BAB I PENDAHULUAN. sistematis menuju suatu kualitas hidup yang lebih tinggi (Noya, 1983 : 5).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

PENGARUH LATIHAN SAQ TERHADAP HASIL TENDANGAN SAMPING OLAHRAGA PENCAK SILAT. Rizky A Daulay; Albadi Sinulingga

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk membekali siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik-teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. dengan pencapaian prestasi optimal yang hendak dicapai.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang

BAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh para pakar dan pendekarnya pencak silat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang di sebut IPSI ( Ikatan Pencak Silat Sealuruh Indonesia ).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

PERBEDAAN TINGKAT KONSENTRASI ATLET DAN NON ATLET TERHADAP KECEPATAN REAKSI PADA KELOMPOK LATIHAN SILAT MERPATI PUTIH UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. maksimal. Hal ini diungkapkan Sajoto (1988 : 3), bahwa salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. kualitas fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN. pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur.

BAB I PENDAHULUAN. dan Asia setelah diselenggarakanya Kejuaraan Dunia Pecak Silat1 di Jakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak hingga orang dewasa, hal itu menunjukkan bahwa sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR...

METODE MELATIH TEKNIK DAN TAKTIK DALAM PENCAK SILAT. Oleh: Awan Hariono

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelum pelaksanaan eksperimen pada siswa yang mengikuti latihan zig-zag. Dari

I. PENDAHULUAN. sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik

2015 LATIHAN SHADOW BADMINTON DAN LATIHAN LADDER DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN ATLET BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang ada di dalam ruangan, dengan jumlah pemain yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga sesuai dengan minatnya.

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kepala dan dada. Khususnya untuk penjaga gawang diperbolehkan

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. apabila seseorang dapat menguasai teknik dasar yaitu passing bawah, passing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuda Muhammad Awaludin, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multi budaya dan keanekaragaman. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan, sebagai seorang muslim wajib

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tentu harus didukung dengan teknik-teknik yang benar.

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wushu di Indonesia yang sebelumnya dikenal dengan nama Kuntauw dan

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN FOOT SPEED LADDER DRILLS TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN MENGGIRING BOLA PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang baik maka seseorang akan lebih mudah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dijelaskan dalam UU RI NO 3 Tahun 2005 tentang Sistim Keolahragaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kharismayanda, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

permainan ini tidak sulit untuk dikembangkan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan prestasi olahraga agar regenerasi prestasi terus tercipta dan. berlangsung pada kegiatan di Sekolah terbina dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. (S.Pd.) Pada Progam Studi Penjaskesrek.

BAB I PENDAHULUAN. dan gerak jurus (Taulo). Wong Kiew Kit (2002:1) menyatakan bahwa. Kung-Fu

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pemain diberikan teknik-teknik dasar sepakbola yang baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud adalah passing, shooting, controlling, dan heading. Untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern. Permainan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kejuaraan cabang olahraga basket baik untuk kalangan pelajar ataupun club-club

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Taekwondo merupakan olahraga beladiri yang berakar pada tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tingkat keterampilan, pria maupun wanita memainkan olahraga ini di

BAB I PENDAHULAN. di Indonesia, metodologi kepelatihan harus ditingkatkan untuk dalam upaya. meningkatkan prestasi dalam cabang sepakbola.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

2015 DAMPAK LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP PENINGKATKAN SERANGAN TENDANGAN TEKNIK MAWASHI GERI PADA CABANG OLAHRAGA KARATE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat penampilan atlet dapat dilihat dari beberapa faktor seperti

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga terdiri dari kata olah yang berarti laku, perbuatan, perikelakuan, sedangkan raga, yang berarti badan mengandung makna, berlatih diri dengan gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga merupakan suatu bentuk pendidikan dari individu dan masyarakat yang mengutamakan gerakan-gerakan jasmani yang dilakukan secara sadar dan sistematis menuju suatu kualitas hidup yang lebih tinggi (Noya, 1983 : 5). Olahraga pencak silat mempergunakan seluruh bagian tubuh dan anggota tubuh untuk alat pembelaan diri dan serangan. Pembelaan dan serangan yang diperlukan adalah pembelaan dan serangan yang baik, yaitu serangan yang tepat arahnya dan dilakukan dengan tenang yang sempurna. Berdasarkan alat yang digunakan serangan menggunakan dua alat yaitu lengan/tangan dan tungkai/kaki. Secara umum serangan kaki disertai tendangan. Pada waktu melaksanaan atau melakukan teknik tendangan posisi badan dan lintasan gerakan dapat melalui depan, samping, belakang, dan busur (Iskandar, 1992 : 1). Dalam suatu tendangan diperlukan suatu latihan berupa kecepatan (speed), kelincahan (agility), dan kecepatan reaksi (quicknes). Dimana kecepatan (speed) adalah kemampuan seseorang untuk bergerak ke depan dengan cepat. Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah dan posisi tubuhnya dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, sesuai dengan situasi yang dihadapi 1

2 di arena tertentu tanpa kehilangan keseimbangan tubuhnya. Kecepatan reaksi (quicknes) merupakan kemampuan seseorang bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan-rangsangan yang datang lewat indra, syaraf atau feeling lainnya (Akhmad, 2013 : 129). Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan (11 Agustus 2015), kecepatan tendangan dari atlet terlihat masih belum seperti apa yang diharapkan. Ini terlihat pada saat atlet melakukan tendangan samping karena masih banyaknya permasalahan dalam melakukan tendangan tersebut. Permasalahan yang ditemukan pada saat observasi adalah atlet masih lambat dalam melakukan tendangan dan atlet sering kehilangan momentum saat melakukan tendangan serta kecepatan reaksi dari atlet yang masih lambat pada waktu melakukan tendangan. Hal ini menyebabkan tendangan samping atlet mudah ditangkap oleh lawan. Untuk memperkuat hasil observasi peneliti kemudian melakukan tes pendahuluan pada atlet, dimana dari hasil tes pendahuluan (terlampir) terlihat bahwasanya tendangan atlet masih dalam kategori kurang-cukup. Dalam kategori ini terlihat bahwa kecepatan tendangan samping atlet masih bermasalah. Hal ini diperkuat lagi dengan wawancara penulis dengan pelatih (Bapak Doko) di lapangan, pelatih mengatakan bahwa di dalam pencak silat tendangan merupakan salah satu teknik yang harus dikuasai oleh atlet pencak silat. Atlet silat di Pesantren Raudhatul Hasanah Medan rata-rata sudah latihan selama satu sampai dua tahun. Akan tetapi, tendangan dari atlet masih lambat. Beliau mengatakan bahwa dalam melakukan tendangan yang baik haruslah dilakukan

3 dengan cepat, kuat, tepat dan akurat. Tetapi hal tersebut masih berbanding terbalik dengan keadaan atlet. Selain itu kurangnya keseriusan dan disiplin atlet dalam melakukan latihan menyebabkan latihan tidak berjalan dengan baik. Sehingga menyebabkan permasalahan bagi atlet khususnya tendangan samping, dimana tendangan dari atlet tersebut masih lambat. Kurangnya program latihan yang terprogram selama ini menyebabkan fisik atlet lambat untuk berkembang. Karena selama ini pelatih hanya memberikan latihan berdasarkan pengalaman pelatih sewaktu masih menjadi atlet. Seperti yang dikatakan oleh Zulkaidah (2005 : 22), bahwasanya setiap prinsip perbedaan individual seseorang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam penggunaan jalur-jalur belajarnya. Ada yang dengan baik dapat belajar melalui visual, ada pula melalui pendengaran. Sementara individu lain barangkali menggunakan kedua-duanya dalam belajar. Kebiasaan dari atlet di atas bukan saja terjadi pada waktu latihan akan tetapi terbawa sampai ke pertandingan. Karena metode latihan tendangan samping yang selama ini diterapkan belum mengarah pada peningkatan kecepatan tendangan yang lebih baik, sehingga perlu solusi yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada. Selain itu juga, terbatasnya jam latihan kurang dimanfaatkan secara maksimal. Beberapa komponen yang sangat mendukung kecepatan tendangan diantaranya dengan latihan kecepatan. Karena belum adanya program latihan kondisi fisik yang memadai, jadwal latihan yang belum diikuti dengan baik oleh atlet, sehingga tendangan samping masih lambat dan kurang tepat pada sasaran.

4 Berdasarkan data tabel pertama dan kedua (lampiran 5) hasil tendangan atlet masih masuk dalam kategori cukup. Hal ini disebabkan karena kecepatan tendangan atlet belum baik. Hal ini juga bisa terjadi karena faktor latihan yang belum maksimal dan progam latihan yang belum memadai untuk menunjang latihan kecepatan tendangan atlet. Atau pun karena pengaruh faktor lain seperti kurangnya tanggapan atlet terhadap latihan yang diberikan dan lambat cara berpikir atlet terhadap latihan yang diberikan. Seperti yang dikatakan Zikwan (2003 : 25) bahwasanya cara berpikir sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui yang bersifat nonverbal, seperti perasaan dan emosi, kesadaran yang berkenaan dengan perasaaan (merasakan kehadiran suatu benda atau orang), kesadaran, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi. Karena kurang atau lambatnya atlet dalam berfikir maka atlet juga akan lambat dalam merespon apa-apa yang diberikan oleh pelatih. Untuk mengatasi masalah di atas, penulis berkonsultasi dengan pelatih mencoba menggunakan latihan SAQ dalam berlatih. Latihan SAQ yang dimaksud yaitu Speed, Agility dan Quickness. Dimana menurut Akhmad (2013 : 129) latihan SAQ dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kecepatan, kelincahan dan kecepatan reaksi dalam melakukan tendangan, terutama tendangan samping kaki kanan dan kaki kiri atlet pencak silat. Karena latihan tidak terprogram dengan baik, sehingga peneliti tertarik untuk melanjutkan bentuk latihan tersebut, dan ingin membuktikan apakah ada pengaruh bentuk latihan tersebut terhadap peningkatan kecepatan tendangan samping atlet dengan kaki kanan dan kaki kiri.

5 Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Latihan SAQ Terhadap Hasil Tendangan Samping Atlet Olahraga Pencak Silat Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan Tahun 2016. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan tendangan samping kaki kanan dan kaki kiri atlet? Bagaimana cara meningkatkan kemampuan tendangan samping atlet? Bentuk latihan apa yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan tendangan samping atlet? Apakah latihan SAQ dapat meningkatkan kemampuan tendangan samping atlet? Jika seandainya ada, seberapa besar pengaruh latihan SAQ terhadap kemampuan tendangan samping atlet? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas dan untuk menghindari penafsiran yang berbeda dan terlalu luas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu : Pengaruh Latihan yang mencakup latihan SAQ Atlet olahraga Pencak Silat terhadap hasil tendangan samping di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan Tahun 2016.

6 D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah : 1. Apakah terdapat pengaruh latihan SAQ terhadap hasil tendangan samping kaki kanan atlet olahraga pencak silat di Pesantren Ar- Raudhatul Hasanah Medan Tahun 2016? 2. Apakah terdapat pengaruh latihan SAQ terhadap hasil tendangan samping kaki kiri atlet olahraga pencak silat di Pesantren Ar- Raudhatul Hasanah Medan Tahun 2016? E. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh latihan SAQ terhadap hasil tendangan samping kaki kanan atlet olahraga pencak silat di Pesantren Ar- Raudhatul Hasanah Medan Tahun 2016. 2. Untuk mengetahui pengaruh latihan SAQ terhadap hasil tendangan samping kaki kiri atlet olahraga pencak silat di Pesantren Ar- Raudhatul Hasanah Medan Tahun 2016. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Klub : Untuk Meningkatkan prestasi dan persaingan yang positif dengan klub lain. 2. Bagi Atlet : Untuk dapat meningkatkan minat dan peran aktif atlet dalam mengikuti latihan, serta mendukung pencapaiaan prestasi.

7 3. Bagi Pelatih : Sebagai bahan masukan bagi para pelatih pencak silat bahwa latihan SAQ dapat meningkatkan tendangan samping atlet pencak silat Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan serta bahan bagi pelatih untuk membuat program latihan. 4. Bagi Mahasiswa : Sebagai bahan masukan bagi para mahasiswa/i Fakultas Ilmu Keolahragaan yang akan melakukan penelitian pada cabang pencak silat. 5. Bagi penulis : Untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti dalam upaya meningkatkan hasil tendangan samping.