Putu Asti Wulandari 1, Susy Purnawati 2

dokumen-dokumen yang mirip
JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp

KEBUGARAN. Nani Cahyani Sudarsono. pengantar

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB I PENDAHULUAN. mengukur ketahanan kardiorespirasi adalah dengan mengukur volume konsumsi

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA

Journal of Sport Sciences and Fitness

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

PERBANDINGAN NILAI VO 2 MAKS ANTARA SISWA TERLATIH DENGAN SISWA TIDAK TERLATIH

PERBEDAAN LATIHAN FISIK DUA DAN EMPAT KALI PER MINGGU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANI ANGKATAN 2009

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

ABSTRAK HUBUNGAN TES BANGKU QUEEN'S COLLEGE DAN TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD. Khomainy Alamsyah,2002. Pembimbing : DR. Iwan Budiman dr.

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani

BAB III METODE PENELITIAN

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

PERBANDINGAN FORCE VITAL CAPACITY (FVC) PERENANG DAN BUKAN PERENANG PADA ANAK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA DENPASAR, BALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Syarat Memperoleh. Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Disusun Oleh : DEWI PUTRI WULANDARI NIM: J

NI MADE AYU SRI HARTATIK

HUBUNGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKES FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2008 DAN 2009

PERBEDAAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA MEMBERS

ABSTRAK PERBANDINGAN PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU ANTARA PEROKOK DAN NON PEROKOK SETELAH LATIHAN FISIK AEROBIK

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU PADA PEMAIN SEPAKBOLA DI BEBERAPA KLUB SEPAK BOLA KOTA MEDAN TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kesehatan bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Perbandingan Tes Lari 15 Menit Balke dengan Tes Ergometer Sepeda Astrand

Pengaruh senam bugar lansia terhadap kebugaran jantung paru di Panti Werdha Bethania Lembean

PELATIHAN LARI SIRKUIT 2 X 10 MENIT DAN PELATIHAN LARI KONTINYU 2 X 10 MENIT DAPAT MENINGKATKAN VO 2 MAX TAEKWONDOIN PUTRA KABUPATEN MANGGARAI - NTT

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

Usep suhendra, Pembimbing: Dr. Iwan budiman, dr., MS.

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAPASITAS AEROBIK MAHASISWA PEMAIN WUSHU LEBIH BAIK DARIPADA MAHASISWA BUKAN PEMAIN WUSHU DI UNIVERSITAS UDAYANA

I. PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan seperti: Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade, PON,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Perbandingan Jarak Tempuh Uji Jalan 6 Menit antara Lansia yang Rutin Senam Lansia dengan Lansia yang Tidak Rutin Senam Lansia

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1 Kedokteran Umum

I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

Universitas Lampung. Abstrak

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Fisiologi Olahraga, Program Pascasarjana Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. dapat berdampak buruk pada kesehatan. Menurut Alder dan Higbee, walaupun

ABSTRAK ABSTRACT. Kata kunci : Senam aerobik, persentase lemak subkutan.

PENGARUH LATIHAN STEP UP TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA TUGU MUDA SEMARANG USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan komplementer beberapa penyakit. 1 Selain itu, beberapa

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

SKRIPSI SENAM JANTUNG SEHAT DAPAT MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN TEKNIK PENGUKURAN KOMPOSISI TUBUH BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN KEBUGARAN KARDIORESPIRASI PADA MAHASISWI FK USU

PENGARUH OLAHRAGA TERPROGRAM TERHADAP TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BASKET

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

I. PENDAHULUAN. medali pada sejumlah kegiatan perlombaan seperti Sea Games, Asean Games,

Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana 2,5,6. Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 3,4

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen tidak murni. Penelitian

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP INDEKS KEBUGARAN JASMANI DAN KESEIMBANGAN TUBUH PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PERUBAHAN VO 2 MAX PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA TUGU MUDA SEMARANG USIA TAHUN

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA LATIHAN JOGING DAN JALAN CEPAT TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI. Sugeng Purwanto

PENGARUH FREKUENSI LATIHAN AEROBIC TERHADAP NILAI VO2MAX PADA TAEKWONDOIN DOJANG KOGURYO MANAHAN SURAKARTA

PERBEDAAN WAKTU REAKSI PADA BERBAGAI DURASI LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH PADA TIM FUTSAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2014

SKRIPSI ANAK AGUNG GEDE ANGGA PUSPA NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

Kadek Sutyantara, Ni Luh Kadek Alit Arsani, I Nyoman Sudarmada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MELAKUKAN SENAM DAN TIDAK SENAM DI WILAYAH KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

Pengaruh Pemberian Teh Hitam terhadap VO 2 max dan Pemulihan Denyut Nadi Pasca Melakukan Latihan Treadmill

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP KEBUGARAN KARDIORESPIRASI PADA SISWA SMP DI PALEMBANG

Pengaruh Latihan Tari Legong Terhadap Kebugaran Fisik Mahasiswi Semester VI dan VIII Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

Kata kunci: Berjalan santai selama 30 menit, kewaspadaan, laki-laki dewasa muda

Transkripsi:

PERBANDINGAN DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA ANGKATAN 2013 DENGAN MAHASISWA D1 BEA CUKAI SEKOLAH TINGGI AKUTANSI NEGARA DENPASAR ANGKATAN 2013 Putu Asti Wulandari 1, Susy Purnawati 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK Daya tahan kardiorespirasi dapat ditingkatkan dengan latihan dan bergantung pada frekuensi, intensitas,durasi serta waktu latihan. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (PSPD FK UNUD) angkatan 2013 memiliki pola latihan fisik yang berbeda dengan mahasiswa D1 Bea Cukai Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN) Denpasar Angkatan 2013 kemungkinan mempengaruhi tingkat daya tahan kardiorespirasi. Penelitian cross sectional dilakukan untuk mengetahui gambaran latihan fisik dan perbedaan daya tahan pada kedua kelompok tersebut dengan pengambilan sampel secara konsekutif. Daya tahan kardiorespirasi diukur dengan Cooper tes lari 2.4km. Ditemukan perbedaan signifikan antara daya tahan kardiorespirasi mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Angkatan 2013 dengan mahasiswa D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013. Daya tahan kardiorespirasi mahasiswa PSPD FK UNUD Angkatan 2013 lebih rendah dibandingkan daya tahan kardiorespirasi mahasiswa D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013. Kata kunci : Aktivitas fisik, latihan, daya tahan kardiorespirasi, Cooper tes lari 2.4 km COMPARISON OF CARDIORESPIRATORY ENDURANCE BETWEEN THE YEAR 2013 GROUP MEDICAL STUDENT FACULTY OF MEDICINE UDAYANA UNIVERSITY WITH THE YEAR 2013 GROUP OF ONE YEAR S CUSTOMS DIPLOMA STUDENT OF SEKOLAH TINGGI AKUTANSI NEGARA DENPASAR ABSTRACT Improvement of cardiorespiratory endurance will be achieve by regular exercise and depend on frequency, intensity, time and type of exercise. Student of Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (PSPD FK UNUD) have different physical activity with student from D1 Bea Cukai Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN) Denpasar, thus may affect their cardiorespiratory endurance. A Cross sectional research was done to asses difference of exercise activity and diference of cardiorespiratory among those group by consecutive sampling method. Cardiorespiratory endurance assesed by Cooper Test 2.4 km. As the result, there was a 1

significance difference of cardiorespiratory endurance between the two groups. The average Student of Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (PSPD FK UNUD) have lower cardiorespiratory endurance than average student from D1 Bea Cukai STAN Denpasar have moderate cardiorespiratory endurance. Keywords: Physical activity, exercise, cardiorespiratory endurance, Cooper test 2.4 km 2

Pendahuluan Kebugaran fisik merupakan hal penting untuk menunjang tingkat kesehatan seseorang. Kebugaran berpengaruh dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskular karena dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi kolesterol darah dan lipoprotein densitas rendah serta meningkatkan kadar lipoprotein densitas tinggi. 1 Kebugaran fisik dapat dicapai dengan meningkatkan latihan fisik dengan berolahraga secara teratur. Penilaian kebugaran fisik didasarkan pada beberapa hal yaitu daya tahan kardiorespirasi, daya tahan dan kekuatan otot, penilaian fleksibilitas dan penilaian komposisi tubuh. Olahraga dan Kebugaran Fisik Olahraga atau latihan merupakan aktivitas fisik yang terstruktur serta repetitif yang dapat meningkatkan kebugaran fisik. Kebugaran fisik merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan fisik dan dapat diukur dengan berbagai tes spesifik. 2 Berdasarkan Canadian Physical Activity Guideline terdapat rekomendasi kuantitas aktivitas fisik berdasarkan usia untuk dapat memberikan manfaat kesehatan. Bagi orang yang berusia 18-64 tahun harus melakukan latihan aerobik minimal 150 menit per minggu (minimal 10 menit per sesi) dengan intensitas sedang hingga berat, dan dapat juga melakukan latihan otot minimal 2 kali seminggu. 3 Daya tahan Kardiorespirasi Daya tahan kardiorespirasi merupakan kemampuan untuk melakukan latihan dinamis menggunakan otot tubuh dengan intensitas sedang hingga tinggi pada jangka waktu yang cukup lama 4 serta berhubungan dengan respon jantung, pembuluh darah serta paru untuk mengangkut oksigen ke otot selama melakukan olahraga. Daya tahan kardiorespirasi dapat ditingkatkan oleh beberapa faktor seperti frekuensi latihan (frequency), intensitas latihan (Intensity), waktu atau durasi latihan (Time), serta tipe latihan (Type). 5 Cooper Test 2.4 km Cooper test 2.4 km adalah salah satu jenis tes yang dapat digunakan untuk mengukur daya tahan kardiorespirasi. Pada tes ini, subjek pertama-tama diukur tinggi dan berat badannya dan melakukan pemanasan sebelum tes, subjek diminta untuk menempuh jarak 3

1.5 mil (2.4 km) secepat mungkin dengan berlari atau berjalan. Waktu tempuh akan diukur dengan stopwatch dan akan dicocokkan pada tabel untuk mengetahui tingkat kebugaran kardiorespirasi subjek. Setelah tes, subjek harus melakukan gerakan pendinginan. 6 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (PSPD FK UNUD) Angkatan 2013 memiliki aktivitas fisik yang berbeda dengan mahasiswa D1 Bea Cukai Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN) Denpasar Angkatan 2013. Karakteristik yang berbeda antara kedua populasi tersebut adalah aktivitas fisik pada perkuliahan yang dilakukan sehari-hari. Mahasiswa PSPD FK UNUD Angkatan 2013 umumnya melakukan aktivitas fisik ringan, sedangkan pada Mahasiswa D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013 selalu dilakukan apel dan pendisiplinan dengan durasi 15 menit hingga 1 jam sebelum menjelang kuliah, pendisiplinan tersebut berupa baris berbaris, push up, sit up dan lari keliling lapangan. Perbedaan frekuensi latihan fisik kemungkinan mempengaruhi daya tahan kardiorespirasi pada kedua kelompok mahasiswa tersebut. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross sectional analitik dengan melakukan pengukuran daya tahan kardiorespirasi terhadap 103 subjek (54 laki-laki dan 49 perempuan) dengan rincian 73 orang (36 laki-laki dan 37 perempuan) mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2013 dan 30 orang (18 laki-laki dan 12 perempuan) mahasiswa D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013. Rata-rata usia pada Mahasiswa PSPD FK UNUD angkatan 2013 adalah 17.39 tahun dan D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013 adalah 18.37 tahun. Sebelum melakukan pengukuran daya tahan kardiorespirasi, subjek mengisi kuisioner mengenai data diri, berat dan tinggi badan, serta pola latihan fisik. Daya tahan kardiorespirasi ditentukan berdasarkan waktu yang ditempuh oleh subjek pada Cooper test 2.4 km. Data yang dianalisis berupa rata-rata waktu untuk menempuh 2.4 km dalam satuan detik. Selanjutnya nilai rata-rata untuk tiap kelompok akan dicocokkan dengan tabel Cooper test 2.4 km. 4

Uji normalitas data dan uji homogenitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-smirnov test. Karena data berdistribusi normal dilakukan uji beda menggunakan uji T-independent. Hasil Karakteristik Subjek Tabel 1. Usia dan Pola Olahraga Mahasiswa PSPD FK UNUD angkatan 2013 dan D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013. FK STAN Rata-rata usia (tahun) ±SD Pola Olahraga 17.93 ± 0.5 18.37 ± 0.5 Tidak pernah 23 0 1-2 kali/minggu 28 0 3-5 kali/minggu 22 30 Total 73 30 Berdasarkan tabel 1, rata-rata usia pada Mahasiswa PSPD FK UNUD angkatan 2013 adalah 17.39 tahun dan D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013 adalah 18.37 tahun. Sebanyak 23 sampel dari mahasiswa PSPD FK UNUD angkatan 2013 tidak pernah melakukan olahraga setiap minggunya, 28 orang melakukan olahraga 1-2 kali setiap minggu dan 22 orang melakukan olahraga 3-5 kali setiap minggu. Sedangkan pada kelompok D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013 keseluruhannya rutin melakukan olahraga 3-5 kali per minggu. Daya Tahan Kardiorespirasi Hasil pengukuran daya tahan kardiorespirasi menggunakan tabel Cooper tes lari 2.4 km pada kelompok subjek Mahasiswa PSPD FK UNUD Angkatan 2013 adalah: sebanyak 39 orang (53.4 %) termasuk dalam kategori kurang sekali, 23 orang (31.5%) kurang, 9 orang (12.3%) sedang serta 2 orang (2.7%) memiliki daya tahan kardiorespirasi baik. Sedangkan pada kelompok mahasiswa D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013, sejumlah 7 orang (23.3 %) memiliki daya tahan kardiorespirasi kurang, 16 orang (53.3%) sedang, dan 7 orang (23.3 %) termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan hasil tersebut, sebagian besar subjek dari mahasiswa PSPD FK UNUD Angkatan 2013 memiliki daya tahan kardiorespirasi kurang sekali (53.4%) sedangkan sebagian besar subjek mahasiswa D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013 memiliki daya tahan kardiorespirasi sedang (53.3%). 5

Tabel 2. Rata-rata Waktu Tempuh Mahasiswa PSPD FK UNUD angkatan 2013 dan D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013 FK STAN Rata-rata waktu tempuh (detik) ± SD 1050.7 ±209.9 790.37±131.3 Rata-rata waktu tempuh (detik) ± SD berdasarkan jenis kelamin: Laki-laki 955 ± 209.7 698.5 ± 63.8 Perempuan 1143.7 ± 165 938.2 ± 68 Nilai rata-rata waktu tempuh kelompok subjek mahasiswa D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013 adalah 790.37 detik, nilai tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai ratarata waktu tempuh mahasiswa PSPD FK UNUD angkatan 2013 yaitu 1050.7 detik. Nilai rata-rata waktu tempuh kelompok subjek mahasiswa D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013 yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan juga lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata waktu tempuh tempuh mahasiswa PSPD FK UNUD angkatan 2013. Uji normalitas data daya tahan kardiorespirasi dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Nilai p kelompok mahasiswa PSPD FK UNUD Angkatan 2013 yang berjenis kelamin laki-laki adalah 0.200 (p>0.05) dan nilai p kelompok mahasiswa D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013 yang berjenis kelamin laki-laki adalah 0.053 (p>0.05). Nilai p untuk data daya tahan kardiorespirasi pada kelompok mahasiswa PSPD FK UNUD Angkatan 2013 yang berjenis kelamin perempuan adalah 0.08 (p>0.05) dan untuk kelompok mahasiswa D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013 yang berjenis kelamin perempuan adalah 0.20 (p>0.05). Hal tersebut berarti data berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji beda daya tahan kardiorespirasi menggunakan uji T- independent, hasilnya dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil uji beda daya tahan kardiorespirasi pada kedua kelompok subjek berdasarkan jenis kelamin menggunakan uji T-independent Rata-rata waktu tempuh (detik) ± SD Laki-laki FK 955 ± 209.7 6.742 0.001 STAN 698.5 ± 63.8 6.742 0.001 Perempuan FK 1143. ± 165 6.435 0.001 STAN 938.2 ± 68 6.435 0.001 Kedua hasil uji independent T-test menunjukkan nilai p 0.001 (<0.05) hal ini berarti terdapat perbedaan signifikan antara daya tahan kardiorespirasi pada kedua kelompok subjek baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan antara mahasiswa PSPD FK T p 6

UNUD Angkatan 2013 dan mahasiswa D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013. Pembahasan Karakteristik Subjek Rata-rata usia mahasiswa PSPD FK UNUD Angkatan 2013 adalah rata-rata usia pada Mahasiswa PSPD FK UNUD angkatan 2013 adalah 17.39 tahun dan D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013 adalah 18.37 tahun. Kedua rata-rata usia tersebut berada pada kriteria rentang umur yang sama pada tabel Cooper Tes lari 2.4 km, sehingga kriteria waktu tempuh 2.4 km untuk menentukan nilai daya tahan kardiorespirasi pada kedua kelompok subjek juga sama. Selain aktivitas perkuliahan yang berbeda antara dua kelompok subjek, pola olahraga antara kedua kelompok subjek memiliki perbedaan. Pola olahraga pada kelompok subjek mahasiswa PSPD FK UNUD angkatan 2013 bervariasi mulai dari tidak pernah hingga 3-5 kali per minggu, sedangkan pola olahraga pada kelompok mahasiswa D1 Bea Cukai STAN Denpasar memiliki pola yang sama yakni 3-5 kali per minggu dengan durasi minimal 10 menit. Rekomendasi American College of Sport Medicine (ACSM) untuk meningkatkan dan mempertahankan daya tahan kardiorespirasi adalah dengan melakukan latihan fisik 3-5 kali per minggu dengan durasi sesuai dengan intensitas latihan fisik (lebih dari 30 menit untuk aktivitas intensitas ringan dan minimal 20 menit untuk intensitas tinggi) serta melibatkan otot-otot besar. 5 Semua subjek dari mahasiswa D1 Bea Cukai Denpasar Angkatan 2013 melakukan olahraga/latihan fisik dengan lari dan push up dibawah pengawasan tim disipliner dengan frekuensi 3-5 kali per minggu karena aktivitas tersebut diwajibkan sebelum melakukan perkuliahan namun kuantitas latihan tersebut bervariasi setiap kegiatan dan bersifat situasional dengan durasi minimal 15-60 menit. Sedangkan kelompok mahasiswa PSPD FK UNUD umumnya melakukan jogging, push up, serta sit up secara individual. Daya Tahan Kardiorespirasi Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata waktu tempuh antara satu kelompok subjek dengan kelompok lainnya yang berjenis kelamin sama (p 0.01. p<0.05 pada laki-laki dan p 0.01, p<0.05 pada perempuan). Apabila rata- 7

rata waktu tempuh di cocokkan dengan tabel Cooper test 2.4 km, maka kelompok pria (rata-rata waktu tempuh 15 55 ) dan wanita (19 40 ) dari mahasiswa PSPD FK UNUD Angkatan 2013 berada pada kategori kurang sekali sedangkan mahasiswa laki-laki dan perempuan dari kelompok subjek mahasiswa D1 Bea Cukai STAN berada pada kategori sedang (rata-rata waktu tempuh 11 38 pada laki-laki dan 15 28 pada perempuan). Hal tersebut menunjukkan bahwa daya tahan kardiorespirasi mahasiswa PSPD FK UNUD Angkatan 2013 lebih rendah dibandingkan daya tahan kardiorespirasi mahasiswa D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013. Perbedaan rata-rata waktu tempuh pada kedua kelompok subjek kemungkinan disebabkan oleh perbedaan fekuensi pola olahraga dan intensitasnya pada kedua kelompok subjek. Mahasiswa D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013 telah melakukan olahraga secara rutin 3-5 kali per minggu sejak awal perkuliahan yakni bulan September 2013, dengan rentang waktu selama 3 bulan (hingga Desember 2013), proses latihan fisik pada subjek tersebut juga melibatkan pengawasan dari tim disipliner sehingga akan lebih terarah dibandingkan latihan individual yang dilakukan oleh kelompok subjek mahasiswa PSPD FK UNUD Angkatan 2013. Latihan secara teratur seperti yang dilakukan oleh kelompok subjek D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013 akan meningkatkan kebugaran fisik dengan membuat efisien kebutuhan dan penggunaan oksigen oleh jantung. Jantung akan beradaptasi terhadap olahraga yang dilakukan secara teratur sehingga akan bekerja lebih efisien untuk merespon beban latihan tertentu. Sistem kardiovaskuler pada orang terlatih dapat memompa darah lebih banyak setiap denyutnya, sehingga tidak perlu berdenyut lebih cepat untuk mengimbangi kebutuhan tubuh. Selain itu, kemampuan paru-paru pada orang terlatih akan lebih baik dibandingkan dengan orang yang tidak terlatih, sehingga kemampuan untuk mengkompensasi pembebanan kardiorespirasi akan lebih mudah hal tersebut menyebabkan dengan jumlah oksigen yang sama, orang yang terlatih dapat merespon beban latihan dengan efektif dan tidak akan mudah lelah. 1 Latihan yang teratur menimbulkan efek pada otot yaitu dengan meningkatnya ukuran, kekuatan dan daya tahan otot 8

serta terjadi penambahan jumlah pembuluh darah kapiler di otot yang akan menyebabkan peredaran darah ke otot lebih baik. Penelitian Maqsalmina 7 menemukan bahwa pada atlet sepakbola (usia 12-24 tahun) yang melakukan latihan aerobik secara teratur 3 kali per minggu selama 12 minggu akan mengalami peningkatan daya tahan kardiorespirasi yang ditandai dengan meningkatnya VO2 max. Penelitian oleh Lathiifa 8 pada 105 suhbjek berusia 15-19 tahun mendapatkan bahwa subjek dengan kebiasaan berolahraga 3 kali seminggu dengan lama latihan kurang lebih 30 menit sebagian besar memiliki nilai daya tahan kardiorespirasi yang baik sedangkan subjek yang tidak berolahraga memiliki daya tahan kardiorespirasi kurang. Hasil tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu subjek dengan kebiasaan olahraga 3-5 kali perminggu yakni kelompok subjek mahasiswa D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013 memiliki nilai daya tahan kardiorespirasi lebih baik dibandingkan subjek mahasiswa PSPD FK UNUD Angkatan 2013. Simpulan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (PSPD FK UNUD) Angkatan 2013 memiliki daya tahan kardiorespirasi lebih rendah dibandingkan mahasiswa D1 Bea Cukai STAN Denpasar Angkatan 2013 (p<0.05). DAFTAR PUSTAKA 1. Guyton A. C dan Hall J. E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC. P. Hal 1111-1123 2. Steele R M, Brage S, Corder K, Wareham N.J, and Ekelund U.2008. Physical activity, cardiorespiratory fitness, and the metabolic syndrome in youth J Appl Physiol 105: 342 351 3. Canadian Society for Exercise Physiology. 2011. Canadian Physical Activity Guideline. Available at www.csep.ca/guidelines 4. McKinley.2007. Predicting Your Cardiorespiratory Fitness Level, Health Center. University of Illinoist Urbana-Champaign. 5. Pollock, M.L, Gaesser G.A, Butcher J.D, Després J, Dishman R K, 9

Franklin B.A, and Garber C E,1998. Position Stand The Recommended Quantity and Quality of Exercise for Developing and Maintaining Cardiorespiratory and Muscular Fitness, and Flexibility in Healthy Adults Medicine and Science in Sports and Exercise. 30:975 991 6. Cooper, CB; Storer T.W. 2001 Exercise Testing and and Interpretation. Cambridge University Press 7. Maqsalmina, M. 2007. Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Perubahan Vo 2 Max Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Tugu Muda Semarang Usia 12-14 tahun. FK Universitas Diponegoro. Semarang 8. Lathiifa, H. 2009. Gambaran Kebiasaan Berolahraga terhadap Daya Tahan Kardiorespirasi pada Siwa-siswi SMU Triguna Utama Kampung Utan Ciputat Banten Tahun 2009.UIN Syariff Hidayatullah. Jakarta. 10