BAB II TINJAUAN UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

dan kepribadian bangsa. Terutama kesenian daerah yang

pokok arti atau hakekat arti Art Gallery, yaitu : merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Page 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Marina Central Place di Jakarta Utara (Sebagai Lokasi Sentral Bisnis dan Wisata Berbasis Mixed Use Area)

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN Fenomena

Galeri Seni Lukis Yogyakarta

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BABII KEHIDUPAN SENI BUDAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya

PASAR SENI DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

menciptakan sesuatu yang bemilai tinggi (luar biasa)1. Di dalam seni ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

melodi dan keharmonisan dari nada dan suara yang disusun '). Seni

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

GEDUNG KONSER MUSIK DI JAKARTA

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA

Judul Tugas Akhir KAMPUNG SENI tema : Metafora Tari dalam Arsitektur

BAB I PENDAHULUAN I.1

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambar 2.4. Eksplorasi langsung melihat kegiatan di tempat pembuangan sampah Koleksi : Program nstudi Pendidikan Tari Tari FBS UNJ

GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

BAB I PENDAHULUAN Wukirsari Sebagai Desa Penghasil Kerajinan Tangan

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang GALERI SENI RUPA SINGARAJA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SANGGAR BUDAYA KI DJAROT SARWINTO DI SUKOHARJO

misalnya : puisi, lukisan, tarian, kerajinan, dan sebagainya8. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

MUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

produktifitas,efisiensi kebutuhan fisik bagi pengguna.

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

BAB 1 PENDAHULUAN. Palu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Hal II-01.

GALLERY PHOTOGRAPHY IN YOGYAKARTA

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. TAMAN BUDAYA DI TEGAL (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Pengertian Judul PUSAT Pusat, tempat yang letaknya ada di tengah tengah. 1 Pengertian pusat, dapat diartikan sebagai suatu titik temu atau pokok pangkal atau juga sebagai tempat dimana sesuatu yang dapat menjadi fokus aktifitas atau fungsi yang terkumpul atau terkonsentrasi. 2 SENI Seni dalam bahasa inggris adalah Art, dalam bahasa latin Ars, artinya keterampilan. 3 Istilah art umumnya hanya dikaitkan dengan bagian seni yang diembel embeli dengan kata kata plastic atau visual (seni rupa) saja; tetapi semestinya didalamnya termasuk pula seni sastra dan seni musik. Kata seni dari bahasa latin Ars, yang artinya keahlian, merupakan keahlian mengekspresikan ide ide dan pemikiran estetika, termasuk mewujudkan kemampuan serta imajinasi penciptaan benda, suasana atau karya yang mampu menimbulkan rasa indah. Seni mempunyai arti dari penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam hati orang, yang dilahirkan dengan perantara alat alat komunikasi dalam bentuk yang ditangkap oleh indera pendengaran (seni suara), indera pengelihatan (seni lukis), atau yang dilahirkan oleh perantaraan gerak ( seni drama ). Menurut Read Herbert, dalam bukunya The Meaning Of Art adalah ekspresi hasrat manusia dalam berkomunikasi dengan alam dan lingkungannya yang bersifat deskriptif, terutama memperhatikan bentuk, gaya, material dan teknik pembuatan karya seni, atau suatu usaha untuk menciptakan bentuk yang menyenangkan dan tidak perlu selalu indah. Menurut Tolstoy, seni atau art merupakan bahasa dari emosi, sehingga seni dapat dikatakan suatu benda atau hasil karya manusia yang timbul atau dibuat dari ekspresi jiwa seseorang dalam usaha berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Dari uraian itu, maka seni dimilki oleh setiap manusia, 4 1 Yuwono, T., Pius Abdulah, Kamus Bahasa Indonesia, Arkkola Surabaya, 1994 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1994 3 Fowk, H. W., The concise Oxford Dictionary, Oxford at Clarendon. 4 Ensiklopedia Umum, Jakarta, Yayasan Kanisius, 1997 I-11

tinggal bagaimana manusianya menginterpretasikan dan mengembangkan seni yang dimilikinya. 2.2. Kesenian Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang saling berkesinambungan, karena seni adalah bagian dari kebudayaan dalam arti luas. Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang mulia, diciptakan untuk dapat menghargai, merasakan, dan menciptakan sesuatu yang ada di sekitarnya menjadi lebih baik, demikian pula seni itu tercipta karena adanya suatu yang terjadi antara interaksi manusia dengan lingkungannya, sehingga seni dapat menjadi sebagai ungkapan ungkapan yang tercipta dalam bentuk bentuk seni. 2.2.1. Klasifikasi Kesenian 1. Berdasarkan asal usul kesenian, terbagi menjadi : a. Kesenian Tradisional Suatu bentuk seni yang bersumber dan telah dirasakan menjadi milik sendiri yang wujudnya diterima sebagai tradisi dalam bentuk adat istiadat atau budaya tersendiri. b. Kesenian Modern Suatu bentuk seni yang proses pembentukannya didasarkan atas cita rasa yang baru dikalangan masyarakat pendukungnya. Cita rasa itu umumnya merupakan pembaharuan atau penemuan sebagai akibat pengaruh dari luar dan adanya suatu kemajuan dari suatu teknologi yang dapat mempengaruhi suatu bentuk seni tersebut. c. Kesenian Kontemporer Merupakan seni yang mencerminkan situasi masyarakat sekitar, biasanya sedang terjadi saat itu dan dituangkan dalam bentuk yang sangat pribadi. Pencarian bahasa dalam gerak, musik dan perilaku, pada dasarnya merupakan pencarian dari masyarakat akan perubahan. 2.2.2. Bentuk dan Unsur Seni Unsur unsur kesenian meliputi semua kesenian di dunia, baik yang hidup dalam masyarakat pedesaan yang kecil dan terpencil maupun dalam masyarakat perkotaan yang besar dan kompleks. Bentuk dan unsur kesenian yang sudah biasa diketahui yaitu : I-22

1. Seni Rupa Seni rupa merupakan salah satu cabang kesenian yang keindahannya dapat dirasakan dengan indera mata ( visual ). Hasil karyanya merupakan hasil eksperimen manusia yang diwujudkan melalui beberapa unsur seperti : garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, ritme, komposisi, volume/ruang. Hasilnya dapat berupa karya dwimatra ( datar ) atau trimatra ( bervolume ). Yang termasuk dalam cabang seni rupa diantaranya: Seni Arsitektur Seni Patung Seni Ukir Seni Lukis 2. Seni Musik Seni yang mengungkapkan perasaan atau gagasan melalui bunyi yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni yang yang dipadukan dengan bahasa gerak ataupun warna. Musik dapat didefinisikan sebagai sebuah cetusan ekspresi sebuah perasaan atau pikiran yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi. 5 3. Seni Tari Tari adalah cakupan kegiatan olah fisik yang tujuan akhirnya adalah ekspresi keindahan. 6 Merupakan gerakan tubuh yang berkesinambungan melewati ruang yang telah ditentukan sesuai ritme tertentu dari keadaan keadaan perasaan yang dilambangkan dengan gerak tubuh secara sadar. 4. Seni Teater / Drama Seni yang menggambarkan kehidupan manusia dengan segala keberadaannya. Merupakan penampilan watak dan mimik serta perasaan dalam melakukan peranannya. Unsure dalam seni teater adalah : Suara, Artikulasi Karakter Improvisasi Aksentuasi 5 Ensiklopedi nasional Indonesia, PT. Cipta Adi Pustaka, 1990 6 Sedyawati, Edi, Pertumbuhan Seni Pertunjukan, Penerbit Sinar Harapan, Jakarta, 1981 I-33

5. Seni Sastra Yaitu hasil atau karya manusia yang dituangkan dalam tata bahasa yang indah, unsur sastra yaitu prosa dan puisi. Seni sastra salah satu jenis kesenian yang keindahannya dapat dinikmati dengan tulisan, kata kata maupun dialog. 2.2.3. Jenis jenis kesenian Jenis kesenian secara umum dapat dibagi dua yaitu: Seni Rupa ( Visual Art ) Adalah jenis seni yang dinikmati dengan indra penglihatan (mata), melalui media ekspresi garis, warna, bahan, tekstur, dan obyek yang diperlihatkan tidak bergerak gerak. Jenisnya adalah : seni lukis, pahat, ukir, arsitektur Seni Pertunjukan ( Performance Art ) Adalah seni yang menggunakan perantara atau media ekspresi irama, gerak dan musik, dimana obyek yang dipertunjukan bergerak gerak (hidup). Jenisnya adalah : seni drama (teater), tari, musik, dsb. 2.4. Wadah Kesenian Wadah kesenian adalah tempat penyajian seni kepada sejumlah penonton yang berhasrat memenuhi kebutuhan jiwanya yang bersifat menghibur, mendidik, dan sebagainya. 8 Tujuan dari wadah kesenian ini adalah untuk menampilkan aktifitas seni yang merupakan hasil dari karya seni yang baik, terpilih kepada masyarkat secara langsung, dalam rangka memperkenalkan, memelihara, serta mengembangkan kesenian tersebut, dimana dalam pelaksanaannya dilakukan secara teratur, terencana, dan dikelola secara terus menerus. Wadah kesenian ini ada bermacam macam, karena bentuk kesenian itu sendiri bervarisi baik jenis maupun cara pengungkapannya. Secara umum dapat digolongkan sebagai berikut : Sarana Pertunjukan Kesenian Pertunjukan Pusat seni direncanakan sebagai wadah representativ bagi masyarakat dan lingkungannya, mempertunjukan kesenian lokal ( tradisional, kontemporer, modern ) dan kesenian asing, yang bersifat komersil dan semi komersil. Fasilitas yang disediakan pada Pusat Seni ini, yaitu : I-44

Auditorium. Suatu bangunan yang digunakan untuk mempertunjukan atau mementaskan hasil karya seni ( drama, tari, musik ) kepada penonton atau orang banyak / umum, untuk dapat dilihat dan dinikmati. Open Stage. Teater terbuka digunakan untuk acara acara, seperti konser musik, tari tarian maupun kegiatan seni lainnya yang dapat memanfaatkan setting alami ataupun yang membutuhkan ruang terbuka. Pameran Sarana ini merupakan wadah atau tempat yang berfungsi untuk memamerkan atau menampilkan benda / karya seni dari seniman seniman lokal atau seniman seniman asing, guna mengapresiasikan kemampuannya dalam bidang seni yang dapat menambah ilmu pengetahuan serta melibatkan masyarakat terhadap perkembangan kehidupannya,baik pameran yang sifatnya temporer maupun permanen. Maka pada Pusat Seni ini dibutuhkan : Galeri. Digunakan untuk memamerkan atau menampilakan benda atau hasil karya seni kepada masyarakat tertentu, yang bertujuan untuk memperkenalkan karya tersebut untuk dinikmati, biasanya hasil karya yang dipamerkan di dalam Galeri bersifat temporer. Museum. adalah tempat menyimpan benda benda sejarah, atau tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, merawat, melestarikan, mengkaji, dan memamerkan koleksi pada masyarakat. Sanggar Latihan Seni Sanggar Latihan Seni adalah tempat atau ruang yang digunakan untuk pelajaran yang berhubungan dengan seni ( kesenian ) yang sifatnya non formal. I-55

I-66

Sejarah kesenian mencakup dua segi yaitu pengertian sejarah dan kesenian. Pengertian sejarah dapat dirumuskan secara singkat yaitu : Kejadian kejadian dimasa lampau. Sejarah itu perlu dipelajari, bukan mengenal masa lampau, tetapi juga sebagai bahan banding dengan peri keadaandewasa ini. Sejarah itu menyangkut manusia sebagai pelaku. Dan juga mengenai hasil karya dari manusia sepanjang sejarahnya. Dalam hal sejarah kesenian, tentulah menyangkut manusia manusia seniman, hasil hasil karya berupa benda - benda seni, dan latar balakangnya. Kesenian itu merupakan suatu pengertian yang luas, mencakup segala sesuatu yang mengenal rasa indah yang menjadi salah satu kebutuhan dan pembawaan manusia. Walaupun pengertian kesenian itu luas, tetapi sebenarnya iasendiri hanyalah merupakan bagian dari kebudayaan. Tiap tiap ciptaan seni merupakan hasil suatu kebudayaan pada masanya dan untuk memahaminya haruslah kita mengetahui dan mempelajari kebudayaan itu sendiri secara lengkap. Karena setiap kesenian itu tumbuh, maka hubungan antara seni dan sejarahnya, merupakan syarat yang penting. Kesenian itu tumbuh dari suatu perasaan yang dalam dan kuat, yaitu emosi ; dan menjelma dalam jiwa seorang seniman yang kemudian didorong oleh hasratnya itu, lalu menciptakan atau mengkrieer ( mewujudkan ) sesuatu bentuk. Di dalam jiwanya perasaan terharu tadi, berubah menjadi suatu pikiran ( ide ) yang kemudian menjadi suatu wujud ciptaan. Ciptaan seni itu dapat berwujud : perkataan, gerakan, dan benda benda yang dapat diraba dan dilihat. Pada masa masa kesenian mencapai hasil, maka banyak orang yang ikut serta dan menghargai hasil kesenian itu. Terjadilah suatu keadaan dimana seni memperoleh suatu cara pengutaraan yang bersamaan. Cara itu mengandung ciri ciri atau corak ragam dari masa itu dan disebut style atau gaya. Karena kesenian itu juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan, maka seni juga mempunyai sejarah. Tugas sejarah kesenian ialah memperkenalkan dan mengutarakan pertumbuhan dan perkembangan suatu seni. Sejarah kesenian merupakan cabang pengetahuan baru, yang mulai di kenal dalam abad ke 19. Dibandingkan dengan sejarah politik, maka sejarah kesenian memang menduduki tempat yang agak terbelakang. Dalam sepanjang sejarahnya, suatu cabang seni mengenal saat timbul dan tenggelam. Dan setiap bangsa mempunyai corak tersendiri. Timbulnya I-77

seni yang pertama ialah sama dengan kelahiran awal manusia di dunia. Rupanya seni itu sama tuanya dengan sejarah manusia. Seni tumbuh dan mekar, berkembang dan menjalar dari jaman ke jaman. Usianya sudah amat tua, seusia dengan manusia purbakala ; tetapi ia tetap muda kembali. Perkembangan kesenian ( dan kebudayaan pada umumnya ), selalu berhubungan dengan keadaan tempat ( lokasi ) iklim, dan kemakmuran. Negara Negara kuno yang benar benar mencapai tingkat peradaban yang tinggi, umumnya diketemukan di daerah daerah yang mempunyai iklim dan alam yang baik, dan kebanyakan di daerah daerah sub tropic. Juga terdapat di daerah daerah dimana tanahnya merupakan tempat yang cocok bagi perdagangan dan pelayaran atau lalu lintas di lautan, maupun di darat, yang menyebabkan adanya kemakmuran. 2.5. Tinjauan Kota Jakarta 2.5.1. Kondisi dan Potensi Kota Jakarta Sebelum memulai perencanaan dan perancangan untuk gedung Art Centre/Pusat Seni, ada baiknya kita meninjau kota Jakarta sebagai lokasi berdirinya bangunan tersebut. 1. Kondisi Fisik Kota Jakarta a. Topografi Secara umum wilayah Jakarta mempunyai topografi datar. Dengan ketinggian tanah dari pantai hingga ke banjir kanal berkisar 0 10 meter di atas permukaan laut dan dari ketinggian banjir kanal sampai batas paling selatan wilayah Jakarta berkisar antara 5 15 meter diatas permukaan laut. Pembuktian rendah yang ada pada daerah sebelah selatan banjir kanal dibentuk mengikuti pola aliran sungai sungai yang ada. ( Jakarta 2005, Pemda DKI ) b. Luas Wilayah dan Batas Astronomi Luas wilayah DKI Jakarta ± 650 km 2 atau 65.000 Ha termasuk wilayah daratan kepulauan seribu yang tersebar di teluk Jakarta. Wilayah Jakarta terletak pada : Bagian Utara : 106 0 22' 42'' LS Bagian Selatan : 106 0 58' 18'' LS Bagian Barat : 5 0 19' 12'' BT Bagian Timur : 6 0 23' 54'' BT I-88

Wilayah Jakarta dilewati oleh ± 10 sungai, baik alami maupun yang sangat penting sumbangannya bagi kehidupan dan penghidupan kota. Adapun batas wilayah DKI Jakarta adalah : Utara : Laut Jawa Selatan : Kabupaten Bogor dan Depok Barat : Kabupaten dan Kotamadya Tangerang Timur : Kabupaten dan Kotamadya Bekasi 2.5.2. Kebijakan Umum 1. Arah Pengembangan Arah pengembangan kota Jakarta sampai dengan tahun 2005 ditempuh sebagai berikut : a. Pertumbuhan utama kota Jakarta adalah kearah barat dan timur, khususnya pada Wilayah Pengembangan Barat ( WP B dan WP T ) b. Menunda dan membatasi perkembangan pada wilayah Pengembangan Barat Laut ( WP BL ) dan Wilayah Pengembangan Timur Laut ( WP TL ) c. Membatasi dan mengawasi secara ketat pertumbuhan kota di Wilayah Pengembangan Selatan ( WP S ) 2. Kebijakan Pengembangan Wilayah dan Lintas Sektor Kebijakan pokok pengembangan tata ruang menurut wilayah dan sector sector utama sebagai berikut : a. Prioritas pengembangan perkotaan ( Urban Grow Area ) diproyeksikan pada Wilayah Pengembangan Selatan ( WP S )dan Wilayah Pengembangan Utara ( WP U ) dengan lebih meningkatkan prasarana lingkungan yang ada dengan memberikan kemudahan kemudahan baru untuk merangsang pertumbuhan di Wilayah Pengembangan Selatan ( WP S ) dan Wilayah Pengembangan Utara ( WP U ) tersebut, serta membangun sentra primer baru. b. Langkah utama pengembangan kota, merupakan pedoman pokok secara menyeluruh bagi penentuan jenis jenis tindakan yang akan diambil dalam tahap tahap selanjutnya. 3. Sarana dan Prasarana Kota a. Fasilitas Umum Kebutuhan fasilitas umum di DKI Jakarta tahun 2005 diperkirakan tergambar pada table berikut : I-99

PERKIRAAN KEBUTUHAN FASILITAS UMUM DKI JAKARTA TAHUN 2005 No Jenis Fasilitas Jumlah Sekarang ( 1980 ) Kebutuhan ( 2005 ) Unit Kekurangan Luas (Ha) 1. 2. 3. Pendidikan Kesehatan Olah raga/ Rekreasi, Seni Budaya 4.101 1.165 682 8.763 1.603 2.072 4.662 438 1.390 1.400 170 335 4. Kesejahteraan Sosial 112 664 552 20 5. Perkantoran / Adm. Pemerintahan 118 994 806 110 6. Pasar 312 664 352 155 Total Fasilitas Umum 6.550 14.760 8.200 2.210 * Sumber : Jakarta 2005 b. Potensi dan Perkembangan Ekonomi Jakarta yang juga dikenal sebagai kota niaga, memperlihatkan pertumbuhan perekonomian kota yang semakin pesat. Pertumbuhan perdagangan berawal dari kawasan kota, yang dikenal sebagai pusat penjualan grosir. Perkembangan ini terus berlanjut dan mengakibatkan berkembangnya kawasan kawasan bisnis yang lain. Tentu saja kawasan kawasan bisnis ini memerlukan penanganan yang serius, agar sesuai peraturan Tata Kota setempat. Untuk menjaga suasana kota yang teratur dan fungsi kota dapat berjalan dengan baik, maka Pemda DKI Jakarta membuat kebijaksanaan kebijaksanaan yang mengatur arah perkembangan kota. Berdasarkan RUTRK DKI Jakarta tahun 2005, maka rencana pengembangan kota Jakarta adalah kearah Selatan dan Utara. Bangunan yang direncanakan harus sesuai dengan rencana peruntukan wilayah yang direncanakan oleh PEMDA DKI Jakarta. 2.5.3. Peraturan Pemerintah Daerah 1. Pola kebijaksanaan Pemerintah DKI Jakarta menyangkut bidang kebudayaan dan pendidikan adalah ( PEMDA DKI Jakarta 1982 ) I-1100

a. Meningkatkan dan memasyarakatkan seni dan meningkatkan pendidikan melalui kegiatan pergelaran seni budaya, pengembangan keterampilan yang berupa keterampilan berbahasa, keterampilan menggunakan computer dan meningkatkan pengetahuan. b. Menciptakan suasana yang baik bagi kehidupan dengan menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk berkarya di bidang seni budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Sesuai dengan sasaran bidang pembangunan jangka panjang daerah a. Perencanaan kebutuhan lahan dan ruang bagi fasilitas social (organisasi), sekolah dari berbagai tingkatan dan jurusan, pelayanan kesehatan serta membantu berbagai pihak yang terkait dengan pembangunan fisik fasilitas tersebut dalam upaya pengadaan lahannya. b. Termasuk dalam pengertian ini adalah aspek rekreasi dan seni budaya yang mengarah pada perkembangan kota Jakarta sebagai kota budaya. I-1111