BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik-baiknya. Oleh karena itu, diperlukan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang dimilikinya. Pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju ke arah. pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan.

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Budaya sangat penting dalam kehidupan masyarakat, karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki fungsi sangat penting dalam membentuk karakter dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ferri Wiryawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pengembangan dan pembangunan bangsa, juga merupakan senjata yang paling ampuh untuk meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan manusia. Untuk itu, banyak cara yang digunakan dalam melaksanakan pendidikan dengan baik, terutama dalam memberikan pengalaman belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik. Seperti yang tertulis pada kebijakan pemerintah dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sistem Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada dasarnya pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

2 merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemberian ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar yang baik pada diri siswa. Kurikulum 2013 yang dijanjikan akan memperkuat nilai-nilai budaya Indonesia, ternyata sebatas mengajarkan budaya sebagai sebuah kesenian. Pembelajaran budaya sebagai karakter bangsa justru tidak termuat dalam buku Seni dan Budaya yang dibuat berdasarkan kurikulum bentukan pemerintah, pelajaran Seni dan Budaya akhirnya lebih tepat disebut pelajaran Kesenian. Kesenian adalah berakar pada kebudayaan yang selalu bersifat luhur, sehingga kesenian selalu berpangkal pada segi keindahan. Kesenian dalam hal ini harus menampilkan keindahan yang lengkap, yaitu keindahan lahir (estetis) dan keindahan batin (etis). Estetika yaitu keindahan seni secara lahiriyah yang bisa ditangkap oleh segenap panca indera manusia (telinga, mata, penciuman, peraba dan lain -lain). Etika yaitu keindahan seni secara batiniah (kalbu) yang berkaitan dengan adat kesusilaan, tentu saja yang sesuai dengan kepribadian nasional bangsa kita. Mencermati tentang mata pelajaran yang ada dalam Kurikulum 2013, terdapat sejumlah mata pelajaran yang salah satunya adalah mata pelajaran Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya. Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya ini terdiri dari bahan pembelajaran pada pendidikan seni rupa, seni musik, seni tari, seni teater dan prakarya. Seni Budaya dan Prakarya adalah salah satu bagian dari struktur dan muatan kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran Seni Budaya pada dasarnya merupakan pendidikan

3 seni yang berbasis budaya karena seni adalah salah satu dari berbagai unsur budaya. Pendidikan Seni Budaya Kurikulum 2013 merupakan suatu alternatif transformasi nilai-nilai luhur budaya bangsa. Sekolah adalah lembaga yang berperan penting dalam pengembangan kemampuan siswa. Seni budaya di sekolah pada umumnya diarahkan untuk memperluas wawasan kemampuan siswa sesuai dengan bakat dan potensi siswa. Kegiatan yang dapat dilakukan sekolah untuk memperluas kemampuan siswa di kelas dan di luar kelas salah satunya melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar struktur program yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat siswa melalui kegiatan secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah (Suryosubroto, 2009: 287). Pendidik dalam kegiatan ekstrakurikuler dalam proses pencapaian tujuan belajar memiliki andil yang besar. Pendidik pada kegiatan ekstrakurikuler harus mampu memotifasi peserta didik agar bersikap aktif selama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Maka para pendidik harus memiliki metode atau cara yang tepat. Pada ekstrakurikuler seni tari, jika siswa hanya menerima apa yang selalu diberikan oleh pendidik siswa-siswi akan cenderung pasif dalam pembelajaran seni tari yang menyebabkan kreatitifitas mereka tidak berkembang. Melihat kendala diatas, pendidik perlu mencari metode yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan pada pembelajaran seni tari adalah metode drill. Pembelajaran seni tari menggunakan metode drill

4 digunakan agar membentuk suatu kebiasaan berlatih tari, yaitu dengan ragam gerak tari yang dilatih secara berulang-ulang agar dapat mempermudah pembelajaran tari sehingga mendapatkan hasil pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan. Proses drill (latihan) dilakukan secara berulang-ulang agar dapat memeragakan tari dengan menguasai teknik hafalan. Pembelajaran tari daerah Lampung dapat menambah pengetahuan mengenai seni tari daerah setempat. Tari daerah dapat memberikan semangat untuk mempelajari tari daerah yang dimiliki serta sebagai bentuk pelestarian kebudayaan daerah yang kita miliki. Tari daerah Lampung yang dimilki salah satunya adalah tari muli siger. Tari muli siger merupakan tari kreasi daerah Lampung karya I Wayan Mustika yang merupakan hasil penggalian beliau. Tarian ini merupakan sebuah garapan baru yang awalnya mendapat ide dari seni cangget. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Jati Agung yang merupakan Sekolah Menengah Pertama yang berada di desa Jatimulyo, kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Berdasarkan observasi dan wawancara bebas yang dilakukan dengan Hery Zusdianto selaku guru di sekolah tersebut diketahui bahwa pembelajaran seni yang dilaksanakan di sekolah selama ini sangat terbatas disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, pendidik seni budaya yang bukan guru lulusan asli bidang seni, juga dikarenakan sarana dan prasarana yang kurang memadai. Selama ini, tenaga pendidik yang mengajarkan pembelajaran seni merangkap dari tenaga pendidik dari mata pelajaran berbeda, bukan yang ahli dalam bidang seni budaya, sehingga dalam pembelajaran seni di sekolah pendidik hanya mengandalkan buku pelajaran seni budaya yang ada dan pembelajaran seni tari di sekolah tersebut sama sekali belum pernah diajarkan. Kegiatan

5 ekstrakurikuler di SMP N 1 Jati Agung sebelumnya juga sama sekali belum pernah dilaksanakan, namun sebagai usaha untuk mengembangkan pengetahuan dan kemempuan siswa pada pelaksanaan penelitian ini kegiatan ekstrakurikuler akan dilakukan. Pembelajaran seni budaya khususnya seni tari sangat perlu diajarkan, sebagai bentuk pengetahuan baru untuk guru dan siswa di SMP Negeri 1 Jati Agung. SMP Negeri 1 Jati Agung ini ingin menjadikan tari tradisi daerah masuk ke dalam pembelajaran di sekolah, karena tari tradisi daerah merupakan salah satu kebudayaan berasal dari daerah Lampung, yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Hal ini diutarakan oleh guru bidang studi seni budaya, karena sekolah menganggap bahwa tari tradisi daerah ini adalah yang mencirikan masyarakat Lampung yang harus dijaga dan dilestarikan serta diperkenalkan kepada generasi penerus di masa yang akan datang, yakni termasuk siswa di sekolah tersebut. Pada penelitian di SMP Negeri 1 Jati Agung siswa hanya akan diajarkan ragam gerak tari muli siger, dikarenakan pembelajaran tari di sekolah ini baru pertama kali diajarkan sehingga pembelajaran tari pertama-tama hanya pengenalan terhadap ragam gerak tari saja belum siswa belum akan diajarkan dengan musik iringan tarinya. Kegiatan pembelajaran ragam gerak tari muli siger di sekolah ini diawali dengan pengenalan tari muli siger, kemudian siswa diajarkan dengan bentuk atau ragam gerak tari muli siger. Penelitian ini akan meneliti seni tari dengan Standar Kompetensi (SK): Mengapresiasi karya seni tari dan Kompetensi Dasar (KD): Mengindentifikasi jenis karya seni tari berpasangan atau kelompok daerah setempat (Lampung). Berdasarkan masalah yang terdapat di atas, penelitian ini akan melihat proses

6 belajar mengajar seni tari di sekolah tersebut, maka akan dilakukan penelitian dengan judul penelitian sebagai berikut: Pembelajaran Tari Muli Siger dengan Menggunakan Metode Drill Pada Siswa di SMP Negeri 1 Jati Agung Tahun Pelajaran 2013/2014. Pemilihan judul tersebut diharapkan bisa menjadi motivasi dan refensi untuk peneliti selanjutnya dalam proses pembelajaran seni budaya khusunya seni tari di sekolah. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah pembelajaran tari muli siger dengan menggunakan metode drill pada siswa di SMP Negeri 1 Jati Agung Tahun Pelajaran 2013/2014? 3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, dapat dijelaskan bahwa penelitian ini memiliki tujuan yaitu: 1. Mendeskripsikan proses pembelajaran tari muli siger menggunakan metode drill pada siswa di SMP Negeri 1 Jati Agung. 2. Mendeskripsikan hasil belajar tari muli siger menggunakan metode drill pada siswa di SMP Negeri 1 Jati Agung.

7 4. Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai manfaat teoritis dan manfaat praktis yaitu: a. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis pada penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian siswa di SMP Negeri 1 Jati Agung, dan dapat menambah referensi penelitian dalam bidang pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran tari tradisi daerah Lampung. b. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu: 1. Bahan pertimbangan guru dalam menentukan strategi yang tepat yang harus digunakan dalam pembelajaran di kelas guna meningkatkan kecintaan dan semangat siswa pada saat proses pembelajaran seni budaya khususnya seni tari. 2. Membantu siswa untuk memahami apa yang terjadi, dan bisa menjadi motivasi mereka untuk terus belajar dan mendapat prestasi dalam pembelajaran seni budaya khususnya. 5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Subjek : subjek penelitian ini adalah guru, kepala sekolah dan siswa di SMP Negeri 1 Jati Agung tahun pelajaran 2013/2014. 2. Objek : objek penelitian ini adalah pembelajaran tari muli siger menggunakan metode drill di SMP Negeri 1 Jati Agung. 3. Waktu : waktu penelitian adalah pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. 4. Tempat : tempat penelitian adalah di SMP Negeri 1 Jati Agung.