BAB I PENDAHULUAN. tujuan mengupayakan penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. lagi bersifat lokal, tetapi menjadi global. Contohnya pada era ini masyarakat lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya suatu instansi maka akan semakin sulit pula perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi adalah Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu organisasi. Dalam setiap perusahan maupun dalam sebuah instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tertutup bagi dunia luar, tekhnologi informasi dan komunikasi telah merangsang

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, organisasi maupun dalam sebuah instansi pemerintah

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada jaman sekarang ini, banyak perusahaan berlomba-lomba mencari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medis dan melaksanakan pelayanan administratif. Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan faktor-faktor produksi yang terdiri dari sumber daya alam, sumber

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan dapat terwujud. Suatu perusahaan dapat maju ataupun hancur

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. operasional dari suatu organisasi. Keberhasilan dari tercapainya tujuan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu diperhatikan oleh suatu perusahaan, terlebih lagi dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme staf rumah sakit (Hasibuan, 2002). Sebuah RS. pencegahan, penyembuhan dan pemulihan bagi pelanggan (pasien dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembangnya dunia usaha, organisasi atau perusahaan berusaha untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ekonomi yang terus mengalami perubahan, maka

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang pesat membawa dampak pada persaingan usaha yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan berkurang. Menciptakan kepuasan kerja karyawan tidaklah mudah karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Tentang Klinik Bidan IIS JONI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. sedang menghadapi era globalisasi, dimana persaingan antar perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menimbulkan persaingan diantara pelaku-pelaku ekonomi akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia tidak diragukan lagi adalah aset utama perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

I. PENDAHULUAN. Tuntutan persaingan dalam pengelolalan kegiatan usaha dari lingkup organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dapat tercapai sesuai rencana. nampaknya sudah sangat urgent. Kebutuhan tenaga-tenaga terampil di dalam

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan

secara jelas sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik

BAB I PENDAHULUAN. Pada era yang modern seperti sekarang ini perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi. menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Dalam organisasi berskala

SS = Sangat Setuju (Skor 4) S = Setuju (Skor3) TS = Tidak Setuju (skor 2) STS = Sangat Tidak Setuju (Skor 1)

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. adalah Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. dan penyebaran teknologi baru yang semakin cepat. Perkembangan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan sebagian besar tenaga kerja manusia, namun masih banyak. sepenuhnya otomatis tersebut yaitu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi persaingan usaha, perusahaan dituntut untuk dapat

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memacu bangsa-bangsa di seluruh dunia untuk meningkatkan sumber daya

BAB 1 : PENDAHULUAN. sangat ditentukan oleh perilaku, sikap, motivasi, semangat, disiplin kepuasan kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. LAKIP RSUD dr. HASRI AINUN HABIBIE PROV GORONTALO 2016 I-1

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Rivai dan Basri, 2005:50)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan bagian integral dari seluruh sistem pelayanan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru

BAB I PENDAHULUAN. kemantapan, kemapanan, kesejahteraan, dan kepuasan. Bekerja bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif ini dapat diperoleh dengan memiliki sumber daya manusia. Perusahaan harus menyadari bahwa manusia pada dasarnya memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya berbagai penyakit, maka kebutuhan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin tajam, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat, karena rumah sakit memberikan pelayanan medik dengan tujuan mengupayakan penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) pasien. Rumah sakit dipandang sebagai usaha sosial dimasa lalu, dan kini sudah bergeser menjadi usaha sosial ekonomi. Konsumen yang mengkonsumsi jasa rumah sakit tidak berbeda dengan konsumen yang mengkonsumsi produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan bermotif laba. Manajemen rumah sakit telah berusaha mengubah paradigma manajemen mereka agar sikap dan tindakan mereka dalam menjalankan bisnis menjadi lebih efektif dan dapat bertahan hidup dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang telah berubah. Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan merupakan unit sosioekonomi, yang menjalankan pengelolaanya berdasarkan fungsi sosial dan ekonomi. Artinya dalam menjalankan manajemen RSUD Al Ihsan tetap menggunakan perhitungan ekonomi, dimana pekerjaan dilakukan secara profesional, efisien dan produktif tetapi tidak melupakan fungsi sosialnya bagi masyarakat. Pengelolaan menjadi lebih komplek, karena di satu sisi pihak manajemen dihadapkan pada situasi persaingan yang semakin ketat, sementara pada sisi yang lain RSUD Al Ihsan harus tetap menjalankan fungsi sosialnya. 1

2 Implementasi dalam menjalankan fungsi sosialnya, RSUD Al Ihsan menyediakan fasilitas yang layak untuk melayani pasien yang kurang mampu, juga banyak melakukan aktifitas bakti sosial bagi masyarakat yang membutuhkan seperti khitanan masal, pengobatan gratis, bantuan penanggulangan bencana dan lain-lain. Sebagai Rumah Sakit rujukan nomor satu provinsi Jawa Barat di Kabupaten Bnadung, RSUD Al Ihsan diharapkan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Dalam kaitan itu, pimpinan dan karyawan mulai memikirkan cara-cara yang benar dalam berkarya atau bekerja untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Bagaimanapun pelayanan rumah sakit sangat erat kaitannya dengan jasa manusia. Peralatan medis tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya sumber daya manusia yang profesional. Sumber daya manusia atau karyawan merupakan faktor yang menentukan dalam menggerakkan aktivitas perusahaan, dalam hal ini salah satunya adalah perawat. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 menyatakan bahwa Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keparawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit. Bahkan di rumah sakit pelayanan keperawatan adalah penghasil aktivitas terbesar sehingga dapat mencerminkan mutu pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu, pengelolaan tenaga perawat perlu mendapat perhatian dari pimpinan rumah sakit. Mengingat tenaga keperawatan sebagai aset penting di rumah sakit maka perlu adanya pemeliharaan hubungan baik antar karyawan. Satu hal yang patut

3 diperhatikan adalah kepuasan kerja yang mempengaruhi produktivitas dan prestasi kerja seseorang. Perawat di rumah sakit tidak hanya memberikan pelayanan kepada pasien tetapi mereka juga mengharapkan pelayanan dari pihak manajemen rumah sakit agar apa yang menjadi haknya dapat diterima dengan baik. Kepuasan kerja merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan dan suasana lingkungan kerja yang baik sedangkan kepuasan kerja di luar pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati di luar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari hasil kerjanya, agar dia dapat membeli kebutuhankebutuhannya. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasannya di luar pekerjaan lebih mempersoalkan balas jasa daripada pelaksanaan tugas-tugasnya. Ada beberapa macam faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan, pada dasarnya tingkat kepuasan kerja perawat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri perawat itu sendiri dan faktor dari luar diri perawat. Faktor dari dalam diri perawat antara lain pengetahuan dan keterampilan, kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya. Sedangkan faktor dari luar diri perawat yaitu beban kerja dan gaya kepemimpinan dalam organisasi yag sangat berperan dalam mempengaruhi kepuasan kerja perawat.

4 Kepuasan kerja perawat dinilai sangat penting keberadaannya bagi RSUD Al Ihsan, karena kepuasan kerja akan menunjang segala aktivitas selama bekerja. Melalui kepuasan kerja dapat diketahui kekurangan maupun kelebihan dari karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, serta sampai dimana keahlian dan kemampuan dalam bekerjanya. Karyawan yang memperoleh kepuasan kerja akan menghasilkan pekerjaan yang jauh lebih baik. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis berupa penyebaran kuesioner sementara kepada 15 perawat di Instalasi Rawat Jalan RSUD Al Ihsan, hasil observasi dapat dilihat bahwa persentase sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu pada pernyataan yang diajukan masih tinggi bila dibandingkan dengan persentase setuju dan sangat setuju. Hal ini mengindikasikan adanya permasalahan yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. Berikut penyelesaiannya lebih lanjut : Tabel 1.1 Hasil Survey Kepuasan Kerja di RSUD Al Ihsan NO Pertanyaan Tanggapan Responden (%) STS TS RR S SS 1. Gaji yang saya terima sesuai dengan tingkat pendidikan saya 13,3 33,3 33,3 33,3-2. Saya merasa puas dengan kondisi lingkungan 13,3 26,7 26,7 - - kerja 3. Saya merasa nyaman dan solid bekerja sama dengan rekan sekerja 6,7 26,7 40 20 6,7 4. Saya merasa atasan selalu memberikan 20 40 20 33,3 - bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian tugas 5. Saya merasa puas dengan tingkat tanggung 13,3 26,7 26.7 33,3 - jawab dalam pekerjaan yang saya emban 6. Saya merasa kesempatan saya untuk naik jabatan/promosi cukup besar 26,7 53,3 13,3 13,3 - Jumlah rata-rata 15,55 34,45 26,7 22,2 1,1 Sumber : Data kuesioner yang diolah

5 Berdasarkan hasil survey, pernyataan yang paling besar adalah pernyataan negatif atau kurang puas sebesar 50% secara akumulasi yaitu dari 15,55% pada pernyataan STS (Sangat Tidak Setuju), dan 34,45% pada pernyataan TS (Tidak Setuju), sedangkan pernyataan positif atau puas hanya sebesar 23,3% secara akumulasi yaitu dari 22,2% pada pernyataan S (Setuju) dan 1,1% pada pernyataan SS (Sangat Setuju), dan netral sebesar 26,7% pada pernyataan CS (Cukup Setuju). Dilihat dari jumlah tersebut maka kepuasan kerja pada Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan mendapatkan tanggapan yang kurang baik, sehingga menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat persentase paling besar dari faktor-faktor kepuasan kerja tersebut adalah promosi jabatan, yaitu sebesar 53,3% untuk TS (Tidak Setuju) dan 26,7% untuk STS (Sangat Tidak Setuju), maka dari itu promosi jabatan adalah faktor yang harus diperhatikan dalam mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Dalam hasil wawancara penulis dengan beberapa perawat Instalasi Rawat Jalan, terjadinya penurunan kepuasan kerja karyawan dikarenakan penilaian kinerja untuk promosi jabatan atau kenaiakan golongan yang dilakukan oleh RSUD Al Ihsan dinilai tidak adil karena tidak didasarkan pada kinerja atau senioritas (lama bekerja), tetapi hanya berdasarkan tingkat pendidikan. Sedangkan dalam hal lain, karyawan yang ingin megembangkan pendidikannya terpaksa tertunda, dikarenakan segi pembiayaan yang belum mencukupi. Hal ini diperkuat dengan teori penilaian kinerja dari Randall Schuller dalam Serdamayanti (2011:270), yang menjelaskan bahwa penilaian kinerja yang mendasarkan pada beberapa kriteria seperti sifat atau karakteristik individu,

6 bagaimana pekerjaan dilakukan dan apa yang telah dicapai oleh karyawan selama bekerja dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa perawat Instalasi Rawat Jalan dan juga dengan beberapa pegawai dibidang lain, menyatakan pada form penilaian tidak dicantumkan kriteria penilaian dan standar penialaian secara spesifikasi sehingga pegawai yang dinilai merasa adanya ketidak absahan dari penilaian tersebut karena tidak mengetahui secara spesifikaasi kriteia apa saja yang dinilai. Data penunjang lainnya yang didapatkan, selain melalui hasil observasi pada 15 perawat Instalasi Rawat Jalan RSUD Al ihsan dengan mengajukan kuesioner sementara, yaitu berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sub. Bagian SDM, yang dapat mengukur permasalahan yang terjadi di perusahaan adalah absensi. Penggunaan absensi dianggap tepat dalam mengukur tingkat kepuasan kerja karyawan karena dengan bentuk kehadiran seorang karyawan, akan dinilai dengan baik oleh manajemen dan merupakan data yang dapat menunjukan kepuasan kerja serta tingkat tanggung jawab karyawan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Sementara tingkat absensi yang kurang baik seperti masuk kerja atau masuk kantor terlambat, pulang kantor sebelum waktunya dan tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas dapat disimpulkan sebagai kurangnya kepuasan kerja karyawan yang bersangkutan. Berikut data absensi karyawan Intalasi Rawat Jalan RSUD Al Ihsan Kabupaten Bandung:

7 Gambar 1.1 Rekapitulasi Absensi Karyawan Intalasi Rawat Jalan RSUD Al Ihsan Januari - Maret Tahun 2016 Berdasarkan pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa rekapitulasi absensi dalam tiga bulan terakhir pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret untuk keterangan terlambat datang mengalami kenaikan dari 35% menjadi 41%. Pada keterangan pulang lebih awal mengalami kenaikan dari 23% dibulan Januari menjadi 41% di bualn Maret. Pada keterangan izin mengalami kenaikan dari 8% menjadi 15%. Dan pada keterangan tanpa keterangan mengalami kenaikan dari 5% dibulan Januari menjadi 10%. Karyawan-karyawan yang kurang puas cenderung tingkat ketidakhadiran (absensi) tinggi, sering tidak hadir kerja dengan alasan yang tidak logis dan subyektif. Dari hasil pengamatan dan analisis penulis, menunjukan bahwa diagram rekapitulasi absensi pada tahun 2016 menunjukan bahwa terdapat permasalahan kepuasan kerja karyawan, yang belum sesuai dengan harapan,

8 disebabkan adanya karyawan yang sering terlambat masuk kerja dan pulang sebelum waktunya. Kepuasan kerja merupakan masalah strategis, karena tidak terpenuhinya kepuasan kerja akan berdampak pada hasil kerja yang kurang baik, dengan kualitas rendah dan target tidak terpenuhi. Menciptakan kepuasan kerja karyawan tidaklah mudah karena kepuasan kerja tidak akan tercipta apabila variabelvariabel yang mempengaruhinya tidak berjalan dengan baik dan diterima oleh semua karyawan. Salah satu tugas perusahaan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawannya yaitu dengan dorongan atau memotivasi karyawan dalam bekerja. Motivasi kerja bisa timbul dan tenggelam, tidak selamanya kegairahan dalam bekerja bisa terus berada pada titik maksimal. Kadangkala seorang pekerja dapat mengalami penurunan kepuasan terhadap pekerjaan, hal ini diakibatkan karena kejenuhan dalam bekerja, atau bisa saja karena berbagai permasalahan yang dihadapinya. Seperti yang dikemukakan oleh McClelland dalam Anwar Prabu (2011), kebutuhan berprestasi yang rendah, kebutuhan kekuasaan, yang tinggi, dan kebutuhan berafiliasi yang rendah akan mempengaruhi motivasi kerja pegawai. Pada wawancara penulis terhadap beberapa karyawan di Instalasi Rawat Jalan RSUD Al Ihsan, bahwa selama masa kerjanya, tidak ada penghargaan terhadap kinerja apabila melebihi standar kerja, dengan tingkat pekerjaan karyawan yang cukup meningkat, menyebabkan karyawan tidak terdorong untuk memberikan segala upaya yang dimilikinya. Hal ini terlihat masih adanya karyawan yang meninggalkan pekerjaan pada waktu jam kerja untuk keperluan

9 pribadi. Karyawan cenderung bersikap pasif terhadap pekerjaan sehingga kurang menaati peraturan, dan kecepatan tugas masing-masing karyawan belum optimal. Sedangkan saat ini RSUD Al Ihsan merupakan Rumah Sakit rujukan pertama Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Bandung. Hal ini mengakibatkan bertambahnya pasien dari hari ke hari. Selain itu dengan adanya program pemerintah untuk kesehatan masyarakat atau BPJS, pasien semakin banyak dan pekerjaan perawat semakin padat. Dalam hal ini, perawat diharapakn untuk bekerja secara profesional untuk berorientasi pada pencapaian yang signifikan. Sedangkan disisi lain tidak adanya dukungan dari perusahaan terhadap kinerja perawat. Bagaimana pun perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di Rumah Sakit memegang peranan penting dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung pada partisipasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas bagi pasien. Rumah Sakit yang meimiliki kulaitas perawat yang baik akan menciptakan prestasi dan tujuan perusahaan dalam hal ini rumah sakit dapat tercapai secara signifikan. Berdasarkan uraian diatas dan data yang diperoleh terlihat betapa besarnya pengaruh penilaian kinerja dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini menjadi bahan pertimbangan bagi penulis untuk membahas masalah tersebut dengan menyusun dan melakukan penelitian yang berjudul PENGARUH PENILAIAN KINERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN DI KABUPATEN BANDUNG.

10 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Penelitian Identifikasi masalah dan rumusan masalah berkaitan dengan permasalahan-permasalahan dan fenomena yang terjadi dalam penelitian ini. Berdasarkan berbagai permasalahan-permasalahan tersebut pada latar belankang masalah, peneliti dapat mengidentifikasi masalah dan rumusan masalah sebagai berikut : 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui masalahmasalah yang terjadi dimana penulis menemukan : 1. Penialain Kinerja 1. Penilaian kinerja untuk promosi jabatan dinilai tidak obyektif karena hanya berdasarkan kriteria pendidikan saja. 2. Pada form penilaian kinerja tidak tercantum kriteria penilaian dan standar penilaian secara spesifikasi. 2. Motivasi Kerja 1. Karyawan tidak serius dalam melaksanakan pekerjaan yang diembannya karena tifak adanya penghargaan terhadap kinerjanya. 2. Karyawan tidak berorientasi pada pencapaian yang sifnifikan terhadap pekerjaaanya. 3. Kepuasan Kerja 1. Karyawan tidak puas dengan promosi jabatan atau kenaiakn golongan yang hanya berdasarkan tingkat pendidikan.

11 2. Karyawan banyak yang meninggalkan pekerjaan pada waktu jam kerja untuk keperluan pribadi. 3. Menurunnya tingkat kehadiran karyawan. 4. Meningkatnya karyawan yang terlambat masuk kerja. 3. Meningkatnya karyawan yang pulang kerja sebelum waktunya. 1.2.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana Penilaian Kinerja di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan di Kabupaten Bandung. 2. Bagaimana Motivasi Kerja di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan di Kabupaten Bandung. 3. Bagaimana Kepuasan Kerja Karyawan di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan di Kabupaten Bandung. 4. Seberapa besar pengaruh Penilaian Kinerja dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan di Kabupaten Bandung baik secara parsial maupun secara simultan. 1.3 Tujuan Penelitian Penulis melakukan penelitian ini untuk memperoleh data yang berhubungan dengan pengaruh penilaian kinerja dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Al-

12 Ihsan, dimana data tersebut akan digunakan sebagai bahan dalam penyusunan usulan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis : 1. Penilaian kinerja di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Al- Ihsan di Kabupaten Bandung. 2. Motivasi kerja di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Al- Ihsan di Kabupaten Bandung. 3. Tingkat Kepuasan kerja karyawan di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan di Kabupaten Bandung. 4. Besarnya pengaruh penilaian kinerja dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan baik secara simultan maupun parsial di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan di Kabupaten Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis 1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan penulis dan menambah ilmu, baik dalam teori maupun praktek. 2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar studi perbandingan dan referensi bagi penelitian yang sejenis. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi perusahaan Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan saran bagi perusahaan dalam usaha untuk memecahkan masalah

13 yang berhubungan dengan penilaian kinerja dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. 2. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan pengalaman tersendiri dan dapat dijadikan bahan studi perbandingan antara teori yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan dengan praktek atau kenyataan yang ada selama penelitian. 3. Bagi pihak lain Dapat dijadikan dasar sebagai sumber sumbangan pemikiran dalam penelitian di bidang yang sama, khususnya bidang Manajemen Sumber Daya Manusia.