DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 19 TAHUN 2010

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

WALI KOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 8 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 8

TENTANG BUPATI PATI,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA PEMATANGSIANTAR PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 2 TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI PADANG LAWAS PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURANDAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH TAHUN ANGGARAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KE DALAM PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH BANTEN

BUPATI ENDE PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENDE NOMOR 2 TAHUN 2016

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 04 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 7 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL KEPADA BANK BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL KEPADA BUMD PT PERDANA MULTIGUNA SARANA BANDUNG BARAT

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 3 TAHUN 2013 T E N T A N G

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KE DALAM MODAL PT. BANK JAWA TENGAH

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL KEPADA BANK JAMBI

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 17 TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL KEPADA PERUSAHAAN TIRTA BATANG HARI

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR BENGKULU, PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 09 TAHUN 2011 TLD NO : 09

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

Transkripsi:

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI SELATAN DAN SULAWESI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN Menimbang: a. bahwa memperhatikan PT. Bank Pembangunan Mengingat: 1. Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat sebagai salah satu pelaku ekonomi yang dapat mendukung pertumbuhan dan penguatan struktur ekonomi daerah, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta kesejahteraan masyarakat perlu adanya landasan hukum yang kuat dalam pengembangannya agar sejalan tuntutan perubahan; b. bahwa dengan realitas penurunan komposisi saham Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan pada PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, maka perlu mereposisi untuk kembali pada kepemilikan saham mayoritas minimal sebesar 51 %; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan tentang Pengendalian Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Barat; Pasal 18 ayat (6), Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang- Undang Nomor 47 Prp Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingka1 Sulawesi Selatan

2 Tenggara dan Darah Tingkat 1 Sulawesi Selatan Utara Tengah (Lembaran Negara Tahun 1060 Nomor 51. Tambahan Lembaran Negara Nomor 2102) sebagai mana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang pembentukan Daerah Tingkat 1 Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat 1 Sulawesi Tenggara menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2687); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31 Tambahan Lembaran Negara Republik Indoesia Nomor 3472) sebagai mana telah diubah dengan undangundang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor 182, Tambaan Negara Republik Indonesia Nomor 3790); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3843) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4357); 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

3 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756); 10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 11. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); 12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

4 Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1992 tentang Bank Umum (Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3503) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1992 Tahun 1998 Nomor 53, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3747); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4812) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah nomor 49 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4261); 15. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 13 Tahun 2003 tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum BPD Sulawesi Selatan dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) BPD Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 50, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 220); 16. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011 Nomor 14); 17. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 Nomor 1 Tambahan Lembaran Daerah Nomor 274);

5 18. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 278). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN dan GUBERNUR SULAWESI SELATAN MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG PENGENDALIAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI SELATAN DAN SULAWESI BARAT BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan daerah ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Sulawesi Selatan; 2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggara urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom; 4. Gubernur adalah Gubernur Sulawesi Selatan;

6 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan; 6. Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat yang selanjutnya disebut PT. Bank Pembangunan Daerah adalah Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat; 7. Modal adalah asset dalam bentuk uang atau dalam bentuk lainnya yang bukan uang yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis; 8. Modal Daerah adalah kekayaan daerah yang belum dipisahkan baik yang berwujud uang maupun barang yang dapat dinilai dengan uang seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, surat-surat berharga, fasilitas dan hak-hak lainnya; 9. Investasi Pemerintah Daerah adalah Penempatan sejumlah Dana dan/atau barang milik daerah oleh Pemerintah Daerah dalam jangka panjang untuk investasi pembelian Surat berharga dan investasi langsung yang mampu mengembalikan nilai pokok ditambah dengan manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu; 10. Penyertaan Modal adalah pengalihan kekayaan yang tidak dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal atau saham Pemerintah Daerah yang dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Selatan; 11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan

7 Rakyat Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah; 12. Rapat Umum Pemegang Saham, selanjutnya disingkat RUPS adalah Rapat Umum Pemegang Saham PT. Bank Pembangunan Daerah; 13. Penyertaan Modal Daerah adalah pengalihan kepemilikan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, menjadi kekayaan daerah yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/saham pada PT. Bank Pembangunan Daerah; 14. Pengendalian Penyertaan Modal adalah upaya untuk menambah, menentukan, dan mengatur besarnya jumlah kepemilikan saham, sehingga dapat mempertahankan saham mayoritas yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah; 15. Modal disetor adalah modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya kedalam perseroan guna memenuhi plafond Penyertaan Modal yang telah ditetapkan. 16. Deviden adalah merupakan bagian dari keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham. BAB II TUJUAN Pasal 2 Pengendalian Penyertaan modal bertujuan untuk: a. menambah, menentukan, dan mengatur besarnya penambahan Penyertaan Modal, sehingga dapat mempertahankan saham mayoritas yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah;

8 b. meningkatkan kinerja dan daya saing PT. Bank Pembangunan Daerah dalam rangka pengembangan ekonomi Daerah; c. mendukung upaya penguatan struktur modal melalui pertumbuhan dan pengendalian dalam rangka peningkatan kinerja PT. Bank Pembangunan Daerah; d. meningkatkan kemampuan dan fleksibilitas PT. Bank Pembangunan Daerah dalam rangka mendukung penguatan struktur dan pertumbuhan ekonomi; dan e. meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan pelayanan kepada masyarakat. BAB III BENTUK, JUMLAH, DAN WAKTU Bagian Kesatu Bentuk dan Jumlah Pasal 3 (1) Pengendalian Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada PT. Bank Pembangunan Daerah dalam bentuk uang dan dianggarkan dalam APBD; (2) Penyertaan Modal yang dikendalikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan. Pasal 4 (1) Pengendalian Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada PT. Bank Pembangunan Daerah ditetapkan berdasarkan pertumbuhan dan penambahan Penyertaan Modal sesuai dengan kemampuan APBD; (2) Besarnya jumlah tambahan modal Pemerintah Daerah pada PT. Bank Pembangunan Daerah diarahkan untuk mencapai dan mempertahankan posisi Pemerintah

9 Daerah selaku pemegang saham minimal 51% (lima puluh satu persen) dari Modal Disetor. (3) Pemerintah Daerah berwenang melakukan pengendalian Penyertaan Modal sesuai dengan sistem dan prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Bagian Kedua Waktu Pasal 5 Waktu pelaksanaan penambahan Penyertaan Modal yang dikendalikan menyesuaikan dengan jadwal pembahasan serta penetapan dan pelaksanaan APBD setiap tahun anggaran. BAB IV SUMBER DANA Pasal 6 Dana Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada PT. Bank Pembangunan Daerah bersumber dari APBD. BAB V PENGENDALIAN PENYERTAAN MODAL Pasal 7 (1) Untuk mencapai dan mempertahankan posisi Pemerintah Daerah selaku pemegang saham minimal 51% sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3), maka Pengendalian Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada PT. Bank Pembangunan Daerah, dilakukan dengan cara: a. memberi kewenangan pada Pemerintah Daerah untuk mengendalikan nilai nominal sahamnya; dan b. menentukan dan mengatur jumlah penambahan Penyertaan Modal sebesar 50% dari jumlah deviden

10 yang diterima Pemerintah Daerah dari PT. Bank Pembangunan Daerah setiap tahun berkenaan. (2) Tata cara pelaksanaan penambahan Penyertaan Modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur lebih lanjut dalam Peraturan Gubernur. BAB VI HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 8 (1) Pemerintah Daerah sebagai pemegang saham di PT. Bank Pembangunan Daerah, mempunyai hak dan kewajiban. (2) Hak Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. merumuskan kebijakan umum dan strategis sebagai pedoman yang akan dijalankan oleh PT. Bank Pembangunan Daerah; dan b. mendapatkan bagian laba hasil usaha sebanding dengan nilai saham yang dimiliki. (3) Kewajiban Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu mematuhi segala keputusan yang telah diambil dalam RUPS pada PT. Bank Pembangunan Daerah. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 9 Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua Peraturan Daerah yang terkait dengan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada PT Bank Pembangunan Daerah dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini.

11 Pasal 10 Peraturan Gubernur sebagai pelaksanaan Peraturan Daerah ini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), sudah harus ditetapkan paling lama 6 (enam) Bulan sejak tanggal diundangkannya Peraturan Daerah ini. Pasal 11 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Ditetapkan di Makassar pada tanggal, 28 Mei 2015 GUBERNUR SULAWESI SELATAN Diundangkan di Makassar pada tanggal, 28 Mei 2015 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SULAWSI SELATAN SYAHRUL YASIN LIMPO ABDUL LATIF LEMBARAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2015 NOMOR 5 NOREG PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN: (5/2015)