PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP YANG DAPAT DIDEKONSENTRASIKAN

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

Laporan PELAKSANAAN SOSIALISASI ADIWIYATA PROV. GORONTALO TAHUN 2014 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014

MEKANISME PEMANTAUAN KABUPATEN/KOTA PROGRAM ADIPURA

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH

2016, No dimaksud dalam huruf a dan huruf b, diselenggarakan Pemberian Penghargaan Kalpataru; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012


4. Tim terpadu adalah tim yang membantu gubernur dalam proses pelaksanaan lisensi. 5. Unsur perguruan tinggi adalah pusat studi lingkungan hidup dan/a

2012, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KERANGKA NASIONAL PENG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN LUAR NEGERI DAN KELOMPOK PENYELENG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2015 TENTANG DEWAN PERTIMBANGAN OTONOMI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MAKALAH SEMINAR PENGEMBANGAN SEKOLAH BERWAWASAN ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPATIF 1 OLEH: MUHAMMAD NURS 2 A BAN JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

2018, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG TATA LAKSANA REGISTRASI KOMPETENSI BIDANG LINGKUNGAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN, REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PERIZINAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH. NOMOR : 05/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

Menetapkan : PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN DALAM PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2013.

KEPALA DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KOLAKA UTARA KEPUTUSAN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 037 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM ADIWIYATA DAERAH KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA PENYELENGGARA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

Paragraf 2 KPU Provinsi. Pasal 9

PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI TEMANGGUNG TAHUN 2013

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.1109, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Sengketa Pemilu. Penyelesaian. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI. NOMOR : 08/Kpts/KPU-Kab /V/2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2015 TENTANG DEWAN PERTIMBANGAN OTONOMI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Inovasi Daerah adalah semua bentuk pembaharuan da

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

- 2 - Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 23 Desember 2008; MEMUTUSKAN :

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BULELENG PETUNJUK TEKNIS PEMANTAU PEMILIHAN, LEMBAGA SURVEI ATAU JAJAK PENDAPAT DAN PENGHITUNGAN CEPAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I KETENTUAN UMUM

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 01/Per/M.KUKM/I/2006 TENTANG

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Pengumpulan sumbangan masyarakat adalah penghimpunan dan/atau

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.07/2010 TENTANG

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

KEPALA DESA RARANG SELATAN KECAMATAN TERARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DESA RARANG SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 huruf i Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pemerintah dapat memberikan penghargaan kepada orang atau lembaga yang berjasa di bidang lingkungan hidup; b. bahwa penghargaan ADIWIYATA yang dilaksanakan melalui Program ADIWIYATA merupakan salah satu bentuk penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah kepada lembaga pendidikan formal yang dinilai berjasa dalam mengembangkan pendidikan lingkungan hidup; c. bahwa dalam rangka pelaksanaan Program ADIWIYATA perlu disusun pedoman pelaksanaan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Pedoman Pelaksanaan Program ADIWIYATA; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 1

Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; 5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Lingkungan Hidup; 6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 280 Tahun 2008 tentang Penghargaan Adiwiyata; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. ADIWIYATA adalah sekolah yang baik dan ideal sebagai tempat memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita pembangunan berkelanjutan. 2. Program ADIWIYATA adalah salah satu program kerja berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mewujudkan pengembangan pendidikan lingkungan hidup. 3. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengelolaan lingkungan hidup. Pasal 2 Pedoman pelaksanaan Program ADIWIYATA bertujuan untuk memberikan acuan kerja pelaksanaan Program ADIWIYATA bagi tim peninjau lapangan Program ADIWIYATA. 2

Pasal 3 Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi: a. mekanisme penilaian sekolah yang mengikuti Program ADIWIYATA; b. kriteria sekolah ADIWIYATA; dan c. kode etik tim peninjau lapangan Program ADIWIYATA. Pasal 4 (1) Mekanisme penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi tahap: a. penilaian administrasi; dan b. penilaian teknis. (2) Mekanisme penilaian administrasi dan penilaian teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 5 (1) Penilaian Program ADIWIYATA dilakukan oleh tim peninjau lapangan yang ditetapkan oleh Sekretaris Menteri Negara Lingkungan Hidup. (2) Anggota tim peninjau lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari wakil: a. Kementerian Negara Lingkungan Hidup; b. Departemen Pendidikan Nasional; c. Perguruan Tinggi; dan d. Lembaga Swadaya Masyarakat Tingkat Pusat yang bergerak di bidang pendidikan lingkungan hidup. (3) Ketua tim peninjau lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup. (4) Tim peninjau lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas: a. melakukan penilaian administrasi; b. melakukan penilaian teknis; dan c. membuat berita acara penilaian. (5) Berita acara penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c dilengkapi dengan formulir isian nilai, uraian tentang kelebihan dan kekurangan sekolah, dan dokumentasi hasil pemantauan. Pasal 6 (1) Sekolah ADIWIYATA yang dinilai, wajib memenuhi kriteria: a. memiliki kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan; b. memiliki dan melaksanakan kurikulum sekolah berbasis lingkungan; c. melaksanakan kegiatan sekolah berbasis partisipatif; dan 3

d. memiliki sarana dan prasarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan. (2) Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 7 (1) Berdasarkan hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan pertimbangan dari Dewan Pertimbangan Penghargaan ADIWIYATA, Menteri menetapkan: a. calon sekolah ADIWIYATA; dan b. sekolah ADIWIYATA. (2) Calon sekolah ADIWIYATA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan menjadi sekolah ADIWIYATA setelah memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1). (3) Sekolah yang telah menerima Penghargaan ADIWIYATA selama 3 (tiga) kali berturut-turut akan menerima Penghargaan ADIWIYATA Mandiri. Pasal 8 (1) Tim peninjau lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 wajib mematuhi kode etik. (2) Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. melakukan penilaian secara obyektif dan independen sesuai fakta di lapangan; b. menaati semua ketentuan mekanisme penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4; c. tidak menerima dan/atau menjanjikan untuk memberikan sesuatu dalam bentuk apapun yang berhubungan dengan pelaksanaan penilaian; d. berkomunikasi secara sopan dan profesional dalam melaksanakan penilaian; e. berpenampilan pantas dan rapi dalam melaksanakan penilaian teknis; dan f. tidak menginformasikan nilai hasil penilaian kepada pihak manapun. Pasal 9 (1) Pelanggaran terhadap kode etik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dapat dikenakan sanksi berupa pemberhentian sebagai tim peninjau lapangan. (2) Pemberhentian tim peninjau lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Sekretaris Menteri Negara Lingkungan Hidup. 4

Pasal 10 (1) Biaya pelaksanaan Program ADIWIYATA dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota. (2) Selain sumber pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pembiayaan dapat berasal dari sumber lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 11 Menteri, gubernur, bupati, walikota secara sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama melakukan pembinaan kepada calon sekolah ADIWIYATA dan sekolah ADIWIYATA. Pasal 12 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, Ilyas Asaad. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal:16maret 2009 MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, RACHMAT WITOELAR 5

Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 02 Tahun 2009 Tanggal : 16 Maret 2009 Mekanisme Penilaian Administrasi dan Penilaian Teknis Program ADIWIYATA A. Mekanisme Penilaian Administrasi: 1. Menteri mengirimkan surat pemberitahuan pelaksanaan Program ADIWIYATA kepada gubernur dilengkapi dengan kuota masing-masing provinsi dan lembar isian kuisioner yang harus diisi oleh sekolah calon peserta. 2. Gubernur melalui Kepala Bapedalda/BPLHD provinsi mengajukan usulan calon sekolah ADIWIYATA dan sekolah ADIWIYATA kepada Menteri berdasarkan kuota yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup beserta lampiran dokumen yang diperlukan. 3. Calon sekolah ADIWIYATA dan sekolah ADIWIYATA sebagaimana dimaksud dalam angka 2 terdiri atas lembaga pendidikan setingkat pendidikan dasar, menengah pertama, dan menengah atas. 4. Tim peninjau lapangan ADIWIYATA melakukan penilaian terhadap calon sekolah ADIWIYATA dan sekolah ADIWIYATA tahun sebelumnya. 5. Tim peninjau lapangan mengisi formulir isian nilai dokumen untuk masing-masing sekolah yang dilengkapi dengan nama dan alamat lengkap sekolah. 6. Tim peninjau lapangan melakukan penilaian teknis dan menyampaikan hasil penilaian kepada Menteri melalui Sekretaris Menteri Negara Lingkungan Hidup. B. Mekanisme Penilaian Teknis: 1. Tim peninjau lapangan melakukan penilaian teknis ke sekolah yang lolos dalam penilaian administrasi. 2. Dalam melaksanakan penilaian teknis, Tim peninjau lapangan berkoordinasi dengan Bapedalda/BPLHD provinsi dan penilaian harus dilakukan berdasarkan asas netralitas dan obyektivitas. 3. Tim peninjau lapangan melakukan penilaian untuk masingmasing sekolah selama satu hari dan jika dipandang perlu akan dilakukan penambahan hari. 4. Waktu penilaian dilakukan antara pukul 07.00 sampai dengan pukul 17.00 waktu setempat. 1

5. Tim peninjau lapangan membawa perlengkapan penilaian yang meliputi: a. buku panduan Program ADIWIYATA; b. formulir isian nilai; dan c. kamera digital. 6. Tim peninjau lapangan wajib membawa kartu tanda pengenal dan surat tugas. 7. Dalam melakukan penilaian, setiap anggota tim harus menyepakati perbedaan nilai yang terjadi. Nilai yang dilaporkan adalah sebagai nilai akhir dari Tim peninjau lapangan. 8. Tim peninjau lapangan akan melaksanakan kegiatan penilaian secara bersama-sama dan apabila ada yang berhalangan maka kegiatan penilaian harus tetap dilaksanakan tanpa menunggu anggota tim yang berhalangan tersebut sehingga penilaian terhadap suatu sekolah di dasarkan atas persepsi yang sama dari seluruh anggota Tim peninjau lapangan. 9. Penilaian teknis yang dilakukan oleh Tim peninjau lapangan meliputi: a. mendokumentasikan seluruh gambaran umum sekolah; b. wawancara dengan warga sekolah; dan c. mengevaluasi indikator yang telah ditetapkan untuk menuju sekolah ADIWIYATA. 10. Seluruh anggota Tim peninjau lapangan akan mengevalusi keseluruhan hasil penilaian dan membuat kesepakatan nilai untuk diputuskan menjadi satu nilai tim. 11. Ketua Tim peninjau lapangan wajib menyerahkan formulir isian nilai dengan disertai penjelasannya, nilai akhir, dan foto hasil pemantauan. 12. Hasil dokumentasi Tim peninjau lapangan yang berupa foto harus dapat merepresentasikan nilai yang diberikan dan harus diberi nama lokasi dan tanggal pengambilan. 13. Masing-masing anggota tim wajib membuat dan menandatangani formulir isian nilai yang sudah diisi beserta penjelasannya untuk masing-masing sekolah dan menyerahkan kepada ketua Tim peninjau lapangan. 14. Pihak sekolah (obyek penilaian) yang akan dinilai oleh Tim peninjau lapangan harus menyiapkan semua dokumen tertulis dan pendukungnya untuk disampaikan kepada Tim peninjau lapangan. 15. Tim peninjau lapangan membuat berita acara penilaian. 16. Ketua tim akan menyusun laporan hasil penilaian untuk disampaikan kepada Dewan Pertimbangan Penghargaan Adiwiyata (DPA) yang dibentuk oleh Menteri. 17. DPA akan melakukan rapat untuk: a. mengevaluasi seluruh kegiatan penilaian lapangan dan melakukan klarifikasi kepada Tim peninjau lapangan lapangan 2

mengenai laporan yang disampaikan (bila dipandang perlu). b. memutuskan, meromendasikan, dan melaporkan sekolahsekolah yang dinilai menjadi: calon sekolah ADIWIYATA dan Sekolah ADIWIYATA, ADIWIYATA Mandiri kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup. 18. Deputi yang tugas dan tanggungjawabnya terkait dengan program Adiwiyata membuat laporan resmi kepada Menteri hasil penilaian dan rekomendasi DPA mengenai calon sekolah ADIWIYATA, sekolah ADIWIYATA dan ADIWIYATA Mandiri. 19. Menteri menetapkan calon sekolah ADIWIYATA, sekolah ADIWIYATA, dan sekolah ADIWIYATA Mandiri. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, Ilyas Asaad. MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, RACHMAT WITOELAR 3

Kriteria Sekolah ADIWIYATA Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 02 Tahun 2009 Tanggal : 16 Maret 2009 Dalam mewujudkan Sekolah ADIWIYATA telah ditetapkan 4 (empat) kriteria, yaitu: 1. Pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan; 2. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan; 3. Pengembangan kegiatan berbasis partisipatif; dan 4. Pengembangan dan/atau pengelolaan sarana pendukung sekolah. 1. Pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan meliputi: a. visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan; b. kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran materi lingkungan hidup (monolitik & integrasi); c. kebijakan sekolah dalam melaksanakan kegiatan rutin tahunan lingkungan hidup dan kegiatan rutin sekolah lainnya dengan mengangkat tema lingkungan hidup; d. kebijakan peningkatan sumber daya manusia (tenaga kependidikan dan non kependidikan di bidang pendidikan lingkungan hidup; e. kebijakan sekolah dalam upaya peningkatan kegiatan sosialisasi dalam penerapan pendidikan lingkungan hidup bagi warga sekolah; f. kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam; g. kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat; dan h. Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup. 2. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan meliputi: a. pengembangan model pembelajaran (monolitik/integrasi); b. penggalian dan pengembangan materi serta persoalan lingkungan hidup yang ada di mayarakat sekitar (isu lokal); c. pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya; d. Pemanfaatan media sumber belajar; e. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup; dan f. Pengembangan materi pembelajaran pendidikan lingkungan hidup dengan memasukkan isu global. 1

3. Pengembangan kegiatan berbasis partisipatif meliputi: a. Menciptakan kegiatan ekstrakurikuler/kokurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis partisipatif di sekolah; b. Menciptakan kegiatan aksi lingkungan dengan mengikutsertakan pihak luar; c. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar; dan d. Membangun kegiatan kemitraan dalam pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah. 4. Pengelolaan dan/atau pengembangan sarana pendukung sekolah meliputi: a. Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pembelajaran pendidikan dan kesehatan lingkungan hidup; b. Peningkatan kualitas sarana pendukung dan fasilitas sekolah; c. Penghematan sumberdaya alam (air, listrik) dan alat tulis; d. Peningkatan kualitas pelayanan dan pemeliharaan; dan e. Pengembangan sistem pengelolaan sampah. MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, RACHMAT WITOELAR Ilyas Asaad. 2