui bagaimana penyebaran serta komposisi setiap SK, KD, kelas, dimensi kognitif dan dimensi pengetahuan pada soal UN tersebut serta mengetahui kualitas soal secara umum berdasarkan pertimbangan ahli. Pengolahan data validasi ini menggunakan Content Validity Ratio(CVR) dan Content Validity Index(CVI). 4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pemaparan hasil penelitian disajikan dalam tiga bagian, yaitu analisis data, temuan serta pembahasan penelitian. Analisis data, temuan, dan pembahasan berkaitan dengan analisis yang dilakukan serta berdasarkan pertimbangan ahli dan menggunakan pengolahan data CVR dan CVI. Dari data CVR dan CVI tersebut maka dibuatlah pemetaan berdasarkan rumusan masalah. 5. BAB V Kesimpulan dan saran Kesimpulan menjawab pertanyaan penelitian atau rumusan penelitian yang telah dilakukan dan saran ditujukan kepada para pengguna hasil penelitian maupun peneliti berikutnya yang berminat melakukan penelitian selanjutnya.