48 BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausal komparatif (causal comparative research), yaitu jenis penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:119). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan industri pakan ternak yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 4 perusahaan yang terdiri atas PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT. Malindo Feedmill Tbk, PT. Sierad Produce Tbk dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. 3.2 Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan area sampling (cluster sampling) merupakan teknik sampling dengan mengambil sampel dari suatu populasi yang luas yang kemudian dipersempit dengan suatu ktiteria tertentu (Sugiyono, 2012:65). Kriteria kriteria pengambilan sampel yang dipergunakan adalah sebagai berikut: 34
49 1. Perusahaan pakan ternak terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dimana merupakan perusahaan yang sudah go public di Indonesia. 2. Perusahaan pakan ternak menerbitkan laporan keuangan secara teratur pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Berdasarkan kriteria kriteria yang telah ditetapkan dalam pengambilan sampel, maka perusahaan pakan ternak yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia sebanyak tiga perusahaan, yaitu PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT. Malindo Feedmill Tbk, PT. Sierad Produce Tbk, dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. 3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini data dokumenter, adalah jenis data penelitian dalam bentuk laporan (Indriantoro dan Supomo, 2006:146). Data tersebut berupa laporan keuangan perusahaan industri pakan ternak tahun 2008-2012. 3.3.2 Sumber data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber data sekunder, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Supomo, 2006:147). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa data laporan
50 keuangan perusahaan industri ternak yang diperoleh dari Pojok Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya tahun 2008-2012. 3.3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan bagian dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan. Dalam rangka mendapat data dan informasi untuk penyusunan penelitian, teknik pengumpulan data melalui sumber data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memanfaatkan laporan keuangan perusahaan industri pakan ternak yang terdapat di Pojok Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya dari tahun 2008 2012. 3.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel 3.4.1 Variabel Menurut Sugiyono (2012:63) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Variabel independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent (Sugiyono, 2012:64). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan.
51 2. Variabel dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen (Sugiyono, 2012:64). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian adalah profitabilitas yang diproksi dengan return on asset 3.4.2 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel menurut Sugiyono (2009:32) adalah suatu pernyataan yang dapat mengartikan atau memberikan makna untuk suatu istilah atau konsep tertentu, sehingga tidak salah dimengerti. Definisi operasional variabel mengubah konsep atau variabel yang abstrak dengan kata-kata yang menggambarkan tingkah laku atau gejala yang dapat diamati, diuji, atau ditentukan kebenarannya oleh orang lain. 1. Perputaran kas (Cash turnover) Yaitu menunjukkan berapa kali uang kas berputar dalam satu periode (1 tahun) sampai menjadi uang kas kembali akibat adanya transaksi pada 4 (empat) perusahaan industri pakan ternak periode 2008-2012. Perputaran kas dihitung dengan cara membandingkan penjualan bersih dengan rata-rata kas yang merupakan hasil dari saldo awal ditambah saldo akhir perusahaan dibagi dua. Dalam penelitian ini, perputaran kas menjadi variabel (X 1 ) dengan rumus: Perputaran Penjualan kas...kali Rata Rata Kas 2. Perputaran piutang (Receivable turnover) Yaitu kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam satu periode tertentu melalui penjualan pada 4 (empat) perusahaan industri pakan ternak periode 2008-2012. Perputaran piutang dihitung dengan cara membandingkan penjualan dengan rata-rata piutang yang merupakan hasil dari
52 saldo awal ditambah saldo piutang akhir perusahaan dibagi dua. Perputaran piutang menjadi variabel (X 2 ) dengan rumus: Perputaran Penjualan piutang...kali Rata Rata Piutang 3. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Yaitu kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam satu periode tertentu pada 4 (empat) perusahaan industri pakan ternak periode 2008-2012. Perputaran persediaan dihitung dengan cara membandingkan harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan yang merupakan hasil dari saldo awal ditambah saldo persediaan akhir perusahaan dibagi dua. Perputaran persediaan menjadi variabel (X 3 ) dengan rumus: Perputaran Harga Pokok Penjualan persediaan Rata Rata Persediaan...kali 4. Profitabilitas (Y). Adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba yang berkaitan dengan hasil penjualan dan penggunaan sumber-sumber yang ada pada 4 (empat) perusahaan industri pakan ternak periode 2008-2012. Pengukuran variabelnya berdasarkan return on asset Dengan rumus: Return on asse t 3.5 Teknik Analisis Data Laba bersih setelah pajak Total Aktiva Teknik analisis data adalah metode yang digunakan untuk menganalisis/pengolahan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
53 teknik analisis kuantitatif, yaitu suatu analisis yang digunakan melalui suatu pengukuran yang berupa angka-angka dengan menggunakan metode statistik. Tahap analisis data dilakukan sebagai berikut: 3.5.1 Menghitung Variabel-variabel penelitian 1. Menghitung perputaran kas dengan rumus: Perputaran Penjualan kas...kali Rata Rata Kas 2. Menghitung perputaran piutang dengan rumus : Perputaran Penjualan piutang...kali Rata Rata Piutang 3. Menghitung perputaran persediaan dengan rumus : Perputaran Harga Pokok Penjualan persediaan Rata Rata Persediaan...kali 4. Menghitung profitabilitas dengan menggunakan rumus : Laba bersih setelah pajak Return on asset Totalasset 3.5.2 Menentukan regresi linier berganda Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2011:96). Menurut Sarwono (2006:79) regresi linier berganda mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier yang melibatkan dua variabel bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel tergantung. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dampak dari penggunaan analisis regresi, adalah untuk memutuskan apakah naik dan
54 menurunnya variabel independen (perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan) dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan variabel dependen (profitabilitas). Bentuk persamaan dari regresi linier berganda ini adalah: P = a + b 1 Pk + b 2 Pp + b 3 Pper + e Keterangan: P a = Profitabilitas = Konstanta b 1, b 2, b 3 = Koefisien regresi variabel bebas Pk Pp Pper e = Perputaran kas = Perputaran piutang = Perputaran persediaan = standar error. Setelah diketahui persamaan regresi maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat di tafsirkan berdasarkan atas nilai koefisien dari variabel bebas. Untuk mempermudah perhitungan regresi linier berganda di atas dihitung dengan menggunakan program SPSS 20. 3.5.3 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali (2011:160) ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan:
55 a. Analisis grafik, dengan melihat histogram yang membandingkan antara dua data observasi dengan distribusi normal, dan metode normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyabaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan: 1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji statistik, yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji ststistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan uji l-sample. Jika didapatkan angka signifikan jauh diatas 0,05 yang berarti nilai residual terdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi klasik, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dimana uji ini dihitung dengan menggunakan alat bantu komputer dengan menggunakan program SPSS 20. 2. Uji Multikolinearitas
56 Uji multikolineritas bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Deteksi multikolineritas dapat di deteksi dari output SPSS pada tabel Coefficients dengan suatu model (Ghozali, 2011:106). Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (TOL) tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance. 3. Uji Autokorelasi Bertujuan untuk menguji apakah dalam model linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Menurut Gozali (2011:110) Model regresi yang baik adalah regresi bebas dari autokorelasi. Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi adalah menggunakan uji Durbin-Waston. Dimana uji ini dihitung dengan menggunakan alat bantu SPSS. 4. Uji Heterokedastisitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika varians berbeda maka disebut
57 heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Deteksi adanya heteroskedastisitas yaitu: Deteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik; dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual dari (Y prediksi Y sebelumnya) yang telah di studentized. Dasar dalam pengambilan keputusan: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.5.4 Uji Kelayakan Model 1. Koefisien determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2011:97). Interpretasi: Jika R 2 mendekati 1 (semakin besar nilai R 2 ), menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan semakin kuat. Jika R 2 mendekati 0 (semakin kecil nilai R 2 ), menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan semakin lemah.
58 2. Uji F Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesis statistik Ho : b 1 = b 2 = b 3 = 0, berarti secara simultan variabel bebas (kas, piutang dan persediaan) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (profitabilitas). Ha : b 1 b 2 b 3 0, berarti secara simultan variabel bebas (kas, piutang dan persediaan) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (profitabilitas). b. Menetukan level of significant (α) Kebanyakan menggunakan α = 5% atau 0,05. Dengan degree of fredoom (df), df pembilang (numerator) = k 1, dan df penyebut (denominator) = n k. Maka F tabel = F 0,05 (k 1) : (n k). c. Menghitung bresarnya nilai F hitung sebagai berikut: F hit = 2 R / k 2 (1 R ) /( n k 1) Keterangan: F hit = F hitung R 2 = Koefisien determinasi berganda k = Jumlah variabel bebas
59 n = Jumlah data d. Menentukan keputusan H 0 diterima jika F hitung < F tabel, berarti variabel bebas (kas, piutang dan persediaan) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (profitabilitas). H 0 diterima jika F hitung > F tabel, berarti variabel bebas (kas, piutang dan persediaan) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (profitabilitas). e.penarikan kesimpulan 3.5.5 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis merupakan proses pembuatan keputusan yang menggunakan estimasi statistik sampel terhadap parameter populasinya, karena pengujian hipotesis, sebagai salah satu tujuan utama penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2006:214). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan SPSS. 1. Uji t Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Langkah langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesis statistik
60 Ho : b 1 = b 2 = b 3 = 0, berarti secara parsial variabel bebas (kas, piutang dan persediaan) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (profitabilitas). Ha : b 1 b 2 b 3 0, berarti secara parsial variabel bebas (kas, piutang dan persediaan) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (profitabilitas). b. Menetukan level of significant (α) Menetukan level of significant atau derajat signifikan (α) adalah 0,05 atau 5%. Dengan degree of fredoom (df), df = n k. Maka t hitung = t 0,05 : (n k). c. Menghitung besarnya nilai t hitung sebagai berikut: t = b S b Keterangan : b β = Bobot regresi = Konstanta Sb = Standart error koefisien regresi d. Menentukan keputusan H 0 diterima jika F hitung < F tabel, berarti variabel bebas (kas, piutang dan persediaan) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (profitabilitas).
61 H 0 diterima jika F hitung > F tabel, berarti variabel bebas (kas, piutang dan persediaan) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (profitabilitas). e.penarikan kesimpulan