Representasi Geometris dari Bentuk Aljabar

dokumen-dokumen yang mirip
Pembelajaran Matematika dengan Problem Posing

PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR DI SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEORI BELAJAR PIAGET

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KEPING PECAHAN DALAM PEMBELAJARAN DERET GEOMETRI TAK HINGGA

PENGGUNAAN MEDIA TABEL BERPOLA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM KONSEP PENGUKURAN SATUAN LUAS BAKU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Keaktifan Belajar Matematika Siswa SD dengan Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Alat Peraga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESULITAN SISWA SMK PADA MATERI POKOK GEOMETRI DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA. Oleh : Novila Rahmad Basuki

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar tersebut, sudah dapat dipastikan pengetahuan-pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HAKIKAT PENDIDIKAN MATEMATIKA. Oleh: Nur Rahmah Prodi Pendidikan Matematika Jurusan Tarbiyah STAIN Papopo

PELATIHAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PONTIANAK BARAT

PEMBELAJARAN PEMBAGIAN MENGGUNAKAN PERAGA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN ALGORITMA TUNGGAL

WAHANA INOVASI VOLUME 6 No.1 JAN-JUNI 2017 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari peranannya dalam

Peningkatan Pemahaman Aljabar Llnier Dengan Sintaks Model Pembelajaran Pencapaian Konsep Pada Mahasiswa Jurdik Matematika

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENERAPKAN ATURAN EKSPONEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI KEMAMPUAN GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara

REPRESENTASI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MODEL CANGKIR DAN UBIN PADA SISWA KELAS VII SLTP. Ahmad Nasriadi 1.

PENERAPAN POLA LATIHAN BERJENJANG DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

DIAGNOSIS KESALAHAN SISWA PADA MATERI FAKTORISASI BENTUK ALJABAR DAN SCAFFOLDINGNYA. Imam Safi i*, Toto Nusantara** Universitas Negeri Malang

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI OPERASI PECAHAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 2 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk menggali dan menimba pengetahuan lebih lanjut. Melalui

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)

BAB I PENDAHULUAN. Aplikasi matematika dalam kehidupan masyarakat sehari-hari menjadikan

KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS VIII SMP PGRI 1 KEDIRI

Surya Wisada Dachi, S.Pd. M.Pd Prodi Pendidikan Matematika

TEORI PEMBELAJARAN ALIRAN PSIKOLOGI KOGNITIF DIENES

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MEMBANGUN KONSERVASI MATERI PELAJARAN Dudung Priatna*)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

PELATIHAN SUPERVISI PENGAJARAN UNTUK SEKOLAH DASAR MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan orang yang akan melakukan pembelajaran. Belajar bukan hanya. sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA DENGAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak banyak mendapatkan pengalaman saat ia bermain. dengan sekumpulan benda mainannya, misalnya ia memiliki seperangkat

Lilik Endang Wardiningsih Guru SDN Gajah I Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Intan Cahyaningrum, 2015

ANALISIS KESULITAN SISWA SMK CITRA MEDIKA SUKOHARJO DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

Isna Rafianti Etika Khaerunnisa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

P - 51 DIAGNOSIS KESALAHAN SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FAKTORISASI BENTUK ALJABAR

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBAGIAN BILANGAN CACAH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL DI KELAS II SD NEGERI 2 KOTA BANDA ACEH

BAB II KAJIAN TEORI. untuk mempresentasikan sesuatu hal. 1. suatu kegiatan dimana guru melakukan peranan-peranan tertentu agar

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi

PEMBELAJARAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DENGAN ALAT PERAGA

BAB I PENDAHULUAN. ilmu-ilmu eksak. Suherman menjelaskan bahwa pelajaran matematika mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GEOMETRI. Rizki Amalia

PENERAPAN DALIL TEORI BRUNER DALAM PENGAJARAN GRAFIK PERSAMAAN GARIS LURUS (DALIL KONSTRUKSI DAN DALIL KEKONTRASAN DAN KERAGAMAN

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagai usaha untuk mencerdaskan anak bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN. baik, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa akan terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. matematis sehingga dapat dimengerti secara pasti oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah meningkatkan sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat

PENGGUNAAN APLIKASI GEOGEBRA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI FUNGSI KUADRAT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN-BANGUN SEGIEMPAT MELALUI PENGGUNAAN JARINGAN KONSEP. Sri Tresnaningsih 1) Dosen Universitas Terbuka-UPBJJ Surabaya

A. LATAR BELAKANG MASALAH

UPAYA MEMANFAATKAN ALAT PERAGA AGAR PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENYENANGKAN. Agustin Patmaningrum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BELAJAR DIENES. Al-Khwarizmi, Vol.I, Maret

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) DENGAN STANDAR NCTM

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL ALJABAR BERDASARKAN GENDER

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Matematika juga berfungsi dalam ilmu pengetahuan, artinya selain

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pembelajaran Matematika Setiap individu dapat mengembangkan kepribadiannya melalui belajar.

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. ilmu-ilmu pengetahuan, seperti Biologi, Kimia, dan Fisika; serta menjadi ilmu

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN OPERASI PEMBAGIAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MANIPULATIF

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, dan mampu mengkomunikasikan

KETERAMPILAN DASAR GEOMETRI SISWA KELAS V DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DI MI AL ISTIQOMAH BANJARMASIN

II. TINJAUAN PUSTAKA. solusi. Sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek,

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN KARTU AL KHAWARIZMI UNTUK MEMAHAMKAN MATERI PEMFAKTORAN

DAFTAR PUSTAKA. Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruche.

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

Senada dengan standar isi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, The National Council of Teachers of Mathematics

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DAN PEMBELAJARAN REMEDIAL DALAM MATERI OPERASI PADA PECAHAN BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII SMPN 2 JETIS BANTUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (BSNP,

Teguh Widodo SMP Negeri 3 Purworejo Jl. Mardihusodo 3 Kutoarjo, Purworejo. Abstrak

Matematika sekolah mempunyai peranan

P 22 MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET

Pendekatan Realistik dalam Pembelajaran Matematika

Transkripsi:

Jurnal Peluang, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2012, ISSN: 2302-5158 Representasi Geometris dari Bentuk Aljabar Suhartati 1 1 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah Abstract Rendahnya prestasi matematika di sekolah membutuhkan perhatian dari semua pihak. Fakta ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika, termasuk juga pada materi Pemfaktoran Bentuk Aljabar. Salah satu hal yang perlu dibenahi adalah kualitas kegiatan pembelajaran matematika itu sendiri. Melalui tulisan ini akan ditawarkan alternatif pembelajaran dengan tujuan memaksimalkan kualitas proses pembelajaran aljabar di dalam kelas. Perbaikan kualitas proses pembelajaran diharapkan dapat berdampak pada perbaikan hasil belajar. Adapun pembelajaran yang dimaksud adalah dengan menggunakan representasi geometris dari bentuk aljabar. Kata Kunci: representasi geometris, bentuk aljabar Pendahuluan Berbagai usaha perbaikan dan peningkatan pembelajaran matematika telah dilakukan pemerintah, namun hasil yang dicapai belum sesuai dengan harapan. Hudojo (2000:1) menyatakan bahwa hasil belajar matematika sekolah ternyata tidak memuaskan berbagai pihak. Dengan kondisi prestasi matematika yang demikian, ternyata aljabar merupakan salah satu bidang kajian inti matematika yang dianggap sulit (Orton, 1991:64). Beberapa penelitian (Armis, 1995; Malau, 1996; Yusmin,1996) ditempat yang berbeda menemukan fakta tersebut. Akibatnya terhadap pembelajaran aljabar adalah kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan soal-soal aljabar. Di antaranya dalam memfaktorkan bentuk aljabar. Yusmin (1996) menemukan bahwa dari 196 siswa, hanya 29,58% yang dapat memfaktorkan bentuk aljabar dengan baik. Objek yang mungkin menjadi penyebab kesulitan anak belajar adalah materi yang diajarkan (Ruseffendi, 1980:333). Sifat abstrak matematika yang juga menjadi karakter dari aljabar merupakan salah satu hal yang menimbulkan kesulitan bagi siswa untuk mempelajarinya. Siswa memerlukan waktu dan peragaan untuk memahami konsep yang abstrak. Oleh karena itu alat peraga adalah salah satu fasilitas peragaan yang dapat menjembatani pemahaman konsep pada diri siswa. Sehubungan dengan proses pembelajaran Suherman dkk (2001:60) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran metematika di sekolah guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi, pendekatan dan metode yang banyak melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar baik fisik maupun mental. Melalui alat peraga siswa dibawa mengamati, menebak, berbuat dan mencoba. Melalui aktifitas-aktifitas tersebut, fisik dan mental siswa akan aktif bekerja untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Berdasarkan paparan di atas, melalui tulisan ini penulis mencoba memberikan alternatif bentuk alat peraga yang dapat digunakan pada pembelajaran pemfaktoran 51

Suhartati bentuk aljabar. Tepatnya dengan merepresentasikan bentuk aljabar kepada bentukbentuk geometri yang sesuai. Harapan penulis, paparan dalam tulisan ini dapat bermanfaat terutama bagi guru matematika dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Pembahasan Pembelajaran matematika (Nikson dalam Hudojo, 1998:6) adalah membantu siswa membangun konsep-konsep/prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep/prinsip tersebut terbangun kembali. Sedangkan tujuan pembelajaran matematika adalah membangun pemahaman tentang matematika, baik yang berhubungan dengan pengetahuan konseptual maupun pengetahuan prosedural. Proses membangun pemahaman lebih penting daripada hasil belajar, sebab pemahaman akan mempengaruhi keberhasilan proses belajar yang bermuara pada hasil belajar. Matematika mempunyai objek abstrak, yaitu fakta yang abstrak, konsep yang abstrak, dan prinsip yang abstrak. Dengan keabstrakan yang dimiliki matematika, diusahakan agar materi matematika menjadi lebih mudah dengan peragaan-peragaan yang konkret yang disampaikan melalui alat peraga. As ari (1998:5) menyatakan bahwa untuk memudahkan seorang pelajar memahami konsep matematika yang abstrak, perlu digunakan benda-benda konkret. Kegiatan pembelajaran matematika akan berlangsung efektif apabila siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar dan orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan (Hudojo, 1998:7). Agar siswa terlibat aktif, guru harus mampu menciptakan matematika menjadi lebih menarik. Dan agar terjadi kegiatan investigasi dan penemuan, guru harus menyediakan sarana. yaitu dengan menyediakan alat peraga. Hal ini diperkuat dengan pendapat Suherman dkk (2001:203) yang menyatakan bahwa pada dasarnya siswa belajar melalui hal yang konkret. Bruner (dalam Ruseffendi, 1992:109) memperjelas bahwa dalam proses belajar siswa sebaiknya diberikan kesempatan memanipulasi benda-benda konkret. Melalui benda-benda konkret tersebut yaitu alat peraga, siswa diharap dapat menangkap keteraturan dan pola-pola yang terdapat dalam benda-benda yang diperhatikan. Dengan demikian proses mental siswa akan aktif bekerja untuk berusaha memahami konsep matematika yang di sampaikan melalui alat peraga tersebut.. Alat peraga matematika adalah alat yang digunakan untuk meerangkan dan mewujudkan konsep matematika, yang wujudnya dapat berupa benda konkret, gambar atau diagram (Ruseffendi, 1992:2). Rowtre dan lamon (dalam Latuheru, (1988:23) menyatakan bahwa kegunaan alat peraga adalah sebagai berikut: 1. Membangkitkan motivasi 2. Merangsang siswa untuk belajar penuh semangat 3. Menguatkan suatu informasi 4. Meningkatkan pengertian siswa terhadap materi yang disajikan. Agar alat peraga dapat digunakan dengan baik, beberapa persyaratan yang di sampaikan Rusefeendi (1992:142) untuk membuat alat peraga di antaranya adalah sebagai beikut: 1. Sesuai dengan konsep 52

Jurnal Peluang, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2012, ISSN: 2302-5158 2. Peragaannya supaya menjadi dasar untuk timbulnya konsep abstrak 3. Alat peraga supaya dapat dimanipulasi (digerakkan dan dikutak-katik) Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan kemampuan guru untuk memilih dan menggunakan alat peraga dengan tepat. Karena proses generalisasi dalam kegiatan belajar matematika tidak datang dengan sendirinya. Pengalaman-pengalamansiswa harus mampu direncanakan dan disusun menjadi polapola yang teratur, yang disampaikan dengan alat peraga, agar menjadi perantara pengertian dari konsep atau abjek matematika yang ingin disampaikan. Dengan kata lain, manfaat alat peraga untuk dapat menyampaikani ide yang sedang diajarkan, sangat bergantung pada kesanggupan guru dalam menyajikannya. Pada kajian aljabar, materi Pemfaktoran Bentuk aljabar adalah salah satu materi yang dapat disajikan dengan menggunakan alat peraga. Salah satunya adalah dengan menggunakan segiempat aljabar yang berbentuk daerah persegi dan persegi panjang dua warna. Segiempat aljabar ini dapat digerakkan dan dipindah-pindah (dikotak-katik) seperti yang disyaratkan alat peraga yang baik. Penyusunan segiempat-segiempat aljabar secara benar dapat merepresentasikan bentuk pemfaktoran aljabar yang dimaksud. Dengan melihat keteraturan pola yang disampaikan pada susunan segiempat aljabar, diharapkan pemahaman siswa tentang dapat terbentuk. Adapun segiempat aljabar yang disiapkan adalah sebagai berikut: 1. Persegi (terbuat dari karton/kertas HVS/kertas origami) dengan ukuran sembarang, misalkan cm. Sehingga luas persegi adalah 2 cm 2. Persegi ini menyatakan 2. (gambar. 1 ) 2. Persegi panjang (dari bahan yang sama) dengan ukuran cm. 1 (cm), sehingga luas persegi panjang adalah cm 2. persegi penjang ini menyatakan. (gambar 2) 3. Persegi (dari bahan yang sama) dengan ukuran 1cm. 1cm, sehingga luas persegi panjang adalah 1 cm 2. Persegi ini menyatakan 1. (gambar 3) 4. Siapkan bentuk-bentuk yang sama dalam dua warna Gbr. 1 gbr. 2 gbr. 3 Aturan yang disepakati: 1. Tentukan warna tertentu untuk menyatakan jenis bilangan positif, sedangkan warna yang lain menyatakan jenis bilangan negatif. 2. Bentuk berpasangan menyatakan nol, seperti yang berikut ini. 2-2 - 1-1 53

Suhartati Contoh penggunaan: 1. Bentuk faktorisasi dari 2 + 5 + 6 dapat dinyatakan dengan cara: Susun segiempat-segiempat Aljabar sehingga menyatakan 2 + 5 + 6 seperti gambar dibawah ini. 5 1 6 Susun kembali segiempat-segiempat Aljabar tersebut sehingga berbentuk seperti di bawah ini. 2 3 Dengan demikian 2 + 5 + 6 = ( + 2) ( + 3) 2. Bentuk faktorisasi dari 2 2 5 + 2 dapat dinyatakan dengan cara: Susun segiempat-segiempat Aljabar sehingga menyatakan 2 2 5 + 2 seperti gambar dibawah ini. 2-5 2 1 Susun kembali segiempat-segiempat Aljabar tersebut sehingga berbentuk seperti di bawah ini. 2-1 - 2 Dengan demikian 2 2 5 + 2 = (2-1)( 2 ) 54

Jurnal Peluang, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2012, ISSN: 2302-5158 3. Bentuk faktorisasi dari 4 2 9 dapat dinyatakan dengan cara: Susun segiempat-segiempat Aljabar sehingga menyatakan 2 + 5 + 6 seperti gambar dibawah ini. Susun segiempat-segiempat Aljabar dengan cara berikut: Susun kembali sehingga menjadi seperti gambar di bawah ini: 2-3 2 3 Dengan demikian 4 2 9 = ( 2 + 3 ) ( 2 3 ) Penutup Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemfaktoran bentuk aljabar dapat direpresentasikan melalui bentuk-bentuk geometri yang sesuai yaitu susunan segiempat aljabar yang terdiri dari persegi dan persegi panjang dua warna.. 2. Kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan alat peraga pada pembelajaran matematika sangat mempengaruhi kebermaknaan pesan yang disampaikan melalui alat peraga. Daftar Pustaka Armis. 1995. Proses Berfikir Siswa Kelas IISMPN Rambatan dalam Menyelesaikan Soal-soal Sistem Persamaan Linear dengan Dua Peubah. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS IKIP Malang. 55

Suhartati As ari, A. R. 1998. Penggunaan Alat Peraga Manipulatif dalam Penanaman Konsep Matematika. Jurnal Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Pengajarannya. 27(1): 1-13. Hudojo, Herman. 2000. Suatu Usaha untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Belajar Matematika. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pengajaran Matematika di Sekolah Menengah. Malang: Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang. Latuheru & John D. 1988. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar MengajarMasa Kini. Jakarta: Depdikbud. Malau, Lasman. (1996). Analisis Kesalahan Jawaban Siswa Kelas I SMU Kampus Nommensen Pematang Siantar dalam Menyelesaikan Soal-soal Terapan SPL Dua Variabel. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS IKIP Malang. Orton, A. 1991. Learning Mathematics: Issues, Theory and Classroom Practice. (2 nd Ed). London: Cassel. Russeffendi, 1992. Pendidikan Matematika III. Jakarta: Depdikbud. Russeffendi, 1980, Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua, Murid, Guru dan SPG. Bandung: Tarsito. Suherman, E dkk 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI. Yusmin, Edy. 1996. Kesulitan Siswa Tentang Konsep dan Prinsip pada Pengajaran Aljabar Kelas I SMPN-& Pontianak. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS IKIP Malang. 56