KABUPATEN CIANJUR NOMOR 51 TAHUN 2O1O TENTANG BUPATI CIANJUR,

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 3 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2010 PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 8 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANDAK

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

LEMBARAN DAERAH TAHUN 2010 NOMOR 14 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PINRANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 T E N T A N G

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PATI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN AGAM

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bulungan.

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN SEBAGAI BAGIAN DARI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KERINCI

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN TUBAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 15 TAHUN 2011

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BALIKPAPAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGADA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NGADA

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 39 TAHUN

PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MEDAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017

PERATURAN BUPATI BATANG HARI NOMOR TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAN KEBAKARAN

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HALMAHERA BARAT DAN BUPATI HALMAHERA BARAT M E M U T U S K A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BIREUEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 13 TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN BUPATI CIANJUR NOMOR 22 TAHUN 2O1O TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT ORGANISASI DI LINGKUNGAN KELURAHAN

Transkripsi:

tr -' BERITA DAERAH NOMOR 58 KABUPATEN CIANJUR PERATURAN BUPATI CIANJUR NOMOR 51 TAHUN 2O1O TENTANG TAHUN 2O1O TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT ORGANISASI DI LINGKUNGAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BUPATI CIANJUR, Menimbang Mengingat., a, b. : 1. 2. bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008, Pemerintah Kabupaten Cianjur telah membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2010 tentang Perubahan Pertama Atas Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2009 tentang Organisasi Pemerintahan Daerah dan Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Cianjur: bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a. sesuai dengan Pasal 'l 13 ayat (2) Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2008 jo. Nomor 02 Tahun 2010. perlu menetapkan tugas. f-ungsi dan tata kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dengan l)eraturan Bupati; Undang-Undang Nomor l4 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 43) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 3 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2851); Undang-Undang Nomor 8 Tahun '1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4i Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8'Iahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 189, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3 890);

t_ 4. 5. 6. 7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoribsia Nomor 4389); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 207, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Persmuswaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5043); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4826); 13. 14. 15. 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petuniuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota; Peratriran Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah; Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 02 Tahun 2001 tentang Tata Cara Penyusunan Peraturan Daerah dan Penerbitan Lembaran Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2001 Nomor 43 Seri D) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 02 Tahun 2006 tentang Perubahan Pertama Atas Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2001 tentang (Lembaran Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2006 Nomor 02 Seri D);

17. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 03 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2008 Nomor 03 Seri D)r 18. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 03 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2008 Nomor 03 Seri D); 19. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 07 Tahun 2008 tentang Organisasi Pemerjntahan Daerah dan Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Cianj ur (Lembaran Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2008 Nomor 07 Seri D) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2008 tentang Organisasi Pemerintahan Daerah dan Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Cianjur (Lembaran Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2010 Nomor 10 Seri D); MEMUTUSKAN : MenetapKan : PERATURAN BUPATI TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT ORGANISASI DI LINGKUNGAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal I Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Otonom Kabupaten Cianjur. 2. Daerah Otonom adalah Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas Daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Nega Kesatuan Republik Indonesia. 3. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 4. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut azas desentralisasi. 5. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat Daerah otonom sebagai Badan Eksekutif. 6. Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat. 7. Bupati adalah Bupati Cianjur. 8. Perangkat Daerah adalah Organisasi/Lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab kepada Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan. 9. Seketariat Daerah selanjutnya disebut Setda adalah Seketariat Daerah Kabupaten Cianjur. 10. Seketaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Cianjur. ll. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, selanjutnya disebut BPBD adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cianjur.

12. Kepala Badan adalah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cianjur. 13. Kelompok Jabatan Fungsional pdalah Kelompok Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan profesinya dalam rangka mendukung kelancaran tugas dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciani ur. BABII KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DINAS Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 2 (l) BPBD adalah perangkat daerah yang dibentuk dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi penanggulangan bencana serta pencegahan dan penanggulangan kebakaran. (2) BPBD dipimpin oleh kepala badan yang secara ex-officio dijabat oleh Sekretaris Daerah., Pasal 3 BPBD, mempunyai tugas : a. menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara; b. menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan; c. menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana; d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana; e. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencanal f. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang; g. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari anggaran pendapatan dan beldnja daerah; h. menyelenggarakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku; i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 4 Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 3, BPBD berfungsi : a. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan bencana dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien; b. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana. terpadu dan menyeluruh; c. penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan kebakaran sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan

BAB III ORGANISASI Pasal 5 (l) Susunan organisasi BPBD terdiri atas : a. Kepala; b. Unsur Pengarah, teridiri dari : 1. Ketua Pengarah; 2. Anggota Pengarah. c. Unsur Pelaksana, terdiri dari : 1. Kepala Pelaksana 2. Seketariat, membawahkan : t a) Seksi Umum dan Perencanaan Program; b) Seksi Keuangan; c) Seksi Hubungan Masyarakat. 3. Bidang Pencegahan dan Kesiagaan, membawahkan : a) Seksi Pencegahan; b) Seksi Kesiagaan. 4. Bidang Kedaruratan dan Logistik, membawahkan : a) Seksi Kedaruratan; b) Seksi Logistik. 5. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi. membawahkan : a) Seksi Rehabilitasi; b) Seksi Rekonstruksi. 6.r.Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran, membawahkan : a) Seksi Pencegahan Kebakaran; b) Seksi Penanggulangan Kebakaran. 7. Kelompok Jabatan Fungsional; 8. Satuan Tugas. (2) Ketua pengarah sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b, butir 1, dijabat oleh kepala badan. (4) Anggota pengarah sebagaimana dimaksud ayat (l) huruf b, butir 2, sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang lerdiri dari : a. 4 (empar) anggota dari pejabat eselon III pada organisasi perangkat daerah dan instansi vertikal daerah; b. 3 (tiga) anggota dari masyarakat profesional. _ {._L-{r."'. - 8._48 IY TUGAS KEPALA BADAN Pasal 6 Kepala Badan mempunyai tugas membantu Bupati dalam menyelenggarakan sebagian urusan Pemerintah Daerah di bidang penanggulangan bencana serta memimpin mengkoordinasikan seluruh tugas dan fungsi badan sesuai dengan ketentuan dar/atau peratwan perundangundangan

BAB V KEDUDUKAN, TUGA$ DAN FUNGSI UNSUR PENGARAH Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pasal 7 unsur pengarah berada dibawah -" T;::":awat kepada kepala badan. Tugas dan Fungsi Pasal 8 Unsur pengarah mempunyai tugas memberikan masukan dan saran kepada kepala badan dalam penanggulangan bencana. Pasal 9 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 8, unsur pengarah menyelenggarakan fungsi : a. perumusan konsep kebijakan penanggulangan bencana daerah: b. pemantauan; c. evaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana., BABVI KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI UNSUR PELAKSANA Bagian Kesatu Kedudukan Pasal l0 Usur pelaksana berada dibawah dan bertanggungiawab kepada kepala badan. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal I I Unsur pelaksana mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi yang meliputi prabencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana. Pasal 12 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 11, unsur pelaksana mempunyai fungsi : a. koordinasi penyelenggaraanpenanggulanganbencana; b. komando penyelenggaraan penanggulanganbencana; c. pelaksanaan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Bagian Ketiga Tugas Kepala Pelaksana Pasal 13 Kepala pelaksana mempunyai tugas membantu kepala badan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana serta memimpin, mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan teknis operasional penanggulangan bencana sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundangundangan Bagian Keempat Tugas dan Fungsi Sekretariat Pelaksana Pasal 14 Sekretariat mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program, administrasi dan sumberdaya serta kerjasama. Pasal 15 (1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 14, sekretariat menyelenggarakan fungsi : a. pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi di lingkungan badan; b. pengkoordinasian, perencanaan dan perumusan kebijakan teknis badan; c. pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum dan peraturan perundang-undangan, organisasi, tatalaksana, kepegawaian, keuangan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga badan; d. pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di lingkungan badan; e. fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah penanggulangan bencana; f. pengkoordinasian dalam penyusunan laporan badan. (2) Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud ayat (l), sekretariat dibantu oleh : a. Sub Bagian Umum dan Penyusunan Program; b. Sub Bagian Keuangan; c. Si.tb Bagian Hubungan Masyarakat. Pasal 16 (1) Sub Bagian Umum dan Penyusunan Program mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi umum, arsip, administrasi barang dan.. perlengkapan, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga, persandian serta melakukan penyiapan bahan koordinasi penrmusan kebijakan teknis, penyusunan perencaniun dan evaluasi program dan kegiatan badan, sesuai dengan ketentuan darvatau peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan keuangan dan administrasi keuangan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan (3) Sub bagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melakukan penjaringan data dan informasi, hubungan masyarakat dan keprotokolan sesuai dengan ketentuan dan/atau peratufan perundang-undangan

Tugas dan Fungsi $idang Bagian Kelima Pencegahan dan Kesiagaan Pasal 17 Bidang Pencegahan dan Kesiagaan mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum Pemerintah Daerah di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundangundangan Pasal l8 (l) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 17, bidang pencegahan dan kesiagaan menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan program dan kegiatan bidang pencegahan dan kesiagaan sesuai dengan program dan kegiatan badan; b. peiryiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat; c. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat; d. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat; e. pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat. (2) Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud ayat (l). bidang pencegahan dan kesiagaan dibantu oleh : a. Seksi Pencegahan; b. Seksi Kesiagaan.. Pasal 19 (1) Seksi Pencegahan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan umum, kebij akan teknis operasional pencegahan resiko bencana, melakukan identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana, pemantauan, pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan lingkungan hidup serta pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan resiko bencana sesuai dengan dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan (2) Seksi Kesiagaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan umum, kebijakan teknis operasional pelaksanaan kesiagaan penanggulangan bencana sesuai dengan ketentuan dar/atau peraturan perundang-undangan Bagian Keenam Tugas dan Fungsi Bidang Kedaruratan dan Logistik Pasal 20 Bidang Kedaruratan dan Logistik mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum Pemerintah Daerah di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat serta melakukan koordinasi dan dukungan logistik dan peralatan dalam penanggulangan bencana sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan

Pasal 21 (1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 20, bidang kedaruratan dan logistik menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan program dan kegiatan bidang kedaruratan dan logistik sesuai dengan program dan kegiatan badan; b. penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan umum Pemerintah Daerah di bidang penanggulangan bencana pada tanggap darurat dan penanganan pengungsi; c. penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan umum Pemerintah Daerah di bi{ang logistik dan peralatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana; d. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi; e. penyusunan rencana di bidang logistik dan peralatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana; f. komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat; g. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi; h. pemantauan, evaluasi dan analisi pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di bidang logistik, peralatan dan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi. (2) Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud ayat (l), bidang kedaruratan dan logistik dibantu oleh : a. Soksi Kedaruratan; b. Seksi Logistik. Pasal22 (1) Seksi Kedaruratan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan umum, kebijakan teknis operasional dibidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan (2) Seksi Logistik mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan umum, kebijakan teknis operasional dibidang pengelolaan logistik dan peralatan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan l,ang berlaku. Bagian Ketujuh Tugas dan Fungsi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Pasal 23 Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana. Pasal 24 (1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 23, bidang rehabilitasi dan rekonstruksi menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan umum dibidang penanggulangan bencana pada pasca bencana; b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencanal c. pelaksanaan hubungan kerja dibidang penanggulangan bencana pada pasca bencana;

10 d. pemantauan, evaluasi dan analisi pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana. (2) Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud ayat (1), bidang rehabilitasi dan rekonstruksi dibantu oleh : c. Seksi Rehabilitasi; d. Seksi Rekonstruksi. Pasal 25 (1) Seksi Rehabilitasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum, kebijakan teknis operasional dibidang rehabilitasi lingkungan, prasarana dan sarana umum, bantuan perbaikan rumah masyarakat, pemulihan sosio psykologis, pelayanan kesehatan, pemulihan sosi, ekonomi dan budaya, keamanan dan ketertiban, pemulihan fungsi pemerintahan dan pelayanan publik sesuai dengan ketentuan darvitau peraturan perundang-undangan (2) Seksi Rekonstruksi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum, kebijakan teknis operasional dibidang pembangunan kembali sarana dan prasarana perhubungan, sarana sosial, penerapan rancang bangun yang tepat sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundangundangan Bagian Kedelapan Tugas dan Fungsi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasal 26 Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran sesuai dengan ketentuan dar/atau peraturan perundang-undangan Pasal2T (1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 26. bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran, menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan umum dibidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran; b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran; c. pelaksanaan hubungan kerja dibidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran; d. pemantauan, evaluasi dan analisi pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran. ' (2) Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud ayat (1), bidang pencegahan dan penanggulangan dibantu oleh : e. Seksi Pencegahan Kebakaran; f. Seksi PenanggulanganKebakaran. Pasal 28 (l) Seksi Pencegahan Kebakaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum, kebijakan teknis operasional dibidang pencegahan kebakaran sesuai dengan ketentuan dan/atat peraturan perundang-undangan

r F---'- l1 (2) Seksi' Rekonstruksi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum, kebijakan teknis operasional dibidang penanggulangan kebakaran sesuai dengan ketentuan dan/atau peratuan perundangundangan Bagian Kesembilan Satuan Tugas Pasal 29 (1) Untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang, pada badan dapat dibentuk satuan tugas. (2) Pembentukan, organisasi dan tata kerja satuan tugas sebagaimana dimaksud ayat (l) akan ditetapkan kemudian sesuai dengan ketentuan dar/atau peraturan perundangundangan Bagian Kesepuluh Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 30 Pada badan dapat dibentuk jabatan fungsional sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang undangan Pasal 31 Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud Pasal 30 mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jenis jabatan fungsional yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan perundarrg-undangan Pasal 32 (l) Kelompok j abatan fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam,berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Setiap kelompok jabatan lungsional sebagaimana dimaksud ayat (1) dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh kepala badan. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud ayat (l) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan tenaga fungsional akan diatur kemudian sesuai dengan peraturan perundang-undangan BAB VII TATA KERJA Pasal -33 Kepala Badan mengendalikan pelaksanaan tugas dan lungsi unsur pengarah dan unsur pelaksana., Pasal 34 (1) Unsur pengarah melaksanakan sidang anggota secara berkala dan/atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh kepala badan selaku ketua unsur pengarah. (2) Unsur pengarah dapat mengundang lembaga pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah, dan/atau pihak lain yang dipandang perlu dalam sidang anggota unsur pengarah.

12 Pasal 35 Semua unsur di lingkungan badan dalgm melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik di lingkungan badan sendiri maupun dalam hubungan antar lembaga pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Pasal 36 Setiap pimpinan satuan organisasi unsur pelaksana wajib melaksanakan sistem pengendalian intern di lingkungan masing-masing yang memungkinkan terlaksananya mekanisme uji silang., Pasal 37 Setiap pimpinan satuan organisasi unsur pelaksana bertanggungiawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 38 Setiap pimpinan satuan organisasi unsur pelaksana wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 39 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi unsur pelaksana wajib melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap satuan organisasi dibawahnya. Pasal 40 Fungsi kotirdinasi unsur pelaksana dilaksanakan melalui koordinasi dengan lembaga pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah, lembaga usaha, lembaga intemasional dan/atau pihak lain yang dipandang perlu pada tahap prabencana dan pasca bencana. Pasal 41 (l) Fungsi komando unsur pelaksana dilaksanakan melalui pengerahan sumberdaya manusia, peralatan dan logistik dari Instansi terkait, serta langkahjangkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana. (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (l), dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Pasal 42 Fungsi pelaksanaan unsur pelaksana dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan lembaga pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah, dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VIII PEMBIAYAAN Pasal 43 Pembiayaan untuk mendukung kegiatan badan dibebankan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan/atau negara serta sumber anggaran lainnya yang sah serta tidak mengikat.

13 BAB IX, PENGANGKATANDANPEMBERHENTIAN Bagian Kesatu Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Pasal 44 Kepala Badan diangkat dan diberhentikan oleh Bupati. Bagian Kedua Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Unsur Pengarah Pasal 45 Anggota unsur pengarah diangkat dan diberhentikan oleh Bupati. Pasal 46 (1) Anggota unsur pengarah yang berasal dari unsur organisasi perangkat daerah diusulkan oleh pimpinan organisasi perangkat daerah kepada kepala badan. (2) Kepala Badan mengusulkan calon anggota sebagaimana dimaksud ayat (1) kepada Bupati untuk diangkat sebagai anggota unsur pengarah. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 47 Hal-hal lain yang belum diatur sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan ditetapkan kemudian dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 48 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap,orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah. Diundangkan di Cianj ur Oktober 2010 Ditetapkan di Cianjur pada tanggal 25 Oktober 2010 BUPATI CIANJUR, Cap/ttd.- TJETJEP MUCHTAR SOLEH BERITA DAERAH KABUPATEN CIANJUR TAHI.IN 2OIO NOMOR 58.