PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN BANYUWANGI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BAB I LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

INFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Wabah. Penyakit. Penanggulangannya.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa (Widoyono, 2005). Berdasarkan catatan World Health Organization. diperkirakan meninggal dunia (Mufidah, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan penyakit yang cepat, dan dapat menyebabkan. kematian dalam waktu yang singkat (Depkes R.I., 2005). Selama kurun waktu

LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN LUAR BIASA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN PENFUI PERIODE PEBRUARI 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BLITAR

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

WALI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

SIARAN RADIO TANGGAL 3 OKTOBER 2011 MATERI PENYAKIT DEMAM BERDARAH NAMA DR. I GUSTI AGUNG AYU MANIK PURNAMAWATI, M.KES

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

Pendpampingan Pemberantasan Nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) Kelompok Prolanis BPJS Anggota Kepesertaaan FKTP Klinik Sakinah Kabupaten Jember

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus. Menurut UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dalam pasal 152

BAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), program pencegahan dan

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) sampai saat ini. DBD merupakan salah satu masalah kesehatan utama di

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

LAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

KERANGKA ACUAN PROGRAM P2 DBD

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes, dengan ciri

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.)TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdarah Dengue (DBD). Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) dan ditularkan oleh nyamuk

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bupati dalam melaksanakan kewenangan otonomi. Dengan itu DKK. Sukoharjo menetapkan visi Masyarakat Sukoharjo Sehat Mandiri dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

I. Pendahuluan Pada awal tahun 2004 kita dikejutkan kembali dengan merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan jumlah kasus yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes. kepadatan penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

PERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. DBD yang paling penting adalah dengan mengendalikan nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2011 TENT ANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Haemorraghic Fever

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

BAB 1 PENDAHULUAN. anak-anak.penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) DALAM MEMBUNUH LARVA Aedes aegypti

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

Seminar Nasional Mewujudkan Kemandirian Kesehatan Masyarakat Berbasis Preventif dan Promotif ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko tinggi tertular Demam Dengue (DD). Setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. World Health

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Transkripsi:

PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR 2015 Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015 1

BAB VI PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR 1.1 Latar Belakang Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian dan kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah (Permenkes, 2010) Penyelidikan KLB adalah rangkaian kegiatan berdasarkan cara epidemiologi untuk memastikan adanya suatu KLB, mengetahui gambaran penyebaran KLB dan mengetahui sumber dan cara-cara penanggulangannya. Penanggulangan KLB adalah upaya untuk menemukan penderita atau tersangka penderita, penatalaksanaan penderita, pencegahan pen ingkatan, perluasan, dan menghentikan suatu KLB. Penanggulangan KLB adalah kegiatan yang dilakukan secara terpadu oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Kegiatan penanggulangan KLB meliputi penyelidikan epidemiologi; penatalaksanaan penderita yang mencakup kegiatan pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita, tindakan karantina; pencegahan dan pengebalan; pemusnahan penyebab penyakit; penanganan jenazah akibat KLB; penyuluhan kepada masyarakat yang mengacu pada Sesuai Permenkes Nomor 1501 tahun 2010. Secara umum, seluruh desa/kelurahan yang terkena KLB di Kabupaten Gianyar tahun 2014 dan 2015 sudah ditangani dalam waktu kurang dari 24 jam. Tahapan penelusuran wabah di Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar dilakukan berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular dan Keracunan Pangan edisi Revisi Tahun 2013. Di Kabupaten Gianyar, cakupan desa/kelurahan yang mengalami KLB telah ditangani dalam waktu kurang dari 24 jam oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar. Penanganan KLB yang dilakukan meliputi penyelidikan dan penanggulangan KLB. Pengertian kurang dari 24 jam adalah sejak diterimanya laporan W1 sampai penyelidikan dilakukan dimana pelaporan tersebut berupa telepon, SMS, dan email. 1.2 Tahap Penyelidikan KLB Penyelidikan kasus KLB yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar mengacu pada Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular dan Keracunan Pangan edisi Revisi Tahun 2013. Tahapan

penyelidikan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar dapat dijabarkan sebagai berikut : 1.2.1 Penetapan Diagnosis KLB Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan, telah dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar dan Puskesmas masing-masing wilayah bahwa ada banyak kasus yang menunjukkan gejala yang mengarah pada penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Gejala-gejala tersebut yaitu panas tinggi yang berlangsung selama 2-7 hari, mual dan muntah, munculnya tanda-tanda perdarahan berupa bintik merah dikulit. Untuk menegakkan diagnosis tersebut perlu dilakukan tes untuk mendeteksi antibody IgG/IgM terhadap virus dengue dalam serum. Tanda perdarahan yang tidak tampak dapat diperiksa dengan melakukan tes Torniquet (Rumple Leede). Bintik merah dikulit sebagai manifestasi pecahnya kapiler darah dan disertai tanda-tanda kebocoran plasma yang dapat dilihat dari pemeriksaan laboratorium adanya peningkatan kadar hematokrit (hemokonsentrasi) dan/atau hipoproteinemia (hipoalbuminemia). 1.2.2 Pemastian Terjadinya KLB Pemastian KLB penyakit DBD ditetapkan melalui kriteria yang tercantum dalam Permenkes Nomor 1501 tahun 2010 disebutkan 7 kriteria KLB, tetapi untuk pengendalian DBD hanya ada 3 kriteria yang digunakan yaitu : a. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang dalam hal ini adalah DBD yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah. b. Jumlah penderita baru (kasus DBD) dalam periode waktu satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka ratarata per bulan dalam tahun sebelumnya. c. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam satu kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama. Pemastian adanya KLB DBD di Kabupaten Gianyar pada tahun 2015 dapat dikaitkan dengan 3 kriteria tersebut dan dapat dijelaskan sebagai berikut.

Grafik 1. SKD KLB DBD di Kabupaten Gianyar Tahun 2015 450 400 416 350 300 250 200 190 247 305 234 200 150 100 50 0 0 0 0 0 0 0 Kasus 2015 mead+ 1SD (Warning) 2 mean (Batas KLB) min Sumber : Data P2PL Dinkes Gianyar Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa angka kejadian DBD di Kabupaten Gianyar dari Bulan Januari sampai Juni melebihi dari batas KLB yang berarti pada bulan tersebut telah terjadi KLB. Dimana kejadian tertinggi terjadi pada bulan Pebruari dan setelah diberikan intervensi angka ini mulai mengalami penurunan pada bulan-bulan berikutnya. Kejadian DBD tersebut dikatakan KLB karena dilihat berdasarkan acuan dari Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan KLB Penyakit Menular dan Keracunan Pangan yang menyatakan bahwa suatu daerah dapat dikategorikan sebagai KLB apabila jumlah kasus dalam periode 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata kasus perbulan tahun sebelumnya. Batas KLB ini diperoleh dari rata-rata kasus DBD perbulan tahun 2010 sampai tahun 2014 dikali 2 (dua) sesuai dengan acuan pada buku pedoman. Sedangkan batas kerentanan suatu daerah untuk menjadi KLB DBD ditentukan melalui median dari kasus perbulan pada tahun 2010 sampai tahun 2014 ditambah dengan standar deviasi (SD) yang menunjukkan besarnya simpangan rata-rata dari keseluruhan nilai perbulan pada tahun yang sama.

Grafik 2. Case Fatality Rate (CFR) di Kabupaten Gianyar Tahun 2013-2015 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0.3 0.3 0.2 2013 2014 2015 CFR (%) Sumber : Data P2PL Dinkes Gianyar Dilihat dari perbandingan angka kematian (CFR) per tahun, pada tahun 2015 dari bulan Januari sampai dengan Juni 2015 dilaporkan kejadian kasus DBD sebanyak 1908 kasus dengan kematian kematian sebanyak 6 (CFR=0,3%). Angka ini mengalami peningkatan sebesar 0,1 % dari tahun 2014 yaitu 0,2 % dengan jumlah kematian sebanyak 2 kasus dari total kasus sebanyak 1764 kasus. Peningkatan ini tidak bermakna secara epidemiologi dalam penentuan kriteria KLB yaitu adanya peningkatan CFR sebanyak 50 % atau lebih dibandingkan periode sebelumnya.

1.2.3 Distribusi Kasus Berdasarkan Tempat dan Waktu a) Berdasarkan Tempat Gambar 1. Distribusi Kejadian KLB Berdasarkan Tempat di Kabupaten Gianyar Tahun 2015 Sumber : Data P2PL Dinkes Gianyar Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui desa-desa di Kabupaten Gianyar yang terjadi KLB DBD. KLB DBD di desa-desa di Kabupaten Gianyar ini diketahui melalui perhitungan rata-rata kasus DBD perbulan tahun 2010 sampai tahun 2014 dan dikali 2 (dua). Setelah itu didapatkan batas KLB DBD dan kemudian dibandingkan dengan jumlah kasus DBD di setiap desa dari bulan Januari sampai Juni 2015. Desa yang memiliki jumlah kasus DBD terbanyak yakni desa Ketewel dengan jumlah kasus 170, desa Pejeng dengan jumlah kasus 101, dan desa Batuan sebanyak 70 kasus. Dapat dilihat pula, kasus KLB DBD lebih banyak terjadi pada daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 1000 meter diatas permukaan

laut, karena pada ketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut nyamuk Aedes aegypty tidak dapat berkembang biak. b) Berdasarkan Waktu Grafik 3. Distribusi Kejadian DBD Berdasarkan Waktu di Kabupaten Gianyar pada Bulan Januari sampai Juni 2015 450 416 400 350 300 250 200 190 247 305 234 200 150 100 50 0 0 0 0 0 0 0 Sumber : Data P2PL Dinkes Gianyar Dilihat dari gambar tersebut jumlah kasus paling banyak terjadi pada bulan Pebruari yaitu sebanyak 416 kasus. Pada bulan Maret sempat terjadi jumlah penurunan kasus sebanyak 169 kasus, namun kasus DBD kembali meningkat pada bulan April menjadi 305 kasus. 1.3 Hipotesis Sementara Hipotesis yang dapat diajukan dalam investigasi KLB DBD yang terjadi di Kabupaten Gianyar pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : Diduga telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD di sebagian besar desa di Kabupaten Gianyar. Gejala klinis yang dialami yaitu panas tinggi yang berlangsung selama 2-7 hari, mual dan muntah, munculnya tanda-tanda perdarahan berupa bintik merah dikulit. Dugaan faktor risiko utama terjadinya kasus DBD di wilayah tersebut yakni tingkat mobilitas yang tinggi.

1.4 Hasil Penelusuran Faktor Risiko Tingkat mobilitas yang tinggi merupakan faktor risiko utama terjadinya KLB DBD di Kabupaten Gianyar. Jarak Kabupaten Gianyar dengan Pusat Kota Denpasar atau daerah lainnya seperti Badung dan Tabanan yang sangat dekat menyebabkan banyak masyarakat Gianyar yang bekerja di Denpasar dan daerah lainnya. Setiap pagi banyak masyarakat Gianyar yang bekerja ke Denpasar dan kembali ke Gianyar pada sore harinya. Karena mobilitas yang tinggi inilah banyak masyarakat yang tertular DBD di Denpasar atau daerah lainnya dan membawanya ke Gianyar dan menularkan kembali. Selain faktor mobilitas yang tinggi, faktor lainnya yang mempengaruhi KLB DBD di Kabupaten Gianyar yaitu jarak terbang dari nyamuk yaitu 100 meter. Jadi, perpindahan nyamuk terjadi sangat aktif artinya nyamuk yang mampu terbang 100 meter dapat menularkan DBD bahkan dari satu desa ke desa lainnya. Hal ini juga dipengaruhi oleh keberadaan sarang nyamuk di tempat penampungan air warga yang menjadi tempat tinggal bagi nyamuk Nyamuk tersebut akan menularkan virus Dengue penyebab DBD ke orang-orang dengan jarak terbang yang dimiliki yaitu 100 meter. 1.5 Kesimpulan Penyebab dan Sumber Penularan Penyebab dari terjadinya KLB DBD di Kabupaten Gianyar yaitu sebagian besar disebabkan oleh tingkat mobilitas penduduk yang tinggi dan faktor lingkungan. Setiap harinya masyarakat Gianyar banyak yang bekerja di Denpasar atau daerah lainnya yang menyebabkan peningkatan penularan DBD dari satu orang ke orang lainnya. Banyak masyarakat Gianyar yang mungkin ditularkan DBD di Denpasar dan menularkan kembali ke wilayah Gianyar. Tingkat mobilitas penduduk yang tinggi ini sangat mempengaruhi penularan DBD yang sangat cepat. Selain itu, faktor lingkungan seperti kebersihan lingkungan dan kebersihan tempat penampungan air juga mempengaruhi terjadinya perkembangbiakan vektor yang dapat menularkan DBD. Vektor nyamuk ini juga memiliki kemampuan terbang dengan jarak 100 meter yang menyebabkan penularan DBD semakin mudah. Sumber penularan penyakit DBD adalah manusia dan nyamuk Aedes. Manusia tertular melalui gigitan nyamuk Aedes yang telah terinfeksi virus dengue, sebaliknya nyamuk terinfeksi ketika menggigit manusia dalam stadium viremia. Seseorang yang menderita demam berdarah, dalam darahnya mengandung virus dengue. Penderita tersebut apabila digigit oleh nyamuk Aedes, maka virus dalam darah penderita tersebut ikut terhisap masuk ke lambung nyamuk dan virus akan memperbanyak diri dalam

tubuh nyamuk dan tersebar di berbagai jaringan tubuh termasuk dalam kelenjar liur nyamuk. Nyamuk siap untuk menularkan kepada orang atau anak lain 3-10 hari setelah menggigit atau menghisap darah penderita. 1.6 Kelemahan-kelemahan Hasil Penelusuran a) Sulitnya menjangkau dan mendata masyarakat Gianyar yang bekerja di Denpasar atau daerah lainnya karena kesibukan pekerjaannya masing-masing. b) Masih belum lengkapnya data kasus DBD yang dikumpulkan. 1.7 Tindak Lanjut (Penanggulangan dan Pengendalian) Tindak lanjut yang dapat dilakukan dalam menanggulangi dan mengendalikan KLB Campak yaitu : 1) Pengobatan dan Perawatan Penderita Penderita DBD derajat 1 dan 2 dapat dirawat puskesmas yang memiliki fasilitas perawatan, sedangkan DBD derajat 3 dan 4 harus segera dirujuk ke RUmah Sakit. 2) Pemberantasan Vektor Pemberantasan vektor dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : a. Penyemprotan insektisida melalui pengasapan dan pengabutan yang menyasar rumah dan tempat-tempat umum di seluruh wilayah yang terjangkit DBD. Penyemprotan insektisida dilakukan dengan cara melakukan fogging/ ULV yang dilaksanakan 2 siklus dengan interval satu minggu. Penyemprotan insektisida dilakukan oleh petugas dinas kesehatan, puskesmas, dan tenaga lain yang telah dilatih. b. Pemberantasan sarang jentik/nyamuk DBD yang dilaksanakan diseluruh tempat potensial bagi perindukan nyamuk di seluruh wilayah terjangkit dan wilayah sekitarnya. Caranya yaitu dengan melakukan kegiatan 3M Plus oleh seluruh masyarakat di lingkungan masing-masing. Kegiatan 3M yaitu menguras dan menyikat tempat penampungan air (TPA), menutup TPA, dan Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi TPA. Kegiatan Plus yaitu menaburkan bubuk larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, menanam pohon pengusir nyamuk, memakai obat anti nyamuk, menggunakan kelambu, pemasangan kawat kasa. c. Larvasidasi dilakukan di seluruh wilayah KLB dengan menyasar tempat penampungan air (TPA) di rumah dan tempat-tempat umum (TTU). Larvasidasi dilaksanakan oleh tenaga dari masyarakat dengan bimbingan dari petugas puskesmas atau dinas kesehatan.

3) Penyuluhan Penyuluhan dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten bersama dengan puskesmas. 4) Penanggulangan lainnya Penanggulangan lainnya yang dapat dilakukan yaitu : a. Pembentukan posko pengobatan b. Pembentukan posko penanggulangan c. Penyelidikan KLB d. Pengumpulan dan pemeriksaan specimen e. Peningkatan kegiatan surveilans kasus dan vektor 1.8 Simpulan Di Kabupaten Gianyar pada bulan Januari sampai Juni 2015 telah terjadi KLB DBD yang terjadi di sebagian besar desa-desa yang ada di Kabupaten Gianyar Daftar Pustaka Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Gianyar Tahun 2014. Gianyar. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 1501/Menkes/Per/X/2010 Tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta.