BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARAA REVISI ANGGARAN DAN ANGGARAN KAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyesuaikan anggaran belanja Pemerintah Daerah dengan perubahan keadaan, prioritas kebutuhan, dan percepatan pencapaian kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat dilakukan revisi anggaran dan anggaran kas; b. bahwa berdasarkan Pasal 160 ayat (7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangann Daerah, pergeseran anggaran perlu diatur tata cara revisi anggaran dan anggaran kas; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara revisi anggaran dan Anggaran Kas. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang- Daerah Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Tingkat III di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik - 1 -
- 2 - Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tabun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan. Daerah (Lembaran Negara, Republik. Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 32 Tabun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2007 MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN DAN ANGGARAN KAS. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
- 3 - dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, dan/atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintah daerah. 3. Bupati adalah Bupati Kotawaringin Barat 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD, adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. 5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang. 7. Revisi Anggaran adalah perubahan dan/atau pergeseran rincian anggaran belanja Daerah yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD); 8. Perubahan Anggaran Kas, yang selanjutnya disebut Revisi Anggaran Kas adalah pembahan dan/atau pergeseran jadwal penyediaan dana yang telah ditetapkan dalam Dokumen Anggaran Kas SKPD; 9. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang seterusnya disingkat RKA-SKPD, adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program kegiatan SKPD serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya; 10. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya SKPD disebut DPA-SKPD merupakan dokumen yang memuat pendapatan dan belanja setiap SKPD yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran; 11. Target Kinerja adalah hasil yang ditetapkan/diharapkan dapat dicapai baik kuantitas, kualitas, jenis dan satuan dari pelaksanaan sebuah program atau kegiatan; 12. Sasaran Program adalah hasil (outcome) yang Sasaran program diharapkan dapat dicapai dari pelaksanaan sebuah program yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan; 13. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan atas pelaksanaan dari satu atau beberapa paket pekerjaan yang tergabung dalam kegiatan yang merupakan komponen input, 14. Komponen Input adalah anggaran yang dialokasikan untuk mendanai satu atau beberapa paket pekerjaan dalam rangka menghasilkan sebuah keluaran (output) yang dirinci dalam objek belanja;
- 4 - BAB II REVISI ANGGARAN Bagian Kesatu Ruang Lingkup Revisi Anggaran Pasal 2 (1) Revisi Anggaran terdiri atas a. Perubahan berupa penambahan pagu anggaran belanja; dan/ atau b. Perubahan atau pergeseran rincian anggaran belanja dalam hal pagu anggaran tetap atau berkurang. (2) Perubahan berupa penambahan pagu anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sebagai akibat adanya hal-hal sebagai berikut: a. Anggaran Belanja Tambahan (ABT); b. Luncuran penyelenggaraan Program/Kegiatan Nasional; (3) Perubahan atau pergeseran rincian anggaran belanja dalam hal Pagu anggaran tetap atau berkurang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi perubahan dan pergeseran: a. Pergeseran antar rincian obyek belanja dalam obyek belanja berkenaan; b. Pergeseran antar obyek belanja dalam jenis belanja berkenaan; c. Pergeseran antar jenis belanja dalam satu kegiatan; d. Pergeseran antar kegiatan dalam satu program sebagai hasil optimalisasi; e. Pergeseran anggaran antar unit organisasi; f. Penyelesaian kegiatan-kegiatan dalam rangka pembangunan infrastruktur serta rehabilitasi dan rekonstruksi bencana alam. Pasal 3 Perubahan anggaran belanja karena adanya luncuran Program Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b dapat dilaksanakan sampai dengan batas waktu yang ditetapkan dalam program tersebut. Pasal 4 (1) Perubahan atau pergeseran rincian anggaran belanja antar kegiatan dalam satu program sebagai hasil optimalisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat huruf d diatur dengan ketentuan sebagai berikut: a. Hasil Optimalisasi yang berasal dari kegiatan Prioritas Daerah atau Prioritas SKPD bersangkutan, hanya dapat digunakan pada tahun anggaran berikutnya untuk program dan kegiatan yang sama atau sebagai program dan kegiatan baru (new initiative)
- 5 - yang merupakan bagian dari reward system; atau b. Dapat digunakan pada tahun anggaran yang sama untuk hal-hal yang bersifat prioritas, mendesak, kedaruratan atau yang tidak dapat ditunda setelah mendapat persetujuan DPRD Kabupaten Kotawaringin Baiat. (2) Perubahan atau pergeseran rincian anggaran belanja untuk penyelesaian Kegiatan-kegiatan dalam rangka pembangunan infrastruktur serta rehabilitasi dan rekonstruksi bencana alam sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (3) huruf f, untuk kegiatankegiatan yang dananya bersumber dari APBD. Bagian Kedua Ruang Lingkup Revisi Anggaran Kas Pasal 5 Revisi Rincian Anggaran Kas meliputi 1. Pergeseran jadwal penyediaan dana dari bulan yang belum jatuh tempo ke bulan berkenaan; 2. Pergeseran/pertukaran antar sumber dana; 3. Perubahan pola penyerapan. Pasal 6 Pergeseran jadwal penyediaan dana dari bulan yang belum jatuh tempo ke bulan berkenaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 angka 1 merupakan pergeseran sumber dana tertentu dari jadwal penyediaan semula, menyesuaikan jadwal pelaksanaan kegiatan. Pasal 7 Pergeseran jadwal penyediaan dana dari bulan yang belum jatuh tempo ke bulan berkenaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 angka 1 merupakan pergeseran/pertukaran antar sumber dana, baik pada jadwal penyediaan yang sama ataupun pada jadwal penyediaan yang berbeda. Bagian Ketiga Batasan Revisi Anggaran Pasal 8 (1) Revisi Anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak mengakibatkan pengurangan alokasi anggaran terhadap. a. Kebutuhan biaya operasional satuan kerja; b. Pembayaran berbagai tunggakan; c. Kegiatan yang bersifat multi years; d. Kelompok pengeluaran kegiatan yang telah dikontrakkan dan / atau direalisasikan dananya sehingga menjadi minus; dan
- 6 - e. Kebutuhan pengadaan bahan makanan untuk pasien pada Rumah Sakit Umum Daerah. (2) Revisi Anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak mengubah Target Kinerja dengan ketentuan sebagai berikut: a. Tidak mengubah sasaran program; b. Tidak mengubah jenis dan satuan keluaran (output) kegiatan; atau c. Tidak mengurangi volume keluaran (output) Kegiatan prioritas daerah atau prioritas SKPD. Bagian Keempat Batasan Revisi Anggaran Kas Pasal 9 (1) Revisi Anggaran Kas yang bersifat pergeseran jadwal penyerapan, dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut a. Pergeseran maju (memajukan jadwal penyerapan) harus dibarengi dengan pergeseran sumber dana yang sama dari kegiatan lainnya; b. Apabila pergeseran sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak dapat dilakukan, pergeseran menyesuaikan dengan ketersediaan kas dari sumber dana yang sama. (2) Revisi Anggaran Kas yang bersifat pergeseran sumber dana, dapat diproses selama tidak menggeser jadwal penyerapan pada masingmasing sumber dana. BAB III TATA CARA REVISI ANGGARAN DAN PENGESAHAN REVISI ANGGARAN Bagian Kesatu Revisi Anggaran Pasal 10 (1) Revisi Anggaran yang dilaksanakan meliputi perubahan berupa penambahan dan/atau perubahan atau pergeseran rincian anggaran belanja sebagai akibat dari adanya hal-hal sebagai berikut: a. Anggaran Belanja Tambahan (ABT); b. Pergeseran antar unit organisasi; c. Pergeseran antar kegiatan dalam satu program sebagai hasil optimalisasi; d. Penyelesaian kegiatan-kegiatan dalam rangka pembangunan infrastruktur serta rehabilitasi dan rekonstruksi bencana alam; dan atau e. Perubahan nomenklatur satuan kerja sepanjang kode satuan
- 7 - kerja berubah. (2) Pengguna Anggaran menyampaikan usulan revisi rincian DPA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 pada ayat (1) kepada Bupati c.q Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dengan dilampiri antara lain : a. Penjelasan kondisi yang menyebabkan diusulkannya mari b. Keterangan yang memuat usulan perubahan atau pergeseran rincian anggaran belanja yang menyebabkan perubahan atau pergeseran; c. Dokumen berupa persetujuan dari DPRD atas rincian penggunaan anggaran dalam hal perubahan anggaran karena adanya (ABT); d. Bukti pendukung berupa Surat Keputusan atau Edaran atas kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah atau Pemerintah Daerah dalam hal kebijakan diterima setelah APBD tahun berkenaan ditetapkan. Pasal 11 Pengajuan usulan revisi anggaran belanja oleh SKPD sebelum Perubahan APBD hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam satu tahun anggaran. Pasal 12 Pengecualian dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dapat dilakukan apabila ada kebijakan yang terkait khusus dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Pasal 13 (1) Kepala Bidang Anggaran Belanja Daerah pada Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah menyampaikan basil verifikasi usulan perubahan/revisi rincian DPA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) dilampiri draf persetujuan revisi kepada PPKD; (2) PPKD menyampaikan hasil verifikasi kembali atas kewajaran usulan revisi DPA-SKPD sebagaimana Pasal 10 ayat (2) dilampiri draf revisi kepada Sekretaris Daerah; (3) Berdasarkan hasil verifikasi atas usulan sebagaimana ayat (1), PPKD menandatangani persetujuan perubahan/revisi rincian DPA-SKPD dalam hal kewenangan persetujuan pada PPKD; (4) Berdasarkan hasil verifikasi atas usulan sebagaimana ayat (2), Sekretaris Daerah menandatangani persetujuan perubahan/revisi rincian DPA-SKPD dalam hal kewenangan persetujuan pada Sekretaris Daerah; (5) Perubahan/revisi rincian DPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) menjadi dasar dalam pelaksanaan selanjutnya. (6) PPKD menelaah dan memproses Revisi Anggaran paling lambat dalam waktu 6 (enam) hari kerja setelah dokumen diterima secara lengkap,
- 8 - (7) Pertimbangan pengajuan perubahan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi dasar pengesahan Revisi DPA dari pejabat yang berwenang. Bagian Kedua Revisi Anggaran pada Pengganti Anggaran Pasal 14 (1) Revisi Anggaran dapat dilaksanakan oleh Pengguna Anggaran dengan ketentuan sebagai berikut : a. Tidak mengurangi pagu anggaran pada kegiatan yang bersangkutan; b. Tidak merubah pagu anggaran pada jenis, obyek dan rincian obyek belanja; c. Tidak mengurangi volume kegiatan / pekerjaan; d. Tidak merubah lokasi kegiatan. (2) Revisi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengubah petunjuk operasional kegiatan kerangka acuan kerja atau dokumen yang dipersamakan. (3) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah untuk mendapat pengesahan. Bagian Ketiga Pengesahan dan Penyampaian Revisi Anggaran Pasal 15 Sesuai kewenangannya pengesahan revisi anggaran dilaksanakan oleh: (1) Sekretaris Daerah; (2) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah. Pasal 16 Revisi Anggaran yang telah disahkan disampaikan kepada Pengguna Anggaran dengan tembusan kepada Inspektur Kabupaten dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Pasal 17 Dalam rangka memperoleh data yang akurat, Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah c.q Bidang Anggaran Belanja Daerah melakukan pemutakhiran data anggaran (rekonsiliasi) berdasarkan revisi anggaran yang telah disahkan.
- 9 - Bagian Keempat Revisi Anggaran Yang Memerlukan Persetujuan DPRD Pasal 18 (1) Revisi. Anggaran yang memerlukan persetujuan DPRD diajukan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah atas dasar permintaan dari SKPD kepada Bupati Kotawaringin Barat untuk selanjutnya dimintakan persetujuan DPRD. (2) Revisi Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Pergeseran rincian anggaran belanja yang mengakibatkan perubahan sasaran program; b. Pergeseran anggaran antar program; c. Penggunaan anggaran yang harus mendapatkan persetujuan DPRD terlebih dahulu; Bagian Kelima Revisi Anggaran Yang Memerlukan Persetujuan Sekretaris Daerah Pasal 19 (1) Revisi Anggaran berupa pergeseran anggaran antar obyek belanja dalam jenis belanja berkenaan diajukan oleh Pengguna Anggaran kepada PPKD. (2) Revisi Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Sekretaris Daerah. Bagian Keenam Revisi Anggaran Yang Memerlukan Persetujuan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah Pasal 20 (1) Revisi antar rincian obyek belanja dalam obyek belanja berkenaan dapat dilakukan oleh PPKD. (2) Revisi Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari PPKD. Bagian Ketujuh Batas Akhir Penerimaan Usul Revisi Anggaran Pasal 21 (1) Batas akhir penerimaan usul Revisi Anggaran paling lambat bulan Juni Tahun berkenaan. (2) Batas akhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terkecuali revisi anggaran atas kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
- 10 - BAB IV TATA CARA REVISI ANGGARAN KAS Bagian Kesatu Revisi Anggaran Kas Pasal 22 (1) Revisi Anggaran Kas yang dilaksanakan meliputi perubahan/pergeseran jadwal penyerapan sebagai akibat dari adanya hal-hal sebagai berikut: a. Terdapat kegiatan yang pelaksanaannya mengalami perubahan menyesuaikan jadwal dari pihak penyelenggara; b. Terdapat kegiatan yang dikarenakan kondisi mendesak harus segera dilaksanakan; c. Terdapat kesalahan dalam menentukan pola penyerapan. (2) Pengguna Anggaran menyampaikan usulan revisi rincian Anggaran Kas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada Bupati c.q Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dengan dilampiri : a. Surat permohonan dari Pengguna Anggaran dengan mencantumkan penjelasan kondisi yang menyebabkan diusulkannya perubahan. b. h Surat Pengantar yang memuat alasan berupa penjelasan kondisi; c. Perincian Anggaran Kas sebelum perubahan dan perincian Anggaran Kas setelah perubahan; d. Bukti pendukung berupa Surat Keputusan atau Surat Edaran yang dijadikan landasan. Pasal 23 Pengajuan usulan revisi Anggaran Kas sebelum Perubahan APBD hanya dapat dilakukan 2 (dua) kali dalam satu triwulan. Pasal 24 Pengecualian dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 23 dapat dilakukan apabila ada kebijakan yang terkait khusus dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah, Pasal 25 (1) Kepala Bidang Anggaran Belanja Daerah pada Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah menyampaikan hasil verifikasi usulan sebagaimana dimaksud pada Pasal 17 ayat (2) dilampiri draf persetujuan revisi kepada PPKD; (2) Berdasarkan hasil verifikasi atas usulan sebagaimana ayat (1), PPKD menandatangani persetujuan perubahan/revisi Anggaran Kas; (3) Perubahan/revisi Anggaran Kas sebagaimana dimaksud pada ayat
- 11 - (2) menjadi dasar dalam pelaksanaan selanjutnya. (4) PPKD menelaah dan memproses usulan revisi paling lambat dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah dokumen diterima secara lengkap. Bagian Kedua Penyampaian Revisi Anggaran Kas Pasal 26 Revisi Anggaran Kas yang telah disetujui disampaikan kepada Pengguna Anggaran dengan tembusan kepada Inspektur Kabupaten dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Pasal 27 Dalam rangka memperoleh data yang akurat, Dinas pengelolaan Keuangan daerah c.q Bidang Anggaran Belanja Daerah melakukan pemutakhiran data anggaran kas berdasarkan revisi anggaran kas yang telah disetujui. Bagian Ketiga Batas Akhir Penerimaan Usul Revisi Anggaran Kas Pasal 28 (1) Batas akhir penerimaan usulan Revisi Anggaran Kas paling lambat sudah diterima pada bulan Juni Tahun berkenaan; (2) Pada saat penerimaan usul Revisi Anggaran Kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seluruh dokumen telah diterima secara lengkap. BAB V PELAPORAN REVISI ANGGARAN KEPADA DPRD Pasal 29 1. Seluruh Revisi Anggaran dilaporkan kepada DPRD dalam APBD Perubahan dan/atau Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD. 2. Revisi Anggaran yang dilaporkan dalam APBD Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Revisi Anggaran yang dilakukan sebelum APBD Perubahan diajukan kepada DPRD. 3. Revisi Anggaran yang dilaporkan dalam Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Revisi Anggaran yang dilakukan sepanjang Tahun Anggaran berkenaan.
- 12 - BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan yang mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2012 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal 16 Mei 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, ttd Drs. A. RIDUANSYAH H, M.Si NIP. 19551010 197901 1 004 Ditetapkan di Pangkalan Bun Pada tanggal 16 Mei 2011 Pj. BUPATI KOTAWARINGIN BARAT ttd AGUSTIN TERAS NARANG BERITA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2011 NOMOR : 15