BAB I PENDAHULUAN. dengan kita minum obat pahit, sangat diperlukan, tetapi benar-benar tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Matematis merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS

yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. solving), penalaran (reasoning), komunikasi (communication), koneksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

Senada dengan standar isi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, The National Council of Teachers of Mathematics

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang ilmu yang memiliki kedudukan penting

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PADA KOMPETENSI DASAR MENGHITUNG LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS, BALOK, PRISMA, DAN LIMAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang jika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Permendikbud nomor 58 tahun 2014 matematika merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang berkaitan dengan aljabar banyak ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika memegang peranan penting dalam semua aspek kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang perlu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sejak dahulu. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar mempunyai. maupun kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Hani Handayani, 2013

I. PENDAHULUAN. dirinya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sri Wahyuni, Tesis : Kemampuan Koneksi Matematika siswa SMP dalam Memecahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari yang mudah sampai yang rumit. Hal itu berguna untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan matematika memiliki peran sebagai bahasa simbolik yang

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sukar bagi sebagian besar siswa yang mempelajari matematika. dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu pengetahuan mendasar yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus sesuai dengan level kognitif siswa. Dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan kenyataannya sampai saat ini mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang paling digemari dan menjadi suatu kesenangan. Namun, bagi sebagian

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai berbagai aspek kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Balitbang Depdiknas (2003) menyatakan bahwa Mata pelajaran

I. PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek yang penting dalam meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fauzi Yuberta, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

sehingga siswa perlu mengembangkan kemampuan penalarannya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mananggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komponen penting dalam membentuk manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. matematika yaitu memecahkan masalah (problem solving), penalaran dan bukti

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat tidak bisa. dipungkiri berdampak pada pendidikan,khususnya terhadap kualitas

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. terapannya mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Diantaranya, Kurikulum 1964, Kurikulum 1974, Kurikulum 1984, Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. nantinya ikut andil dalam pengembangan matematika lebih lanjut ataupun

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan pendidikan khususnya pendidikan di sekolah. Pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan. Auliya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia secara global dan

2014 PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat mengasah otak para siswa. Bagi kebanyakan orang, Ilmu matematika hampir sama dengan kita minum obat pahit, sangat diperlukan, tetapi benar-benar tidak menyenangkan. Kebiasaan yang tidak menyenangkan selalu berasal dari kekhawatiran kita akan matematika, hal inilah yang mengakibatkan topik matematika terlihat lebih sulit dari apa yang sebenarnya. Fakta tersebut di atas ternyata dapat memunculkan persepsi siswa yang selalu mengidentikkan matematika dengan rumus. Rumus-rumus yang sudah ada dan harus dihafal tanpa harus mengetahui tahapan pemahaman dan manfaat dari rumus tersebut. Karena rumus hanya dihafal, maka banyak siswa mengalami kesulitan menerapkan dan memilih rumus tersebut dalam menyelesaikan soal. Terlebih lagi ketika siswa diminta menyelesaikan beberapa soal pengembangan yang metode dan bentuknya tidak seperti contoh soal yang diberikan saat guru menerangkan materi tersebut. Akibatnya, hasil belajar siswa pastinya jauh dari yang diharapkan. Matematika merupakan ilmu yang terstruktur dan saling berkaitan antar satu topik dengan topik lainnya. Materi yang satu mungkin merupakan prasyarat bagi yang lainnya, atau konsep tertentu diperlukan untuk menjelaskan konsep lainnya. Sebagai ilmu yang saling berkaitan, dalam hal ini siswa diharapkan 1

2 memiliki kemampuan untuk memecahkan persoalan-persoalan matematika yang memiliki hubungan atau kaitan terhadap materi yang dipelajari sebelumnya. Kemampuan ini disebut dengan kemampuan koneksi matematika. Menurut National Council Of Teacher Of Mathematics (NCTM) tahun 1989, koneksi matematika merupakan bagian penting yang harus mendapatkan penekanan di setiap jenjang pendidikan. Koneksi matematika adalah keterkaitan antara topik matematika, keterkaitan antara matematika dengan disiplin ilmu yang lain dan keterkaitan matematika dengan dunia nyata atau dalam kehidupan sehari-hari. Keterkaitan disini bukan saja keterkaitan antar konsep dalam matematika, tetapi juga kaitan antara matematika dan kehidupan sehari-hari. Sebagaimana telah diungkap diatas bahwa peserta didik harus dibekali dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Salah satu kemampuan yang menurut penulis yang ada pada siswa yang perlu dieksplorasi adalah keterampilan melakukan koneksi matematika berdasarkan permasalahan. Salah satu penyebab rendahnya mutu hasil belajar matematika di Indonesia disebabkan ketidaktepatan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran, sebagaiman diungkapkan oleh Sulistyowati (dalam Rochmad, 2008 : 2), menyatakan bahwa kesulitan peserta didik dalam mempelajari matematika di Sekolah rupanya tidak terlepas dari strategi pembelajaran yang selama ini digunakan, yaitu strategi pembelajaran yang menggunakan system klasikal, dengan metode cerama sebagai metode utama. Penggunaan model, strategi dan metode pembelajaran seperti yang dikemukakan diatas dapat mengakibatkan keterlibatan siswa selama proses

3 pembelajaran menurun atau keaktifan siswa rendah. Dalam hal ini para siswa bukan sebagai subjek belajar tetapi sebagai objek pembelajaan, sehingga tanggung jawab siswa terhadap tugas belajarnya, yaitu dalam hal mengembangkan, menemukan, menyelidiki, dan mengungkap penetahuannya menjadi berkurang. Kenyataan dilapangan khususya di SMP Negeri 3 Gorontalo dalam pelaksanaan proses pembelajaran lebih mengutamakan pencapaian target materi atau sesuai buku yang digunakan sebagai buku yang wajib yang beroreantasi pada soal-soal ujian nasional dan dalam proses pembelajarannya secara umum pembelajaran masih didominami oleh pendidik dalam hal ini guru. Sehingga, patut diduga hal itulah yang menyebabkan siswa SMP Negeri 3 Gorontalo kurang menyadari bahwa matematika itu penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan rendahnya hasil belajar yang diperoleh oleh siswa, hal ini disebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam mengaitkan pelajaran matematika baik antar konsep, antar mata pelajaran dan matematika yang berkaitan dengan kehidupan seharihari. Hal ini didukung oleh pendapat Sulistiyaowati (dalam Permana 2004 : 4) yang menyatakan bahawa kemampuan peserta didik dalam melakukan koneksi matematika masih rendah. Hingga saat ini, keterampilan siswa dalam memnecahkan masalah di SMP Negeri 3 Gorontalo belum begitu membudaya. Kebanyakan dari siswa hanya menghafal tanpa mengembangkan keterampilan memecahkan masalah. Upaya menyikapi masalah diatas adalah dengan melihat perbedaan kemampuan koneksi matematika siswa serta pemilihan model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kembali motivasi belajar siswa. Sehingga guru dituntut

4 untuk mampu mengembangkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan mengembangkan, menemukan, menyelidiki, dan mengungkap idenya sendiri. Dengan kata lain guru mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Salah satu alternatif pembelajaran yang memungkinkan dapat mengembangkan keterampilan pemecahan masalah seperti membuat koneksi matematika yaitu penggunaan model pembelajaran berdasarkan masalah. Kenapa demikian? Karena peserta didik dalam memahami konsep suatu materi melalui bekerja dan memahami pada situasi masalah yang diberikan. Peserta didik terlibat secara aktif dalam proses mengaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dimilikinya, dan dapat mengambarkan pemahamannya sendiri. Dalam penelitian ini akan menggunakan dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran berdasarkan masalah dan pembelajaran konvensional. Diharapkan dengan menggunakan kedua model pembelajaran ini akan memberikan perbedaan terhadap kemampuan koneksi matematika siswa. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang diformulasikan Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Siswa Pada Materi Prisma dan Limas

5 1.2. Identifikasi Masalah Bardasarkan latar belakang permasalahan, maka peneliti mengidentifikasi permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1) Pembelajaran yang lebih didominasi oleh guru 2) Penggunaan model pembelajaran berdasarkan masalah, berpengaruh pada koneksi matematika 3) Perbedaaan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah 4) Kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan konesi matematika 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah : Apakah terdapat perbedaan kemampuan koneksi matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran berdasarkan masalah dengan yang mengikuti pembelajaran konvensional? 1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah : a) Untuk mengetahui perbedaan kemampuan koneksi matematika siswa b) Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

6 1.5. Manfaat Penelitan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1) Bagi Siswa Dapat menggali dan meningkatkan potensi kemampuan koneksi matematika 2) Bagi Guru Menjadi bahan masukan dan informasi bagi guru untuk meningkatkan kualitas mengajar siswa (khususnya kemampuan koneksi matematika). 3) Bagi Sekolah Agar dapat menjadi bahan referensi, dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah khususnya dan kualitas pendidikan pada umumnya. 4) Bagi Peneliti Sebagai bahan kajian dalam menambah pengetahuan dan pengalaman dalam dalam melaksanakan penelitian yang terkait permasalahan diatas.