PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
2014, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Nega

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Loka Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja.

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

BNN. Orta. Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LABORATORIUM NARKOBA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No d. bahwa untuk belum adanya keseragaman terhadap penyelenggaraan rehabilitasi, maka perlu adanya pengaturan tentang standar pelayanan

BERITA NEGARA. No.679, 2012 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Balai Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

2016, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2012 TENTANG KOORDINASI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 288, 2012

STRUKTUR ORGANISASI BNNK SLEMAN

2 Kepala Badan Narkotika Nasional Tentang Akses Data Sistem Administrasi Badan Hukum Dan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian Dalam Pelaksanaan Pen

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG BADAN NARKOTIKA KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Kelompok Ahli. Pengorganisasian.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2012 TENTANG KOORDINASI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KELOMPOK AHLI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tam

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan Lembaran Negara R

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkot

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR : PER-01/M.EKON/02/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 19/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENDANAAN SISTEM PELATIHAN KERJA

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Badan Narkotik

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 56 / HUK / 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 8, 2014 BNN. Penghargaan. Pencegahan. Pemberantasan. Narkotika. Prekursor. Tata Cara.

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan pr

2 2. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 3. Peraturan Ke

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 02 TAHUN 2009 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA PAYAKUMBUH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE KOORDINASI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG TIM PENGENDALIAN INFLASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PELAYANAN LEMBAGA REHABILITASI NARKOTIKA KOMPONEN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial Pecandu Narkotika yang dilakukan oleh lembaga rehabilitasi Narkotika komponen masyarakat perlu dilakukan penilaian yang dilakukan secara terpadu; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional tentang Penilaian Pelaksanaan Pelayanan Lembaga Rehabilitasi Narkotika Komponen Masyarakat; Mengingat.

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika; 5. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2415/MENKES/PER/XII/2011 tentang Rehabilitasi Medis Pecandu, Penyalah Guna dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; 7. Peraturan Menteri Sosial Nomor 03 Tahun 2012 tentang Standar Lembaga Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya; 8. Peraturan Menteri Sosial Nomor 26 Tahun 2012 tentang Standar Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya; 9. Peraturan.

3 9. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rehabilitasi Narkotika Komponen Masyarakat; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PELAYANAN LEMBAGA REHABILITASI NARKOTIKA KOMPONEN MASYARAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Lembaga rehabilitasi medis adalah lembaga yang melaksanakan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan Narkotika. 2. Lembaga rehabilitasi sosial adalah lembaga yang melaksanakan pemulihan dan pengembangan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. 3. Lembaga Rehabilitasi Narkotika Komponen Masyarakat adalah lembaga yang menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi medis dan/atau sosial bagi pecandu, penyalah guna, dan korban penyalahgunaan Narkotika yang dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat atau swasta. 4. Penilaian adalah penetapan tingkat standar yang telah dicapai lembaga rehabilitasi Narkotika komponen masyarakat berdasarkan standar pelayanan minimal mencakup organisasi, sumber daya manusia, perangkat program, pelayanan dan monitoring, dan evaluasi. 5. Badan..

4 5. Badan Narkotika Nasional yang selanjutnya disingkat BNN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika, prekursor, dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol. 6. Deputi Rehabilitasi yang selanjutnya disebut Deputi adalah pimpinan yang membidangi urusan rehabilitasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNN. 7. Pelaksana Penilai Pelayanan Lembaga Rehabilitasi Narkotika Komponen Masyarakat yang selanjutnya disebut Komite Penilai adalah tim kerja lintas sektor yang ditetapkan oleh Kepala BNN dan memiliki kompetensi menyusun instrumen penilaian Standar Pelayanan Minimal dan melakukan penilaian terhadap Lembaga Rehabilitasi Narkotika Komponen Masyarakat. 8. Asesor adalah seseorang berdasarkan kompetensi ditetapkan Deputi berdasarkan usulan dari Komite Penilai untuk melakukan penilaian terhadap lembaga rehabilitasi Narkotika komponen masyarakat. 9. Standar pelayanan minimal pelayanan rehabilitasi Narkotika adalah norma atau kriteria yang ditetapkan oleh BNN yang digunakan sebagai tolok ukur dalam melakukan penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan pada lembaga rehabilitasi Narkotika komponen masyarakat. Pasal 2 (1) Maksud dari penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan lembaga rehabilitasi Narkotika komponen masyarakat yaitu menentukan tingkat pencapaian lembaga rehabilitasi Narkotika yang diselenggarakan oleh komponen masyarakat terhadap Standar Pelayanan Minimal. (2) Tujuan..

5 (2) Tujuan dari penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan lembaga rehabilitasi Narkotika komponen masyarakat yaitu: a. terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan rehabilitasi Narkotika; dan b. meningkatnya peran masyarakat dalam meningkatkan kualitas rehabilitasi Narkotika yang dilakukan oleh lembaga rehabilitasi Narkotika komponen masyarakat. BAB II PENILAIAN Pasal 3 (1) Penilaian dilakukan terhadap lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi milik masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi terhadap Pecandu Narkotika dan telah memenuhi persyaratan. (2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. berbadan hukum; b. mempunyai izin operasional dari Dinas Kesehatan atau Dinas Sosial dan/atau Dinas Kesatuan Bangsa Politik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota; c. terdaftar pada Badan Narkotika Nasional (BNN) atau BNN Provinsi atau BNN Kabupaten Kota; dan d. diusulkan oleh BNN Provinsi atau BNN Kabupaten/Kota dan disetujui oleh BNN. (3) Pelaksanaan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan cara membandingkan tingkat pelaksanaan pelayanan dengan Standar Pelayanan Minimal. Pasal 4..

6 Pasal 4 (1) Penilaian terhadap lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi milik masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi terhadap Pecandu Narkotika dilaksanakan oleh Komite Penilai. (2) Penilaian sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) meliputi: a. aspek manajerial; b. Sumber Daya Manusia (SDM); c. program dan layanan; dan d. sistem monitoring dan evaluasi. (3) Ketentuan mengenai tata cara penilaian, prosedur, dan penetapan hasil penilaian serta Standar Pelayanan Minimal diatur lebih lanjut oleh Komite Penilai. BAB III KOMITE PENILAI Bagian Kesatu Keanggotaan Komite Pasal 5 (1) Komite Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) terdiri dari: a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota; b. 1 (satu) orang sekretaris merangkap anggota; c. 3 (tiga) orang anggota perwakilan dari BNN, Kementerian Sosial, dan Kementerian Kesehatan; dan d. 2 (dua) orang anggota yang merupakan perwakilan dari masyarakat/praktisi/akademisi yang ditunjuk oleh Deputi Rehabilitasi. (2) Anggota..

7 (2) Anggota Komite Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diusulkan oleh kementerian/lembaga terkait atas permintaan BNN. (3) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dengan memperhatikan: a. kemampuan kerja dalam tim; dan b. memiliki latar belakang tugas/tanggung jawab paling sedikit 2 (dua) tahun di bidang rehabilitasi pecandu Narkotika. Pasal 6 (1) Anggota Komite Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) diangkat dan diberhentikan oleh Kepala BNN. (2) Anggota Komite Penilai bertanggung jawab kepada Kepala BNN melalui Deputi. (3) Anggota Komite Penilai mempunyai masa tugas 2 (dua) tahun dan apabila diperlukan dapat diangkat kembali. Bagian Kedua Tugas dan Wewenang Komite Penilaian Pasal 7 (1) Komite Penilai mempunyai tugas: a. melaksanakan penilaian terhadap lembaga rehabilitasi pecandu Narkotika komponen masyarakat; dan b. berkoordinasi dengan kementerian terkait tentang pelaksanaan penilaian terhadap lembaga rehabilitasi komponen masyarakat. (2) Dalam pelaksanaan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), secara teknis Komite Penilai dibantu oleh Asesor. Pasal 8..

8 Pasal 8 Komite Penilai memiliki wewenang sebagai berikut: a. menetapkan instrumen penilaian Standar Pelayanan Minimal dan peraturan tata pelaksanaan penilaian lembaga rehabilitasi komponen masyarakat; b. menyusun dan menetapkan tugas Asesor; c. menugaskan Asesor melaksanakan penilaian pada lembaga rehabilitasi komponen masyarakat; dan d. memantau dan mengevaluasi pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh Asesor. BAB IV ASESOR Pasal 9 (1) Asesor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), mempunyai tugas membantu Komite Penilai melakukan penilaian kepada lembaga rehabilitasi Narkotika dalam penerapan dan pencapaian terhadap Standar Pelayanan Minimal. (2) Asesor diangkat dan diberhentikan oleh Komite Penilai dan bertanggung jawab kepada Komite Penilai. (3) Asesor memiliki masa tugas 2 (dua) tahun dan dapat diangkat kembali. Pasal 10 (1) Anggota Asesor berasal dari perwakilan BNN, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, dan lembaga rehabilitasi pecandu Narkotika komponen masyarakat. (2) Kriteria..

9 (2) Kriteria yang harus dimiliki oleh Asesor, sebagai berikut: a. memiliki latar belakang pekerjaan atau pendidikan di bidang rehabilitasi pecandu Narkotika; b. memiliki pengalaman dalam melakukan monitoring evaluasi suatu program; dan c. mampu bekerja dalam tim. Pasal 11 Asesor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, mempunyai tugas: a. menyebarkan instrumen yang diisi sendiri (self-assessment instrument) pada lembaga rehabilitasi pecandu Narkotika komponen masyarakat paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dilakukan penilaian langsung; b. meminta lembaga rehabilitasi mengembalikan instrumen yang telah diisi paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dilakukan penilaian langsung; c. melakukan penilaian langsung kepada lembaga rehabilitasi melalui kunjungan lapangan; d. melakukan analisis terhadap hasil penilaian langsung; dan e. melaporkan hasil penilaian kepada Komite Penilai sebagai dasar pemberian rekomendasi bagi lembaga yang bersangkutan. Pasal 12 (1) Penilaian langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf c dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara instrumen yang telah diisi dengan kondisi di lapangan. (2) Analisis hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf d, dimaksudkan untuk melihat tingkat capaian Standar Pelayanan Minimal yang berhasil diselenggarakan lembaga rehabilitasi. (3) Dalam.

10 (3) Dalam melaksanakan penilaian terhadap penyelenggaraan layanan rehabilitasi, Asesor berpedoman pada instrumen dan tata cara penilaian yang telah ditetapkan oleh Komite Penilai. Pasal 13 (1) Dalam melaksanakan tugas harian Komite Penilai dan Asesor dibantu oleh Sekretariat. (2) Sekretariat berada di bawah direktorat di lingkungan BNN yang mempunyai tugas dan fungsi membina lembaga rehabilitasi komponen masyarakat. (3) Sekretariat mempunyai tugas membantu pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dan pengadministrasian Komite Penilai. BAB V PELAKSANAAN PENILAIAN Pasal 14 (1) Penilaian terhadap lembaga rehabilitasi pecandu Narkotika dilaksanakan secara objektif, transparan, dan independen dengan menggunakan instrumen dan tata cara penilaian. (2) Instrumen dan tata cara penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh Komite Penilai. Pasal 15.

11 Pasal 15 (1) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 untuk menentukan kategori lembaga rehabilitasi pecandu Narkotika dalam memberikan layanan. (2) Kategori sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana diatur dalam dalam tata cara penilaian. Pasal 16 (1) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) di sampaikan kepada Komite Penilai. (2) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar bagi Komite Penilai dalam memberikan rekomendasi terhadap lembaga yang bersangkutan. Pasal 17 (1) Setelah menerima hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1), Komite Penilai melakukan pembahasan terhadap hasil penilaian dengan Asesor. (2) Hasil pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Deputi. (3) Setelah menerima rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Deputi menyampaikan kepada Kepala BNN untuk mendapatkan penetapan. (4) Penetapan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada instansi terkait. Pasal 18.

12 Pasal 18 (1) Bagi lembaga rehabilitasi yang dinilai dapat mencapai Standar Pelayanan Minimal diberikan dukungan oleh BNN. (2) Dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kriteria tingkatan yang didapatkannya. (3) Dukungan yang dimaksud pada ayat (2) dapat berupa dukungan teknis, manajerial, operasional, maupun dukungan lain yang tersedia pada tahun anggaran berjalan. Pasal 19 (1) Lembaga yang berhasil mencapai Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1), dipublikasikan melalui berbagai media agar dapat diketahui masyarakat. (2) Terhadap lembaga yang dinilai belum dapat mencapai Standar Pelayanan Minimal akan diberikan bimbingan teknis dan peningkatan keterampilan. (3) Dalam hal bimbingan teknis dan peningkatan keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat membantu lembaga rehabilitasi mencapai Standar Pelayanan Minimal, maka dukungan akan dihentikan. (4) Lembaga yang diberikan bimbingan teknis dan peningkatan keterampilan dinilai tidak berhasil mencapai Standar Pelayanan Minimal akan dipublikasikan melalui berbagai saluran media sebagai lembaga yang tidak direkomendasi BNN. BAB VI.

13 BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 20 Segala biaya yang dibutuhkan bagi pelaksanaan penilaian lembaga rehabilitasi Narkotika berasal dari DIPA Deputi Bidang Rehabilitasi dan sumber lain yang tidak mengikat sesuai dengan peraturan. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Peraturan Kepala BNN ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala BNN ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Maret 2014 KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, ttd ANANG ISKANDAR Diundangkan di Jakarta pada tanggal 6 Maret 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 303

14