Rancangan Sistem Assessment Keselamatan Kebakaran Kapal Penyeberangan Roll On Roll Off Fire Safety Assessment System Design For Roll On Roll Off Ferry Sunaryo 1, a *, Khaerunisa Sabitha 2,b 1 PS Teknik Perkapalan, Departem Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok 16424, Indonesia. 2 PS Teknik Perkapalan, Departem Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok 16424, Indonesia. a email: naryo@eng.ui.ac.id, b email: bithaanisa@gmail.com, Abstrak Kapal penyeberangan memainkan peranan yang sangat penting dalam menjalin konektivitas antar pulau di Indonesia yang berjumlah lebih dari 17.000 untuk mangangkut barang maupun penumpang. Namun mengingat banyaknya keterbatasan dari armada kapal penyeberangan ini seperti usia kapal, rendahnya tarif angkutan, dan tingginya biaya investasi dan biaya operasional, sehingga rentan sekali terhadap berbagai jenis kecelakaan. Dari data yang dipublikasikan oleh KNKT selain kecelakaan navigasi maka kecelakaan kebakaran menduduki peringkat yang cukup tinggi yang menimpa armada penyeberangan nasional. Kebakaran dapat terjadi di kapal Ferry Ro - ro dengan daerah penyebab kebakaran yang variatif yaitu 63% kebakaran terjadi di kamar mesin dan 10% terjadi di dek kendaraan. Namun sistem keselamatan kebakaran kapal Ferry Ro -ro yang saat ini diterapkan di Indonesia belum dapat mengurangi angka kebakaran kapal. Oleh sebab itu,diperlukan adanya perancangan sistem assessment keselamatan kebakaran kapal Ferry Roll On Roll Off yang dapat dipergunakan oleh pihak yang berkepentingan untuk menilai kelayakan keselamatan kabakaran dari kapal kapal ferry yang beroperasi, sehingga jumlah kecelakaan kebakaran dapat ditekan seminimal mungkin. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang sistem assessment keselamatan kebakaran pada kapal ferry Ro ro yang dapat dilakukan dengan mudah dan sederhana namun cukup menyeluruh. Perancangan sistem ini mengacu pada peraturan Safety Of Life At Sea (SOLAS), dan International Safety Management Code (ISM Code) yang dikeluarkan oleh International Maritime Organization (IMO). Sistem assessment akan digunakan sebagai media penilaian sarana proteksi kebakaran di kamar mesin dan car deck. Hasil dari perancangan ini adalah sistem assessment keselamatan kebakaran yang terdiri dari borang penilaian untuk engine room fire control assessment, borang car deck fire control assessment, prosedur proteksi kebakaran dan manajemen rencana evakuasi korban kebakaran. Kata kunci : SISTEM ASSESSMENT, KESELAMATAN, KEBAKARAN, FERRY RO-RO Pendahuluan Kebakaran merupakan salah satu risiko yang disebabkan oleh nyala api baik kecil maupun besar pada tempat, situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan serta pada umumnya sulit untuk dikendalikan. Kebakaran dapat terjadi di dalam kegiatan pelayaran kapal laut. Bila ditinjau dari tempat terjadi kebakaran pada kapal ferry tipe Ro-ro sangat variatif. Mulai dari kebakaran pada car deck, dek penumpang, kamar mesin hingga pada anjungan. Sejumlah kebakaran pada kapal ferry tipe Roro didominasi oleh kebakaran pada kamar mesin dan car deck. Kamar mesin 63%, ruang akomodasi dan cargo spaces 27% dan dek kendaraan 10%. ( Database Kecelakaan Kebakaran oleh DNV) Metode Penelitian Pengumpulan data dalam melakukan perancangan ini dilakukan dengan mengidentifikasi bahaya dan risiko kebakaran di kapal Ferry Ro-ro, mengidentifikasi seluruh
variabel sarana proteksi kebakaran, mempelajari seluruh prosedur yang dapar diterapkan dengan efektif dan bagaimana manajemen rencana evakuasi yang baik dan bersifat aplikatif. Teknik dalam pengumpulan data skripsi ini hanya berupa pencarian data secara rutin dari jurnal ilmiah, majalah kemaritiman, beberapa artikel kemaritiman dan data peraturan-peraturan mengenai keselamatan kapal. peraturan-peraturan yang digunakan diantaranya yaitu peraturan pemerintah Indonesia, NFPA dan Safety of Life at Sea (SOLAS) Chapter II-2 tentang construction fire protection, detection, extinction serta Part D tentang Escape. Teknik pengambilan data lainnya yaitu kunjungan industri galangan kapal yang bertujuan untuk mempelajari beberapa sarana proteksi kebakaran yang ada di kamar mesin dan car deck, serta untuk mendapatkan general arrangement kapal Ferry Ro-ro yang akan dijadikan satu kapal sampel untuk bahan analisa case study. Seperti dijelaskan pada gambar 1. Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Menurut National Fire Protection Association (NFPA) (1992), kebakaran sebagai peristiwa oksidasi yang terdapat di udara dan panas yang dapat berakibat menimbulkan kerugian harta benda atau cidera bahkan kematian manusia. Suatu kebakaran dapat terjadi karena adanya tiga unsur yang saling berhubungan yaitu bahan bakar, sumber ignisi (panas atau nyala) dan oksigen. Berikut merupakan diagram alir dari penelitian rancangan sistem assessment keselamatan kebakaran. Hasil dan Analisa Dalam mengidentifikasi sarana proteksi kebakaran pada kamar mesin menggunakan peraturan SOLAS Chapter II-2: Construction fire protection, detection, extinction dan part D Escape dengan tinjauan khusus pada machinery space. Berdasarkan identifikasi yang mengacu ke peraturan SOLAS, maka didapatkan beberapa komponen fire control assessment pada kamar mesin, diantaranya adalah fixed fire detection dan fire alarm systems, sprinkler, alat pemadam api ringan (APAR), control of smoke dan hidran (hanya pada saat kondisi tertentu) sebagai sarana proteksi aktif kebakaran; escape, fire doors yang bersifat non-combustible dan emergency lighting sebagai sarana proteksi pasif kebakaran; dan beberapa komponen lain yang tercantum dalam SOLAS yang diwajibkan harus terdapat di kamar mesin. Gambar 2 merupakan contoh form standar proteksi kebakaran kamar mesin yang telah diusulkan sebagai alat untuk melakukan assessment keselamatan kebakaran pada kamar mesin. Form standar proteksi kebakaran ini dirancang untuk memberikan kemudahan bagi inspektor dalam menilai kelayakan keselamatan kebakaran kamar mesin suatu kapal. Sedangkan hasil dari perancangan sarana proteksi kebakaran pada car deck yaitu form car deck fire control assessment. Assessment ini bertujuan untuk memudahkan dan memperjelas komponen-komponen proteksi kebakaran di atas kapal yang telah di atur dalam SOLAS Chapter II-2 sebagai standar (code) keselamatan kebakaran fire safety standards (FSS) code tentang pengujian atas perlindungan, deteksi dan pemadam kebakaran. Sarana proteksi kebakaran pada car deck terdiri dari car deck fire control
assessment, fire control action plan dan parameter kesesuaian SOLAS di car deck. Metode perancangan beberapa variabel di atas disesuaikan dengan peraturan SOLAS dan khusus untuk dek kendaraan kapal penumpang terutama kapal Ferry Ro-ro dijelaskan pada gambar 3. ENGINE ROOM FIRE CONTROL ASSESSMENT Nama Kapal : Jumlah Penumpang : Type Kapal : FERRY RO-RO Tanggal Pengecekan : Lokasi : Signature : SARANA PROTEKSI AKTIF KEBAKARAN Kondisi Kesesuaian 1 Detektor (Fixed fire detection ) IYA TIDAK 2 Alarm (Fire alarm systems ) IYA TIDAK 3 Sprinkler IYA TIDAK 4 APAR CO2 IYA TIDAK foam IYA TIDAK 5 Control of smoke IYA TIDAK 6 Hidran *(only in one condition) IYA TIDAK Gambar 2. Form Engine Room Assessment CAR DECK FIRE CONTROL ASSESSMENT Nama Kapal : Jumlah Penumpang : Type Kapal : FERRY RO-RO Tanggal Pengecekan : Lokasi : Signature : SARANA PROTEKSI AKTIF KEBAKARAN Kondisi Kesesuaian 1 Detektor (Fixed fire detection ) IYA TIDAK 2 Alarm (Fire alarm systems ) IYA TIDAK 3 Sprinkler IYA TIDAK 4 APAR CO2 IYA TIDAK foam IYA TIDAK 5 Hidran IYA TIDAK 6 Fire Pump IYA TIDAK Jumlah SARANA PROTEKSI PASIF KEBAKARAN Kondisi Kesesuaian Jumlah 7 Escape Pintu keluar darurat IYA TIDAK Tangga darurat IYA TIDAK Petunjuk arah darurat IYA TIDAK 8 Emergency ligthing IYA TIDAK EVALUASI INSPEKTOR : REKOMENDASI INSPEKTOR : TANGGAL REVIEW: COMPLETED BY : SIGNATURE : REVIEW DAN DOKUMENTASI : EVALUASI DAN REKOMENDASI ASSESSMENT REVIEW Jumlah SARANA PROTEKSI PASIF KEBAKARAN Kondisi Kesesuaian Jumlah 7 Escape Pintu keluar darurat IYA TIDAK Tangga darurat IYA TIDAK Petunjuk arah darurat IYA TIDAK 8 Fire doors (non-combustible ) IYA TIDAK 9 Emergency ligthing IYA TIDAK 10 Lokasi dan sentralisasi pada fire-extinguishing sistem kontrol 11 Shutdown arrangement yang sudah dirancang dengan baik - Keadaan shutdown ventilasi dari kamar mesin - Keadaan shutdown pompa bahan bakar dari kamar mesin 12 Material yang bersifat non-combustible (A-60) (dapat tahan terhadap temperatur ruang sampai 140 C) EVALUASI INSPEKTOR : REKOMENDASI INSPEKTOR : TANGGAL REVIEW: COMPLETED BY : SIGNATURE : REVIEW DAN DOKUMENTASI : KOMPONEN LAIN EVALUASI DAN REKOMENDASI ASSESSMENT REVIEW Keterangan Gambar 3. Form Car Deck Assessment Beberapa peraturan dari Pemerintah Negara bendera kapal menyatakan bahwa salah satu sistem pencegahan kebakaran di atas kapal yaitu dengan menggunakan sistem pemadam kebakaran tetap atau fixed fire protection untuk melindungi beberapa komponen di kamar mesin. Salah satu sistem pemadam kebakaran tetap di kamar mesin yaitu pemdaman dengan sistem CO 2. Sistem pemadam dengan menggunakan CO 2 berfungsi untuk melindungi bagian-bagian yang mudah terbakar dari main engine atau mesin induk, mesin-mesin pemasok listrik kapal, bagian depan dari boiler, bagian yang mudah terbakar dari separator sebagai pemurni untuk bahan bakar yang dipanaskan dan incinerator. Sistem CO 2 tersebut dapat bekerja dengan optimal apabila seluruh instalasi mesin telah mati, seluruh crew di kamar mesin telah terevakuasi dan seluruh ventilasi atau celah menuju kamar mesin telah tertutup rapat sehingga tidak ada O 2 yang masuk ke kamar mesin. Konsekuensi dari penggunaan yang perlu persiapan sedemikian rupa membutuhkan waktu 20 menit atau lebih dari saat kebakaran ditemukan sampai sistem diaktifkan. Sistem kabut air atau water mist merupakan suatu teknologi yang telah dikembangkan oleh Goran Sundholm dari Marioff pada tahun 1990. Sistem kabut air merupakan sebagai alternatif dari jenis pemadam kebakaran sprinkler yang konvensional. Sistem kabut air hanya menggunakan air tanpa tambahan bahan kimia untuk sebuah kombinasi pendinginan dan penipisan kandungan O 2 sehingga dapat meminimalisir kebakaran dalam waktu singkat. Perancangan prosedur proteksi kebakaran bertujuan untuk mengetahui suatu metode atau tata cara teknis dalam melakukan inspeksi variabel sarana proteksi kebakaran. Prosedur ini diharapkan dapat menunjang pelaksanaan teknis assessment proteksi kebakaran. Prosedur proteksi kebakaran terdiri dari variabel survey, prosedur jangka waktu berjalannya inspeksi kebakaran dan prosedur peran inspektor dalam melakukan inspeksi di kamar mesin dan dek kendaraan kapal Ferry Ro-ro. Manajemen rencana evakuasi korban kebakaran terdiri dari beberapa metode
diantaranya pemberian informasi masif keselamatan penumpang di atas kapal dan perancangan rute evakuasi dengan memberikan rancangan layout dek penumpang menuju muster station seperti dijelaskan pada gambar 4. Gambar 4. Layout Rute Evakuasi Dek Penumpang Kesimpulan Setelah dilakukan analisa terhadap perancangan standar sarana proteksi kebakaran, dapat ditarik beberapa kesimpulan seperti berikut : Identifikasi sumber potensi bahaya kebakaran di kapal Ferry Ro-ro terdapat di kamar mesin dan dek kendaraan (car deck). Sarana proteksi kebakaran terdiri dari sarana proteksi aktif kebakaran dan sarana proteksi pasif kebakaran. Perancangan standar sarana proteksi kebakaran berdasarkan SOLAS Chapter II-2 tentang construction fire protection, detection, extinction dan Part D tentang Escape. Hasil dari perancangan standar sarana proteksi kebakaran diantaranya yaitu form engine room fire control assessment, form car deck fire control assessment, fire control action plan, plan drawing dan parameter kesesuaian SOLAS. Inspeksi dan penilaian dapat dilakukan oleh inspektor internal dari pihak pemilik kapal (owner). Form assessment dirancang untuk memudahkan inspektor dalam melakukan inspeksi di kamar mesin dan dek kendaraan (car deck). Modifikasi sistem kabut air direkomendasikan untuk sarana proteksi aktif kebakaran di kamar mesin. Inspeksi dilakukan secara berkala sesuai waktu yang telah ditetapkan. Prosedur proteksi kebakaran dirancang untuk memastikan teknis inspeksi dapat berjalan dengan baik. Perancangan manajemen rencana evakuasi korban kebakaran berupa pemberian informasi masif kepada penumpang dengan tahap-tahap penanggulangan diri dalam kondisi darurat serta perancangan layout rute evakuasi secara komprehensif. Perancangan manajemen rencana evakuasi di dek penumpang dapat meminimalisir korban kebakaran. Referensi [1] Safety Of Life At Sea, Edition 2009 [2] Sunaryo, Nugroho Yulianto, Talahatu A. Marcus. (2013). Onboard Fire Safety Assessment Standards for Indonesian Non Convention Roll On Roll Off Passenger Ferries. Jakarta: UTM Press. [3] Fahri, Akhmad. (2013). Konfigurasi Efektifitas Sistem Keselamatan Kebakaran Pada Kapal Penyeberangan Ferry Ro-ro. Depok: Universitas Indonesia. [4] Estria, Cintha. (2008). Evaluasi Sistem Penanggulangan Kebakaran di Kapal Penumpang KM. Lambelu PT. Pelayaran Nasional Indonesia (PT. PELNI) Tahun 2008. Depok: Universitas Indonesia. [5] ImarE. (2013). Penyebab Kebakaran di Kamar Mesin. Jakarta: Wisma Gading Permai. [6] Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 [7] Brian Y. Lattimer. 1992. Heat Fluxes from Fires to Surfaces - SFPE Handbook of Fire Protection Engineering, National Fire Protection Association (NFPA), Quincy, MA.
[8] Walton William D., Thomas Philip H. 1992. Estimating Temperature in Compartment Fire SFPE Handbook of Fire Protection Engineering, National Fire Protection Association (NFPA), Quincy, MA [9] Manajemen Sistem K3 Pengamanan Kebakaran oleh Dinas Pemadam Kebakaran Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)