2016, No Rakyat tentang Kriteria Tipologi Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pelaksanaan Jalan Nasional di Direktorat Jenderal Bina Marga; Menging

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 2. Peraturan Pres

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum d

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan I

2017, No Eselon II Mandiri di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia Tahun ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimak

2017, No Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah beberapa kali diub

2018, No Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 881) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan U

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Per

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2015 TENTANG

2017, No nomor B/235/M.SM.04.00/2017 tanggal 28 Agustus 2017 tentang Persetujuan Penetapan Kelas Jabatan di Lingkungan UPT Balai Pengelola Tr

2016, No Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 4. Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan A

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Peraturan Presiden Nomor 102 Tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/PRT/M/2015 TENTANG KRITERIA DAN PENETAPAN WILAYAH SUNGAI

2016, No provinsi/kabupaten/kota ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 3. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

2017, No Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan T

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Ta

-1- REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

, No dan/atau Wilayah Perbatasan, perlu dilakukan perubahan terhadap Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

2016, No Mengingat-----:--1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Perekonomian selaku Ketua Pengarah Tim Koordinasi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional; c. bahwa berdasarkan pertimbanga

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor : 11 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

2017, No tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigras

2016, No ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG TIM KOORDINASI PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN DI KAWASAN PERKOTAAN

2017, No telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 20/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin P

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI

2017, No Penilaian dan Penetapan Nilai Tingkat Pengamanan Persandian dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan kebutuhan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Rincian Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Menurut Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang Dialokasikan dala

2015, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerj

2017, No Bermotor dan Penutupan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Pada Masa Angkutan Lebaran; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 35 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA

2015, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerj

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerj

2017, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pe

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 97 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA AKADEMI PERKERETAAPIAN INDONESIA MADIUN

2017, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4616); 2. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformas

2015, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

2017, No Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 72 Tahun 2013 tentang Kelas Jabatan di lingkungan Kementeria

2017, No tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigras

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

2015, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

2017, No Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Penetapan Rencana Strategis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 86); 5. Per

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

2017, No Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2017 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (

, No.2007 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tamb

2015, No /2014 tentang Pedoman Pemberian Tunjangan Kinerja bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nom

2017, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerj

2016, No Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sip

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 04/PRT/M/2012 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republ

2016, No Republik Indonesia Nomor 3614); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyara

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

2016, No Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Neg

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

Transkripsi:

No.543, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. UPT. Pelaksanaan Jalan Nasional. Tipologi. Kriteria. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2016 TENTANG KRITERIA TIPOLOGI UNIT PELAKSANA TEKNIS DI BIDANG PELAKSANAAN JALAN NASIONAL DI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyesuaikan tugas dan fungsi serta beban kerja, perlu ditetapkan kriteria tipologi Unit Pelaksana Teknis di bidang Pelaksanaan Jalan Nasional di Direktorat Jenderal Bina Marga yang efektif, efisien dan terukur; b. bahwa dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, perlu adanya kriteria tipologi untuk menetapkan besaran organisasi Unit Pelaksana Teknis di bidang pelaksanaan jalan nasional di Direktorat Jenderal Bina Marga; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan

2016, No.543-2- Rakyat tentang Kriteria Tipologi Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pelaksanaan Jalan Nasional di Direktorat Jenderal Bina Marga; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86); 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 16); 4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 881); 5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 34/PRT/M/ 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1007); 6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TENTANG KRITERIA TIPOLOGI UNIT PELAKSANA TEKNIS DI BIDANG PELAKSANAAN JALAN NASIONAL DI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA.

-3-2016, No.543 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. 2. Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang dilakukan secara terencana untuk membangun prasarana berupa jalan dan jembatan atau segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses pembangunan. 3. Preservasi Jalan adalah kegiatan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, rehabilitasi, dan rekonstruksi jalan. 4. Pemeliharaan Jalan adalah kegiatan penanganan jalan, berupa perawatan dan perbaikan yang diperlukan untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal melayani lalu lintas sehingga umur rencana yang ditetapkan dapat tercapai. 5. Rehabilitasi Jalan adalah kegiatan penanganan terhadap setiap kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam desain, yang berakibat menurunnya kondisi kemantapan pada bagian/tempat tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi rusak ringan, agar penurunan kondisi kemantapan tersebut dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai dengan rencana. 6. Rekonstruksi Jalan adalah kegiatan peningkatan struktur jalan dan penggantian jembatan tanpa peningkatan kapasitas jalan.

2016, No.543-4- 7. Tipologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengelompokan berdasarkan tipe atau jenis. 8. Kriteria Tipologi adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan untuk mengelompokkan organisasi berdasarkan karakteristiknya. 9. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah satuan kerja yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang tertentu dari organisasi induknya. 10. Lokasi adalah tempat kedudukan UPT. 11. Wilayah Kerja adalah cakupan wilayah yang menjadi kewenangan UPT. 12. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat. BAB II TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 (1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman tata cara penghitungan besaran dan beban kerja UPT di bidang Pelaksaanaan Jalan Nasional. (2) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk menentukan tipologi UPT di bidang Pelaksanaan Jalan Nasional. Pasal 3 Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi: a. parameter kriteria tipologi; b. penilaian kiteria tipologi; c. Tipologi; dan d. penetapan Tipologi.

-5-2016, No.543 BAB III PARAMETER KRITERIA TIPOLOGI Bagian Kesatu Umum Pasal 4 (1) Tipologi UPT di bidang Pelaksanaan Jalan Nasional ditetapkan berdasarkan Kriteria Tipologi organisasi dan merupakan standar persyaratan untuk menentukan tipe UPT dan dasar penetapan besaran organisasi UPT di Direktorat Jenderal Bina Marga. (2) Tipologi UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa penilaian terhadap seluruh parameter yang berpengaruh pada beban kerja dan tanggung jawab pelaksanaan jalan nasional pada UPT di Direktorat Jenderal Bina Marga. Pasal 5 Kriteria tipologi UPT di bidang pelaksanaan jalan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ditetapkan berdasarkan: a. Parameter Utama; dan b. Parameter Pendukung. Bagian Kedua Parameter Utama Pasal 6 (1) Parameter Utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, merupakan data dan informasi yang terkait langsung dengan pelaksanaan tugas dan fungsi serta perencanaan program dan pencapaian kinerja UPT di bidang Pelaksanaan Jalan Nasional. (2) Parameter Utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a terdiri dari atas:

2016, No.543-6- a. Sub Parameter Fasilitas Jalan, merupakan kegiatan pekerjaan jalan yang ada di suatu ruas jalan di wilayah tertentu, terdiri atas unsur: 1. panjang Jalan yang di preservasi, yaitu jumlah panjang jalan nasional yang menjadi tanggung jawab guna mempertahankan fungsi jalan; 2. panjang Jalan yang di bangun, yaitu jumlah panjang jalan nasional yang akan dibangun dalam rangka pengembangan jaringan jalan baru serta peningkatan kapasitas mencakup jalan perbatasan, pembangunan jalan missing link, serta pembangunan jalan strategis mendukung aksesibilitas di wilayah pedalaman dan pulau terluar; dan 3. panjang Jalan sub-standar, yaitu jumlah panjang jalan nasional yang belum masuk dalam kategori standar lebar jalan. b. Sub Parameter Kompleksitas Jaringan Jalan, merupakan tingkat kerumitan di suatu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan hierarkis. Parameter kompleksitas jaringan jalan, terdiri atas unsur: 1. jumlah kota metropolitan/kota besar, yaitu panjang jalan nasional yang menerus melalui sejumlah kota metropolitan/kota besar di suatu wilayah tertentu; dan 2. panjang Jalan daerah, yaitu jumlah panjang jalan yang terdiri atas panjang jalan provinsi, kabupaten dan kota yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan di suatu wilayah tertentu. c. Sub Parameter Pengembangan Wilayah Nasional, merupakan upaya pembangunan yang dilakukan dengan optimasi pemanfaaatan sumber daya yang dimiliki mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial,

-7-2016, No.543 budaya, dan lingkungan hidup untuk pembangunan berkelanjutan sehingga diharapkan dengan pengembangan wilayah dapat menumbuhkan perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta diharapkan terjadinya interaksi wilayah yang sinergis dan saling memperkuat sehingga nilai tambah yang diperoleh dari adanya interaksi tersebut dapat terbagi secara adil dan proporsional sesuai dengan peran dan potensi sumber daya yang dimiliki masing-masing wilayah. Parameter pengembangan wilayah nasional, terdiri dari atas unsur: 1. jumlah wilayah pengembangan strategis dan Kawasan Ekonomi Khusus, merupakan Wilayah Pengembangan Strategis dan Kawasan Ekonomi Khusus yang didukung oleh sistem jaringan jalan nasional di suatu wilayah tertentu; dan 2. lokasi di koridor utama, merupakan sistem jaringan jalan yang melayani pergerakan barang dan orang pada ruas utama nadi perekonomian seperti di wilayah Lintas Timur Sumatera, Lintas Pantai Utara Jawa, Lintas Selatan Kalimantan, Lintas Barat Sulawesi, dan Trans Papua serta merupakan jalur penghubung antar wilayah. d. Sub parameter jasa angkutan Jalan, merupakan parameter pengembangan wilayah nasional, terdiri atas unsur Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR), merupakan volume lalu lintas rata-rata dalam 24 jam, menjadi jumlah total selama periode tertentu dibagi dengan jumlah hari pada periode tersebut. Bagian Ketiga Parameter Pendukung Pasal 7 (1) Parameter pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, merupakan data dan informasi terkait

2016, No.543-8- dengan pelaksanaan tugas administrasi dan/atau pendukung kegiatan teknis lainnya dalam rangka terselenggaranya pelaksanaan tugas dan fungsi serta perencanaan program dan pencapaian kinerja UPT di bidang pelaksanaan jalan nasional, (2) Parameter pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b terdiri atas: a. sub parameter sumber daya manusia, merupakan jumlah personil Unit Pelaksana Teknis yang melaksanakan tugas baik di bidang teknis dan admnistratif di suatu wilayah tertentu guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsinya; b. sub parameter anggaran, merupakan keseluruhan anggaran yang dialokasikan oleh negara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pertahun guna pelaksanaan tugas dan fungsi UPT di bidang pelaksanaan jalan nasional; dan c. sub parameter nilai Barang Milik Negara, merupakan keseluruhan barang atau aset yang diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah di suatu wilayah tertentu. BAB IV PENILAIAN KRITERIA TIPOLOGI Pasal 8 Kriteria tipologi UPT di bidang Pelaksanaan Jalan Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, diberi nilai maksimal 100 (bobot 100%) dengan pembagian sebagai berikut : a. parameter utama nilai maksimal sebesar 100 dengan bobot sebesar 80% (delapan puluh persen); dan b. parameter pendukung nilai maksimal sebesar 100 (seratus) dengan bobot sebesar 20% (dua puluh persen).

-9-2016, No.543 Pasal 9 Rincian penilaian/pembobotan parameter utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a sebagai berikut: a. Sub Parameter Fasilitas Jalan dengan bobot sebesar 35% (tiga puluh lima perse), terdiri atas unsur: 1. Panjang Jalan Yang Dipreservasi dalam diberi bobot 14% (empat belas persen); 2. Panjang Jalan Yang Akan Dibangun dalam waktu 5 tahun, diberi bobot 13% (tiga belas persen); dan 3. Panjang Jalan Substandar yang akan dilakukan peningkatan standar dalam waktu 5 tahun, diberi bobot 8% (delapan persen). b. Sub Parameter Kompleksitas Jaringan Jalan dengan bobot sebesar 23% (dua puluh tiga persen), terdiri atas unsur: 1. Jumlah Kota Metropolitan dan Kota Besar, diberi bobot 11% (sebelas persen); dan 2. Panjang Jalan Daerah diberi bobot 12% (dua belas persen). c. Sub Parameter Pengembangan Wilayah Nasional dengan bobot sebesar 19% (sembillan belas persen), terdiri atas unsur: 1. Jumlah Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) diberi bobot 10% (sepuluh persen); dan 2. Lokasi di koridor utama, diberi bobot 9% (dua persen). d. Sub Parameter Jasa Angkutan Jalan yang terdiri atas unsur Lalu Lintas Harian (LHR) dengan bobot sebesar 3% (tiga persen). Pasal 10 Rincian penilaian/pembobotan parameter pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b, sebagai berikut:

2016, No.543-10- a. Sub Parameter Sumber Daya Manusia dengan bobot sebesar 3% (tiga persen); b. Sub Parameter Anggaran dengan bobot sebesar 7% (tujuh persen); dan c. Sub Parameter Barang Milik Negara dengan bobot sebesar 10% (sepuluh persen). Pasal 11 Tata cara penghitungan nilai untuk tiap-tiap parameter, sub parameter, dan unsur dari kriteria tipologi organisasi UPT di bidang Pelaksanaan Jalan Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. BAB IV PENGHITUNGAN TIPOLOGI Pasal 12 (1) Penetapan tipologi UPT dilakukan berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh pada pelaksanaan Jalan nasional yang bersangkutan. (2) Tipologi UPT di bidang Pelaksanaan Jalan Nasional terdiri atas: a. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe A; b. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe B; c. Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe A; dan d. Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe B. (3) Jumlah angka penilaian untuk masing-masing tipologi UPT di bidang pelaksanaan jalan nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan sebagai berikut: a. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe A, nilai lebih dari atau sama dengan 75,00; b. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe B, nilai sama dengan 65,00 sampai dengan lebih kecil dari 75,00;

-11-2016, No.543 c. Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe A, nilai sama dengan 45,00 sampai dengan lebih kecil dari 65,00; dan d. Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe B, nilai lebih kecil dari 45,00. Pasal 13 Kriteria Tipologi UPT di bidang pelaksanaan jalan nasional ditinjau dan dievaluasi kembali dalam kurun waktu paling lama 5 (lima) tahun. Pasal 14 Unit kerja yang menangani bidang organisasi dan tata laksana menjadi penanggung jawab atas pelaksanaan evaluasi UPT di bidang pelaksanaan Jalan nasional di Direktorat Jenderal Bina Marga. Pasal 15 (1) Dalam penentuan wilayah kerja UPT di bidang pelaksanaan Jalan nasional dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek berikut: a. aspek beban kerja; b. aspek hukum; c. aspek politis; d. aspek ekonomis; e. aspek sosial budaya; dan f. aspek letak geografis. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penentuan wilayah kerja UPT tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. BAB V PENETAPAN TIPOLOGI Pasal 16 Penetapan Tipologi UPT dilakukan berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh pada UPT yang bersangkutan.

2016, No.543-12- Pasal 17 Penetapan Tipologi UPT dilakukan oleh Menteri setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Maret 2016... September 2015 4 Desember 2010 MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, ttd M. BASUKI HADIMULJONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 8 April 2016 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA

-13-2016, No.543 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 11/PRT/M/2016 TENTANG KRITERIA TIPOLOGI UNIT PELAKSANA TEKNIS DI BIDANG PELAKSANAAN JALAN NASIONAL DI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PETUNJUK PELAKSANAAN PENGHITUNGAN KRITERIA TIPOLOGI UNIT PELAKSANA TEKNIS DI BIDANG PELAKSANAAN JALAN NASIONAL DI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA A. U M U M 1. Penilaian kriteria tipologi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelaksanaan Jalan Nasional didasarkan pada beban kerja dari masing-masing wilayah propinsi sesuai dengan kondisi dan data di lapangan. 2. Beban kerja dimaksud tercermin dari data parameter substantif dan data parameter administratif yang dijabarkan dalam setiap sub parameter. 3. Dalam melakukan penilaian terhadap seluruh parameter menggunakan data yang didapat dari masing-masing Unit Pelaksana Teknis di bidang Pelaksanaan Jalan Nasional existing dan data lainnya yang mendukung yang diperoleh dari unit kerja dan instansi lainnya. B. TATA CARA PENILAIAN 1. Data parameter utama dan data parameter pendukung untuk setiap sub parameter diberi bobot persentase (%) secara proporsional berdasarkan pengaruhnya terhadap beban kerja di masing-masing wilayah propinsi dan berdasarkan penghitungan dengan metode Jaringan Syaraf Tiruan (artificial neural network).

2016, No.543-14- 2. Parameter utama diberikan bobot sebesar 80% sedangkan parameter pendukung diberikan bobot sebesar 20%. 3. Bobot persentase pada Parameter utama dan Parameter pendukung terbagi lagi dalam sub-sub parameter dan unsur-unsur dari sub parameter yang mempunyai nilai persentase tersendiri. 4. Unsur-unsur pada sub parameter utama dan sub parameter pendukung terbagi dalam data yang membentuk unsur-unsur tersebut. Data tersebut diberikan nilai minimal 25 dan nilai maksimal 100. 5. Parameter utama dengan bobot 80% terdiri dari : a. Sub parameter fasilitas jalan dengan bobot sebesar 35%, terdiri dari unsur: 1) Panjang jalan yang dipreservasi dalam diberi bobot 14%. Adapun data panjang jalan yang dipreservasi antara lain: Panjang (km) > 2.500 100 >1.500 2.500 75 > 500 1.500 50 500 25 2) Panjang jalan yang akan dibangun dalam waktu 5 tahun, diberi bobot 13%. Adapun data panjang jalan yang akan dibangun antara lain: Panjang (km) > 600 100 > 300 600 75 > 75 300 50 75 25

-15-2016, No.543 3) Panjang jalan substandar yang akan diadakan peningkatan standar dalam waktu 5 tahun, diberi bobot 8%. Adapun data panjang jalan substandar antara lain: Panjang (km) > 3000 100 > 2.000-3.000 75 > 1.500 2.000 50 1.500 25 b. Sub parameter kompleksitas jaringan jalan dengan bobot sebesar 23%, terdiri dari unsur: 1) Jumlah kota metropolitan dan kota besar, diberi bobot 11%. Adapun data jumlah kota metropolitan dan kota besar antara lain: Jumlah 4 100 3 75 2 50 1 25 2) Panjang jalan daerah (Propinsi, Kabupaten, dan Kota), diberi bobot 12%. Adapun data panjang jalan daerah (Propinsi, Kabupaten, dan Kota) antara lain: Panjang (km) > 25.000 100 >15.000 25.000 75 >5.000 15.000 50 5.000 25 c. Sub parameter pengembangan wilayah nasional dengan bobot sebesar 19%, terdiri dari unsur :

2016, No.543-16- 1) Jumlah Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) diberi bobot 10%. Adapun data jumlah wilayah WPS dan KEK antara lain: Jumlah 4 100 3 75 2 50 1 25 2) Lokasi di koridor utama, diberi bobot 9%. Adapun data lokasi di koridor utama antara lain: Lokasi Di Koridor Koridor Utama +Penghubung 100 Koridor Utama 75 Koridor Penghubung 50 Non Koridor 25 d. Sub parameter jasa angkutan jalan dengan bobot sebesar 3%, terdiri dari unsur: Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR), diberi bobot 9%. Adapun data lalu lintas harian rata-rata antara lain: Jumlah (smp/hari) > 45.000 100 > 30.000 45.000 75 > 15.000 30.000 50 15.000 25

-17-2016, No.543 6. Parameter pendukung dengan bobot 20% terdiri dari: a. Sub parameter sumber daya manusia (SDM) dengan bobot sebesar 3%, adapun data sumber daya manusia (SDM) antara lain: Jumlah (orang) > 240 100 > 160 240 75 > 80 160 50 80 25 b. Sub parameter anggaran dengan bobot sebesar 7%, adapun data anggaran antara lain: Jumlah (Rp. Trilliun) > 3,0 100 > 1,5 3,0 75 > 0,75 1,5 50 0,75 25 c. Sub parameter Barang Milik Negara (BMN) dengan bobot sebesar 10%, adapun data Barang Milik Negara (BMN) antara lain: Jumlah (Rp. Trilliun) > 30 100 > 20 30 75 > 10 20 50 10 25

2016, No.543-18- 7. Dalam melakukan penghitungan beban, dilakukan pendataan terlebih dahulu untuk memberikan bobot nilai sesuai dengan nilai yang sudah ditentukan. Adapun pendataan dilakukan dengan data existing dan data perencanaan 5 (lima) tahun ke depan untuk beberapa sub parameter tertentu seperti sub parameter fasilitas jalan dan sub parameter pengembangan wilayah nasional untuk unsur jumlah WPS dan KPK. Pendataan dilakukan sesuai dengan unsurunsur yang ada dan dilakukan per propinsi. Setelah pendataan dilakukan untuk 34 propinsi, maka dilakukan pembobotan nilai untuk kemudian dikalikan dengan pembobotan persentase dari tiaptiap unsur. Berikut ini merupakan contoh perhitungan pada suatu unsur: Panjang jalan yang dipreservasi disuatu wilayah propinsi adalah sepanjang 2.632,223 km. Maka pembobotan nilainya adalah sebesar 100. Kemudian dari nilai 100 tersebut dikalikan sesuai dengan bobot persentasenya yaitu 14%, sehingga bobot nilai yang diperoleh untuk panjang jalan yang dipreservasi di suatu wilayah propinsi adalah 14. Penilaian tersebut dilakukan untuk semua unsur di 34 propinsi. Wilayah Propinsi Panjang Jalan Yang Dipreservasi (14%) Pembobotan Skor (Bobot x 14%) Propinsi A 2.632,22 km 100 14,00 8. Setelah pendataan, pembobotan nilai, dan scoring dilakukan untuk semua unsur di tiap-tiap propinsi, maka selanjutnya jumlah scoring dari tiap-tiap unsur di suatu propinsi dijumlah dan ditentukan tipe balainya dari hasil penjumlahan tersebut. Berikut ini merupakan contoh scoring di suatu propinsi:

-19-2016, No.543

2016, No.543-20- Contoh tabel perhitungan di suatu propinsi didapatkan total scoring 44, ini termasuk dalam kategori Balai Pelaksanaan Jalan Nasional tipe B. 9. Dalam penentuan wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Untuk unsur Lokasi di koridor jika terjadi penggabungan wilayah kerja propinsi, maka yang diambil adalah nilai tertinggi; b. Penggabungan wilayah kerja provinsi tetap memperhatikan peraturan yang mengatur Unit Pelaksana Teknis di Kementerian/Lembaga; c. Untuk Unit Pelaksana Teknis Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Existing tingkat Eselon II, tetap dipertahankan jumlahnya, adapun untuk wilayah kerjanya bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan; d. Dalam penentuan wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional diperhatikan aspek politis, ekonomis, sosial budaya dan letak geografis serta pertimbangan khusus antara lain berdasarkan: 1) Penanganan panjang jalan, mencakup efektifitas dan efisiensi dari Unit Pelaksana Teknis Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional dalam mengelola pelaksanaan penanganan jalan nasional baik program pembangunan dan program preservasi dari segi panjang jalan yang ditangani. 2) Rentang kendali merupakan kemampuan Unit Pelaksana Teknis Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional dalam pembangunan di kawasan yang memiliki jangkauan wilayah yang luas, sulit terjangkau dan tertinggal/ belum berkembang serta wilayah perbatasan. 3) Pelaksanaan program prioritas (Pengembangan Kawasan Strategis), berhubungan dengan konektivitas jaringan jalan dan program pengembangan kawasan strategis nasional Wilayah Pengembangan Strategis dan Kawasan Ekonomi Khusus.

-21-2016, No.543 4) Pengelolaan leger jalan dan aset, mencakup panjang ruas jalan yang leger jalan dan asetnya dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional. MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, ttd M. BASUKI HADIMULJONO