Bagian Pertama PENDAHULUAN UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER BIOANALISIS

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) BIOANALISIS

BAB 1: ILMU KEFARMASIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai

MATA KULIAH FARMAKOLOGI DASAR

Oleh : Ashfar Kurnia

PENGANTAR FARMAKOLOGI

PENDAHULUAN KIMIA MEDISINAL

BAB IV. PENETAPAN HAYATI DENGAN MIKROBIA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI EKSPERIMENTAL II PERCOBAAN II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TOKSIKOMETRIK. Studi yang mempelajari dosis dan respon yang dihasilkan. Efek toksik. lethal dosis 50

KURIKULUM JURUSAN/PROGRAM STUDI FARMASI PENGEMBANGAN

OBAT-OBATAN DI MASYARAKAT

Produk. Pemeriksaan pemeriksaan kalibrasi, g Spektroskopik. Kemurnian kimia kemurnian konsentrasi radionuklida (radioaktif) radioaktif

MATERI SOAL PHARMACY COMPETITION PHARMADAYS 2015

FARMAKOLOGI 3 SKS (SEMESTER 2) PENGAMPU

BAB I PENGANTAR FARMAKOKINETIKA. meliputi ruang lingkup ilmu farmakokinetik dan dasar-dasar yang menunjang ilmu

Obat tradisional 11/1/2011

Ruang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang:

APLIKASI FARMAKOKINETIKA DALAM FARMASI KLINIK MAKALAH

PERANCANGAN PENGAWASAN MUTU - BAHAN BAKU OBAT - SEDIAAN JADI

TUGAS FARMAKOKINETIKA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOKINETIKA PERCOBAAN 1 SIMULASI INVITRO MODEL FARMAKOKINETIK PEMBERIAN INTRAVASKULAR (INTRAVENA) Disusun oleh : Kelompok 2

MATA KULIAH PROFESI INTERAKSI OBAT PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Antimikroba ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan

PENGEMBANGAN OBAT BARU

Distribusi Mata Kuliah Program Studi Farmasi

PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...

SISTEMATIKA STUDI FARMAKOKINETIK Y E N I F A R I D A S. F A R M., M. S C., A P T

BAB 8: UJI KLINIS SEDIAAN OBAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI

II. KERJA BAHAN TOKSIK DALAM TUBUH ORGANISMS

Sebelum membaca postingan ini, apa yang kalian ketahui tentang ilmu Kimia? Dan apa itu Kimia?Oke, let s learn it!

BAB VIII UJI KLINIS SEDIAAN OBAT

BAB II. KLASIFIKASI BIOASSAY

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Furosemid merupakan obat golongan loop diuretik yang banyak digunakan

1. Isolasi dan identifikasi senyawa aktif dlm tanaman yg secara empirik tlh digunakan utk pengobatan 2. Sintesis struktur analog dari btk dsr seny.

BIOFARMASI Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika

Dokumen Kurikulum Program Studi : Farmasi Klinik dan Komunitas. Lampiran II

Hubungan Kualitatif Struktur- Aktivitas

I. PENDAHULUAN. Rifampisin adalah terapi lini pertama dari TBC, terutama dalam kombinasi

Farmakologi. Pengantar Farmakologi. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UNLAM. Farmakodinamik. ., M.Med.Ed. normal tubuh. menghambat proses-proses

Pengantar Farmakologi

Pengantar Farmakologi Keperawatan

SELAMAT DATANG DI PERKULIAHAN BIOKIMIA

Toksisitas yang berhubungan dengan pemberian obat akut atau kronis Kerusakan genetik Pertumbuhan tumor Kejadian cacat waktu lahir.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

UJI TOKSISITAS AKUT (LD50)

CHECK LIST DOKUMEN REGISTRASI OBAT BARU

FARMAKOLOGI DASAR PENGANTAR. Pengampu : Dr. Zullies Ikawati, Apt. Tujuan Manfaat Pokok bahasan Pustaka acuan pokok Sistem Pembelajaran Penilaian

BAB 1 PEDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tahapan-tahapan disintegrasi, disolusi, dan difusi obat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang

: FARMASI INDUSTRI Mengenal karakteristik peserta didik Menganalisis potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu

FARMAKOKINETIKA FA

BAB 5 HASIL PENELITIAN

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH

Sediaan Parenteral Volume Besar Sediaan Parenteral Volume Kecil. 07/10/2013 follow

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian pulveres kepada pasien ini dilakukan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. derivat asam propionat yang mempunyai aktivitas analgetik. Mekanisme. ibuprofen adalah menghambat isoenzim siklooksigenase-1 dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

BAB I PENDAHULUAN. Deksametason merupakan salah satu obat golongan glukokortikoid sintetik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam proses memasak. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghambat enzim HMG-CoA reduktase. HMG-CoA merupakan pembentuk

Kepada Yth. MENTERI PERTANIAN u.p.direktorat JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Jl. HARSONO R.M. No. 3 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (rehabilitatif) serta peningkatan kesehatan (promotif). Berbagai cara

Sejarah perkembangan konsep penilaian pemakaian obat dalam kedokteran

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. Perancangan program aplikasi yang dibuat dalam skripsi ini menggunakan aturan

Zat-zat hara yang ditambahkan kedalam media tumbuh suatu mikroba adalah :

BIOPROSES 3 SKS. By: KUSNADI,MSI.

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA DAN PENILAIAN OBAT PENGEMBANGAN BARU

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat modern walaupun telah mendominasi dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Farmasi. Lampiran II

Apa itu Biokimia? Definisi:

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER

FARMAKOKINETIKA. Oleh Isnaini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.


BAB V. PENETAPAN HAYATI DENGAN HEWAN PERCOBAAN

Aplikasi Kimia Komputasi

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sifat Fisikokimia Sifat fisikokimia menurut Ditjen POM (1995) adalah sebagai berikut :

EFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

HARI SENIN (PRAKTIKUM)

Deskripsi. IMUNOGLOBULIN YOLK (IgY) ANTI Canine parvovirus MURNI UNTUK TERAPI INFEKSI VIRUS PARVO PADA ANJING

STIKes Nurliana Medan (STIKNA)

Transkripsi:

Bagian Pertama PENDAHULUAN UMUM Bioanalisis merupakan salah satu ilmu terapan yang bermanfaat dan memberikan dukungan yang cukup besar terhadap kemajuan berbagai aspek ilmu yang lain, diantaranya untuk pengembangan obat baru, studi bioavailabilitas dan bioekivalensi, studi dasar penelitian biomedik dan farmasetik, serta penyalahgunaan obat dan farmasi forensik. Perkembangan dan aplikasi dalam bioanalisis sendiri tidak lepas dan dukungan ilmu-ilmu terkait diantaranya mu farmakologi, mikrobiologi, farmakokinetika, toksikologi, kimia analisa dan rancangan obat (Quantitative Structure Activity Relationship/QSAR). Pengetahuan tentang sifat fisika-kimia suatu senyawa. berbagai metode ekstraksi, dan metode analisa misalnya kromatografi, spektroskopi, atau radiokimia sangat mendukung dalam penanganan awal sampel biologis serta penetapan kadar obatnya. Hasil kerja seorang bioanalis dewasa ini menjadi sedemikian penting, karena akan menjadi landasan dalam menentukan langkah lanjut bagi banyak profesi yang lain, misalnya dokter, farmakokinetis, biokemis dan toksikologis. Dalam proses pengembangan obat, peran bioanalisis bisa dirasakan mulai sejak uji farmakologi dan toksikologi, uji metabolisme dan farmakokinetik, uji klinik fase I, uji klinik fase II dan Ill, uji farmakodinamik dan pengembangan formulasi obat. Berperan juga dalam pengawasan obat dan toksikologi forensik. Secara garis besar ilmu ini dibagi dalam dua bagian penting yaitu bioassay atau analisis hayati (merupakan analisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif suatu bahan obat,sediaan obat maupun wadah obat dengan melibatkan sistem hayati) dan bioanalisis itu sendiri (merupakan analisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif suatu bahan obat maupun sediaan obat dalam sampel biologis). Sistem hayati yang digunakan bervariasi bisa berupa hewan utuh atau organ terisolasi (untuk uji hayati dengan hewan utuh), organisme atau bagian-bagian tertentu dan makhluk hidup misalnya enzim, protein atau DNA. Penelitian bisa dilakukan atau dikembangkan secara in-vivo maupun in-vitro. Bioassay atau uji hayati diklasifikasikan dalam uji hayati kualitatif dan kuantitatif. Uji hayati kualitatif diantaranya meliputi uji pirogen, uji sterilitas, uji mikrobia, uji toksisitas dan penetapan angka antigen, sedangkan uji hayati kuantitatif mempelajari hubungan dosis respon, baik dan efek quantal maupun efek gradual.

lnteraksi antara obat dan organisme hidup akan dipelajari dalam dua bagian ilmu yaitu: (a) farmakodinamika (mempelajari pengaruh obat terhadap tubuh organisme) (b) farmakokinetika (mempelajari pengaruh tubuh organisme terhadap obat) Aksi obat bisa terjadi pada: 1. organisme utuh, 2. organ, 3. jaringan, 4. set, 5. struktur subseluler dan 6. molekul biologi. Berdasarkan adanya aksi reaksi tersebut bisa dipelajari banyak hal, antara lain: a. Efek obat meliputi efek utama (khasiat) dan efek samping (efek toksik atau efek lain setain efek utama) b. Tempataksi c. Mekanisme aksi d. Kinetika obat meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi e. Penetapan kadar obat f. Pengembangan obat baru Perbedaan bioassay dan bioanatisis adalah: 1. Bioassay : analisa kuantitatif atau kualitatif suatu senyawa (obat), sediaan obat atau wadah obat dengan melibatkan sistem hayati 2. Bioanalisis: analisa kuantitatif atau kualitatif suatu senyawa (obat) dalam sampel biologis (penetapan kadar obat dalam cairan hayati)

Bagian Kedua BIOASSAY BAB I. PENDAHULUAN A. Definisi Bioassay (analisis hayati) yaitu: analisa kuantitatif atau kualitatif suatu senyawa (obat), sediaan obat atau wadah obat dengan melibatkan sistem hayati Sistem hayati adalah: media hidup yang digunakan untuk analisis hayati Media tersebut bisa berupa: 1. Hewan utuh (whole animal) atau organ terisolasi (isolated organ) pada analisis hayati dengan binatang 2. Mikroorganisme 3. Enzim atau antibodi pada reaksi antigen-antibodi 4. Kultur sel B. Ruang Lingkup dan Arti Penting Bioassay a. Ruang Lingku Bioassay 1. Farmakologi dan Mikrobiologi - Menentukan potensi dan efi obat - Menentukan nilai ED (effective dose) suatu obat - Keperluan diagnosa 2. Farmakokinetika - Menetapkan nilai MEC, MTC suatu obat atau MIC (antibiotika) - Menetapkan nilai parameter farmakokinetika (Vd, Kel, T 1/2 Ka, dsbnya) - Analisis obat di dalam material biologis, bila analisis Fisika Kimia tidak memadai 3. Toksikologi - Mencari toksisitas obat (obat baru) - Menetapkan Dosis Toksik (TD-50 atau LD-50, IC-50) 4. Rancangan Obat (QSAR = Quantitative Structure Activity Relationship) Meneliti Hubungan Struktur Obat dengan Aktivitas Biologis (untuk menentukan potensi suatu obat) b. Arti Penting Bioassay Latar Belakang Analisis obat dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Fisikokimiawi (F-K) 2. Analisis hayati Namun analisis secaraa fisikokimiawi tidak selalu menggambarkan potensi obat, sehingga analisis atau uji hayati lebih menguntungkan. Juga karena adanya beberapa alasan spesifik lain diantaranya: 1. Identitas zat aktif belum jelas (misalnya hormon paratiroid) 2. Struktur kimia diketahui, metode fisikokimia yang memadal belum ada (insulin). Gugus aktif fisikokimiawi belum tentu merupakan gugus aktif biologi/farmakologii 3. Obat/sediaan merupakan campuran kompleks dengan berbagal struktur dan aktivitas (preparat digitalis)

4. Belum ada cara pemurnian yang memadai untuk suatu senyawaa sehingga analisa fisikq kimia tidak memungkinkan (contoh: vitamin D dan minyak ikan masih belum dapat dipisahkan secara murni sehingga belum benar-benar bebas dan kontaminan) 5. Analisa F-K tak mampu membedakan isomer aktif dan tidak aktif sehingga yang ditetapkan merupakan kadar isomer total, jadi hash analisiss F-K tidak menggambarkan aktifitas biologis yang sebenarnya [contoh: kalsium pantotenat ada dua bentuk isomer dektro (D) dan levo (L) tetapi yang aktif Ca-D-Pantotenat sedangkan bentuk Ca-L-Pantotenat tidak aktif] 6. Untuk beberapa obat analisis hayati Iebih spesifik, sensitive dan praktis dibandingkan dengan anahsa fisikokimiawi (contoh untuk vitaminin B12 dan INH) 7. Pada perkembangan QSAR Metode F-K tidak selalu menggambarkan aktifitas biologis sehingga metode F K diganti dengan analisis hayati (bioassay). Disamping memiliki kelebihan, analisis hayati memiliki kekurangan yaitu: 1. Presisi dan akurasinyaa lebih rendah dibanding analisis secara fisika kimia, hal ini bisa dilihat dari harga ralat rawu dan ralat sistematiknya 2. Teknik pelaksanaan lebih rumit dan perlu keahlian tertentu 3. Biaya biasanya lebih mahal 4. Waktu pelaksanaan lebih lama Usaha untuk meningkatkan presisi dan akurasi bisa dilakukan dengan cara: 1. Pengendalian variabel pada sistem hayati untuk menurunkan ralat rawu atau kesalahan acak 2. Penggunaan baku hayati (standard pembanding) 3. Penggunaan rancangan uji yang sesuai misalnya menurut: a. USP b. Remington s c. Farmakope Indonesia