BAB I PENDAHULUAN. stabil dan menunjukkan perubahan positif dan signifikan, maka perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensinya dalam dunia bisnis. Setiap perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. diterima auditor atas jasa audit yang diberikan terhadap laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan yang andal dan dapat dipercaya sebagai dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha yang besar dimana para pemilik atau penanam modalnya sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak yang berkepentingan seperti investor, karyawan, kreditur, pemerintah serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik atau merupakan profesi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dimana profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang digunakan oleh beberapa pihak untuk mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. dalam bisnis jasa akuntan publik. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan perusahaan-perusahaan Go public dan Non Go

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. audit atas laporan keuangan. Setiap perusahaan yang go public di wajibkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK Nomor: Kep-431/BL/2012

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama satu periode akuntansi (Kasmir, 2011). Adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Padahal laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB I PENDAHULUAN. Laporan ini sangat berpotensi dipengaruhi kepentingan pribadi, sedangkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi

BAB I. Pendahuluan. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam. perusahaan, investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menuju perdagangan bebas yang semakin memperketat persaingan antar. dengan cara menjual kepemilikan saham perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi didefinisikan sebagai seni untuk mengumpulkan, kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan perusahaan disusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada. penyampaiannya laporan keuangan yang disampaikan oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. atas kewajarannya sering dibutuhkan judgment (Zulaikha, 2006). Dalam pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang relevan dan reliabel bisa kita dapatkan. informasi yang sudah ditetapkan harus dilakukan oleh pihak yang independen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 menyatakan bahwa untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian bebas dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya operasi usaha menyebabkan semakin banyak pihak-pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan aktivitas di Bursa Efek Indonesia kini berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. dengan penerbitan pengumuman laba (earnings pronouncement). menyelesaikan auditnya. Menurut Halim (2000) Audit delay atau dikenal

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas audit laporan keuangan juga meningkat pesat karena hal itu UKDW

BAB I PENDAHULUAN. keuangananya secara terbuka kepada public. Laporan keuangan ini dipergunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raymond (2014) tipe

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berintegritas. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2,

BAB I PENDAHULUAH. pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan tentunya dimasa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Investor sebagai pemilik modal yang berperan penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat pada masa yang akan datang. Persaingan terjadi dalam penyediaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. audit laporan keuangan. Hal ini karena setiap perusahaan yang telah go public

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. raksasa di Amerika Serikat pada tahun 2001 yaitu kasus Enron Corporation

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tentang keadaan perusahaan. Hassan & Ahmed (2012) menyatakan bahwa laporan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alat ukur untuk melihat baik atau buruknya kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Selain perusahaan, opini audit digunakan pihak luar

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyadi (2002:9) auditing adalah suatu proses sistematik untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu perusahaan dilihat dari bagaimana posisi keuangan yang di laporkannya setiap tahun. Apabila posisi keuangan perusahaan tersebut terus stabil dan menunjukkan perubahan positif dan signifikan, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan baik. Perkembangan perusahaan go public di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan ini menuntut setiap perusahaan untuk terus mempertahankan eksistensinya dalam dunia bisnis. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa isi laporan-laporan perusahaan tersebut dibuat oleh perusahaan sendiri dengan tujuan untuk memperlihatkan bahwa kondisi perusahaan tersebut baik dan dapat menarik minat investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka laporan keuangan perlu diaudit oleh auditor yang independen dan berkualitas, yang dimana hasilnya nanti akan menunjukkan bahwa apakah laporan keuangan tersebut benar-benar disajikan secara wajar tanpa ada penambahan dari pihak perusahaan. Disinilah peran audit dibutuhkan sebagai suatu jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan dilaksanakan oleh seorang auditor. Menurut Mulyadi (2002:11) Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataanpernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Profesi sebagai auditor merupakan suatu profesi yang sudah menjadi kepercayaan masyarakat. Dalam menunjang keprofesionalismenya, audit melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya tidak terlepas dari pedoman standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Auditor melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengaudit laporan keuangan dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai, sehingga ia mampu melaksanakan proses audit sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, yang kemudian sebagai balasan atas jasanya akan mendapatkan fee atau imbalan yang sesuai atas jasa professional yang telah ia berikan kepada klien. Dalam mengaudit suatu laporan keuangan perusahan, tentu perusahaan akan membayar jasa audit tersebut. Fenomena mengenai besar atau kecilnya audit fees yang diterima oleh Akuntan Publik atas jasanya pada klien (auditee) yang tercantum dalam laporan keuangan masih sangat jarang. Sebagain besar perusahaan tidak mencantumkan besaran audit fee yang dibayarkan oleh perusahaan kepada Akuntan Publik dilaporan keuangan. Padahal semua perusahaan diluar negeri telah mencantumkan besaran pembayaran audit fee kepada Akuntan Publik dalam laporan keuangannya. Permasalahan ini mungkin disebabkan oleh masih belum adanya peraturan yang mengatur besarnya audit fee yang harus ditagih oleh Akuntan Publik terhadap klien (auditee) atas jasa audit yang diberikannya. Sehingga secara tidak langsung penetapan audit fee tergantung pada tawar menawar antara pemberi jasa yaitu Akuntan Publik dengan kliennya yaitu perusahaan yang membutuhkan jasa Akuntan Publik.

Selain masih terjadi tawar-menawar harga, besarnya audit fee di Indonesia juga tidak tercantum secara transparansi atau terperinci di dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan. Audite fee masuk kedalam pos beban umum dan administrasi dan ditulis dengan nama akun jasa professional. Terbukti dengan data yang peroleh dari laporan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya beberapa perusahaan yang mencantumkan biaya audit secara terpisah dari akun professional yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan. Dari hal ini, terlihat fenomena belum adanya transparansi mengenai besaran audit fee di Indonesia, karena pada dasaranya di Indonesia memang belum ada ketentuan yang mengharuskan kantor Akuntan Publik yang mempublikasikan besarnya fee audit yang diterima sebagaimana praktek yang sudah berlangsung di Negara-negara maju. Pada tanggal 2 Juli 2008 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menerbitkan Surat Keputusan No. KEP. 024/IAPI/VII/2008 tentang kebijakan penentuan audite fee. Dalam surat keputusan tersebut dijelaskan bahwa panduan ini dikeluarkan sebagai panduan bagi seluruh Anggota Institut Akuntan Publik Indonesia yang menjalankan praktek sebagai akuntan publik dalam menetapkan besarnya imbalan jasa yang wajar sesuai atas jasa professional yang telah diberikan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam menentukan suatu imbalan jasa yang wajar sesuai dengan martabat profesi akuntan publik dan dalam jumlah yang pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan tuntutan standar profesional akuntan publik yang berlaku.

Permasalahan selanjutnya adalah jika melakukan pekerjaan audit dengan harga terendah dikhawatirkan kualitas audit akan diabaikan. Tarif biaya audit harus diperhatikan sesuai banyak atau besarnya resiko pekerjaan audit tersebut. Dalam Kode Etik Akuntan Publik tahun 2008 dimaksudkan untuk membantu Anggota dalam menetapkan imbalan jasa yang wajar sesuai dengan martabat profesi akuntan publik dan dalam jumlah yang pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan tuntutan standar profesional Akuntan Publik yang berlaku, imbalan jasa yang terlalu rendah atau secara signifikan jauh lebih rendah dari yang dikenakan oleh auditor/akuntan pendahulu atau diajukan oleh auditor/akuntan lain, akan menimbulkan keraguan mengenai kemampuan dan kompetensi anggota dalam menerapkan standar teknis dan standar profesional yang berlaku. Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. David Hay (2006:29) menyebutkan jika perusahaan yang industrinya bergerak di bidang industri manufaktur akan membutuhkan audit fee yang lebih tinggi, hal ini berkaitan dengan faktor lainnya yaitu kompleksitas, ukuran perusahaan. Dimana ketika ukuran perusahaan semakin besar, kegiatan operasi perusahaan akan semakin kompleks serta resiko inheren seperti salah saji dalam laporan keuangan bisa saja dapat terjadi sehingga semakin banyak bukti yang harus dikumpulkan, yang menyebabkan auditor harus lebih ketat dalam melakukan pengujian audit dan membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan karakteristik sebagai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Dengan kata lain, karakteristik menunjukkan kekhasan suatu hal dibandingkan hal lainnya.

Karakteristik yang diuji pengaruhnya pada biaya audit pada penelitian ini adalah karakterisik auditor. Dalam penugasan pemeriksaan, auditor berperan melaksanakan program pemeriksaan dan menyusun laporan hasil pemeriksaan. Oleh karena itu, pelaksanaan pemeriksaan tidak dapat dipisahkan dari pengaruh karakteristik auditor. Karakteristik auditor umumnya diidentifikasi berdasarkan karakteristik intitusi audit seperti kantor akuntan publik (KAP). Karakteristik auditor dibedakan atas tingkat kualitas audit dan tingkat keprofessionalisnya. apabila kantor tersebut memiliki nama besar (Big4) maka kantor akuntan publik tersebut memiliki citra sebagai auditor yang akan menghasilkan tingkat kualitas audit yang baik bila dibandingkan dengan kantor akuntan publik yang tidak memiliki nama besar (nonbig4). Dalam penelitain Cohen dan Leventis (2012) dan Carslaw dan Kaplan (1991) membedakan karakteristik auditor berdasarkan kategori KAP internasional atau KAP lokal. Lowensohn et al (2007) membedakan karakteristik auditor berdasarkan kategori KAP big five atau KAP yang bukan big five. Kantor Akuntan Publik yang memiliki nama besar (Big 4) memiliki citra sebagai auditor yang akan menghasilkan tingkat kualitas audit yang melebihi persyaratan minimal keprofesionalan dan kualitas dari Kantor Akuntan Publik yang tidak memiliki nama besar. Jenis opini audit yang diberikan oleh Auditor terhadap laporan keuangan perusahaan yang di audit tidak memiliki pengaruh terhadap penetapan biaya audit. Opini audit yang dikeluarkan harus sesuai dengan pengumpulan bukti-bukti audit tanpa dipengaruhi dengan biaya biaya tambahan. Apabila auditor menerima

biaya diluar dari ketentuan makan di khawatirkan tingkat independensi auditor berkurang. Menurut Sukrisno Agoes (2012:56) Biaya audit adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang diberikan kepada atau diterima dari klien atau pihak lain untuk memperoleh perikatan dari klien atau pihak lain. Peneliti sebelumnya mengenai audit fee telah dilakukan oleh Harjinder et al. (2010:54) menggunakan data tahun 2005 yang terkumpul hanya dari laporan tahunan (yaitu informasi public). Dengan sampel 300 perusahaan public di Australia, penelitian ini menguji auditor characteristic, internal audit, corporate governance terhadap penentuan harga pelayanan audit (fee audit). Ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara auditor characteristic, corporate governance, internal audit dan fee audit. Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Nugrahani (2013) dengan judul Faktor Faktor yang mempengaruhi penetepan Fee Audit Eksternal pada Perusahaan yang terdaftar di BEI penelitian ini menggunakan variabel independen yang terdiri dari keberadaan internal audit, Independensi Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Komisaris, Intensitas Pertemuan Dewan Komisaris, Independen Komite Audit, Ukuran Komite Audit, Intensitas Pertemuan Komite Audit, Karakteristik Auditor, Ukuran Perusahaan, Anak perusahaan, dengan variabel dependennya Fee Audit. Hal yang membedakan dengan penelitian terdahulu adalah beberapa variabel independen dan tahun yang diteliti. Berdasarkan dari uraian diatas, maka peneliti termotivasi untuk meneliti dengan judul Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Karakteristik Auditor, Jenis Opini Audit Terhadap Biaya Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : a. Apakah ukuran perusahaan, karakteristik auditor, dan jenis opini audit Berpengaruh simultan terhadap Biaya Audit pada perusahaa manufaktur di BEI? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, tujuan yang ingin dicapai dari peneliti ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap biaya audit pada perusahaan manufaktur di BEI b. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik auditor terhadap biaya audit pada perusahaan manufaktur di BEI c. Untuk mengetahui pengaruh jenis opini audit terhadap biaya audit pada perusahaan manufaktur di BEI d. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, karakteristik auditor, jenis opini audit secara simultan pada perusahaan manufaktur BEI.

1.3.2 Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini, manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta pemahaman peneliti tentang ukuran perusahaan, karakteristik auditor, jenis opini audit terhadap biaya audit. 2. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumber referensi pengetahuan dan bahan lanjut bagi penelitian yang berkaitan dengan biaya audit 3. Bagi investor maupun calon investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberi informasi dan sebagai bahan pertimbangan mengenai biaya audit sehingga para investor dan calon investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan investasi 4. Bagi para auditor independen, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pedoman, bahan pertimbangan dan bahan referensi bagi auditor dalam melaksanakan proses auditnya terutama dalam penetapan biaya audit terhadap klien yang menyangkut masalah jasa audit 5. Bagi para manajemen perusahaan, hasil penelitian dapat menjadi referensi bagi penentuan kebijakan-kebijakan perusahan serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan