LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal :

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS

PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 PENYELENGGARAAN KLIRING DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA EFEK BERSIFAT EKUITAS

PERATURAN PERDAGANGAN NOMOR II.F.3 : TENTANG KLIRING, PENJAMINAN DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK BERSIFAT UTANG

LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-009/DIR/KPEI/1107 Tanggal :

2. Saham Bursa adalah saham PT Bursa Efek Indonesia.

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

BAB 1 KETENTUAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Daftar Isi Peraturan Jasa Kustodian Sentral

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KSEI NOMOR VI-B TENTANG BIAYA LAYANAN JASA SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DI KSEI

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKSI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA Nomor : KEP-016/DIR/KSEI/1209 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN JASA KUSTODIAN SENTRAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 48/PM/1997 TENTANG REKENING EFEK PADA KUSTODIAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

PERATURAN NOMOR III-H: TENTANG PELELANGAN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BURSA

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK TIDAK DIJAMIN DAN TRANSAKSI DIPISAHKAN ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy

Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/19/PBI/2005 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 3 /PBI/1999 TENTANG

Peraturan KSEI No. I-B Tentang Rekening Efek Utama (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0036/DIR/KSEI/0816 tanggal 25 Agustus 2016)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGOTA KLIRING YANG MENDAPATKAN JASA LAYANAN KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA DAN OPSI

Peraturan KSEI No. I-C Tentang Sub Rekening Efek (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP- 0029/DIR/KSEI/1217 tanggal 22 Desember 2017)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN NOMOR VI.A.3 : REKENING EFEK PADA KUSTODIAN Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep- /PM/1997 Tanggal : Desember

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SYARAT DAN KETENTUAN PERMOHONAN TRANSAKSI REKSA DANA

PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK

PERATURAN KSEI NOMOR IV-D TENTANG CORPORATE ACTION UNTUK EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR / POJK.04 / 2016 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN,

!"#$#%&'#(&)*%*(%+#(&,*$-./.(#(&%$#(!#)!0&$*)!#&'#(#&

PERATURAN KSEI NOMOR III-D TENTANG PENYIMPANAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

BAB 2 PENDAFTARAN EFEK DI KSEI

Kamus Istilah Pasar Modal

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN Ditetapkan tanggal 17 Juli 2007 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SYARAT DAN KETENTUAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/24/PBI/2015 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/2 /PBI/2000 TENTANG PENATAUSAHAAN DAN PERDAGANGAN OBLIGASI PEMERINTAH GUBERNUR BANK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG

PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB 4 PENYIMPANAN UNTUK BERSIFAT UTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 3 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA. Nomor : Kep-00405/BEI/ Perihal : Pelaporan Transaksi Efek Melalui Centralized Trading

1. Anggota Bursa adalah perusahaan efek yang telah memperoleh persetujuan keanggotaan Bursa untuk melakukan perdagangan Efek di Bursa.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

PERATURAN NOMOR IX.H.1 : PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANOKWARI,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 28 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL TENTANG PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG

Transkripsi:

LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal : 13-05-2005 Diubah dengan: Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-004/DIR/KPEI/0806 Tanggal : 09-08-2006 PERATURAN NOMOR: V-1 KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK BERSIFAT UTANG 1. DEFINISI a) Kecuali diberi pengertian lain secara khusus, maka semua kata atau istilah yang disebutkan dalam peraturan ini mempunyai arti yang sama sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. b) Dalam peraturan ini, yang dimaksud dengan: (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) Agen Setelmen adalah pemegang rekening KSEI yang ditunjuk AK- EBU untuk menyerahkan dan/atau menerima dana dan/atau Efek Bersifat Utang berkenaan dengan transaksi Efek Bersifat Utang yang dilakukan AK-EBU. Agunan adalah aktiva yang disetor AK-EBU kepada KPEI untuk kepentingan penyelesaian transaksi Efek Bersifat Utang. Agunan Bebas adalah Agunan yang dapat digunakan sebagai dasar penghitungan Batasan Transaksi. Anggota Kliring Efek Bersifat Utang (AK-EBU) adalah Anggota Bursa Efek yang memenuhi ketentuan dan persyaratan KPEI untuk mendapatkan layanan jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Efek Bersifat Utang. Batasan Transaksi adalah nilai yang ditetapkan KPEI sebagai batas maksimum bagi AK-EBU untuk melakukan transaksi Efek Bersifat Utang. Bursa Efek adalah PT Bursa Efek Surabaya atau pihak lain yang mendapatkan izin dari Bapepam dan LK untuk menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk perdagangan Efek Bersifat Utang. Efek Bersifat Utang adalah Efek Bersifat Utang tanpa warkat yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek. Force Majeure adalah peristiwa dan/atau keadaan yang terjadi Peraturan No V-1 halaman 1 dari 10

karena diluar kehendak dan kemampuan Bursa Efek dan/atau KPEI dan/atau KSEI yang mengakibatkan sistem utama Bursa Efek dan/atau KPEI dan/atau KSEI tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan/atau keadaan dimana termasuk tetapi tidak terbatas pada perang baik yang dinyatakan secara resmi maupun tidak resmi, pemberontakan, kebakaran, banjir, gempa bumi, huru hara, sabotase, pemogokan, dan peristiwa atau keadaan lainnya yang sejenis. (ix) (x) (xi) (xii) (xiii) (xiv) (xv) (xvi) (xvii) Gagal adalah tidak dipenuhinya sebagian atau seluruh kewajiban AK-EBU untuk melakukan pembayaran sejumlah dana dan/atau penyerahan Efek Bersifat Utang kepada KPEI atau tidak dapat dijalankannya instruksi DvP atau RvP dari AK-EBU dan/atau Agen Setelmen. Kliring adalah proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari transaksi Efek Bersifat Utang. KSEI adalah PT Kustodian Sentral Efek Indonesia yang menjalankan fungsi sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Netting adalah kegiatan Kliring yang dilakukan KPEI yang menimbulkan hak dan/atau kewajiban bersih atas dana setiap AK- EBU. NPF (Nilai Penyelesaian Final) adalah kompensasi kegagalan yang dihitung dari nilai tertinggi yang terjadi antara: - 2,5% X Nilai Nominal; atau - Nilai Absolut (WAP Konsolidasi - Harga Transaksi) X Nilai Nominal Per-Transaksi adalah kegiatan Kliring yang dilakukan KPEI atas setiap transaksi Efek Bersifat Utang yang menimbulkan hak dan/atau kewajiban Efek Bersifat Utang dan/atau dana setiap AK-EBU. Rekening Penyelesaian Efek Bersifat Utang KPEI adalah rekening KPEI di KSEI untuk penyelesaian transaksi Efek Bersifat Utang. Tanggal Penyelesaian adalah Hari Bursa yang ditentukan oleh Bursa Efek atau AK-EBU untuk menyelesaikan transaksi Efek Bersifat Utang. Wakil AK-EBU adalah orang yang ditunjuk oleh AK-EBU untuk mewakili dalam pengurusan administrasi berkaitan dengan transaksi Efek Bersifat Utang. 2. JENIS LAYANAN JASA Dalam memberikan jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Efek Bersifat Utang, KPEI melakukan hal-hal sebagai berikut: a) Melakukan Netting dan/atau Per-Transaksi atas transaksi Efek Bersifat Utang yang dilakukan AK-EBU di Bursa Efek; b) Mengkoordinasikan proses penyelesaian atas transaksi Efek Bersifat Utang dengan KSEI; Peraturan No V-1 halaman 2 dari 10

c) Menerima pembayaran sejumlah dana dari AK-EBU dan/atau Agen Setelmen; d) Menerima penyerahan Efek Bersifat Utang dari AK-EBU dan/atau Agen Setelmen; e) Menyerahkan sejumlah dana kepada AK-EBU dan/atau Agen Setelmen; f) Menyerahkan Efek Bersifat Utang kepada AK-EBU dan/atau Agen Setelmen; g) Meminta dan memperoleh keterangan AK-EBU, sehubungan dengan hal-hal berikut tetapi tidak terbatas pada: i) Posisi Keuangan/Laporan Keuangan; ii) Spesimen tanda tangan; iii) Alamat perusahaan; iv) Identitas pengurus perseroan; v) Status Rekening di KSEI; vi) Mutasi Rekening di KSEI. h) Menahan hak-hak AK-EBU dalam hal terjadinya pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan ini; i) Khusus dalam menjalankan fungsi Penjaminan Penyelesaian Transaksi Efek Bersifat Utang, KPEI dapat meminta KSEI untuk memblokir, mencabut pemblokiran, mendebet dan/atau mengkredit rekening-rekening AK-EBU; j) Meminta Bursa Efek untuk melakukan suspen atau mencabut suspen terhadap AK-EBU; k) Mengambil tindakan lain yang diperlukan untuk menjaga ketertiban dan kelancaran Kliring dalam hal terjadi sesuatu yang menyebabkan penyelesaian transaksi Efek Bersifat Utang tidak dapat dilakukan secara normal. 3. BIAYA LAYANAN JASA KLIRING DAN PENJAMINAN a) Biaya Layanan Jasa Kliring dan Penjaminan yang dikenakan pada setiap transaksi Efek Bersifat Utang adalah sebesar 30% (tiga puluh perseratus) dari biaya transaksi yang dikutip oleh Bursa Efek. b) Pajak-pajak yang timbul wajib ditanggung oleh AK-EBU. c) Kewajiban pembayaran biaya layanan jasa wajib disetor oleh AK-EBU ke rekening KPEI selambat-lambatnya pada hari ke-12 bulan berikutnya. 4. ANGGOTA KLIRING EFEK BERSIFAT UTANG (AK-EBU) a) Anggota Bursa yang dapat menjadi AK-EBU adalah Anggota Bursa Efek yang berdasarkan penilaian KPEI terutama dari segi risiko kredit laik dan dapat disetujui untuk menjadi AK-EBU. b) Ketentuan dan persyaratan untuk menjadi AK-EBU, adalah sebagai berikut: i) Menandatangani perjanjian keanggotaan dan menyerahkan Aplikasi Pendaftaran AK-EBU; ii) Menyerahkan kepada KPEI: Peraturan No V-1 halaman 3 dari 10

(a) anggaran dasar perusahaan beserta perubahan-perubahannya; (b) laporan keuangan terakhir beserta dokumen yang mendukungnya. iii) Menyerahkan contoh cap perusahaan, tanda tangan direksi, tanda tangan komisaris (jika perlu, sesuai ketentuan anggaran dasar/akta pendirian pemohon), dan tanda tangan pejabat yang berwenang menandatangani dokumen yang terkait dengan kegiatan Kliring; iv) Menyampaikan dokumen pernyataan kesediaan untuk: (a) Membayar Dana Jaminan yang tata caranya ditetapkan oleh KPEI; (b) Memberikan persetujuan kepada KPEI untuk memperoleh keterangan dan/atau dokumen yang dianggap perlu oleh KPEI dari Bursa Efek, KSEI dan/atau Bank Pembayaran mengenai informasi yang berkaitan dengan kegiatan AK-EBU tersebut; (c) Memberikan persetujuan kepada KPEI untuk menahan hak dari AK-EBU yang bersangkutan dan menggunakannya untuk keperluan penyelesaian transaksi Efek Bersifat Utang dalam hal AK-EBU tidak memenuhi kewajibannya kepada KPEI; (d) Setuju memberikan keterangan berkaitan dengan pelayanan jasa KPEI v) Mengagunkan harta kekayaan AK-EBU yang jenis, jumlah dan tata caranya ditetapkan oleh KPEI; vi) Bertanggung jawab atas kebenaran semua keterangan yang diberikan kepada KPEI; vii) Menunjuk sekurang-kurangnya 2 (dua) Wakil AK-EBU yang telah memenuhi ketentuan dan persyaratan KPEI; c) Bagi Anggota Bursa Efek yang telah dan masih menjadi Anggota Kliring hanya wajib melengkapi persyaratan pada angka 4 huruf b) i). d) Hak dan Kewajiban AK-EBU antara lain sebagai berikut: i) Setiap AK-EBU berhak menggunakan sarana yang disediakan KPEI untuk kepentingan AK-EBU sesuai Peraturan KPEI; ii) Setiap AK-EBU berhak mendapatkan laporan dan informasi yang disediakan KPEI; iii) Setiap AK-EBU wajib mengetahui serta tunduk dan terikat pada iv) Peraturan KPEI; Setiap AK-EBU wajib bertanggung jawab terhadap pemenuhan kewajiban yang timbul dari setiap transaksi Efek Bersifat Utang yang dilakukan; v) Setiap AK-EBU wajib melaporkan kepada KPEI atas setiap perubahan data perusahaannya, termasuk tetapi tidak terbatas pada perubahan pemegang saham utama, perubahan modal disetor, keputusan rapat umum pemegang saham, perubahan anggaran dasar, susunan pengurus, alamat perusahaan, status perusahaan dan permasalahan perdata atau permasalahan lainnya antara AK-EBU dimaksud dengan nasabahnya atau pihak lain yang dapat mempengaruhi kemampuan kinerja perusahaannya, selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Bursa sejak terjadinya perubahan; dan vi) AK-EBU wajib bertanggung jawab penuh secara finansial atas segala tindakan Wakil AK-EBU. 5. DANA JAMINAN a) Besarnya Dana Jaminan yang dipungut dari setiap transaksi Efek Bersifat Utang sesuai peraturan Bapepam dan LK tentang Dana Jaminan. Peraturan No V-1 halaman 4 dari 10

b) Kewajiban pembayaran Dana Jaminan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan angka 5 huruf a) di atas wajib disetor oleh AK-EBU ke Rekening KPEI setiap bulan selambat-lambatnya pada hari kalender ke-12 bulan berikutnya. c) Dana Jaminan dibukukan secara terpisah oleh KPEI. d) Dana Jaminan dikelola dan diadministrasikan oleh KPEI untuk melakukan fungsi Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa. e) AK-EBU yang tidak menyetor Dana Jaminan dikenakan sanksi sesuai ketentuan angka 11 serta dilaporkan kepada Bursa Efek. f) Kewajiban pengembalian atas penggunaan Dana Jaminan untuk kepentingan AK-EBU Gagal tetap melekat dan wajib diselesaikan AK-EBU yang bersangkutan. g) Pengelolaan dan penggunaan Dana Jaminan dilaporkan secara berkala oleh KPEI kepada Bapepam dan LK. 6. AGUNAN a) Agunan merupakan salah satu komponen dalam penghitungan Batasan Transaksi. b) AK-EBU dapat menambah Batasan Transaksi dengan menyetor Agunan; c) Agunan dapat berupa: i) Kas dan/atau setara kas; ii) Efek; iii) Bank Garansi; dan/atau iv) Surat berharga lainnya. d) Dalam hal AK-EBU mengalami potensi kerugian melebihi nilai Agunan, maka AK-EBU wajib menyetor tambahan Agunan. e) AK-EBU dapat menarik Agunan Bebas dengan mengajukan permohonan penarikan Agunan kepada KPEI. KPEI mengembalikan Agunan tersebut kepada AK-EBU dengan mempertimbangkan ketersediaan Agunan Bebas. 7. KLIRING TRANSAKSI EFEK BERSIFAT UTANG a) Kegiatan Kliring dilakukan secara Netting dan/atau Per-Transaksi. b) Netting hanya dapat dilakukan terhadap transaksi yang Tanggal Penyelesaiannya jatuh pada Hari Bursa yang sama. c) Dokumen yang dihasilkan dalam kegiatan Kliring adalah Dokumen Kliring dalam bentuk elektronik yang terdiri dari: i) Daftar Hasil Kliring Efek Bersifat Utang (DHK-EBU), yaitu dokumen yang memuat perincian hak dan kewajiban Efek Bersifat Utang dan/atau dana masing-masing AK-EBU; ii) Laporan Penyelesaian Transaksi Efek Bersifat Utang (LPT-EBU), Peraturan No V-1 halaman 5 dari 10

yaitu dokumen yang memuat status pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing AK-EBU. d) DHK-EBU sebagaimana dimaksud pada angka 7 huruf c) i) di atas merupakan dokumen tagihan KPEI kepada AK-EBU dalam rangka pemenuhan kewajiban. e) Proses dan kegiatan Kliring dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: i) Berdasarkan Daftar Transaksi Efek Bersifat Utang yang diterbitkan Bursa Efek, KPEI menghitung hak dan kewajiban masing-masing AK-EBU. ii) Hasil penghitungan sebagaimana dimaksud pada angka 7 huruf e) i) dituangkan dalam DHK-EBU dalam bentuk elektronik pada Hari Bursa dilaksanakannya transaksi Efek Bersifat Utang (T+0) pukul 19.00 WIB. iii) Berdasarkan DHK-EBU tersebut, selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Bursa sebelum Tanggal Penyelesaian (S-1) pukul 14.00 WIB, AK- EBU wajib menyampaikan konfirmasi kepada KPEI secara elektronik. iv) Konfirmasi sebagaimana dimaksud pada angka 7 huruf e) iii) di atas, memuat antara lain: i) alokasi atas transaksi yang dilakukan; ii) nama pihak; iii) nilai penyelesaian; iv) jenis Kliring; v) informasi pajak; atau vi) Agen Setelmen yang ditunjuk (jika ada). v) Berdasarkan konfirmasi AK-EBU tersebut pada angka 7 huruf e) iii) di atas, KPEI menerbitkan DHK-EBU yang telah disesuaikan dengan konfirmasi dimaksud selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Bursa sebelum Tanggal Penyelesaian (S-1) pukul 14.15 WIB. vi) Apabila berdasarkan konfirmasi yang disampaikan AK-EBU kepada KPEI yang dituangkan dalam DHK-EBU sebagaimana dimaksud pada angka 7 huruf e) v) di atas menyatakan bahwa penyelesaian dilakukan oleh Agen Setelmen, maka DHK-EBU tersebut wajib mendapatkan afirmasi dari Agen Setelmen yang ditunjuk AK-EBU. Afirmasi Agen Setelmen disampaikan secara elektronik kepada KPEI selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Bursa sebelum Tanggal Penyelesaian (S-1) pukul 16.00 WIB. vii) Apabila Agen Setelmen menolak atau tidak menyampaikan afirmasi terhadap DHK-EBU sebagaimana dimaksud pada angka 7 huruf e) vi) di atas, maka AK-EBU wajib melakukan alokasi dan menyelesaikan transaksi Efek Bersifat Utang yang dilakukannya. viii) Setelah menerima afirmasi dari Agen Setelmen sebagaimana dimaksud pada angka 7 huruf e) vi) atau penolakan sebagaimana dimaksud pada angka 7 huruf e) vii), KPEI melakukan penyesuaian terhadap DHK-EBU dengan menerbitkan DHK-EBU terakhir. 8. PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN a) Pemenuhan hak dan/atau kewajiban AK-EBU dilakukan pada Tanggal Penyelesaian yang jatuh pada: i) Hari Bursa ke-2 setelah terjadinya transaksi (T+2) untuk Pasar Reguler; atau ii) Hari Bursa ke-1 (T+1) sampai dengan Hari Bursa ke-7 (T+7) setelah Peraturan No V-1 halaman 6 dari 10

terjadinya transaksi yang ditetapkan oleh AK-EBU sebagai Tanggal Penyelesaian untuk Pasar Negosiasi. b) Pemenuhan hak dan/atau kewajiban AK-EBU dilakukan berdasarkan sistem Kliring yang diterapkan pada transaksi Efek Bersifat Utang tersebut, sebagai berikut: i) Apabila AK-EBU memilih Netting, maka pemenuhan kewajiban AK- EBU dilakukan dengan menyetorkan Efek Bersifat Utang dan/atau dana ke Rekening Penyelesaian Efek Bersifat Utang KPEI selambatlambatnya pada Tanggal Penyelesaian pukul 12.00 WIB; Sedangkan pemenuhan hak AK-EBU dilakukan KPEI dengan menyetorkan Efek Bersifat Utang dan/atau dana ke Rekening Efek AK-EBU dan/atau Rekening Efek Agen Setelmen selambat-lambatnya pada Tanggal Penyelesaian pukul 15.00 WIB; ii) Apabila AK-EBU memilih Per-Transaksi, maka pemenuhan hak dan/atau kewajiban AK-EBU dilakukan dengan menyediakan Efek Bersifat Utang dan/atau dana di Rekening Efek AK-EBU dan/atau Rekening Efek Agen Setelmen dilengkapi dengan instruksi DvP (Delivery versus Payment) atau RvP (Receive versus Payment) selambat-lambatnya pada Tanggal Penyelesaian pukul 15.00 WIB; iii) Dalam hal pemenuhan kewajiban tidak dapat dilakukan secara Netting sebagaimana dimaksud pada angka 8 huruf b) i) di atas, maka pemenuhan hak dan/atau kewajiban AK-EBU dilakukan secara Per- Transaksi selambat-lambatnya pukul 15.00 WIB. c) Dalam hal pemenuhan kewajiban AK-EBU tidak dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan angka 8 huruf b) di atas, maka AK-EBU dinyatakan Gagal. d) Apabila terjadi Gagal, KPEI meminta KSEI untuk membatalkan instruksi penyelesaian yang terkait dengan kegagalan tersebut. e) Apabila terjadi Gagal sebagaimana dimaksud pada ketentuan angka 8 huruf c) di atas, maka berlaku ketentuan angka 10 tentang Kegagalan Pemenuhan Hak dan Kewajiban dan Penanganannya dalam Peraturan ini. f) Setelah menerima laporan dari KSEI mengenai status pemenuhan kewajiban AK-EBU dan/atau Agen Setelmen sesuai DHK-EBU terakhir, KPEI menerbitkan LPT-EBU pada Tanggal Penyelesaian sesuai waktu yang ditetapkan KPEI. 9. ADMINISTRASI PAJAK a) KPEI melakukan penghitungan Pajak Penghasilan yang terkait dengan transaksi Efek Bersifat Utang sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. b) Penghitungan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada angka 9 huruf a) di atas dilakukan KPEI berdasarkan informasi yang disampaikan oleh AK- EBU atau Agen Setelmen. KPEI tidak bertanggung jawab atas kebenaran formil maupun materiil atas informasi pajak yang disampaikan kepada KPEI. c) KPEI melakukan pemotongan Pajak Penghasilan terhadap setiap transaksi Efek Bersifat Utang yang dilakukan AK-EBU untuk kepentingan AK-EBU sendiri dan setiap transaksi Efek Bersifat Utang yang melibatkan Agen Setelmen, sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku. Pajak Penghasilan Peraturan No V-1 halaman 7 dari 10

tersebut dikembalikan kepada pihak yang berstatus sebagai pemotong pada Hari Bursa yang sama dengan Hari Bursa dilakukannya pemotongan Pajak Penghasilan tersebut. 10. KEGAGALAN PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN DAN PENANGANANNYA a) Apabila sampai dengan pukul 15.00 WIB Tanggal Penyelesaian (S+0) AK- EBU atau Agen Setelmen yang ditunjuk AK-EBU tidak memenuhi kewajiban sesuai DHK-EBU terakhir, maka AK-EBU yang bersangkutan dinyatakan Gagal. Selanjutnya KPEI melaporkan kegagalan tersebut kepada Bursa Efek. b) AK-EBU Gagal dapat menyampaikan permohonan renegosiasi kepada AK- EBU lawan transaksinya yang telah memenuhi kewajiban, selambatlambatnya Tanggal Penyelesaian (S+0) pukul 17.00 WIB. c) Apabila permohonan renegosiasi tersebut diterima, maka AK-EBU Gagal wajib menyelesaikan kewajibannya selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Bursa setelah Tanggal Penyelesaian (S+1) pukul 12.00 WIB. d) Apabila AK-EBU Gagal tidak mengajukan permohonan renegosiasi atau permohonan renegosiasi sebagaimana dimaksud pada ketentuan angka 10 huruf b) di atas tidak diterima, maka AK-EBU Gagal dikenakan NPF dan wajib diselesaikan selambat-lambatnya Hari Bursa berikutnya pukul 12.00 WIB. e) Apabila AK-EBU Gagal tetap tidak menyelesaikan kewajibannya setelah proses renegosiasi, maka AK-EBU Gagal dikenakan NPF dan wajib diselesaikan pada Hari Bursa berikutnya selambat-lambatnya pukul 13.00 WIB. f) Dalam hal kegagalan penyelesaian jatuh pada Hari Bursa, yang pada hari itu Efek Bersifat Utang dimaksud sudah tidak tersedia lagi karena Emiten melakukan pelunasan atas Efek Bersifat Utang dan atau tindakan-tindakan lainnya, maka AK-EBU Gagal dikenakan NPF dan wajib diselesaikan pada Hari Bursa yang sama selambat-lambatnya pukul 17.00 WIB. g) Apabila AK-EBU Gagal tidak menyelesaikan kewajiban NPF sesuai waktu yang ditetapkan, KPEI memberikan ganti rugi sebesar NPF kepada AK-EBU yang telah memenuhi kewajibannya. h) Apabila AK-EBU Gagal tidak menyelesaikan kewajiban NPF sesuai waktu yang ditetapkan, maka AK-EBU tersebut dikenakan denda per-hari kalender sebesar 0,25% (nol koma dua lima perseratus) dari nilai kewajiban AK-EBU Gagal. i) Kewajiban AK-EBU Gagal ditagihkan oleh KPEI dengan memperhitungkan seluruh hak yang akan diterima AK-EBU pada Hari Bursa berikutnya. j) Apabila AK-EBU mengalami Gagal karena proses renegosiasi tidak dilakukan maupun Gagal setelah dilakukannya proses renegosiasi, KPEI dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: i) menggunakan agunan AK-EBU; ii) menjual dan/atau mencairkan aktiva lain (tidak termasuk penyertaan AK-EBU pada Bursa Efek) yang diagunkan kepada KPEI; Peraturan No V-1 halaman 8 dari 10

iii) iv) dalam hal penggunaan agunan maupun aktiva lain sebagaimana dimaksud pada Angka 10 huruf j) i) dan ii) di atas tidak mencukupi untuk memenuhi kewajiban kepada KPEI, KPEI berhak menjual saham Bursa Efek milik AK-EBU Gagal; dalam hal proses penjualan saham Bursa Efek milik AK-EBU Gagal dimulai, KPEI dapat mengajukan tuntutan pailit atas AK-EBU Gagal melalui Bapepam dan LK. k) Seluruh biaya yang timbul berkenaan dengan penanganan kegagalan AK-EBU Gagal sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab AK-EBU Gagal. 11. PELANGGARAN DAN SANKSI BAGI AK-EBU a) Pelanggaran adalah tindakan atau kegiatan AK-EBU yang dilakukan tidak sesuai dengan Peraturan KPEI berkaitan dengan pelaksanaan jasa-jasa KPEI. b) Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada angka 11 huruf a) di atas, antara lain dan tidak terbatas pada: i) Belum melunasi Dana Jaminan berikut denda; ii) Belum melunasi biaya layanan jasa Kliring; iii) Tidak membayar NPF dan/atau denda; iv) Tidak memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh KPEI. c) Tindakan atau sanksi yang dikenakan oleh KPEI kepada AK-EBU meliputi: i) Teguran Tertulis; ii) Peringatan Tertulis ditambah biaya administrasi; iii) Denda; iv) Skorsing (tidak mendapat layanan jasa dari KPEI); v) Pencabutan persetujuan sebagai AK-EBU. d) Sanksi-sanksi sebagaimana dimaksud pada angka 11 huruf c) di atas dapat dikenakan secara bertahap maupun secara langsung tanpa melalui tahapan dan dalam hal yang demikian sanksi-sanksi tersebut hanya merupakan petunjuk mengenai jenis sanksi yang dapat dikenakan oleh KPEI kepada AK-EBU yang melanggar peraturan KPEI. e) Selain sanksi-sanksi yang dapat dikenakan kepada AK-EBU sebagaimana dimaksud pada angka 11 huruf c) di atas, KPEI berwenang mengumumkan AK-EBU yang melakukan pelanggaran, baik melalui pengumuman yang diterbitkan KPEI maupun media massa, baik cetak maupun elektronik. f) Sanksi Peringatan Tertulis sebagaimana dimaksud dalam angka 11 huruf c) ii) di atas, dikenakan dengan ketentuan sebagai berikut: i) Peringatan Tertulis Pertama ditambah biaya administrasi sebanyakbanyaknya Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu Rupiah) dan/atau mengenakan pembatasan transaksi melalui Bursa Efek kepada AK- EBU yang bersangkutan paling lama 5 (lima) Hari Bursa. ii) Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak diterbitkannya Peringatan Tertulis Pertama, AK-EBU melakukan pelanggaran, KPEI menerbitkan Peringatan Tertulis Kedua ditambah dengan biaya administrasi sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dan/atau mengusulkan kepada Bursa Efek untuk melakukan suspen atas izin perdagangan Efek Bersifat Utang terhadap AK-EBU yang bersangkutan paling lama 10 (sepuluh) Hari Bursa. iii) Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak diterbitkannya Peraturan No V-1 halaman 9 dari 10

Peringatan Tertulis Kedua, AK-EBU melakukan pelanggaran, KPEI menerbitkan sanksi Peringatan Tertulis Ketiga ditambah dengan biaya administrasi sebanyak-banyaknya Rp. 100.000.000,- (seratus juta Rupiah), dan KPEI berhak mengusulkan kepada Bursa Efek untuk melakukan pencabutan izin perdagangan Efek Bersifat Utang terhadap AK-EBU yang bersangkutan. g) Dalam hal AK-EBU dikenakan biaya administrasi sebagaimana dimaksud dalam angka 11 huruf f) di atas, maka biaya administrasi tersebut wajib segera disetorkan ke rekening KPEI selambat-lambatnya 4 (empat) Hari Bursa sejak biaya administrasi dijatuhkan oleh KPEI. h) Dalam hal AK-EBU tidak membayar biaya administrasi dalam jangka waktu yang ditetapkan, maka AK-EBU yang bersangkutan dikenakan sanksi skorsing oleh KPEI dan ditambah dengan denda keterlambatan sebesar 1% (satu perseratus) dari besarnya biaya administrasi yang dikenakan untuk setiap hari kalender keterlambatan. i) Dalam hal AK-EBU dikenai sanksi denda, maka denda tersebut harus disetorkan ke rekening KPEI selambat-lambatnya Hari Bursa berikutnya sejak sanksi denda dijatuhkan. j) Dalam hal AK-EBU dikenai sanksi pencabutan izin perdagangan Efek Bersifat Utang oleh Bursa Efek, maka tindakan tersebut akan diikuti dengan pencabutan persetujuan sebagai AK-EBU. k) Pencabutan izin perdagangan Efek Bersifat Utang oleh Bursa Efek dan/atau Keanggotaan Kliring AK-EBU tidak menghilangkan tanggung jawab AK- EBU untuk menyelesaikan semua kewajibannya terhadap AK-EBU lainnya, KPEI, dan/atau pihak lainnya sesuai ketentuan-ketentuan perundangundangan yang berlaku. l) Apabila setelah pencabutan tersebut masih terdapat kewajiban AK-EBU, maka berdasarkan peraturan ini KPEI berwenang untuk menjual harta kekayaan yang ada dalam penguasaan KPEI termasuk saham atau penyertaannya pada Bursa Efek guna melunasi kewajiban tersebut. m) AK-EBU yang berkeberatan terhadap sanksi yang dikenakan kepadanya dapat mengajukan keberatan kepada Bapepam dan LK selambat-lambatnya dalam jangka waktu 10 (sepuluh) Hari Bursa terhitung sejak sanksi tersebut mulai berlaku. Peraturan No V-1 halaman 10 dari 10

n) Apabila keberatan atas pengenaan sanksi tersebut ditolak oleh Bapepam dan LK, maka sanksi tetap dilaksanakan sedangkan apabila keberatan tersebut diterima oleh Bapepam dan LK, maka sanksi dimaksud akan dicabut atau diperbaiki sesuai dengan keputusan Bapepam dan LK. Pencabutan atau perbaikan sanksi tersebut diumumkan oleh KPEI. Ditetapkan di Jakarta, tanggal 09-08-2006 Inarno Djajadi Direktur Utama Hoesen Direktur Peraturan No V-1 halaman 11 dari 10