BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami

SUDARYANTI NIM. A

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasal 17 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan jenjang

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang mampu bersaing di dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 27 BATAM

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berperan penting dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Proses belajar tersebut tercermin

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

I. PENDAHULUAN. manusia masih ada di muka bumi, belajar sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. dihadapkan terhadap hal baik ekonomi, sosial, budaya maupun politik.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjalani hidupnya. Hal ini terlihat dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti ini perkembagan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intan Maylani, 2013

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk itu perlu adanya usaha-usaha yang. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. untuk berpikir secara logis, rasional, cermat, efektif, dan efisien. Oleh. yang sesuai dengan keadaan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I. 2007), hal Kelvin Seifert, Manajemen Pembelajaran dan Intstruksi Pendidikan, (Jogjakarta :

BAB I PENDAHULUAN. hampir disemua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

Transkripsi:

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan di Sekolah Dasar Sebelum membahas pendidikan di sekolah dasar penulis akan memaparkan pengertian pendidikan terlebih dahulu, dalam dunia pendidikan sebagaimana dinyatakan ki Hajar Dewantara, dikenal dengan istilah Tri Pusat Pendidikan. Yakni terdapat tiga lingkungan (lembaga) pendidikan yang cenderung berpengaruh didalam perkembanagan kepribadian anak. Ketiga lembaga tersebut adalah : pendidikan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga lembaga ini jelas tidak berdiri secara terpisah melainkan saling berintegrasi, sebab ketiga lembaga ini pada dasarnya adalah suatu rangkaian dari tahapan-tahapan pendidikan dan demi tercapainya tujuan pendidikan, maka ketiga lembaga tersebut harus berjalan seiring, terpadu, searah dan saling menguatkan. Dari pemaparan diatas dapat kita simpulkan bahwa pendidikan harus berkesinambungan baik pendidikan Formal, In Formal dan non Formal. Berikut ini beberapa Pengertian pendidikan yang dikemukakan dari para ahli di dalam Buku Zahara Idris, ( 1981 : 9 ) yaitu: 1. Ki. Hajar dewantara : Pendidikan atau pendidik/ mendidik menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya. 2. John Dewey: Pendidikan adalah Suatu proses pemeliharaan (asuhan), proses pemberian bantuan (bimbingan), proses kearah usaha kemajuan, semua itu berarti bahwa pendidikan menunjukkan perhatian kepada keadaan pertumbuhan seseorang.

2 3. Rousseau : Pendidikan memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, tetapi kita membutuhkannnya pada waktu dewasa. Karena itu pengertian pendidikan dapat disimpulkan berdasarkan pendapatpendapat diatas, bahwa pendidikan ialah membantu anak dengan sengaja (dengan jalan membimbing) menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab. Hal ini sesuai dengan Qur an Surat : An-nisa : 9, jangan meninggalkan anak dalam keadaan lemah, keadaan lemah yang dimaksud adalah anak yang tidak diberikan pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Dan Allah juga menjanjikan akan menaikkan beberapa derajat orang orang yang berilmu. (Qur an Surat Al Mujadillah : 11 ). Dengan pemaparan pengertian pendidikan diatas jelas sudah Pendidikan di Sekolah Dasar akan berhasil dengan baik, apabila guru memahami perkembangan Intelektual anak usia SD. Usia anak SD antara 7 tahun sampai dengan 11 tahun. Karena belajar adalah sebuah proses yang terjadi pada manusia dengan berpikir dan bergerak untuk memahami setiap kenyataan yang dinginkannya untuk menghasilkan sebuah prilaku, pengetahuan atau teknologi apapun yang menghasilkan karya dan karsa manusia tersebut. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang di dalamnya memberikan pengaturan atas penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. Adapun lembaga yang tepat untuk

3 mengembangkan Sistem Pendidikan Nasional secara formal adalah sekolah terutama jenjang pendidikan dasar. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, penegtahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Jadi pendidikan pada sekolah dasar sangat penting karena di Sekolah Dasar adalah benteng dari pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan seperti yang dijelaskan dalam Undang Undang No 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. B. Optimalisasi Pembelajaran Matematika Optimalisasi secara khusus adalah proses, cara atau perbuatan mengoptimalkan. Mengoptimalkan berarti menjadikan paling baik, paling tinggi atau paling menguntungkan. Sedangkan Pembelajaran adalah setiap upaya yang sistematik dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi edukatif antara pesera didik atau siswa dengan pendidik atau guru. Jadi kegiatan pembelajaran ditandai adanya upaya disengaja, terencana dan sistematik yang dilakukan oleh pendidik untuk membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian optimalisasi proses pembelajaran yaitu proses atau cara mengoptimalkan kegiatan siswa untuk belajar sedangkan guru berperan untuk membantu siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Sedangkan Pengertian Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Jadi

4 Optimalisasi pembelajaran matematika adalah proses atau cara mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar siswa untuk belajar matematika dengan cara memberikan tugas secara terstruktur untuk siswa, dan hasilnya dapat dilihat dari nilai siswa atau perolehan nilai. Sedangkan pengertian Pengajaran matematika adalah proses membantu siswa mempelajari matematika dengan menggunakan perencanaan yang tepat, mewujudkannya sesuai kondisi yang tepat pula sehingga tercapai hasil yang memuaskan. Hasil tersebut merupakan tujuan yang telah dirumuskan yang merupakan akibat dari interaksi antara guru yang mengajar dan murid yang belajar matematika ulangan harian siswa. Proses pembelajaran yang optimal akan berimplikasi terhadap perubahan peranan murid, perubahan peranan guru, pemanfaatan sumber-sumber belajar, penilaian dan pola interaksi-komunikasi proses pembelajaran. Dalam rangka optimalisasi proses pembelajaran, anak harus mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Anak harus mampu mengembangkan kemampuannya untuk belajar dalam berbagai teknik dan setting belajar. Anak harus dapat menemukan sendiri pengetahuannya dan mengolah pengetahuannya itu, dan dengan terampil dapat memanfaatkannya untuk memecahkan masalah. Pendek kata untuk menunjang proses pembelajaran optimal, anak dituntut mempunyai hal-hal sebagai berikut : (1) Kemampuan mendapatkan dan menggunakan informasi, (2) Ketrampilan intelektual dan kognitif yang tinggi, (3) Kemampuan belajar melalui berbagai strategi dan setting belajar,

5 (4) Kemampuan menilai hasil belajar sendiri, (5) Memiliki motivasi belajar yang tinggi, (6) Dimilikinya pemahaman diri sendiri. C. Tujuan, Teori Belajar dan Metode Pembelajaran dengan Tugas Ulangan Harian Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. 1. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran matematika adalah proses membantu siswa mempelajari matematika dengan menggunakan perencanaan yang tepat, mewujudkannya sesuai kondisi yang tepat pula sehingga tercapai hasil yang memuaskan. Hasil tersebut merupakan tujuan yang telah dirumuskan yang merupakan akibat dari interaksi antara guru yang mengajar dan murid yang belajar matematika. Terutama di SD N 1 Kelas III semester I (ganjil) Rajabasa Bandar Lampung. Pembelajaran Matematika di SD akan berhasil dengan baik apabila guru memahami perkembangan Intelektual anak usia SD. Usia anak SD antara 7 tahun sampai dengan 11 tahun. Kareana belajar adalah sebuah proses yang terjadi pada manusia dengan berpikir dan bergerak untuk memahami setiap kenyataan yang dinginkannya untuk menghasilkan sebuah prilaku, pengetahuan atau teknologi apapun yang menghasilkan karya dan karsa manusia tersebut. Proses belajar terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri siswa agar proses belajar mengarah pada tercapainya tujuan dalam kurikulum maka guru harus mengontrol dan memperhatikan secara seksama apa yang dibutuhkan oleh siswa agar nilai atau prestasi siswa dapat naik.

6 2. Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran kepada anak baik anak didik maupun anak sendiri tentunya adalah agar kita tidak meninggalkan anak anak kita dalam keadaan lemah baik pengeatahuan umumnya maupun agama. Firman Allah Swt : Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (Qs : An-nisa : 9) 3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika bertujuan untuk mempersiapkan melangkah kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga peserta didik memiliki pengetahuan yang cukup dalam menggali mata pelajaran matematika Sejalan dengan fungsi mata pelajaran Matematika, maka tujuan umum diberikannya mata pelajaran Matematika dijenjang pendidikan dasar adalah membekali siswa sejumlah konsep Matematika dan masalah logika matematika dalam kehidupan sehari-hari. Melalui tindakan yang akan dilakukan guru, hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika akan meningkat. Nilai rata-rata ulangan harian yang diharapkan setelah penelitian adalah 60 atau mencapai nilai batas ketuntasan belajar Matematika. Rendahnya hasil belajar Matematika siswa tercermin dari nilai ulangan Matematika pada siswa kelas III SD Negeri 1

7 Rajabasa Bandar Lampung. Dalam tiga kali ulangan harian dengan kompetensi dasar perhitungan dan pengukuran waktu yang dilakukan menunjukkan ratarata pada ulangan harian dan 52,69 pada ulangan harian III. Dari tiga kali ulangan harian tersebut, 75% siswa mendapatkan nilai kurang dari 60. Sebelum penelitian ini dilakukan guru belum memberikan tugas secara struktur dan untuk melihat hasil ulangan harian. 4. Teori Belajar 1. Teori Belajar Kognitif Belajar kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Asumsi teori ini adalah setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang. 2. Teori Kecerdasan Ganda Kecerdasan adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah atau menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan didalam latar budaya tertentu. Multiple intelligent lahir sebagai koreksi terhadap konsep kecerdasan yang meletakkan dasar kecerdasan seseorang pada Intelligent Quotient (IQ) saja. Belajar adalah : perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Belajar yang dipandang sebagai suatu proses yang aktif melibatkan ekplorasi dari pada ekedar penerima informasi yang pasif yang diberikan oleh guru.

8 5. Metode Pembelajaran dengan Tugas Ulangan Harian Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pembelajaran matematika yang hanya menekankan pada pemerolehan informasi sebagai kumpulan pengetahuan sebelumnya. Pengetahuan itu pengumpulan secara pasif dari subjek dan obyek yang diperkuat oleh lingkungannya. behaviorisme menekankan ketrampilan sebagai tujuan pengajaran, konstruktivisme lebih menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam. Pembelajaran matematika yang terjadi selama ini adalah pembelajaran yang hanya menekan pada perolehan hasil dan mengabaikan pada proses. Sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan dalam bentuk soal yang lain. Akibat dari pembelajaran yang hanya menekankan hasil adalah hasil yang dicapai tidak tahan lama atau anak akan mudah lupa pada materi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Berdasarkan uraian tersebut nampak adanya kesenjangan antara kondisi nyata dengan harapan. Kesenjangan pokok dari subjek yakni pada kondisi awal hasil belajar Matematika yang rendah sedangkan kondisi akhir yang diharapkan hasil belajar Matematika meningkat. Kesenjangan pokok dari peneliti yakni pada kondisi awal peneliti masih menyampaikan materi menggunakan model pembelajaran konvensional sedangkan kondisi akhir peneliti harus mengoptimalkan pembelajaran matematika dengan pemberian tugas secara struktur dan ulangan harian, karena apabila sistem belajar yang

9 diubah, dengan pola terbiasa belajar dengan yang tidak terbiasa akan sangat berbeda hasilnya. Dengan kata lain pembelajaran yang diulang ulang akan cepat mengerti dan memahami soal soal matematika dengan cepat dan baik. Kata pepatah mengatakan belajar diwaktu kecil bagai mengukir diatas batu, belajar sesudah dewasa bagai mengukir diatas air. Sejalan dengan pemikiran itu, Ahmad Kursyid (terj), mengatakan bahwa membentuk kepribadian seseorang adalah harus melalui proses latihan moral, mental, dan fisik dengan cara terus menerus dikembangkan untuk generasi mendatang. Jadi maksud dari penelitian ini adalah mengulas kembali di rumah pelajaran matematika yang telah diajarkan dengan cara pemeberian tugas dan hasil akhirnya dapat dilihat dari ulangan harian. Pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, prosedur, proses yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya terbatas yang dilakukan guru, tetapi mencakup semua peristiwa yang terjadi ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dan apa yang dilakukan siswa dirumah untuk mengulas kembali materi pelajaran. Proses belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting dalam pencapaian hasil belajar yang baik. Proses belajar mengajar dapat dipandang sebagai suatu sistem dari beberapa komponen seperti siswa, guru, bahan pelajaran, kurikulum, sarana prasarana pendekatan Metode dan lingkungan belajar ( Depdikbud 1992).

10 Pembelajaran sebagai suatu sistem terdiri atas komponen tujuan, bahan, metode, alat, serta penilaian (Depdikbud 1999). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses kompleks yang dilakukan untuk membantu siswa belajar dalam upaya merubah prilakunya. D. Prestasi Belajar Matematika Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa belanda Prestatie yang berarti hasil usaha. Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu. Dalam setiap proses akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar (achievement) seseorang. Asumsi penulis bahwa belajar dapat diartikan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Muhibin (1997:141) menyebutkan : bahwa prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai yang diperoleh dari hasil tes (ulangan) mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Demikian juga pendapat Depdikbud (1988:700) bahwa prestasi belajar mengandung pengertian penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Jadi Penulis berpendapat bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari pembelajaran.

11 Berdasarkan pendapat diatas, Prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar, yaitu penguasaan, perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu. Seperti dalam ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan sebaginya. Pendapat diatas sesuai dengan penulis inginkan dalam penelitian ini, adalah mengoptimalkan pembelajaran matematika dengan tugas ulangan harian pada siswa SD Kelas III. Dengan cara memberikan tugas tambahan kepada siswa agar siswa mengulas kembali pelajaran dirumah, proses belajar mengajar tidak terputus disekolah saja, akan tetapi dirumah juga. Jadi prestasi belajar siswa akan meningkat dengan baik. Prestasi belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa. Dalam rangka optimalisasi proses pembelajaran, anak harus mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Anak harus mampu mengembangkan kemampuannya untuk belajar dalam berbagai teknik dan setting belajar. Anak harus dapat menemukan sendiri pengetahuannya dan mengolah pengetahuannya itu, dan dengan terampil dapat memanfaatkannya untuk memecahkan masalah. E. Kelebihan dan kekurangan Metode Pemberian Tugas Ulangan Harian 1. Kelebihan metode pemberian Tugas Ulangan Harian a. Dengan adanya kesempatan siswa untuk bertindak dalam mengerjakan Tugas, dan memotivasi untuk menyelesaikan masalah baik dalam mata pelajaran matematika secara khususnya dan dalam mata pelajaran yang lain secara umum.

12 b. Memberikan aktivitas siswa secara keseluruhan, dalam mengisi lembar jawaban dan meneliti soal-soal yang diberikan guru dalam Ulangan Harian maupun Ulangan Semester. 2. Kekurangan metode Pemberian Tugas Ulangan Harian a. Banyak memakan waktu pada pengajaran siswa dikelas. b. Guru kurang mampu mengalokasikan waktu dengan tepat dalam mempersiapkan bentuk pengajaran. c. Guru tidak melihat secara langsung siswa mengerjakan soal, jadi kebenarannya kurang dimengerti, apakah soal dikerjakan sendiri atau melihat teman.