BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada Pasal 3 menetapkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang unggul. Banyak hal yang harus disempurnakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa tersebut. Pendidikan bersifat umum atau universal. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

tentang Standar Nasional Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat ditempuh melalui formal dan nonformal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sudah diatur dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha yang dilakukan agar peran pendidikan dapat tercapai, maka kita. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Sadiman

BAB I PENDAHULUAN. Diera modern sekarang, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tadinya tidak terampil menjadi terampil (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia pada era global dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan arbitrer yang dipakai oleh anggota

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang harus terpenuhi,

I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik-baiknya. Oleh karena itu, diperlukan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat. Sesuai dengan UU Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia, karena dengan

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat kegiatan pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Kurikulum

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan globalisasi sekarang ini sangat sekali diperlukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menetapkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Kemendikbud, 2013: 112). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) menjelaskan bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 yang mencakup adanya kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu (Kemendikbud, 2013: 71). Kurikulum 2013 juga dikembangkan berdasarkan ketentuan yuridis yang mewajibkan adanya pengembangan kurikulum baru, landasan filosofis, dan landasan empirik. Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum yang dijadikan 1

2 dasar untuk pengembangan kurikulum dan yang mengharuskan adanya pengembangan kurikulum baru, landasan filosofis adalah landasan yang mengarahkan kurikulum kepada manusia apa yang akan dihasilkan kurikulum, landasan teoretik memberikan dasar-dasar teoretik pengembangan kurikulum sebagai dokumen dan proses, dan landasan empirik memberikan arahan berdasarkan pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku di lapangan (Kemendikbud, 2013: 81). Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian (Kemendikbud, 2013: 3). Dalam kurikulum 2013, siswa mempelajari berbagai jenis teks. Pada jenjang SMP/ MTs terdapat 14 jenis teks, yaitu (1) teks hasil observasi, (2) teks tanggapan deskriptif, (3) teks eksposisi, (4) teks eksplanasi, (5) teks cerita pendek, (6) teks cerita moral, (7) teks ulasan, (8) teks diskusi, (9) teks cerita prosedur, (10) teks cerita biografi, (11) teks eksemplum, (12) teks tanggapan kritis, (13) teks tantangan, dan (14) teks rekaman percobaan (Permendikbud No. 68 Tahun 2013 dalam Priyatni, 2014: 68). Dari ke-14 teks tersebut yang menjadi fokus penelitian

3 adalah teks eksposisi. Karena teks eksposisi merupakan teks yang cukup sulit untuk dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu, dalam penyampaian materi tersebut seorang guru perlu mempersiapkan bahan ajar, media, dan metode pembelajaran yang harus diterapkan agar siswa dapat memahami materi tersebut. Pelaksanaan pembelajaran teks eksposisi berdasarkan kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa Indonesia terlaksana dengan cukup baik yang didukung oleh komponen-komponen pembelajaran. Walaupun terdapat kekurangan dari segi sarana dan prasarana pendukung dalam kegiatan pembelajaran, seperti terbatasnya buku paket yang dimiliki oleh sekolah dan siswa, kemudian media maupun alat yang masih sangat kurang di lingkungan sekolah sebagai penunjang keberhasilan pembelajaran teks eksposisi berdasarkan kurikulum 2013 (Widoyoko, 2015: 124) Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen di dalam sistem pembelajaran yang memegang peran penting dalam membantu siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan inti yang terdapat di dalam kurikulum. Materi pelajaran bahasa Indonesia terdiri atas komponen kemampuan berbahasa, yaitu adanya aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis serta bersastra (Zulaeha dan Rahman dalam Taprianto, 2013: 1). Materi atau bahan ajar yang menggunakan komunikasi searah dapat membuat siswa menjadi jenuh, tidak bersemangat, dan tidak berkembang karena tidak dapat memberikan sebuah gagasan. Pembelajaran yang hanya terpusat pada guru dan mengabaikan pentingnya materi ajar yang efektif, kreatif, dan inovatif juga membuat siswa menjadi lemah, dalam aspek kognitif, afektif, maupun

4 psikomotorik. Selain itu, penyajian materi ajar yang lebih menekankan pada teorinya juga dapat membuat siswa kurang mampu untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dalam hal ini dibutuhkan upaya pengembangan materi teks eksposisi yang tepat untuk membuat siswa tidak jenuh, selalu bersemangat, terinspirasi, dan percaya diri untuk mengungkapkan pendapatnya baik secara tertulis maupun lisan. Sehingga mampu mengantarkan siswa pada ketercapaian kompetensi dasar dan inti dengan lebih optimal. Teks eksposisi merupakan jenis teks yang mencoba untuk menerangkan atau menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Jenis teks eksposisi adalah jenis teks yang banyak ditemui di masyarakat. Teks eksposisi merupakan kompetensi inti yang terdapat dalam Kurikulum 2013 yang sudah diterapkan pada siswa yang berada di kelas VII. Pembelajaran tentang teks eksposisi terdapat di dalam kompetensi inti 4.2 yang berisi menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti tentang menulis teks eksposisi. Dengan demikian, teks eksposisi penting untuk dipelajari karena teks eksposisi merupakan teks yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, dan menerangkan sesuatu yang ada (Suparno dalam Epri dkk, 2014: 2).

5 Dalam pengembangannya, teks eksposisi mempunyai beberapa pola atau metode yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan informasi. Pola atau metodenya adalah indentifikasi, perbandingan, ilustrasi, klasifikasi, definisi, dan analisa (Keraf, 1982: 7). Dari keenam pola atau metode tersebut, peneliti menggunakan tiga pola untuk pengembangan materi teks eksposisi yaitu identifikasi, ilustrasi, dan perbandingan. Pola pengembangan proses (identifikasi) merupakan suatu urutan dari tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau mengasilkan sesuatu serta bisa juga dikatakan sebagai urutan kejadian atau peristiwa, pola pengembangan ilustrasi adalah pola yang membahas tentang sebuah gagasan yang terlalu umum selanjutnya untuk menjelaskan maksud penulis, dan pola perbandingan adalah pola yang dapat memperjelas suatu benda, keadaan, atau konsep (Kosasih, 2013: 55). Dengan pola ini diharapkan siswa dapat mengembangkan informasi yang didapatkan menjadi lebih terarah. Salah satu aspek yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan tulisan teks eksposisi adalah minat. Di sini minat berperan untuk mengetahui bidang apa saja yang diminati siswa dalam menulis teks eksposisi berdasarkan tema yang sudah disediakan. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya (Slameto, 2010: 180).

6 Sebagai seorang pendidik, kita harus selalu memberikan motivasi kepada setiap siswa, agar siswa tersebut mempunyai minat yang tinggi di dalam dunia pendidikan. Karena dengan adanya minat yang tinggi, siswa akan termotivasi terhadap sesuatu yang ingin dicapainya. Tidak hanya seorang pendidik yang ikut berperan, tetapi juga orang tua dan masyarakat. Agar membantu anak-anaknya mempunyai minat yang tinggi untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya (Budiyarti, 2011: 67-68). Dengan adanya aspek minat, peneliti telah melakukan studi pendahuluan dalam pengembangan materi teks eksposisi dengan multipola berdasarkan minat. Tema yang peneliti sediakan untuk menulis teks eksposisi ada delapan, yaitu kebudayaan, komunikasi, perkembangan teknologi, pertumbuhan ekonomi, pendidikan, pertanian, kesehatan, dan lingkungan. Hasilnya adalah siswa berminat dengan empat tema yaitu kebudayaan, komunikasi, perkembangan teknologi, dan pendidikan. Tabel 1.1 Hasil Belajar Siswa dalam Menulis Teks Eksposisi Berdasarkan Minat Siswa Kelas VII SMP Swasta Pahlawan Sukaramai Kab. Batu Bara No. Tema Persentase 1. Perkembangan Teknologi 25% 2. Komunikasi 20% 3. Kebudayaan 17% 4. Pendidikan 17% 5. Pertumbuhan Ekonomi 7% 6. Pertanian 6% 7. Kesehatan 5% 8. Lingkungan 3%

7 Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Materi Teks Eksposisi dengan Multipola Berdasarkan Minat Siswa Kelas VII SMP Swasta Pahlawan Sukaramai Kab. Batu Bara. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran bahasa Indonesia masih berpusat pada guru sebagai sumber utama pembelajaran. 2. Guru tidak menggunakan model pembelajaran, bahan ajar, dan media pembelajaran yang bervariasi dan menarik. 3. Guru masih menggunakan komunikasi searah yang membuat siswa jenuh. 4. Kurangnya minat siswa dalam mengembangkan teks eksposisi. 5. Kurangnya penerapan pola-pola untuk menulis teks eksposisi. 6. Kurangnya sarana buku-buku bacaan, baik secara kualitas maupun kuantitas yang berdampak pada lemahnya minat dan kinerja guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 1.3. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah dalam mangadakan penelitian, maka permasalahan perlu dibatasi. Agar permasalahan yang diteliti dapat dipahami secara terperinci dan lebih terarah. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini dibatasi untuk pengembangan materi teks eksposisi dengan multipola yang terdiri dari tiga

8 pola yaitu identifikasi, perbandingan, dan ilustrasi berdasarkan minat dengan tema kebudayaan, komunikasi, perkembangan teknologi, dan pendidikan. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pengembangan materi teks eksposisi dengan multipola berdasarkan minat siswa kelas VII SMP Swasta Pahlawan Sukaramai Kab. Batu Bara tahun pembelajaran 2015/ 2016? 2. Bagaimana kelayakan pengembangan materi teks eksposisi dengan multipola berdasarkan minat siswa kelas VII SMP Swasta Pahlawan Sukaramai Kab. Batu Bara tahun pembelajaran 2015/ 2016? 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengembangan materi teks eksposisi dengan multipola berdasarkan minat siswa kelas VII SMP Swasta Pahlawan Sukaramai Kab. Batu Bara tahun pembelajaran 2015/ 2016. 2. Untuk mengetahui kelayakan pengembangan materi teks eksposisi dengan multipola berdasarkan minat siswa kelas VII SMP Swasta Pahlawan Sukaramai Kab. Batu Bara tahun pembelajaran 2015/ 2016.

9 1.6. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis pada hasil penelitian ini adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penambah khasanah pada materi teks ekposisi. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain: a. Bagi Siswa Memberikan kesempatan dan kebebasan kepada siswa untuk belajar bersama, sehingga memudahkan siswa untuk menuangkan ide yang sesuai dengan minat mereka dalam pengembangan teks eksposisi. b. Bagi Guru 1. Guru mampu meningkatkan kinerja mengajarnya, khususnya mengajarkan semua pola pengembangan untuk menulis teks eksposisi. 2. Guru dapat mengaplikasikan bahan ajar dan teknik pembelajaran dalam pengembangan teks eksposisi yang berkualitas dan inovatif. c. Bagi Sekolah 1. Untuk memberikan dorongan bagi sekolah dalam menciptakan materi atau bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswanya. 2. Sebaiknya menciptakan materi atau bahan ajar yang sesuai dengan tempat tinggal siswanya.

10 d. Bagi Peneliti lain Para peneliti dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan referensi dan lebih memperdalam hasil penelitian ini dengan mengambil populasi yang lebih besar serta mengembangkan variabelvariabel lain yang berkaitan dengan pengembangan materi teks eksposisi.