PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 33 TAHUN 1998 TENTANG IJIN USAHA KEPARIWISATAAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BEKASI

S A L I N A N NOMOR 06/C 2002.

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG IJIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 11 TAHUN 1996 TENTANG USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 2 TAHUN : 1993 SERI : B.1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS TENTANG PENGELOLAAN HIBURAN KARAOKE DAN PELARANGAN HIBURAN DISKOTIK, KELAB MALAM DAN PUB

RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KEPARIWISATAAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG

RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KEPARIWISATAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MUSI RAWAS NOMOR : 5 TAHUN 1991 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2003 T E N T A N G USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENGUJIAN MUTU KOMODITI PERTANIAN

5. Undang-Undang Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang - undangan (Lembaran

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 11 TAHUN 2000 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 11 TAHUN : 1992 SERI : B NOMOR : 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 10 SERI C NOMOR 8

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 15 TAHUN 1996 TENTANG USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 11 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN KEGIATAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 11 TAHUN 1998 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 34 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 1986 TENTANG RETRIBUSI USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 28 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN HIBURAN

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2002 TENTANG USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 19 TAHUN 1998 TENTANG PAJAK HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 10 TAHUN 2002 (10/2002) TENTANG PENGATURAN PRAMUWISATA DAN PENGATUR WISATA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG,

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN USAHA HIBURAN DAN REKREASI UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 02 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT H BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 7 TAHUN 1998 TENTANG PAJAK HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2005 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA. NOMOR : 6 Tahun 2005 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2002 T E N T A N G IZIN USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR 25 TAHUN 1998 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2004 SERI E NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 02 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DI KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR : 37 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA MEDAN

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 1998 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 30 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 17 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 14 TAHUN 1996 TENTANG USAHA HOTEL MELATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR : 2 TAHUN 1989 SERI : B =================================================================

QANUN KOTA LHOKSEUMAWE NOMOR : 02 TAHUN 2006

1 of 5 02/09/09 11:40

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA RUMAH MAKAN / RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PELARANGAN PENGEDARAN, PENJUALAN DAN PENGGUNAAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 03 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 52

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 24 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA HOTEL DAN PENGINAPAN

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2000 Seri A

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 10 TAHUN 1998 SERI A.3

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK ATAS PENGUSAHAAN BURUNG SRITI DAN ATAU WALET DI KABUPATEN JEMBRANA

WALIKOTA LANGSA PROVINSI ACEH QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN HIBURAN DI KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IJIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 15 TAHUN 2000 TENTANG PAJAK HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG IZIN USAHA HIBURAN DAN REKREASI UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 6 Tahun 2002 Seri: C

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 2000 TENTANG KARTU KELUARGA DAN KARTU TANDA PENDUDUK DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA IMPRESARIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 07 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 40 NOMOR : 40 TAHUN : 1998 SERI : B PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 33 TAHUN 1998 TENTANG IJIN USAHA KEPARIWISATAAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II BANDUNG Menimbang : a. bahwa izin usaha kepariwisataan telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Nomor 07 Tahun 1986 dan terakhir diubah dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 07 Tahun 1996; b. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan upaya pengendalian dibidang kepariwisataan, maka dipandang perlu melakukan penyesuaian terhadap ketentuan yang telah diatur dalam peraturan daerah sebagaimana dimaksud huruf a diatas; c. bahwa sehubungan maksud tersebut diatas, maka perlu ditetapkan Peraturan daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 16 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950); 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3037);

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3427); 4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 tentang Penyerahan Sebagaian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kepariwisataan kepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 1979 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3144); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dan Kabupaten daerah Tingkat II Bandung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1987 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3358); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 3373); 8. Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyederhanaan perizinan dan Retribusi dibidang uasaha pariwisata; 9. Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.69/PW.304/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha dan Pengelolahan Losmen; 10. Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.70/PW.105/MPPT-85 tentang Urusan Kepariwisataan dan Hiburan; 11. Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.71/PW.103/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Perkemahan; 12. Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.73/PW.105/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha Rumah

Makan; 13. Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.74/PW.105/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha Pondok Wisata; 14. Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.75/PW.105/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha Penginapan Remaja; 15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan; 16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 85 Tahun 1993 tentang Pengundangan Peraturan daerah dan atau Keputusan Kepala Daerah yang lewat tenggang waktu pengesahan; 17. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 1987 tentang Penyederhanaan perizinan dan Retribusi dibidang Usaha Pariwisata; 18. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 4 Tahun 1983 tentang Pola Pembinaan Kepariwisataan Jawa Barat; 19. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 5 Tahun 1983 tentang Penyerahan Sebagaian Urusan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dalam bidang Kepariwisataan Kepada Daerah Tingkat II; 20. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 556/SK-252/Pemda/85 tentang Penyerahan Sebagaian Urusan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dalam Bidang Kepariwisataan kepada Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung; 21. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 556/Kep.76/Huk/87 tentang Penyerahan Sebagaian Urusan Kepariwisataan kepada Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung; 22. Peraturan daerah Kotamadya daerah Tingkat II Bandung Nomor 11 Tahun 1985 tentang Pembentukan Dinas Pariwisata Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung; 23. Peraturan daerah Kotamadya daerah Tingkat II Bandung Nomor 12 Tahun 1985 tentang Susunan Organisasi dan tata kerja Dinas Pariwisata Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung;

24. Peraturan daerah Kotamadya daerah Tingkat II Bandung Nomor 04 Tahun 1986 tentang Penyidikan Pegawai Negeri Sipil yang melakukan Penyidikan terhadap Pelanggaran Peraturan daerah yang memuat sanksi/ancaman Pidana; 25. Peraturan daerah Kotamadya daerah Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang Batas Wilayah Kotamadya daerah Tingkat II Bandung; 26. Peraturan daerah Kotamadya daerah Tingkat II Bandung Nomor 02 Tahun 1992 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Tahun 1991-2001; 27. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 01 tahun 1994 tentang Pola Dasar pembangunan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Badung Tahun 1994/1995-1998/1999; 28. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 20 tahun 1994 tentang Tata Cara pembuatan, perubahan dan pengundangan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung; Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya daerah Tingkat II Bandung. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DI KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kotamadya Daerah Tingakat II Bandung; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintahan Kotamadya Daerah Tingkat Tingkat II Bandung;

c. Walikotamadya Kepala daerah adalah Walikotamadya Daerah Tingkat II Bandung; d. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan wisata oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam rangka pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut; e. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap/istirahat, memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelolah dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoan dan perkantoran; f. Losmen adalah suatu usaha komersil yang menggunakan seluruh atau sebagian dan suatu bangunan yang khusus disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan; g. Rumah kost adalah tempat yang dimiliki/dikuasai baik perorangan dan/atau badan hukum untuk suatu usaha dengan menarik pembayaran atas bangunan atau sebagian dari padanya yang disediakan untuk menginap dan terdiri lebih dari 15 kamar; h. Penginapan remaja adalah suatu usaha yang tidak bertujuan komersil yang menggunakan seluruh atau sebagian dari suatu bangunan yang khusus disediakan bagi remaja untuk memperoleh pelayanan peninapan-penginapan dan pelayanan-pelayanan lain; i. Pondok wisata adalah suatu usaha perorangan dengan menggunakan sebagian dari rumah tinggalnya untuk penginapan bagi setiap orang dengan perhitungan pembayaran harian; j. Perkemahan adalah suatu bentuk usaha dengan menggunakan tenda yang dipasang dialam terbuka atau kereta gandengan bawaan sendiri sebagai tempat menginap; k. Rumah makan adalah setiap usaha komersil yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan hidangan dan minuman untuk umum di tempat usahanya; l. Usaha rekreasi dan hiburan umum adalah setiap usaha komersil yang ruang lingkup kegiatannya dimaksud untuk memberikan kesegaran rohani dan jasmani;

m. Taman rekreasi adalah suatu yang menyediakan tempat dan berbagai jenis menyediakn tempat dan berbagai jenis fasilitas untuk memberikan kesegaran rohani dan jasmanai yang mengandung unsur hiburan, pendidikan dan kebudayaan sebagai usaha pokok disuatu kawasan tertentu dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan minuman serta akomodasi lainya; n. Gelanggang permainan dan ketangkasan adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk permainan/ketangkasan/ketrampilan sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman; o. Kelab malam adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk menari dengan diiringi musik hidup, pertnjukkan lampu dan menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman; p. Diskotik adalah suatu usaha yang menyediakan temapat dan fasilitas untuk menari dan diiringi musik yang disertai dengan atraksi pertunjukan cahaya lampu tanpa pertunjukan lantai dan menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman; q. Panti pijat adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk pijat sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman; r. Panti Mandi Uap/Sauna adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk mandi uap sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makanan dan minuman; s. Jasa Boga (Catering) adalah kegiatan usaha milik perorangan atau badan hukum dibidang penyediaan makanan dan minuman yang dikelolah secara komersil; t. Ijin Usaha adalah Ijin usaha kepariwisataan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung. BAB II OBJEK DAN SUBJEK IJIN USAHA Pasal 2

(1) Objek Ijin Usaha adalah setiap usaha kepariwisataan yang meliputi usaha jasa pariwisata, pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha sarana pariwisata. (2) Subjek ijin usaha adalah orang atau badan hukum yang melaksanakan kegiatan usaha jasa kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini. Pasal 3 Usaha kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal 2 Peraturan Daerah ini, terdiri dari : a. Taman Rekreasi; b. Bioskop; c. Billyard; d. Gelanggang permainan/ketangkasan; e. Kolam renang; f. Golf; g. Sanggar Seni Tari; h. Gedung Pertunjukkan; i. Squash; j. Gelanggang Bowling; k. Kolam pemancingan; l. Diskotik; m. Panti Pijat; n. Kelab malam; o. Gedung Serbaguna p. Pondokan; q. Barber; r. Barber shop/salon; s. Hotel Melati; t. Rumah Makan/Restoran; u. Pub; v. Karaoke; w. Coffe Shop; x. Café; y. Show Biz; z. Catering; aa. Bakery; bb. Fitnes; cc. Rumah Kost (yang jumlah kamarnya lebih dari 15 kamar); dd. Art Galery; ee. Sarana Olahraga/Pusat Kebugaran (Healt Centre). BAB III

PERIJINAN DAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN USAHA Pasal 4 (1) Setiap usaha kepariwisataan yang berdomisili di wilayah daerah yang bergerak dalam ruang lingkup : Hotel, Losmen, Penginapan Remaja, Pondok Wisata, Perkemahan, Rumah Makan/Restoran dan usaha Rekreasi dan Hiburan Umum harus mendapat ijin usaha dari Walikotamadya Kepala Daerah. (2) Ijin sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, berlaku selama pemegang ijin menjalankan usahanya. (3) Untuk memperoleh ijin usaha termaksud dalam ayat 1 pasal ini, pengusaha yang bersangkutan harus mengajukan permohonan tertulis yang ditujuhkan kepada Walikotamadya Kepala Daerah yang dilampiri dengan : a. Fotocopy Surat ijin Undang-undang Gangguan (HO); b. Bukti kepemilikan Perusahaan; c. Bukti penguasaan atas tempat usaha perusahaan; d. Kartu Tanda Penduduk (KTP); e. Pas photo pemilik; f. Study kelayakan; g. Bukti Penulasan pajak-pajak. (4) Ijin Usaha sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 2 pasal ini harus didaftar ulang (herregestrasi) setiap 1 (satu) tahun sekali. (5) Surat ijin uasah tidak boleh dipindah tangankan kepada pihak lain dalam bentuk apapun. (6) Dengan memperhatikan situasi dan kondisi daerah, Walikotamadya Kepala Daerah dapat menetapkan keputusan tentang penetapan jumlah maksimal perusahaan yang dapat berusaha dibidang usaha kepariwisataan serta berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. (7) Proses ijin sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 4 pasal ini, selesai selambat-lambatnya 30 (tiga Puluh) hari kerja sejak berkas persyaratan diterima lengkap. Pasal 5 (1) Khusus pemberian ijin usaha gelanggang permainan dan ketangkasan, kelab malam, diskotik, panti pijat, panti mandi

uap/sauna harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (2) Untuk mendapatkan ijin usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, pengusaha harus mendapat ijin prinsip membangun dari Walikotamadya Kepala Daerah. Pasal 6 Penyelenggaraan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 peraturan daerah ini adalh sebagai berikut : a. Panti pijat mulai pukul 14.00 WIB dan berakhir selambatlambatnya Pukul 24.00 WIB; b. Panti Mandi Uap mulai pukul 07.00 WIB dan berakhir selambatlambatnya pukul 24.00 WIB; c. Kelab malam, diskotik, pub dan karaoke mulai : - Siang : pukul 14.00 WIB s/d 17.30 WIB; - Malam pukul 21.00 WIB s/d 02.00 WIB; - Khusus hari sabtu (malam) pukul 21.00 WIB s/d 03.00 WIB. BAB IV KEWAJIBAN PEMEGANG IJIN Pasal 7 Setiap pemegang ijin wajib untuk : a. Mengoperasikan kegiatan usahanya sesuai persyaratan teknis; b. Mengoperasikan kegiatan usahanya sesuai waktu yang telah ditentukan; c. Mengoperasikan kegiatan usahanya dengan memperhatikan nilainilai agama, adat-istiadat, nilai-nilai sosial budaya disekitar lingkungan usahannya; d. Mengoperasikan kegiatan usahanya dengan memperhatikan aspek kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup. BAB V KETENTUAN LARANGAN Pasal 8

Setiap pemegang ijin dilarang : a. Memindahtangankan ijinnya kepada pihak lain tanpa persetujuan dari Walikotamadya Kepala Daerah; b. Mengoperasikan kegiatan usahannya tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; c. Mengoperasikan kegiatan usahanya tanpa memperhatikan nilainilai agama, adat-istiadat, nilai-nilai sosial budaya disekitar lingkungan usahannya; d. Mengoperasikan kegiatan usahanya tanpa memperhatikan aspek kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup. BAB VI PENGAWASAN DAN PEMBINAAN Pasal 9 Pengawasan dan pembinaan teknis usaha kepariwisataan dilakukan oleh Walikotamadya Kepala daerah. BAB VII SANKSI ADMINISTRASI Pasal 10 Dalam hal ini pemegang ijin memindahtangankan ijin tanpa persetujuan Walikotamadya Kepala Dearah maka ijin tersebut dinyatakan batal dan tidak berlaku lagi. BAB VIII KETENTUAN PIDANA Pasal 11 (1) Barang siapa melanggar pasal 4, 5, 6, 7 dan pasal 8 peraturan daerah ini diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan kurungan dan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 50.000,00(lima

puluh ribu rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini adalah pelanggaran BAB IX PENYIDIKAN (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana. (2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenan dengan tindak pidana di bidang keparawisataan; b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang kepariwisataan tersebut; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang kepariwisataan; d. menerima buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenan dengan tindak pidana di bidang kepariwisataan; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan di bidang kepariwisataan; g. menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang kepariwisataaan;

i. memanggil orang untuk didengar keteranngannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Walikotamadya. Pasal 14 Dengan berlakunya peraturan daerah ini, maka peraturan daerah Kotamadya Daerah Tingkat bandung Nomor 07 Tahun 1986 tentang Ijin Usaha Kepariwisataan berikut pereubahannya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 15 Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuainya memerintahkan pengundangan peraturan daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung. 1998 Ditetapkan di : Bandung Pada tanggal : 5 Sepetember

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Ttd Drs. H. USMAN DJAJAPRAWIRA Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bandung ttd WAHYU HAMIJAYA Disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan surat keputusan Nomor : 188.342/sk.1625-Huk/1998 Tanggal : 21 Desember 1998 Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor : 40 Tahun : 1998 Tanggal : 24 Desember 1998 Seri : B