Q. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI

dokumen-dokumen yang mirip
Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di bidang kebudayaan.

BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Kebijakan Bidang Kebudayaan

LAMPIRAN XVII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010

4. Pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan daerah mengenai kerja sama luar negeri di bidang kebudayaan skala daerah.

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI BANGKA. Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. (0717) Faximile (0717) 92534

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 15 TAHUN

DINAS KEBUDAYAAN. Tugas Pokok dan Fungsi :

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN BUPATI MADIUN,

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI PAPUA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA, OLAH RAGA DAN KEBUDAYAAN

TUGAS POKOK, FUNGSI SKPD

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI PAPUA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2008

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 35 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

RENCANA STRATEGIS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 30 NOMOR 30 TAHUN 2008

RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1

WALIKOTA TASIKMALAYA

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

- 97- N. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 75 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR: PM.47/HK.001/MKP/2008 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU

Renja ( Rencana kerja ) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat Tahun Indikator Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

- 4 - MEMUTUSKAN: Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR : 42 TAHUN 2009 NOMOR : 40 TAHUN 2009 TENTANG

Halaman : 1 URUSAN PEMERINTAHAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Jatim ORGANISASI. Bertambah/(Berkurang) DASAR HUKUM KODE REKENING

RENCANA UMUM PENGADAAN

TABEL 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMONGAN

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB III PROFILE PERUSAHAAN

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PELESTARIAN BUDAYA MELAYU KABUPATEN SIAK

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 69 TAHUN 2016

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 124 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN,

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN DINAS PEMUDA, OLAH RAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 58 Tahun : 2016

KEPALA DINAS SEKRETARIS

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 391,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 31,911,581, BELANJA LANGSUNG 91,604,159,680.00

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

b. pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang kepemudaan, keolahragaan, pengembangan destinasi pariwisata, dan pemasaran pariwisata dan ekonomi

DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA TANJUNGPINANG

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA STRATEGIS TAHUN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMONGAN

LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

PROFILE DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 19 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 358,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 24,813,456, BELANJA LANGSUNG 83,453,407,405.00

ALTERNATIF STRUKTUR, TUGAS, DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI

BERITA NEGARA. No.1486, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Indonesia. Warisan Budaya Takbenda. Pelaksanaan.

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

VII. URUSAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RETENSI KETERANGAN JENIS / SERIES ARSIP

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

Program LAYANAN KEBUDAYAAN

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 101 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 1339 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

- 346 - Q. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 1. Kebijakan Bidang Kebudayaan 1. Kebudayaan 1. Rencana induk pengembangan kebudayaan 1. Rencana induk pengembangan kebudayaan skala 1. Rencana induk pengembangan kebudayaan skala 2. Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di bidang kebudayaan. 2. Pelaksanaan kebijakan nasional mengenai perlindungan HKI bidang kebudayaan. 2. Pelaksanaan kebijakan kebijakan kabupaten/kota mengenai perlindungan HKI bidang kebudayaan. 3. Kriteria nasional sistem pemberian penghargaan/anugerah bagi insan/lembaga yang berjasa di bidang kebudayaan. 3. Pelaksanaan kebijakan nasional mengenai kriteria sistem pemberian penghargaan/anugerah bagi insan/lembaga yang berjasa di bidang kebudayaan. 3. Pelaksanaan kebijakan kebijakan kabupaten/kota mengenai kriteria sistem pemberian penghargaan/anugerah bagi insan/lembaga yang berjasa di bidang kebudayaan. 4. Kerjasama luar negeri bidang kebudayaan. 4. Pelaksanaan kebijakan nasional mengenai kerja sama luar negeri di bidang kebudayaan skala 4. Pelaksanaan kebijakan kebijakan kabupaten/kota mengenai kerja sama luar negeri di bidang kebudayaan skala kabupaten/ kota.

- 347-2. Tradisi 1. Penanaman nilai-nilai tradisi, pembinaan karakter dan pekerti bangsa. 2. Pembinaan lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan lembaga adat skala 3. Perfilman 1. Penetapan kebijakan nasional bidang perfilman. 2. Pemberian izin usaha terhadap pembuatan film oleh tim asing. 3. Usaha perfilman, yang meliputi produksi, pengedaran, dan penayangan film. 1. Pelaksanaan kebijakan nasional di bidang penanaman nilai-nilai tradisi, pembinaan karakter dan pekerti bangsa. 2. Pelaksanaan kebijakan nasional dalam pembinaan lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan lembaga adat skala 1. Pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan kebijakan operasional perfilman skala 2. Pemberian izin usaha terhadap pembuatan film oleh tim asing skala 3. Pelaksanaan kebijakan nasional di bidang usaha perfilman yang meliputi produksi, pengedaran, penayangan film. 1. Pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi serta penetapan kebijakan kabupaten/kota di bidang penanaman nilai-nilai tradisi, pembinaan karakter dan pekerti bangsa. 2. Pelaksanaan kebijakan kebijakan kabupaten/kota dalam pembinaan lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan lembaga adat skala 1. Pelaksanaan kebijakan kebijakan operasional perfilman skala 2. Pemberian izin usaha terhadap pembuatan film oleh tim asing skala 3. Pemberian perizinan usaha perfilman di bidang pembuatan film, pengedaran film, penjualan dan penyewaan film (VCD, DVD), pertunjukan film (bioskop),

- 348-4. Standarisasi di bidang profesi, dan teknologi perfilman. 5. Kerjasama luar negeri di bidang perfilman. 6. Kebijakan peredaran, pertunjukan dan penayangan film serta rekaman video. 7. Standarisasi nasional di bidang peningkatan produksi dan apresiasi film. 4. Pelaksanaan kebijakan nasional di bidang standarisasi profesi dan teknologi perfilman. 5. Pelaksanaan kebijakan nasional mengenai kerjasama luar negeri di bidang perfilman. 6. Pengawasan peredaran film dan rekaman video (VCD/DVD) skala 7. Pelaksanaan kebijakan nasional mengenai kegiatan standarisasi di bidang peningkatan produksi dan apresiasi film skala pertunjukan film keliling, penayangan film melalui media elektronik, dan tempat hiburan. 4. Pelaksanaan kebijakan kebijakan kabupaten/kota di bidang kegiatan standarisasi profesi dan teknologi perfilman. 5. Pelaksanaan kebijakan kebijakan kabupaten/kota mengenai kerjasama luar negeri di bidang perfilman. 6. Pengawasan dan pendataan film dan rekaman video yang beredar, perusahaan persewaan dan penjualan rekaman video serta kegiatan evaluasi dan laporan pelaksanaan kebijakan perfilman skala kabupaten/ kota. 7. Pelaksanaan kebijakan kebijakan kabupaten/kota mengenai kegiatan standarisasi di bidang peningkatan produksi dan apresiasi film skala kabupaten/ kota.

- 349-8. Monitoring dan evaluasi pengembangan perfilman skala 8. Monitoring dan evaluasi pengembangan perfilman skala 8. Monitoring dan evaluasi pengembangan perfilman skala 4. Kesenian 1. Standarisasi pemberian izin untuk pengiriman dan penerimaan delegasi asing di bidang kesenian. 2. Izin pengiriman/ penerimaan misi kesenian dalam rangka kerjasama luar negeri skala 3. Penetapan kriteria dan prosedur penyelenggaraan festival, pameran, dan lomba tingkat nasional dan inter 4. Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang kesenian. 5. Penetapan pedoman dan pemberian penghargaan 1. Pelaksanaan kebijakan nasional mengenai standarisasi pemberian izin pengiriman dan penerimaan delegasi asing di bidang kesenian. 2. Penerbitan rekomendasi pengiriman misi kesenian dalam rangka kerjasama luar negeri skala 3. Penetapan kriteria dan prosedur penyelenggaraan festival, pameran, dan lomba tingkat 4. Penerapan dan monitoring implementasi SPM bidang kesenian skala 5. Pemberian penghargaan kepada seniman yang telah berjasa 1. Pelaksanaan kebijakan kebijakan kabupaten/kota mengenai standarisasi pemberian izin pengiriman dan penerimaan delegasi asing di bidang kesenian. 2. Penerbitan rekomendasi pengiriman misi kesenian dalam rangka kerjasama luar negeri skala 3. Penetapan kriteria dan prosedur penyelenggaraan festival, pameran, dan lomba tingkat 4. Penerapan dan monitoring implementasi SPM bidang kesenian skala kabupaten/ kota. 5. Pemberian penghargaan kepada seniman yang telah berjasa kepada

- 350 - kepada seniman yang telah berjasa kepada bangsa dan negara. 6. Penetapan pedoman penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan bidang kesenian skala 7. Penetapan prosedur perawatan dan pengamanan aset atau benda kesenian (karya seni). 8. Penetapan pedoman nasional pembentukan dan/atau pengelolaan infrastruktur bidang kesenian (misalnya galeri nasional Indonesia dan pusat kebudayaan Indonesia). 9. Penetapan kebijakan nasional peningkatan bidang apresiasi seni tradisional dan non tradisional. kepada bangsa dan negara skala 6. Penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan kesenian skala 7. Penerapan dan pelaksanaan prosedur perawatan dan pengamanan aset atau benda kesenian (karya seni) skala 8. Pelaksanaan pembentukan dan/atau pengelolaan pusat kegiatan kesenian skala provinsi (misalnya taman budaya). 9. Pelaksanaan kebijakan nasional peningkatan bidang apresiasi seni tradisional dan non tradisional. bangsa dan negara skala 6. Penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan kesenian skala kabupaten/ kota. 7. Penerapan dan pelaksanaan prosedur perawatan dan pengamanan aset atau benda kesenian (karya seni) skala 8. Pelaksanaan pembentukan dan/atau pengelolaan pusat kegiatan kesenian skala 9. Pelaksanaan kebijakan kebijakan kabupaten/kota peningkatan bidang apresiasi seni tradisional dan non tradisional.

- 351-10. Perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kesenian skala 10. Pelaksanaan kebijakan nasional dalam rangka perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kesenian skala 10. Pelaksanaan kebijakan kebijakan kabupaten/kota dalam rangka perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kesenian skala 5. Sejarah 1. Penetapan pedoman penulisan sejarah nasional, sejarah wilayah, sejarah lokal, dan sejarah kebudayaan. 2. Penetapan pedoman pemahaman sejarah nasional, sejarah wilayah, sejarah lokal dan sejarah kebudayaan. 3. Penetapan pedoman inventarisasi dan dokumentasi sumber sejarah dan publikasi sejarah. 1. Pelaksanaan pedoman nasional dan penetapan kebijakan provinsi, di bidang penulisan sejarah lokal dan sejarah kebudayaan daerah skala 2. Pelaksanaan pedoman nasional di bidang pemahaman sejarah nasional, sejarah wilayah, sejarah lokal dan sejarah kebudayaan daerah. 3. Pelaksanaan pedoman nasional dan di bidang inventarisasi dan dokumentasi sumber sejarah dan publikasi sejarah. 1. Pelaksanaan pedoman kebijakan kabupaten/kota di bidang penulisan sejarah lokal dan sejarah kebudayaan daerah skala 2. Pelaksanaan pedoman kebijakan kabupaten/kota di bidang pemahaman sejarah nasional, sejarah wilayah, sejarah lokal dan sejarah kebudayaan daerah. 3. Pelaksanaan pedoman kebijakan kabupaten/kota di bidang inventarisasi dan dokumentasi sumber sejarah dan publikasi sejarah.

- 352-4. Penetapan pedoman pemberian penghargaan tokoh yang berjasa terhadap pengembangan sejarah tingkat 5. Penetapan pedoman peningkatan pemahaman sejarah dan wawasan kebangsaan. 6. Penetapan pedoman penanaman nilai-nilai sejarah dan kepahlawanan 7. Penetapan pedoman database dan sistem informasi geografi sejarah. 8. Penetapan pedoman koordinasi dan kemitraan pemetaan sejarah. 4. Pelaksanaan pedoman nasional pemberian penghargaan tokoh yang berjasa terhadap pengembangan sejarah. 5. Penerapan pedoman peningkatan pemahaman sejarah dan wawasan kebangsaan skala 6. Pelaksanaan pedoman penanaman nilai-nilai sejarah dan kepahlawanan skala 7. Pelaksanaan pedoman nasional mengenai database dan sistem informasi geografi sejarah. 8. Pelaksanaan pedoman nasional mengenai koordinasi dan kemitraan pemetaan sejarah skala 4. Pelaksanaan pedoman kebijakan kabupaten/kota pemberian penghargaan tokoh yang berjasa terhadap pengembangan sejarah. 5. Penerapan pedoman peningkatan pemahaman sejarah dan wawasan kebangsaan skala 6. Pelaksanaan pedoman penanaman nilai-nilai sejarah dan kepahlawanan skala 7. Pelaksanaan pedoman kebijakan kabupaten/kota mengenai database dan sistem informasi geografi sejarah. 8. Pelaksanaan pedoman kebijakan kabupaten/kota mengenai koordinasi dan kemitraan pemetaan sejarah skala

- 353-9. Penetapan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (diklat) bidang sejarah. 9. Pelaksanaan pedoman dan penetapan kebijakan provinsi penyelenggaraan diklat bidang sejarah skala 9. Pelaksanaan pedoman kebijakan kabupaten/kota penyelenggaraan diklat bidang sejarah skala 6. Purbakala 1. Penetapan pedoman pelaksanaan hasil ratifikasi konvensi internasional "Cultural Diversity, Protection on Cultural Landscape, Protection on Cultural and Natural Heritage". 2. Penetapan dan pelaksanaan kebijakan perlindungan, pemeliharaan, dan pemanfaatan Benda Cagar Budaya (BCB)/situs skala 3. Penetapan BCB/situs skala 4. Penetapan kebijakan permuseuman. 1. Pelaksanaan pedoman mengenai hasil ratifikasi konvensi internasional "Cultural Diversity, Protection on Cultural Landscape, Protection on Cultural and Natural Heritage" skala 2. Penerapan kebijakan perlindungan, pemeliharaan, dan pemanfaatan BCB/situs skala 3. Penetapan BCB/situs skala 4. Penerapan kebijakan penyelenggaraan dan pengelolaan museum di 1. Pelaksanaan pedoman mengenai hasil ratifikasi konvensi internasional "Cultural Diversity, Protection on Cultural Landscape, Protection on Cultural and Natural Heritage" skala 2. Penerapan kebijakan perlindungan, pemeliharaan, dan pemanfaatan BCB/situs skala 3. Penetapan BCB/situs skala 4. Penerapan kebijakan penyelenggaraan dan pengelolaan museum di

- 354-5. Penetapan pedoman penelitian arkeologi. 6. Penetapan pedoman pendirian museum. 7. Penetapan pedoman hasil pengangkatan peninggalan bawah air sesuai peraturan perundang-undangan. 5. Penerapan pedoman penelitian arkeologi. 6. Penerapan pedoman pendirian museum yang dimiliki 7. Penerapan pedoman hasil pengangkatan peninggalan bawah air skala 5. Penerapan pedoman penelitian arkeologi. 6. Penerapan pedoman pendirian museum yang dimiliki 7. Penerapan pedoman hasil pengangkatan peninggalan bawah air skala kabupaten/ kota. 2. Pelaksanaan Bidang Kebudayaan 1. Penyelenggaraan 1. Penyelenggaraan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan skala nasional, meliputi: 1. Penyelenggaraan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan skala provinsi, meliputi: 1. Penyelenggaraan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan skala kabupaten/kota, meliputi: a. Penanaman nilai-nilai tradisi serta pembinaan watak dan pekerti bangsa. a. Penanaman nilai-nilai tradisi serta pembinaan watak dan pekerti bangsa. a. Penanaman nilai-nilai tradisi serta pembinaan watak dan pekerti bangsa. b. Pembinaan lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan lembaga adat. b. Pembinaan lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan lembaga adat. b. Pembinaan lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan lembaga adat. c. Pengembangan jaringan informasi kebudayaan. c. Pengembangan jaringan informasi kebudayaan. c. Pengembangan jaringan informasi kebudayaan.

- 355 - d. Peningkatan kemitraan dengan berbagai pihak terkait, lembaga kepercayaan dan lembaga adat. e. Advokasi lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan lembaga adat. 2. Monitoring dan evaluasi kegiatan skala nasional meliputi: a. Pelaksanaan dan hasil kegiatan. b. Pengendalian dan pengawasan kegiatan. c. Pelaksanaan kebijakan nasional, norma dan standar serta pedoman penanaman nilai-nilai budaya bangsa di bidang tradisi pada masyarakat. d. Peningkatan kemitraan dengan berbagai pihak terkait, lembaga adat dan masyarakat. e. Advokasi lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan lembaga adat. 2. Monitoring dan evaluasi kegiatan skala provinsi meliputi: a. Pelaksanaan dan hasil kegiatan. b. Pengendalian dan pengawasan kegiatan. c. Pelaksanaan kebijakan nasional, norma dan standar serta pedoman penanaman nilai-nilai budaya bangsa di bidang tradisi pada masyarakat. d. Peningkatan kemitraan dengan berbagai pihak terkait, lembaga adat dan masyarakat. e. Advokasi lembaga kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan lembaga adat. 2. Monitoring dan evaluasi kegiatan skala kabupaten/kota meliputi: a. Pelaksanaan dan hasil kegiatan. b. Pengendalian dan pengawasan kegiatan. c. Pelaksanaan kebijakan nasional, norma dan standar serta pedoman penanaman nilai-nilai budaya bangsa di bidang tradisi pada masyarakat.

- 356 - d. Peningkatan apresiasi seni tradisional dan non tradisional tingkat e. Peningkatan produksi, peredaran, ekspor impor, festival, pekan film dan apresiasi film. f. Pelaksanaan kebijakan sejarah 3. Penerbitan rekomendasi pembebasan fiskal untuk kegiatan misi kesenian ke luar negeri. 4. Penyelenggaraan kegiatan revitalisasi dan kajian seni di berbagai daerah untuk kepentingan nasional dan inter 5. Koordinasi kegiatan peningkatan apresiasi seni tradisional dan modern secara d. Pelaksanaan peningkatan apresiasi seni tradisional dan non tradisional tingkat e. Pelaksanaan peningkatan apresiasi film skala f. Pelaksanaan kebijakan sejarah daerah skala 3. Pengajuan usul rekomendasi pembebasan fiskal untuk kegiatan misi kesenian Indonesia ke luar negeri dari 4. Penyelenggaraan kegiatan revitalisasi dan kajian seni di 5. Penyelenggaraan koordinasi kegiatan peningkatan apresiasi seni tradisional dan modern di d. Pelaksanaan peningkatan apresiasi seni tradisional dan non tradisional tingkat e. Pelaksanaan peningkatan apresiasi film skala f. Pelaksanaan kebijakan sejarah lokal skala 3. Pengajuan usul rekomendasi pembebasan fiskal untuk kegiatan misi kesenian Indonesia ke luar negeri dari 4. Penyelenggaraan kegiatan revitalisasi dan kajian seni di 5. Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan peningkatan apresiasi seni tradisional dan modern di

- 357-6. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program perfilman. 7. Penyelenggaraan kegiatan festival pameran dan lomba berskala nasional yang dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan. 8. Pemberian izin pembuatan film kepada tim produksi asing di Indonesia. 9. Pemberian rekomendasi penyelenggaraan festival film internasional dan festival film Indonesia. 10. Koordinasi dan fasilitasi organisasi/lembaga perfilman. 11. Penapisan dan pengawasan peredaran film dan rekaman video. 12. Fasilitasi advokasi pengembangan perfilman. 6. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional perfilman skala 7. Penyelenggaraan kegiatan festival pameran dan lomba secara berjenjang dan berkala di tingkat 8. Koordinasi dan pengawasan pembuatan film oleh tim asing di 9. Koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan festival film dan pekan film daerah di 10. Fasilitasi organisasi/lembaga perfilman di 11. Penapisan dan pengawasan peredaran film dan rekaman video di 12. Fasilitasi advokasi pengembangan perfilman di tingkat 6. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional perfilman skala 7. Penyelenggaraan kegiatan festival pameran dan lomba secara berjenjang dan berkala di tingkat 8. Pengawasan pembuatan film oleh tim asing di kabupaten/ kota. 9. Pemberian izin pelaksanaan kegiatan-kegiatan festival film dan pekan film di kabupaten/ kota. 10. Fasilitasi organisasi/lembaga perfilman di 11. Penapisan dan pengawasan peredaran film dan rekaman video di 12. Fasilitasi advokasi pengembangan perfilman di tingkat

- 358-13. Perizinan membawa BCB keluar wilayah Republik Indonesia. 14. Penyebarluasan informasi sejarah 15. Pemberian penghargaan bidang sejarah tingkat 16. Pelaksanaan kongres sejarah tingkat 17. Pelaksanaan lawatan sejarah tingkat 18. Pelaksanaan seminar dalam perspektif sejarah 19. Pelaksanaan musyawarah kerja nasional bidang sejarah. 20. Pengkajian dan penulisan sejarah nasional, sejarah kebudayaan dan sejarah wilayah. 13. Perizinan membawa BCB ke luar 14. Penyebarluasan informasi sejarah lokal di 15. Pelaksanaan pemberian penghargaan bidang sejarah lokal di 16. Pelaksanaan kongres sejarah tingkat daerah di 17. Pelaksanaan lawatan sejarah tingkat lokal di 18. Pelaksanaan seminar/ lokakarya sejarah lokal dalam perspektif nasional di 19. Pelaksanaan musyawarah kerja daerah bidang sejarah skala 20. Pengkajian dan penulisan sejarah daerah dan sejarah kebudayaan daerah di 13. Perizinan membawa BCB ke luar kabupaten/kota dalam satu 14. Penyebarluasan informasi sejarah lokal di kabupaten/ kota. 15. Pelaksanaan pemberian penghargaan bidang sejarah lokal di 16. Pelaksanaan kongres sejarah tingkat daerah di kabupaten/ kota. 17. Pelaksanaan lawatan sejarah tingkat lokal di kabupaten/ kota. 18. Pelaksanaan seminar/ lokakarya sejarah lokal dalam perspektif nasional di 19. Pelaksanaan musyawarah kerja daerah bidang sejarah skala 20. Pengkajian dan penulisan sejarah daerah dan sejarah kebudayaan daerah di

- 359-21. Pemetaan sejarah 22. Koordinasi dan kemitraan bidang sejarah antar departemen/kementerian instansi pusat dan antar daerah. 23. Penanganan perlindungan, pemeliharaan dan pemanfaatan BCB/situs warisan budaya dunia. 24. Registrasi BCB/situs dan kawasan skala 25. Pengusulan penetapan warisan budaya dunia dan penetapan BCB/situs skala 26. Penyelenggaraan kerjasama bidang perlindungan, pemanfaatan BCB/situs peringkat nasional dan warisan budaya dunia skala inter 21. Pemetaan sejarah skala 22. Koordinasi dan kemitraan bidang sejarah di 23. Penanganan perlindungan, pemeliharaan dan pemanfaatan BCB/situs warisan budaya dunia skala 24. Registrasi BCB/situs dan kawasan 25. Pengusulan penetapan BCB/situs nasional kepada pusat dan penetapan BCB/situs skala 26. Penyelenggaraan kerjasama bidang perlindungan, pemeliharaan, pemanfaatan BCB/situs skala 21. Pemetaan sejarah skala 22. Koordinasi dan kemitraan bidang sejarah di kabupaten/ kota. 23. Penanganan perlindungan, pemeliharaan dan pemanfaatan BCB/situs warisan budaya dunia skala 24. Registrasi BCB/situs dan kawasan skala kabupaten/ kota. 25. Pengusulan penetapan BCB/situs provinsi kepada provinsi dan penetapan BCB/situs skala kabupaten/ kota. 26. Penyelenggaraan kerjasama bidang perlindungan, pemeliharaan, pemanfaatan BCB/situs skala kabupaten/ kota.

- 360-27. Koordinasi, dan peningkatan peranserta masyarakat dalam perlindungan, pemeliharaan dan pemanfaatan BCB/situs. 28. Perizinan survei dan pengangkatan BCB/situs bawah air lebih dari 12 (duabelas) mil laut. 29. Pengembangan dan pemanfaatan museum 30. Registrasi museum dan koleksi. 31. Penyelenggaraan akreditasi museum. 32. Penambahan dan penyelamatan koleksi museum 27. Koordinasi, dan fasilitasi peningkatan peranserta masyarakat dalam perlindungan pemeliharaan dan pemanfaatan BCB/situs skala 28. Perizinan survei dan pengangkatan BCB/situs di atas 4 (empat) sampai dengan 12 (duabelas) mil laut dari garis pantai atas rekomendasi pemerintah. 29. Pengembangan dan pemanfaatan museum 30. Registrasi museum dan koleksi di 31. Penyelenggaraan akreditasi museum di 32. Penambahan dan penyelamatan koleksi museum di 27. Koordinasi, dan fasilitasi, peningkatan peranserta masyarakat dalam perlindungan pemeliharaan dan pemanfaatan BCB/situs skala 28. Perizinan survei dan pengangkatan BCB/situs bawah air sampai dengan 4 (empat) mil laut dari garis pantai atas rekomendasi pemerintah. 29. Pengembangan dan pemanfaatan museum 30. Registrasi museum dan koleksi di 31. Penyelenggaraan akreditasi museum di 32. Penambahan dan penyelamatan koleksi museum di

- 361-3. Kebijakan Bidang Kepariwisataan 1. Kebijakan 1. Penetapan kebijakan: a. Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) 1. Pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan kebijakan skala provinsi: a. RIPP 1. Pelaksanaan kebijakan nasional, provinsi dan penetapan kebijakan skala kabupaten/kota: a. RIPP b. Pengembangan sistem informasi pariwisata b. Pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan kebijakan provinsi dalam pengembangan sistem informasi pariwisata. b. Pelaksanaan kebijakan nasional, provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten/kota dalam pengembangan sistem informasi pariwisata. c. Standarisasi bidang pariwisata. c. Pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan kebijakan provinsi dalam penerapan standarisasi bidang pariwisata. c. Pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan kebijakan kabupaten/kota dalam penerapan standarisasi bidang pariwisata. d. Pedoman manajemen pengembangan destinasi pariwisata. d. Pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan pedoman pengembangan destinasi pariwisata skala d. Pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan pedoman pengembangan destinasi pariwisata skala kabupaten/ kota.

- 362 - e. Pedoman pembinaan dan penyelenggaraan izin usaha pariwisata. f. Pedoman perencanaan pemasaran. g. Pedoman partisipasi dan penyelenggaraan pameran/event budaya dan pariwisata. h. Pedoman dan penyelenggaraan widya wisata (familiarization trip/tour). i. Pedoman kerjasama pemasaran nasional dan inter e. Pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan kebijakan provinsi dalam pembinaan usaha dan penyelenggaraan usaha pariwisata skala f. Penetapan dan pelaksanaan pedoman perencanaan pemasaran skala g. Penetapan dan pelaksanaan pedoman partisipasi dan penyelenggaraan pameran/event budaya dan pariwisata skala h. Penetapan dan pelaksanaan pedoman dan penyelenggaraan widya wisata skala i. Penetapan dan pelaksanaan pedoman kerjasama pemasaran skala e. Pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan kebijakan dalam pembinaan usaha dan penyelenggaraan usaha pariwisata skala kabupaten/ kota. f. Penetapan dan pelaksanaan pedoman perencanaan pemasaran skala g. Penetapan dan pelaksanaan pedoman partisipasi dan penyelenggaraan pameran/event budaya dan pariwisata skala kabupaten/ kota. h. Penetapan dan pelaksanaan pedoman dan penyelenggaraan widya wisata skala kabupaten/ kota. i. Penetapan dan pelaksanaan pedoman kerjasama pemasaran skala

- 363-2. Pemberian izin usaha pariwisata skala 3. Fasilitasi kerjasama internasional pengembangan destinasi pariwisata. 4. Fasilitasi kerjasama pengembangan destinasi pariwisata skala 5. Monitoring dan evaluasi pengembangan pariwisata skala 2. Pemberian izin usaha pariwisata skala 3. Pelaksanaan kerjasama internasional pengembangan destinasi pariwisata skala 4. Fasilitasi kerjasama pengembangan destinasi pariwisata skala 5. Monitoring dan evaluasi pengembangan pariwisata skala 2. Pemberian izin usaha pariwisata skala kabupaten/ kota. 3. Pelaksanaan kerjasama internasional pengembangan destinasi pariwisata skala 4. Pelaksanaan kerjasama pengembangan destinasi pariwisata skala kabupaten/ kota. 5. Monitoring dan evaluasi pengembangan pariwisata skala 4. Pelaksanaan Bidang Kepariwisataan 1. Penyelenggaraan 1. Penyelenggaraan promosi skala nasional dan internasional : a. Penyelenggaraan widya wisata (familiarization trip/tour) skala nasional dan inter 1. Penyelenggaraan promosi skala provinsi : a. Penyelenggaraan widya wisata skala provinsi serta mengirim dan menerima peserta grup widya wisata. 1. Penyelenggaraan promosi skala kabupaten/kota: a. Penyelenggaraan widya wisata skala kabupaten/kota serta mengirim dan menerima peserta grup widya wisata. b. Penyelenggaraan pameran/event, roadshow skala b. Peserta/penyelenggara pameran/ event, roadshow bekerja sama dengan b. Peserta/penyelenggara pameran/ event, roadshow bekerja sama dengan

- 364 - c. Pengadaan sarana pemasaran skala nasional/kawasan/ inter d. Pembentukan perwakilan kantor promosi pariwisata di luar negeri. e. Pembentukan pusat pelayanan informasi pariwisata skala f. Pelaksanaan event promosi di luar negeri. 2. Pengembangan sistem informasi pemasaran pariwisata skala 3. Penetapan branding pariwisata skala pemerintah. c. Pengadaan sarana pemasaran skala d. Pembentukan perwakilan kantor promosi pariwisata di dalam negeri skala e. Penyediaan informasi pariwisata ke pusat pelayanan informasi pariwisata nasional dan pembentukan pusat pelayanan informasi pariwisata skala f. Pelaksanaan event promosi di luar negeri dengan koordinasi pemerintah. 2. Pengembangan sistem informasi pemasaran pariwisata skala 3. Penerapan branding pariwisata nasional dan penetapan tagline pariwisata skala pemerintah/ c. Pengadaan sarana pemasaran skala kabupaten/ kota. d. Pembentukan perwakilan kantor promosi pariwisata di dalam negeri skala e. Penyediaan informasi pariwisata ke pusat pelayanan informasi pariwisata provinsi dan pembentukan pusat pelayanan informasi pariwisata skala kabupaten/ kota. f. Pelaksanaan event promosi di luar negeri dengan koordinasi pemerintah dan 2. Pengembangan sistem informasi pemasaran pariwisata skala 3. Penerapan branding pariwisata nasional dan penetapan tagline pariwisata skala kabupaten/ kota.

- 365-5. Kebijakan Bidang Kebudayaan dan Pariwisata 1. Rencana induk pengembangan sumber daya kebudayaan dan pariwisata 2. Kebijakan pengembangan sumber daya manusia kebudayaan dan pariwisata 1. Rencana induk pengembangan sumber daya kebudayaan dan pariwisata skala 2. Pelaksanaan kebijakan nasional dalam pengembangan sumber daya manusia kebudayaan dan pariwisata skala 1. Rencana induk pengembangan sumber daya kebudayaan dan pariwisata nasional skala 2. Pelaksanaan kebijakan kebijakan kabupaten/kota dalam pengembangan sumber daya manusia kebudayaan dan pariwisata skala 3. Kebijakan penelitian kebudayaan dan pariwisata 3. Pelaksanaan kebijakan nasional penelitian kebudayaan dan pariwisata skala 3. Pelaksanaan kebijakan kebijakan kabupaten/kota penelitian kebudayaan dan pariwisata skala 4. Rancangan induk penelitian arkeologi 4. Pelaksanaan rancangan induk penelitian arkeologi nasional oleh provinsi berkoordinasi dengan Balai Arkeologi. 4. Pelaksanaan rancangan induk penelitian arkeologi nasional oleh kabupaten/kota berkoordinasi dengan Balai Arkeologi.