Nadwi, Pengaruh Latihan Kekuatan Lengan Terhadap Kemampuan Shooting pada Permainan Polo Air 65 PENGARUH LATIHAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING PADA PERMAINAN POLO AIR PADA ATLET POLO AIR SULAWESI SELATAN Nadwi Syam Jurusan Pendidikan Olahraga Kepelatihan FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma Raya No.14, Kampus Banta-bantaeng Kode Pos 90222, Tlp. (0411) 872602 Abstract: Pengaruh Latihan Kekuatan Lengan Terhadap Kemampuan Shooting pada Permainan Polo Air pada Atlet Polo Air Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan (1). Untuk mengetahui pengaruh latihan bola medicine terhadap kemampuan shooting pada permainan polo air. (2). Untuk mengetahui pengaruh latihan beban katrol terhadap air. (3). Untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan bola medicine dan latihan beban katrol terhadap kemampuan shooting pada permainan polo air. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen lapangan, sampel dalam penelitian ini mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang telah lulus pada mata kuliah renang lanjutan yang berjumlah sebanyak 20 orang.. Pengolaan data hasil penelitian digunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan 95%.. Hasil penelitian ini menunjukkan Hasil analisis data pada lampiran diperoleh nilai t observasi 11, 457 lebih besar dari t table pada taraf signifikan 95%, berarti ada pengaruh latihan beban katrol yang signifikan terhadap air dan hasil analisis data pada lampiran diperoleh nilai t observasi 12,649 lebih besar dari t tabel pada taraf signifikan 95%. Berarti ada pengaruh signifikan latihan medicine ball terhadap air. Sedangkan hasil analisis data pada lampian diperoleh nilai t observasi 0,939 lebih besar dari t tabel pada taraf signifikan 95%. Berarti ada perbedaan antara tes akhir kelompok A dan latihan kelompok B, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan beban katrol dan latihan medicine ball terhadap kemampuan shooting pada permainan polo air Kata kunci: kekuatan lengan, kemampuan shooting, permainan polo air. Dalam kehidupan manusia olahraga mempunyai arti dan makna yang sangat penting. Karena olahraga dapat memberikan manfaat yang sebesarbesarnya dalam kehidupan. Olahraga pada hakekatnya adalah setiap aktifitas fisik dimana semangat perjuangan melawan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Dewasa ini olahraga merupakan hal yang sangat penting sebagai program kehidupan yang sehat. Kegiatan olahraga telah mendapat perhatian dari pemerintah dan seluruh rakyat baik yang tinggal di kota maupun di desa. Olahraga telah mendapat tempat yang penting dan tidak lagi dianggap sebagai kelompok orang tertentu akan tetapi semua usia dapat melakukannya. Hal ini dapat dilihat pada negara-negara yang teknologinya telah maju dengan pesat. Peranan olahraga dalam rangka meningkatkan prestasi, kesehatan jasmani dan rohani, sekarang dan dimasa yang akan datang memegang peranan penting. Dengan demikian kegiatan olahraga, nama bangsa dapat dikenal dimata dunia. Semua negara telah berusaha untuk meningkatkan prestasi olahraganya demi untuk mengangkat nama bangsa dan negara melalui olahraga. Kebutuhan olahraga telah dirasakan karena banyak aktifitas-aktifitas manusia yang memerlukan gerak, agar supaya badan tetap sehat serta tingkat kesegaran jasmani tetap dalam kondisi prima. Untuk memperoleh suatu prestasi diperlukan pembinaan yang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh soekarman (1988:11) bahwa: Salah satu pendapat yang salah dalam olahraga ialah kata-kata yang mengatakan bahwa atlet itu dilahirkan, itu merupakan suatu kesalahan. Sebab atlet ini harus dibina dan ditempuh sedini mungkin dalam mempersiapkan 65
66 Jurnal ILARA, Nadwi, Pengaruh Volume I Latihan I, Nomor Kekuatan 2, Juli Lengan 2011, Terhadap hlm. 65 Kemampuan 72 Shooting pada Permainan Polo Air 66 serta melatih para atlet diperlukan kerja sama dari berbagai pihak sertaa perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang intensive berdasarkan kemajuan iptek. Cabang olahraga polo air adalah merupakan salah satu cabang olahraga permainan bola tangan di atas permukaan air yang mulai berkembang di Sulawesi selatan yang perlu pembinaan serius karena mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan dibutuhkan suatu kemampuan teknik yang baik maka seorang pemain harus memiliki keterampilan menguasai teknik dasar yang ditunjang oleh kemampuan fisik yang optimal melalui latihan yang teratur, terencana dan berkesinambungan sesuai masing-masing kebutuhan. Untuk meningkatkan prestasi polo air diperlukan suatu bentuk latihan yang dapat meningkatkan kemampuan teknik dasar bermain seperti melempar bola, yang merupaka teknik yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan shooting permainan polo air adalah melalui proses latihan atau belajar secara terus menerus yang didukung oleh faktor-faktor yang baik. Menurut soekarman (1989:67) mengemukakan bahwa: Kondisi fisik yang tinggi hanya dapat dicapai melalui latihan yang keras dan cara latihan tidak cukup dengan berlatih olahraga itu saja tetapi harus dipersiapkan secara khusus yang sesuai dengan masing-masing cabang olahraga yang ditekuni. Berdasarkan uraian yang telah dikemukankan, maka faktor kondisi fisik sangat dibutuhkan dalam pencapaian prestasi, seperti komponen fisik daya ledak lengan yang sangat bermamfaat dalam teknik melempar bola, dimana daya ledak lengan diperlukan utamanya gerakan mengangkat lengan untuk melempar yang merupakan kemampuan mengintegrasikan kekuatan dan kecepatan dalam pola gerakan secara terpadu. Salah satu bentuk latihan untuk meningkatkan kekuatan lengan adalah bentuk latihan yang memacu peningkatan kapasitas kerja otot lengan yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan air adalah latihan bola medicine dan latihan beban katrol. Latihan bola medicine merupakan suatu bentuk latihan pliometrik yang mampu menghasilkan tenaga ekplosif atau daya ledak otot lengan dimana bentuk latihan ini dilakukan dengan menggunakan media bola medicine yang mempunyai berat tertentu untuk meningkatkan daya ledak otot lengan dan bahu yang dapat dipergunakan dalam melakukan shooting pada permainan polo air. Sedangkan latihan beban katrol merupakan bentuk latihan fisik weigh training yang dapat meningkatkan kekuatan otot lengan dan bahu yang dapat dipergunakan dalam teknik shooting pada permainan polo air. Dari kedua bentuk latihan yang telah dipilih sebagai indikator dalam penelitian, maka bentuk latihan ini merupakan bentuk latihan ini merupakan bentuk latihan yang mengarah pada peningkatan kerja otot-otot lengan yang dapat dipergunakan dalam melakukan teknik shooting pada permainan polo air. Maka dapat ditekankan suatu penelitian dengan judul: pengaruh latihan kekuatan lengan terhadap kemampuan shooting pada permainan polo air pada atlet polo air Sulawesi selatan. Permainan polo air merupakan salah satu cabang olahraga yang dimainkan oleh tujuh orang dan salah satu orang dari tiap regu haruslah menjaga gawang, serta tidak lebih dari enam orang pemain cadangan. Para pemain dari dua regu yang bertanding dapat dibedakan dengan topi bernomor yang berawarna diikatkan di bawah dagu. Adapun waktu pertandingan yang digunakan adalah terdiri dari empat babak, dengan masing-masing babak, tujuh menit waktu bermain. Waktu istirahat tiap babak lamanya dua menit dan regu harus bertukar tempat sebelum dimulai babak baru. Bola yang digunakan dalam pertandingan harus di pompa keras dengan mempunyai udara dengan pentil yang tertutup terbuat dari kulit serta dalamnya terbuat dari bahan karet. Garis keliling bola tidak kurang dari 0,68 meter serta tidak lebih dari 0,71 meter, beratnya tidak kurang dari 400 gram dan tidak lebih dari 450 gram. Perbedaan luas dan berat ada hubungannya dengan air sebab dalam keadaan lembab bola menjadi lebih berat dan lebih besar. Untuk itu maka bola harus tahan air tanpa sambungan yang menonjol dan tidak boleh dilapisi dengan bahanbahan yang lain.
Nadwi, Pengaruh Latihan Kekuatan Lengan Terhadap Kemampuan Shooting pada Permainan Polo Air 67 Lapangan pertandingan berbentuk segi empat dengan panjang lapangan 30 meter dan lebarnya 20 meter. Panjang lapangan pertandingan tidak boleh kurang dari 25 meter dan lebarnya tidak kurang dari 14 meter serta dalamnya air tidak boleh kurang dari 1,80 meter. Dalam pertandingan dan kejuaraan nasional internasional lapangan permainan harus pempunyai ukuran penuh yaitu panjang 30 meter dan serta lebarnya 20 meter. Lapangan permainan dibatasi oleh garis dari gabus pada sisi yang pendek, dan lapangan dibagi oleh garis-garis bayangan yang sejajar dengan gawang, inilah yang disebut garis gawang yang melewati smping depan gawang yakni 2 meter dan 4 meter pada jarak yang sama dari garis gawang. Garis tengah membangi lapangan menjadi dua bagian yang sama dan garisgaris tersebut ditandai pada pinggiran kolam renang atau warna lain yang diberi pada gabus untuk garis samping. Teknik-teknik dasar dalam permainan polo air meliputi teknik tanpa bola, teknik dengan bola, dan teknik shoot ke gawang untuk dapat menciptakan gol. Adapun teknik-teknik dasar permainan sebagai berikut: (1). Teknik tanpa bola terdiri dari: Gaya bebas pada polo air, Gaya punggung pada polo air, Gaya dada, Berpindah ke samping, Star, Stoppen, Berbalik, Pukulan air. (2). Teknik dengan bola terdiri dari: Teknik di tempat, Teknik berpindah tempat. (3). Teknik shoot ke gawang terdiri dari: Teknik shoot ke gawang di tempat, Teknik shoot ke gawang dengan posisi bergerak. Berdasarkan uraian tekhnik dasar berarti memiliki keterampilan yang merupan tuntunan bagi seorang untuk menguasai sehingga mampu melaksanakan hasil yang baik maka pelaksanaan serta penyelesaian gerakan-gerakan harus secara cepat, tepat, dan harmonis. Penguasaan teknik dasar berarti memiliki suatu derajat atau tingkat kemampuan yang ditunjang oleh unsur fisik, kedua unsur ini saling berpengaruh bagi seorang pemain dalam mempelajari gerakan untuk meningkatkan keterampilan gerak dalam bermain. Hal ini sejalan dengan pendapat Kasmad Yahya (1984:44) mengemukakan bahwa: Keterampilan gerak dan kondisi fisik keduanyan dapat dibedakan dalam pengertian, tetapi dalam fungsinya dapat memberikan adil dalam maupun hasil belajar pada umumnya. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan, maka keterampilan gerak ditunjang oleh kondisi fisik yang dapat memberikan andil dalam pencapaian hasil belajar dalam hal ini adanya peningkatan prestasi penguasaan tehnik dasar permainan polo air dapat ditampilkan secara beregu atau tim. Penampilan suatu tim mempunyai taktik dan strategi untuk dapat memenangkan pertandingan karena tehnik dalam pertandingan adalah suatu siasat yang diperlukan untuk memperoleh kemenangan secara sportif. Teknik dasar dalam permainan polo air yang diantaranya teknik tanpa bola, teknik dengan bola, dan teknik shoot ke gawang. Salah satu teknik dasar yang memberi kesempatan untuk dapat menyerang adalah teknik shoot ke gawang. Teknik Shoot Pada Permainan Polo Air: Shoot bola pada permainan polo air merupakan salah satu teknik dasar yang terpenting dan dilakukan oleh salah satu tangan di dalam daerah permainan. Teknik shoot pada permainan polo air mutlak harus dikuasai oleh setiap pemain. Kemenangan dititik beratkan pada teknik shoot guna memperoleh kesempatan yang lebih besar untuk mencetak gol yang ada. Dalam tekniik pelaksanaan shoot pada permainan polo air dapat dilakukan dengan teknik shoot ke gawang dan shoot pinalti. Adapun teknik shoot pada permainan polo air yaitu pada saat melakukan shoot posisi badan menyamping dan tangan berada disamping belakang sambil memegang bola dan siap melakukan shooting ke arah gawang. Untuk lebih terarahnya pergelangan tangan bergerak ke depan sehingga pada saat melakukan shooting bola terarah dan cepat, serta tidak terlalu tinggi dari gawang. Weigth training adalah salah satu metode latihan isotonic yang popular dalam olahraga. Harsono (1988: 186) mengemukakan tentang pengertian weigth training sebagai berikut: Weight training adalah latihan-latihan yang alat untuk menambah kekuatan otot guna mencapai tujuan tertentu, seperti memperbaiki kondisi fisik, kesehatan, kekuatan, prestasi dalam cabang olahraga dan sebagainya. Menyimak pendapat tersebut maka weight
68 Jurnal ILARA, Nadwi, Pengaruh Volume Latihan I I, Nomor Kekuatan 2, Juli Lengan 2011, Terhadap hlm. 65 Kemampuan 72 Shooting pada Permainan Polo Air 68 training jika dilakukan dengan benar, kecuali dapat memperbaiki kesehatan fisik secara keseluruhan, juga akan mengembangkan kecepatan, power, kelentukan, kekuatan dan daya tahan. Upaya untuk meningkatkan kemampuan fisik bagi atlit dalam weight training adalah dengan menambah beban latihan. Beban latihan dapat diperoleh dengan menggunakan berat badan dan juga dapat digunakan dari luar berupa benda seperti barbell, rompi dan sebagainya. Oleh karena setiap bentuk latihan dalam weight training mempunyai maksud dan tujuan sendirisendiri, maka dalam pemberian beban sebaiknya memperhatikan kadar latihan yang diberikan. Dalam cabang olahraga renang, terdapat berbagai macam bentuk latihan fisik beban yang bisa digunakan. Namun dalam penelitian ini penulis hanya berfokus pada penerapan bentuk latihan bola medicine dan latihan katrol, yang bertujuan untuk mengembangkan kekuatan dalam melakukan lemparan dalam permainan polo air. Oleh karena latihan fisik beban ini sangat penting dan bermamfaat, maka dalam pelaksanaanya harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan. Harsono (1988:187) mengemukakan beberapa prinsip-prinsip latihan fisik beban sebagai berikut: (1). Weight training harus didahului oleh warming up yang menyeluruh. (2). Prinsip overload harus diterapkan, oleh karena perkembangan otot hanyalah mungkin apabila otot-otot tersebut dibebani dengan tahanan yang kian bertambah berat. (3). Sebagai patokan dianjurkan untuk melakukan tidak lebih dari 12 dan tidak kurang dari 8 RM (Repetisi Maksimun) untuk setiap bentuk latihan. Artinya pada permulaan latihan tentukanlah suatu beban yang cukup berat sehingga 8 repetisi merupakan jumlah yang maksimal dapat kita lakukan untuk mengangkat beban tersebut. (4). Agar hasil perkembangan otot efektif, setiap bentuk latihan dilakukan dalam 3 set dengan istrahat diantara setiap set 3-5 menit. (5). Setiap mengangkat, mendorong atau menarik beban, haruslah dilaksanakan dengan teknik yang benar. Bila dengan suatu bentuk latihan kita bermaksud untuk melatih suatu gumpalan otot tertentu, maka otot-otot lain sejauh mungkin dihindari. Sehingga otot-otot itu benar-benar mengeluarkan usahan maksimal. (6). Repitisi sedikit dengan beban berat akan menghasilkan adaptasi terhadap streng, artinya akan membentuk kekuatan sedang repetisi banyak dengan beban ringan akan menghasilkan perkembangan daya tahan otot. (7). Setiap latihan haruslah dilakukan dengan ruang gerak yang seluas-luasnya yaitu dari eksistensi penuh sampai kontraksi penuh. Kalau ruang geraknya tidak maksimal, maka otot-otot pun tidak terlatih secara maksimal. (8). Setelah selesai melakukan suatu bentuk latihan, atlit harus berada dalam keadaan lelah otot local yang berlangsung hanya untuk sementara saja. Sedangkan pada akhir penyelesaian keseluruhan latihan isotonic (suatu rangkaian bentuk) dia harus merasa agak lelah dalam otot keseluruhan (general masche fatique). (9). Weight training sebaiknya dilakukan dalam tiga kali dalam seminggu, misalnya senin, rabu, jumat dan diselingi dengan satu hari istrahat untuk memberikan kesempatan bagi otot untuk berkembang dan mengadaptasikan diri pada hari istirahat tersebut. (10). Pada permulaan berlatih, latihan sebaiknya ditujukan kepada pembentukan kekuatan otot tubuh secara keseluruhan, oleh karena itu bentuk latihannya harus memilih sedemikian rupa sehingga boleh dikatakan setiap otot di dalam tubuh kita mendapat giliran dilatih yang sama. (11). Weight training harus diwarnai oleh seorang pelatih yang mengerti betul masalah training. Hal ini penting agar petunjuk-petunjuk dan pengawasan yang diteliti dan benar. Pentingnya mengetahui prinsipprinsip latihan tersebut guna menghindari kekeliruan dalam menerapkan bentuk latihan. Sebab pelaksanaan yang keliru tidak mungkin akan memberikan mamfaat yang baik. Olehkarenan itu untuk memperoleh hasil yang baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, perlu memperhatikan jenis-jenis gerakan yang akan dilatih, agar sesuai dengan bentuk latihan yang akan diterapkan,serta berpedoman pada prinsip-prinsip latihan, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat tercapai. Bola medicine adalah suatu alat semacam bola yang dipergunakan dalam
Nadwi, Pengaruh Latihan Kekuatan Lengan Terhadap Kemampuan Shooting pada Permainan Polo Air 69 latihan. Menurut Agus Budiarto (1989:14) mengemukakan bahwa bola medicine (medicine ball) sebagai suatu alat semacam bola yang dapat membantu meningkatkan kekuatan dan kecepatan otot lengan. Latihan beban katrol adalah bentuk latihan dengan menggunakan katrol. Katrol tersebut digantung sebuah pengait. Pada dasarnya latihan beban katrol bertujuan untuk mengembangkan unsure fisik terutama pada kekuatan lengan yang merupakan unsur penggerak utama dalam melakukan gerakan pada gerakan melempar pada permainan polo air. METODE Winarno surahman (1999) menjelaskan bahwa: Metode merupakan cara yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat bantu. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen lapangan. Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah latihan bola medicine dan latihan beban katrol terhadap kemampuan shooting pada permainan polo air. Dari permasalahan ini dapat diketahui variabel-variabel yang terlibat terdiri dari variabel bebas yaitu latihan bola medicine dan latihan beban katrol, dan variabel terikat adalah air. Agar lebih terarah pelaksanaan latihan maupun pengumpulan data penelitian, maka perlu diberi batasan-batasan atau definisi operasional tiap variabel yang terlibat. (1). Latihan bola medicine yang dimaksud adalah bentuk latihan dengan menggunakan media bola medicine yang dilakukan dalam posisi berdiri dan salah satu tangan memegang bola, kemudian menolak bola kedepan selayaknya melakukan shooting pada permainan polo air. (2). Latihan beban katrol yang dimaksud adalah bentuk latihan fisik yang menggunakan beban berupa katrol. Proses pelaksanaan latihan beban katrol yaitu dilakukan dalam posisi berdiri sambil membelakangi beban katrol, salah satu tangan menarik beban katrol berulangulang seperti halnya dalam melakukan shooting. Kemampuan shooting pada permainan polo air dalam penelitian ini adalah kesanggupan seorang pemain polo air untuk melakukan shooting dengan satu tangan di atas permukaan air yang dimulai dengan mengangkat bola dan melemparkannya ke arah gawang sekuat mungkin. M. Iqbal Hasan (2002) mendefinisikan bahwa: populasi adalah totalitas dari semua obyek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Bertolak dari premis tersebut di atas, kiranya dapat ditarik suatu makna seluruh subyek yang memiliki karakteristik tertentu diistilahkan sebagai populasi. Berdasarkan pandangan ini, maka populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang telah melakukan mata kuliah renang lanjutan pada materi polo air. Muhammad Arif Tiro (2001) bahwa: sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih/diambil dari suatu populasi. Sedangkan M. Iqbal Hasan (2002) mendefinisikan bahwa: sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bias mewakili populasi. Berdasarkan penjelasan diatas maka sampel adalah penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang telah lulus pada mata kuliah renang lanjutan yang berjumlah sebanyak 20 orang. Teknik atau alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data yang sudah disiapkan adalah yang sudah baku, agar hasil pengukuran yang diperoleh mendekati normal. Instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam instrument penelitian ini yaitu mengukur kekuatan dan kemampuan shooting pada permainan polo air. Oleh karena itu instrument yang digunakan untuk mengambil data adalah kemampuan shooting pada permainan polo air. Tujuan: untuk mengukur kemampuan shooting dalam permainan polo air. Alat: Bola polo air, sempritan, gawang polo air dan formulir tes. Pelaksanaan: Teste berada didalam kolam ditempat yang telah
70 Jurnal ILARA, Nadwi, Pengaruh Volume Latihan I I, Nomor Kekuatan 2, Juli Lengan 2011, Terhadap hlm. 65 Kemampuan 72 Shooting pada Permainan Polo Air 70 ditentukan dan tersedia sepuluh bola yang akan dilemparkan. Pada aba-aba YA testee melakukan shooting kea rah gawang dengan posisi mengapung atau water trap dipermukaan air. Testee diberi kesempatan melakukan shooting sebanyak 10 kesempatan di area 4 meter. Penilaian: Hasil yang catat adalah seberapa banyak bola yang masuk ke dalam gawang. Setiap melakukan shooting dengan bola yang masuk dihitung dengan jumlah poin dimana bola tersebutmengenai sasaran dengan jarak 4 meter. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar gawang permainan polo air denga angka yang telah ditentukan. Latihan beban katrol ( kelompok A ) Pengolaan data hasil penelitian digunakan dua macam statistik, yaitu: Statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum data. Statistik inferensial dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan 95%, dimaksudkan untuk munguji hipotesis penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil analisis data deskriftip yang perhitungannya tertera pada lampiran dapat digambarkan sebagai berikut: Latihan Deskriptif Tes awal Tes akhir N 15 15 X 303 340 X 20,20 20,27 Sd 1,781 2,024 Min 17 19 Max 23 26 Latihan medicine Ball ( Kelompok B ) N X X Sd Min Max Berdasarkan rangkuman hasil analisis deskriptif data pada table di atas.maka dapat di uraikan sebagai berikut: Untuk data kelompok latihan beban katrol di peroleh jumlah 303, nilai rata-rata 20,20 standar deviasi 1,781, nilai minimum 17, nilai maksimum 23. Untuk tes akhir kelompok latihan beban katrol jumlah 340, nilai rata-rata 22,67, standar deviasi 2,024, nilai minimum 19, nilai maksimum23. Untuk awal kelompok latihan medicine ball diuperoleh jumlah 304, nilai rata-rata 20,27 standar deviasi 1,981, nilai minimum 16, nilai maksimum 23. Untuk tes akhir kelompok latihan medicine ball di peroleh jumlah 344, nilai rata-rata 22,93 standar deviasi 2,120, nilai minimum 19, nilai maksimum 26. Ada pengaruh latihan beban katrol terhadap kemampuan shooting pada permainan polo air. Hipotesis statistik: Ho : µ A1 - µ A2 = 0, H1 : µ A1 - µ A2 0, Hasil analisis: Hasil analisis data pada lampiran diperoleh nilai t observasi 11, 457 lebih besar dari t table pada taraf signifikan 95%, berarti ada pengaruh latihan beban katrol yang signifikan terhadap 15 302 22,67 1,981 16 23 15 344 22,93 2,120 19 26 air. Ada pengaruh latihan medicine ball terhadap kemampuan shooting pada permainan polo air. Hipotesis statistik: Ho : µ B1 - µ B2 = 0, H1 : µ B1 - µ B2 0, Hasil analisis: Hasil analisis data pada lampiran diperoleh nilai t observasi 12,649 lebih besar dari t tabel pada taraf signifikan 95%. Berarti ada pengaruh signifikan latihan medicine ball terhadap kemampuan shooting pada permainan polo air. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan beban katrol dan latihan medicine ball terhadap kemampuan shooting pada permainan polo air. Hipotesis statistik: Ho : µ A2 - µ B2 = 0, H1 : µ A2 - µ B2 0, Hasil analisis: Hasil analisis data pada lampian diperoleh nilai t observasi 0,939 lebih besar dari t tabel pada taraf signifikan 95%. Berarti ada perbedaan antara tes akhir kelompok A dan latihan kelompok B. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan beban katrol dan latihan medicine ball terhadap kemampuan shooting pada permainan polo air.
Nadwi, Pengaruh Latihan Kekuatan Lengan Terhadap Kemampuan Shooting pada Permainan Polo Air 71 Pembahasan Hasil-hasi analisis pengaruh latihan antara tas awal dan tes akhir dan hasil pengaruh latihan tes akhir dengan tes akhir terhadap variable terkait. Upengujian hipotesis perlu dikaji lebih lanjut dengan memberikan interprensi keterkaitan antara hasil analisis yang di capai dengan tioritiori yang mendasari penelitian ini. Penjelasan ini diperlukan agar dapat diketahui kesesuaian teori-teori yang ditemukan dengan hasil yang diperoleh: Ada pun pengaruh latihan beban katrol terhadap kemampuan shooting pada permainan polo air. Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka berpikir dan teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung tiori yang ada. Dari hasil latihan beban katrol yang dilakukan secara sistematis dan terprogram dapat menghasilkan kemampuan shooting dalam permainan polo air. Latihan yang dilakukan dengan menggunakan beban katrol dilakukan untuk meningkatkan kemampuan melempar bola polo air dengan cepat dan kuat. Melakukan shooting dalam polo air harus dilakukan dengan cepat sebab posisi badan di air berpengaruh terhadap keseimbangan badan untuk melakukan shooting sehingga jika tidak cepat dilakukan maka bola yang akan dilempar akan meluncur denagn lemah selain itu posisi penjaga gawang lawan juga harus diperhtikan agar ketika bola dilempar harus dilakukan dengan cepat disertai kekuatan penuh dan membuat penjaga gawang tidak dalam posisi yang stabil. Salah satu latihan untuk meningkatkan kemampuan shooting adalah dengan melakukan latihan beban katrol, latihan beban katrol dilakukan dengan menarik beban melalui system kerja katrol yang telah diataur pembebanannya, latihan ini selain meningkatkan kekuatan juga menambah kecepatan sebagai mana tuntan gerakan yang dilakukan pada saat melakukan shooting pada permainan polo air. Ada pengaruh latihan medicineball terhadap kemampuan shooting pada permainan polo air. Dari hasil yang diperoleh dalam bentuk latihan secara sistematis dan terprogram juga memberikan nilai yang positif. Artinya bahwa latihan yang diberikan memberikan pengaruh pada air. Latihan medicine ball merupakan suatu bentuk latihan yang menggunakan beban eksternal yang merangsang otot-otot lengan untuk bergerak. Gerakan yang dilakukan pada latihan medicine ball mempengaruhi arah dari shooting pada permainan polo air, disebabkan pada kefektifan dalan latihan yang tersusun secara terprogram dan sistematis. Latihan medicine ball merupakan bentuk latihan daya ledak yang sesuai dengan cirri dari pelaksanaan gerakan shooting polo air. Shooting dalam permainan polo air harus dilakukan dengan cepat dan kuat sebab jarak dan waktu melempar dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya agar tercipta lempiran yang keras dan terarah. Ada perbedaan pengaruh latihan beban katrol dan latihan medicine ball terhadap kemampuan shiooting pada permnainan polo air. Dari hasil pengujian analisis pengolahan data yang dilakukan, latihan beban katrol lebih efisien dibandingkan latihan medicine ball. Latihan beban katrol yang dilaksanakan pada penelitian ini jika melihat pergerakan pada lemparan pada permainan polo air maka mempunyai hasil yang lebih baik. Sebab pada saat melakukan latihan beban katrol kontraksi otot yang dimiliki lebih cepat, sedangkan pada latihan medicine ball mengakibatkan adanya gerakan yang dilakukan untuk mengadaptasi dengan bola medicine. Kedua bentuk latihan ini dilakukan untuk meningkatkan daya ledak lengan sehingga dapat melakukan shooting polo air dengan cepat dan kuat. Latihan ini dilakukan mengingat posisi badan di air haruslah stabil atau seimbang seingga pada saat posisi badan diangkat maka saat itu bola harus dilempar dengan cepat sebab jika terlambat maka bola yang dilempar akan jatuh dengan lemah. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,maka beberapa kesimpulan yang dapat diambil,yaitu: (1). Ada pengaruh yang signifikan latihan beban
72 Jurnal ILARA, Nadwi, Pengaruh Volume Latihan I I, Nomor Kekuatan 2, Juli Lengan 2011, Terhadap hlm. 65 Kemampuan 72 Shooting pada Permainan Polo Air 72 kontrol terhadap kemampuan shooting pada permainan polo air. Dalam hal ini apabila perenang melakukan latihan beban kontrol secxara teratur dan berkesinambungan maka dapat meningkatkan kemampuan shooting pada permainan polo air. (2). Ada pengaruh yang signifikan latihan medicine ballterhadap kemampuan shooting pada permainan polo air. Dalam hal ini apbila perenang melakukan latihan medicine ball secara teratur dan berkesinambungan maka dapat meningkatkan kemampuan shooting pada permainan polo air. (3). Ada pengaruh yang signifikan latihan beban kotrol dan latihan medicine ball terhadap air. Dalam hal ini apabila perenang melakukan latihan beban kontol dan latihan medicine ball secara teratur dan berkesinambungan maka dapat meningkatkan kemampuan shoting pada permainan polo air. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, bebeapa saran yang diajukan: (1). Bagi para Pembina maupun pelatih polo air disaankan bahwa kiranya dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan shooting pada permainan polo air bagi atlet yang dibinanya, hendaknya perlu diperhatikan factor-faktor fisik dan kemampuan fisik yakni kekuatan tungkai. (2). Bagi para pemain polo air, direkomendasikan bahwa perenang perlu membekali diri mengenai mengenai pengetahuan tentang pengting mempertimbangkan kemampuan fisik kekuatan tungkai agar dapat memperoleh air dengan baik. (3). Bagi mahasiswa yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan agar melibatkan variablevariabel lain yang relavan dengan penelitian ini serta dengan populasi yang lebih luas. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsini. 2000. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta Ateng, Abd. Kadir. 1992. Asas dan landasan pendidikan jasmani. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud. Dwijowinoto, Kasiyo. 1993. Dasar-Dasar Ilmu Kepelatihan. Semarang: IKIP Semarang Press. Halim Nur Ichsan, 2004. Tes dan Pengukuran dan Penyusunan Alat Evaluasi Dalam Bidang Olahraga. Ujung Pandang : FPOK IKIP Ujung Pandang. Harsono, 1998. Choaching dan Aspek- Aspek Psikologis Dalam Choaching. Jakarta : DepertemenPendidikan dan Kebudayaan. Dirjen Dikti. Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Statistika. Statistika Inferensif. Jakarta : Bumi Aksara Sajoto. Moch, 1995. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : FPOK IKIP. Soekarman, 1989, Dasar Olahraga Untuk Pembina, Pelatih dan Atlet. Jakarta: CV. Haji Masagung. Sudjana. 1992. Teknik analisis regresi dan korelasi. Bandung: Tarsito. Sugiono. 2009. Statistik Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta Sutrisno, Hadi. 1989. Statistik Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset Tim Pengajar Polo Air UNM. 1999. Peraturan Permainan Polo Air. Makassar FIK UNM. Tiro, Muhammad arif. 2001. Dasar-Dasar Statistika. Makassar: Makassar State University Press. Yahya, Kasmad. 1984. Laporan Pendidikan Studi Tentang Pengaruh Program Pengajaran Olahraga dan Tingkat Kesegaran Jasmani Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa. Ujung Pandang: IKIP.