METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak (soft clay) yang

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturbed soil) yaitu

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan pada penelitian kali ini antara lain, adalah : 6. Mesin pencetak paving block dengan sistem getaran

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang. 1. Lokasi : Desa Margakaya, Jati Agung, Lampung Selatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. panjang, dengan panjang = 18 cm, Lebar = 9 cm, dan tebal = 4,5 cm.

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lempung lunak dari Rawa

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

METODOLOGI PENELITIAN. berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

UJI BATAS BATAS ATTERBERG ASTM D

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. 1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lanau yang berasal dari. Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

III. METODOLOGI PENELITIAN. melakukan penelitian di laboratorium. Persiapan penelitian terdiri dari:

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT. a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus.

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. Lampung Timur dengan titik koordinat lintang (-5 o 71 84,26 ) dan bujur

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

Pada percobaan ini alat-alat yang digunakan adalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian pada tugas akhir ini bersifat research di laboratorium

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMADATAN TANAH (ASTM D a)

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

Praktikum 3 : CBR (CALIFORNIA BEARING RATIO)

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN TANAH SEMEN

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

BATAS CAIR TANAH (ASTM D )

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

LAPORAN UJI TANAH BATAS-BATAS ATTERBERG

Gambar 3.1 Bagan Alir penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

BAB 3 METODE PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan. Gambar 5. Denah Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Lempung 2. Semen Portland. 3. Pasir yang digunakan yaitu pasir yang lolos pada saringan no. 100 dan tertahan pada saringan no. 200.

26 4. Air. 5. Cetakan paving block yang digunakan berbentuk balok dengan ukuran 20 cm x 10 cm x 6 cm. B. Pelaksanaan Pengujian Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Lampung dan Laboratorium Anstruk Fakultas Teknik Universitas Lampung. Adapun pengujian-pengujian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pengujian Sifat Fisik Tanah Sifat-sifat fisik tanah sangat berhubungan erat dengan kelayakan pada banyak penggunaan yang diharapkan dari tanah. Kekuatan dan kekokohan pendukung, kapasitas penyimpanan air, plastisitas, semuanya secara erat berkaitan dengan kondisi fisik tanah. Pengujian-pengujian yang dilakukan antara lain : a. Pengujian Kadar Air Pengujian ini digunakan untuk mengetahui kadar air suatu sampel tanah yaitu perbandingan antara berat air dan berat tanah kering. (ASTM D-2216). Langkah kerja : 1) Menimbang cawan yang akan digunakan dan memasukkan benda uji kedalam cawan dan menimbangnya. 2) Memasukkan cawan yang berisi sampel ke dalam oven dengan

27 suhu 110 o C selama 24 jam. 3) Menimbang cawan berisi tanah yang sudah di oven dan menghitung persentase kadar air. b. Pengujian Berat Volume Pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat volume tanah basah dalam keadaan asli (undisturb sample), yaitu perbandingan antara berat tanah dan volume tanah. (ASTM D-2937). Langkah kerja : 1) Menyiapkan alat dan bahan. 2) Menimbang ring contoh dalam keadaan bersih dan kering. 3) Melumasi ring contoh dengan oli agar tanah tidak lengket. 4) Mengukur tinggi dan diameter ring contoh. 5) Mengambil tanah dari dalam tabung contoh dengan menekan ring ke dalam tabung contoh sehingga ring terisi oleh tanah. 6) Meratakan tanah setinggi ring. 7) Menimbang berat ring + tanah. c. Pengujian Batas Atterberg 1. Batas Cair Batas cair adalah kadar air minimum dimana tanah tidak mendapat gangguan dari luar (Scott.C.R, 1994). Sifat fisik tanah dapat ditentukan dengan mengetahui batas cair suatu tanah, tujuannya adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah

28 pada batas antara keadaan plastis dan keadaan cair sesuai dengan ASTM D-4318. Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan cair. Langkah kerja : 1) Mengayak sampel tanah yang sudah dihancurkan dengan menggunakan saringan no. 40. 2) Mengatur tinggi jatuh mangkuk Casagrande setinggi 10 mm. 3) Mengambil sampel tanah yang lolos saringan no. 40 sebanyak 150 gram, kemudian diberi air sedikit demi sedikit dan aduk hingga merata, kemudian dimasukkan kedalam mangkuk cassagrande dan meratakan permukaan adonan sehingga sejajar dengan alas. 4) Membuat alur tepat ditengah-tengah dengan membagi benda uji dalam mangkuk cassagrande tersebut dengan menggunakan grooving tool. 5) Memutar tuas pemutar sampai kedua sisi tanah bertemu sepanjang 13 mm sambil menghitung jumlah ketukan dengan jumlah ketukan harus berada diantara 10 40 kali. 6) Mengambil sebagian benda uji di bagian tengah mangkuk untuk pemeriksaan kadar air dan melakukan langkah kerja yang sama untuk benda uji dengan keadaan adonan benda uji yang berbeda sehingga diperoleh 4 macam benda uji dengan jumlah ketukan yang berbeda yaitu 2 buah dibawah 25 ketukan dan 2

29 buah di atas 25 ketukan. Perhitungan : a) Menghitung kadar air masing-masing sampel tanah sesuai jumlah pukulan b) Membuat hubungan antara kadar air dan jumlah ketukan pada grafik semi logritma, yaitu sumbu x sebagai jumlah pukulan dan sumbu y sebagai kadar air c) Menarik garis lurus dari keempat titik yang tergambar d) Menentukan nilai batas cair pada jumlah pukulan ke 25. 2. Batas Plastis Batas plastis adalah kadar air minimum dimana tanah dapat dibentuk secara plastis, maksudnya tanah dapat digulung-gulung sampai diameter 3 mm. Tujuannya adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada keadaan batas antara keadaan plastis dan keadaan semi padat sesuai dengan ASTM D-4318. Tujuannya pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada keadaan batas antara keadaan plastis dan keadaan semi padat. Langkah kerja : a) Mengayak sampel tanah yang telah dihancurkan dengan saringan no. 40. b) Mengambil sampel tanah kira-kira sebesar ibu jari kemudian digulung-gulung di atas plat kaca hingga mencapai diameter 3 mm sampai retak-retak atau putus-putus

30 c) Memasukkan benda uji ke dalam container kemudian ditimbang d) Menentukan kadar air benda uji. Perhitungan : a) Nilai batas plastis adalah kadar air rata-rata dari ketiga benda uji b) Plastis Indeks (PI) : PI = LL PL d. Pengujian Berat Jenis Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kepadatan massa butiran atau partikel tanah yaitu perbandingan antara berat butiran tanah dan berat air suling dengan volume yang sama pada suhu tertentu, sesuai dengan ASTM D-854. Langkah kerja : 1) Menyiapkan benda uji secukupnya dan mengoven pada suhu 60 o C sampai dapat digemburkan atau dengan pengeringan matahari 2) Mendinginkan tanah dengan Desikator lalu menyaring dengan saringan No. 200 dan apabila tanah menggumpal ditumbuk lebih dahulu 3) Mencuci labu ukur dengan air suling dan mengeringkannya. 4) Menimbang labu tersebut dalam keadaan kosong 5) Mengambil sampel tanah antara 25 30 gram 6) Memasukkan sampel tanah kedalam labu ukur dan menambahkan air suling sampai menyentuh garis batas labu ukur.

31 7) Mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang terperangkap di dalam butiran tanah dengan menggunakan pompa vakum 8) Mengeringkan bagian luar labu ukur, menimbang dan mencatat hasilnya dalam temperatur tertentu. e. Pengujian Analisa Saringan Tujuan pengujian analisis saringan adalah untuk mengetahui persentasi butiran tanah dan susunan butiran tanah (gradasi) dari suatu jenis tanah yang tertahan di atas saringan No. 200 (Ø 0,075 mm). Langkah kerja : 1) Mengambil sampel tanah sebanyak 500 gram. 2) Menguji kadar air sesuai dengan uji kadar air. 3) Mencuci tanah di atas ayakan No.200 sehingga yang tertinggal hanya partikel tanah kasar. 4) Mengoven tanah tertahan di atas saringan No.200 selama 24 jam dengan suhu 110 o C. 5) Mendinginkan tanah. 6) Memasukkan tanah ke dalam saringan paling atas yang telah disusun dan menutup rapat. 7) Menghidupkan mesin penggetar selama 15 menit. 8) Menimbang masing-masing tanah pada setiap saringan. f. Pengujian Pemadatan Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kepadatan maksimal tanah dengan cara mengetahui hubungan kadar air dengan kepadatan tanah

32 sesuai dengan ASTM D-698-78. Langkah kerja : 1. Penambahan air a) Mengambil tanah sebanyak 12,5 kg dengan menggunakan karung goni lalu dijemur. b) Setelah kering tanah yang masih menggumpal dihancurkan dengan tangan. c) Butiran tanah yang telah terpisah diayak dengan saringan No. 4. d) Butiran tanah yang lolos saringan No. 4 dipindahkan atas 5 bagian, masing-masing 2,5 kg, masukkan masing-masing bagian kedalam plastik dan ikat rapat-rapat. e) Mengambil sebagian butiran tanah yang mewakili sampel tanah untuk menentukan kadar air awal f) Mengambil tanah seberat 2,5 kg, menambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan tanah sampai merata. Bila tanah yang diaduk telah merata, dikepalkan dengan tangan. Bila tangan dibuka, tanah tidak hancur dan tidak lengket ditangan. g) Setelah dapat campuran tanah, mencatat berapa cc air yang ditambahkan untuk setiap 2,5 kg tanah, penambahan air dilakukan dengan selisih 3 %. h) Penambahan air untuk setiap sampel tanah dalam plastik dapat dihitung dengan rumus : i) Wwb = wb. W ket : 1 + wb W = Berat tanah Wb = Kadar air yang dibutuhkan

33 j) Penambahan air : Ww = Wwb Wwa k) Sesuai perhitungan, lalu melakukan penambahan air setiap 2,5 kg sampel diatas pan dan mengaduknya sampai rata dengan tembok pengaduk. 2. Pemadatan tanah a) Menimbang mold standar beserta alas b) Memasang coller pada mold, lalu meletakkannya di atas papan. c) Mengambil salah satu sampel yang telah ditambahkan air sesuai dengan penambahannya d) Dengan modified proctor, tanah dibagi kedalam 5 bagian. Bagian pertama dimasukkan kedalam mold, ditumbuk 25 kali sampai merata. Dengan cara yang sama dilakukan pula untuk bagian kedua, ketiga, keempat dan kelima, sehingga bagian kelima mengisi sebagian collar (berada sedikit diatas bagian mold). e) Melepaskan coller dan meratakan permukaan tanah pada mold dengan menggunakan pisau pemotong f) Menimbang mold berikut alas dan tanah didalamnya g) Mengeluarkan tanah dari mold dengan extruder, ambil bagian tanah (alas dan bawah) dengan menggunakan 2 container untuk pemeriksaan kadar air (w) h) Mengulangi langkah kerja b.2 sampai b.7 untuk sampel tanah lainnya, maka akan didapatkan 6 data pemadatan tanah. Perhitungan kadar air :

34 a) Berat cawan + berat tanah basah = W1 (gr) b) Berat cawan + berat tanah kering (gr) = W2 c) Berat air (gr) = W1 W2 d) Berat cawan (gr) = Wc e) Berat tanah kering (gr) = W2 Wc f) Kadar air (w) (%) = W1 W2 W2 Wc Perhitungan berat isi : a) Berat mold = Wm (gr) b) Berat mold + sampel = Wms (gr) c) Berat tanah (W) = Wms Wm (gr) d) Volume mold = V (cm 3 ) e) Berat volume = W/V (gr/cm 3 ) f) Kadar air (w) g) Berat volume kering : γd = γ x 100 (gr/cm 3 ) 100 + w h) Berat volume zero air void ( γz ) γz = Gs x γw (gr/cm 3 ) 1 + Gs. w 2. Pengujian Paving Block a. Pengujian Kuat Tekan Pengujian kuat tekan pada paving block adalah untuk mendapatkan besarnya beban tekan maksimum yang bisa diterima oleh paving block. Pada pengujian kuat tekan, sampel paving block diberikan

35 perlakuan perbandingan waktu pemeraman yaitu selama 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Alat uji yang digunakan adalah mesin desak. Pengujian ini dapat dilakukan dengan meletakkan benda uji pada alat uji dimana di bawah dan di atas benda uji diletakkan pelat baja kemudian jalankan mesin desak dan dicatat gaya tekan maksimumnya. Kuat tekan paving block dihitung dengan menggunakan persamaan: Dimana : P = beban hancur (N) A = luas bidang tekan ( ) P (beban) Sampel 60 mm Gambar 6. Sketsa Uji Kuat Tekan b. Pengujian Daya Serap Air Pengukuran daya serap merupakan persentase perbandingan antara selisih massa basah dengan massa kering dengan massa kering besarnya daya serap dikerjakan hasilnya sesuai dengan SNI 03-0691- 1996. Sampel yang sudah diukur massanya merupakan massa kering, direndam selama 24 jam lalu diukur massa basahnya menggunakan

36 neraca analitis. ( ) Dimana : mb = massa basah benda uji (gr) mk = massa kering benda uji (gr) C. Urutan Prosedur Penelitian Adapun prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan Pengujian pada Sampel Tanah Asli Pertama-tama melakukan pengujian tanah, kemudian dari data hasil tanah untuk sampel tanah asli maka akan diperoleh grafik hubungan berat volume kering dan kadar air untuk mendapatkan nilai kadar air kondisi optimum yang akan digunakan untuk membuat sampel paving block. 2. Melakukan pencampuran komposisi paving block yaitu, tanah asli, semen, dan pasir dengan persentase semen 6%, 8%, dan 10% sedangkan persentase pasir sebanyak 5% pada tiap variasi campuran. 3. Melakukan pencetakan paving block dicetak dengan menggunakan cetakan yang berbentuk balok dengan ukuran 20 cm x 10 cm x 6 cm. 4. Melakukan pemeraman sampel selama 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. 5. Melakukan penjemuran sampel selama 1 hari. 6. Melakukan pembakaran sampel selama 2x24 jam. 7. Melakukan uji kuat tekan pada setiap sampel. 8. Melakukan uji daya serap air pada sampel yang direndam selama 1x24 jam.

37 D. Metode Pencampuran Sampel Tanah dengan Semen dan Pasir Metode pencampuran untuk masing-masing persentase campuran adalah : 1. Semen dan pasir masing-masing disaring, diambil yang tertahan saringan No. 200 dan lolos saringan No. 100. 2. Semen dan pasir dicampur dengan sampel tanah yang telah ditumbuk (butir aslinya tidak pecah) dan yang lolos saringan No. 100 dan tertahan saringan No. 200 dengan persentase campuran I adalah 6% semen + 5% pasir, campuran II adalah 8% semen + 5% pasir dan campuran III adalah 10% semen + 5% pasir. Masing-masing campuran sebanyak 15 sampel. 3. Pencampuran sampel dengan cara mengaduk tanah lempung, semen, dan pasir dengan penambahan air. Sampel tanah memiliki kumulatif berat 100%, maka variasi campuran I terdiri dari 6% semen + 5% pasir + 89% tanah. Variasi campuran II terdiri dari 8% semen + 5% pasir + 87% tanah. Variasi campuran III terdiri dari 10% semen + 5% pasir + 85% tanah. E. Analisis Hasil Penelitian Semua hasil yang didapat dari pelaksanaan penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik hubungan serta penjelasan-penjelasan yang didapat dari : 1. Hasil yang didapat dari pengujian sampel tanah asli (0%) ditampilkan dalam bentuk tabel dan digolongkan berdasarkan sistem klasifikasi tanah. 2. Dari pengujian sampel tanah asli terhadap masing-masing pengujian seperti uji analisis ukuran butiran tanah, uji berat jenis, uji kadar air, uji batas-batas atterberg, dan uji pemadatan tanah ditampilkan dalam bentuk

38 tabel dan grafik yang nantinya akan didapatkan kadar air kondisi optimum yang akan digunakan untuk masing-masing variasi campuran sampel paving block. 3. Hasil pengujian daya serap air dan uji kuat tekan terhadap masing-masing sampel dengan variasi campuran bahan kadar semen 6%, 8%, dan 10% serta pasir sebesar 5% dan dengan waktu pemeraman akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. 4 Dari seluruh analisis hasil penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan tabel dan grafik yang telah ada terhadap hasil penelitian yang didapat.

39 Mulai Pengambilan Sampel Tanah Asli Pengujian Sifat Fisik Tanah Asli : 1. Berat Jenis 3. Analisa Saringan 2. Batas atterberg 4. Berat Volume 5. Kadar Air Cek Syarat Tanah Lempung Ya Pengujian Sifat Mekanis Tanah Asli : Uji Pemadatan Tidak Pembuatan Benda Uji : 1. Tanah + Semen 6% + pasir 5% 2. Tanah + Semen 8% + pasir 5% 3. Tanah + Semen 10% + pasir 5% Pencetakan sampel paving block Pemeraman selama 7 hari, 14 hari, dan 28 hari Pembakaran paving block 1. Perendaman selama 24 jam 2. Uji Daya Serap Air Uji Kuat Tekan Analisis Hasil Kesimpulan Selesai Gambar 7. Diagram Alir Penelitian