PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

Oleh Dian Surya Ningsih

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

Oleh: Liana Sulistiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

EFETIVITAS PENGGUNAAN METODE NATURE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

ABSTRAK. Analisis pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan uji t. Selanjutnya, dari perhitungan uji hipotesis diperoleh

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA ALAM DAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 DARMA

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

PENINGKATAN KETEREAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA MTs

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam hal apapun termasuk dalam dunia

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SDS WINDU PUTRA. Wiwin Widianti

PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS PUISI BEBAS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) Jumadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 1 KECAMATAN BASA AMPEK BALAI KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI MIND MAPPING E JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs DDI BASSEANG SUHAEBAH NUR* ABSTRAK

PENGARUH TEKNIK MENULIS PUISI BERDASARKAN CERITA TERHADAP MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI KE DALAM BENTUK PROSA BEBAS. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHOW NOT TELL DI MTs CAHAYA HARAPAN

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

SUWANGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

Kata kunci: menulis, paragraf argumentasi, student teams achievement division

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB 3 METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

Oleh Era Oktarina Sianturi Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE E-LEARNING PADA SISWA KELAS VI SDN WANASARI 09 KABUPATEN BEKASI.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PENGAMATAN OBJEK LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS X SMA KARTIKA SILIWANGI 4 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK

Transkripsi:

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN 2011-2012 Septiana Dwi Lestari 0821.0176 alka_dira@yahoo.co.id STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Judul jurnal ini adalah Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Metode Nature Learning Pada Siswa Kelas X-1 SMAN 2 Cikarang Pusat. Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan menggunakan metode nature learning (2) Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode nature learning. Berdasarkan pokok permasalahan dan dan tujuan penelitian di atas penulis mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut : (1) Siswa Kelas X-1 SMAN 2 Cikarang Pusat mampu menulis puisi dengan menggunakan metode nature learning. (2) Metode nature learning efektif digunakan dalam pembelajaran menulis puisi di Kelas X-1 SMAN 2 Cikarang Pusat. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan tes awal dan tes akhir. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis puisi yang tidak menggunakan metode Nature Learning dan yang menggunakan metode Nature Learning. Dari hasil tes terdapat peningkatan antara tes menulis sebelum menggunakan metode nature learning dan sesudah menggunakan metode nature learning. Nilai rata-rata tes menulis puisi sebelum menggunakan metode nature learning atau tes awal (67) dan nilai rata-rata tes menulis sesudah menggunakan metode nature learning atau tes akhir (78,1). Kata kunci : Puisi, Nature Learning. PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi dan bahasa juga merupakan identitas diri yang membedakan dengan makhluk lainnya. Sebagai alat komunikasi bahasa dibagi menjadi dua,yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan. Dalam bahasa lisan ada pembicara dan pendengar. Sedangkan bahasa tulis ada penulis dan pembaca. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu : 1. Keterampilan menyimak (listening skills), 2. Keterampilan berbicara (speaking skills), 3. Keterampilan membaca (reading skills), 4. Keterampilan menulis (writing skills). (Nida, 1957:19; Harris, 1977:9; Tarigan, 1982:1). Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur. Mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah 1 itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan catur-tunggal. Menulis adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Menulis adalah suatu kemampuan untuk menyusun dan mengoraganisasikan pemikiran, ide, gagasan, pikiran atau pengalaman, dan perasaan dengan logis dan terpadu dalam bahasa tulisan, (KBBI, 2002:1321). Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. (Tarigan, 1982:22). Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa, dan kosa kata. Menulis adalah aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan

perasaan secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh pembaca. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu poesis yang berarti membangun, membentuk, membuat, dan menciptakan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2005:903), puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Rima adalah pengulangan bunyi yang berselang. Irama adalah alunan, selingan, bangun kalimat, dan panjang pendek kemerduan suara. Matra adalah jumlah, panjang dan tekanan suku kata pada setiap baris. Menurut S. Effendi dalam buku Liberatus Tengsoe Tjahjono (1988:50), puisi adalah karya sastra yang terdiri atas beberapa baris dan baris-baris itu menunjukan pertalian makna serta membentuk sebuah bait atau lebih. Di dalam puisi akan berlangsung beberapa proses yang tidak begitu terasa di dalam prosa. Proses tersebut adalah proses konsentrasi, proses intensifikasi, dan proses pengimajian. Dapat disimpulkan bahwa puisi adalah sebuah karya sastra yang imajinatif dan dituangkan kedalam sebuah tulisan yang membentuk sebuah bait atau lebih Berkenaan dengan pembelajaran menulis puisi, kesulitan yang sering dialami siswa dalam menulis sebuah puisi yaitu menuangkan serta menemukan gagasan awal dalam menulis, dan bagaimana merangkaikan kata-kata menjadi sebuah puisi. Dari kesulitan yang dialami siswa maka diperlukan sebuah metode yang dapat mengarahkan siswa untuk membantu menangani kesulitan-kesulitan yang dialami. Metode yang tepat dalam pembelajaran menulis puisi adalah dengan menggunakan metode nature learning. Metode nature learning disebut juga sebagai metode pembelajaran di alam bebas. Dalam metode ini guru sebagai fasilitator dan motivator yang harus kreatif menghadirkan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga menumbuhkan semangat siswa dalam menulis puisi khususnya tema keindahan alam. Melalui metode ini, siswa akan melakukan aktivitas belajarnya di luar kelas. Contohnya di lapangan sekolah atau taman yang berada di sekolah, dengan keadaan pembelajaran di ruang terbuka bisa sedikit menghilangkan kejenuhan siswa dalam menulis puisi, dan akan mendatangkan rasa senang, rasa senang inilah yang akan menjadi motivator paling baik untuk mengungkapkan keindahan alam dengan puisi. Berdasarkan masalah-masalah yang terjadi dan yang telah dipaparkan di atas, maka penulis mengambil judul Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Metode Nature Learning di Kelas X-1 SMAN 2 Cikarang Pusat Kecamatan Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi Tahun Pelajaran 2011-2012. KAJIAN TEORI DAN METODE Istilah pembelajaran merupakan terjemahan kata instruction. Menurut Arief S. Sadiman, kata pembelajaran dan kata pengajaran dapat dibedakan pengertiannya. Kata pengajaran hanya ada didalam konteks guru dan murid di kelas formal, sedangkan kata pembelajaran tidak hanya ada dalam konteks guru dan murid di kelas formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri oleh guru secara fisik di dalam kata pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar, (susilana:2006:106). Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan, jadi pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid, (Syaiful, 2003: 61). Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Jadi, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menulis adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Menulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI, 2005:865), adalah kegiatan melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan sebagainya dengan menggunakan tulisan. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan 3

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu, (Tarig an, 1982:22). Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan menulis adalah mengekspresikan pikiran, perasaan secara logis dan sistematis dengan mengikuti aturan-aturan tertentu agar dapat dipahami maksudnya oleh orang lain. Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu poesis yang berarti membangun, membentuk, membuat, dan menciptakan. Menurut S. Effendi dalam buku Liberatus Tengsoe Tjahjono (1988:50), puisi adalah karya sastra yang terdiri atas beberapa baris dan baris-baris itu menunjukan pertalian makna serta membentuk sebuah bait atau lebih. Di dalam puisi akan berlangsung beberapa proses yang tidak begitu terasa di dalam prosa. Proses tersebut adalah proses konsentrasi, proses intensifikasi, dan proses pengimajian. Menurut Mustofa Sadikin (2011:7), puisi merupakan bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan bahasa yang singkat dan padat serta indah. Untuk puisi lama selalu terikat oleh kaidah atau aturan tertentu, yaitu jumlah baris tiap-tiap baitnya, jumlah suku kata, irama, dan persamaan bunyi kata. Puisi adalah karya sastra. Semua karya sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif, karena banyak digunakan makna kias dan makna lambang (majas), (Waluyo, 1987:22). Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan sebuah karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dengan memperhatikan penyusunan larik dan bait. Menurut Mustofa Sadikin (2011:8), karya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra. Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Menurut Mustofa Sadikin dalam bukunya Kumpulan Sastra Indonesia, Struktur batin adalah makna yang terkandung dalam puisi yang tidak secara langsung dapat dihayati. Struktur batin terdiri dari : tema, perasaan, nada, dan amanat. Struktur fisik adalah struktur yang bisa kita lihat melalui bahasanya yang tampak. Struk fisik terdiri dari : diksi, pengimajian, kata nyata, majas, versifikasi (rima, ritma, metrum), dan tata wajah. Syaiful Sagala dalam bukunya yang berjudul konsep dan makna pembelajaran (2003:180) menjelaskan gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan alam sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar atau nature learning, perintis gerakan ini adalah Fr. Finger (1808-1888) di Jerman dengan Heimatkunde (pengajara n alam sekitar), dan J. Ligthart (1 859-1916) di Belanda dengan Het Volle Leven (kehidupan senyatanya). Metode nature learning adalah salah satu metode kooperatif yang melibatkan siswa melakukan aktivitas di luar kelas, maksudnya adalah alam atau lingkungan sebagai motivator siswa dalam mengungkapkan ide pikirannya melalui penulisan puisi yang sesuai dengan metode dan hakikat dari sebuah puisi. Alam dapat digunakan sebagai metode pembelajaran yang menarik dan menantang siswa sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Berkat sentuhan dan pelibatan alam dalam membentuk pribadi siswa, banyak siswa yang mengalami perubahan yang sangat drastis. Melalui alam guru bisa membantu siswa membuka diri terhadap proses belajar yang menyenangkan dan menghindari kondisi yang tegang dan menjenuhkan di kelas dalam pembelajaran menulis puisi. Siswa dituntut untuk fokus ke objek yang sedang dirasakan (suyatno, 2009:103). Metode kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas, (Suprijono, 2009:54-55). Manfaat metode Nature Learning : pengajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional, karena alam sekitar mempunyai ikatan emosional dengan anak, memberikan apesepsi intelektual yang kukuh dan tidak verbalitas, Siswa dapat lebih mengenal alam 4

sekitarnya. Hal ini besar artinya untuk pemupukan kesadaran dan kecintaan anak terhadap alam sekitarnya. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, (Arikunto, 2006:160). Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, (Djamarah, 2006:46). Penggunaan metode yang tepat dapat membantu memecahkan masalah dalam penelitian. Penulis menyadari memiliki keterbatasan kemampuan dalam melakukan penelitian dan pembahasan hasilnya. Maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu mengungkapkan atau menuliskan permasalahan yang aktual serta berusaha memaparkan suatu gejala peristiwa atau kejadian yang terjadi apa adanya. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis sajikan penganalisaan hasil test menulis puisi. Langkah pertama yang akan penulis sajikan adalah menyajikan data hasil penelitian menulis puisi siswa yang terdiri dari 39 orang. Penganalisaan test menulis puisi mencakup diksi, kesesuaian tema dengan isi, pengimajian, gaya bahasa, dan rima. Nilai tes awal dari jumlah siswa 39 orang yang mendapatkan nilai 86,7 berjumlah 3 orang, yang mendapatkan nilai 73,3 berjumlah 4 orang, yang mendapatkan nilai 66,7 berjumlah 9 orang, yang mendapatkan nilai 60 berjumlah 6 orang, yang mendapatkan nilai 53,3 berjumlah 6 orang, yang mendapatkan nilai 46,7 berjumlah 3 orang. Berdasarkan data di atas, nilai tes awal yang tertinggi adalah 86,7 dan nilai yang sedang adalah 66,7 sedangkan nilai yang terendah dalah 46,7 dengan jumlah rata-rata nilai tes awal adalah 67. Nilai tes akhir dari jumlah siswa 39 orang yang mendapatkan nilai 93,3 berjumlah 6 orang, yang mendapatkan nilai 86,7 berjumlah 6 orang, yang mendapatkan nilai 73,3 berjumlah 11 orang, yang mendapatkan nilai 66,7 berjumlah 6 orang, yang mendapatkan nilai 60 berjumlah 2 orang. Berdasarkan data di atas nilai tes akhir yang tertinggi adalah 93,3 nilai yang sedang adalah 73,3 dan nilai yang terendah adalah 60. Jumlah rata-rata nilai tes akhir adalah 78,1. Adanya peningkatan siswa dalam menulis puisi hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata tes awal sebesar 5 67 dan nilai rata-rata tes akhir sebesar 78,1, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan belajar siswa sebesar 11,1 setelah menggunakan metode Nature Learning. SIMPULAN Pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode nature learning efektif digunakan dalam kegiatan menulis puisi, hal tersebut berdasarkan hasil dari analisis yang diperoleh penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1) Sebagian besar siswa kelas X-1 SMAN 2 Cikarang Pusat mampu menulis puisi dengan menggunakan metode Nature Learning. Hal ini dapat dilihat dari Nilai tes awal siswa kelas X-1 yang berjumlah 39 orang. Dari 39 orang yang mendapatkan nilai 86,7 berjumlah 3 orang, yang mendapatkan nilai 73,3 berjumlah 4 orang, yang mendapatkan nilai 66,7 berjumlah 9 orang, yang mendapatkan nilai 60 berjumlah 6 orang, yang mendapatkan nilai 53,3 berjumlah 6 orang, yang mendapatkan nilai 46,7 berjumlah 3 orang. Dan nilai tes akhir dari jumlah siswa 39 orang yang mendapatkan nilai 93,3 berjumlah 6 orang, yang mendapatkan nilai 86,7 berjumlah 6 orang, yang mendapatkan nilai 80 berjumlah 8 orang, yang mendapatkan nilai 73,3 berjumlah 11 orang, yang mendapatkan nilai 66,7 berjumlah 6 orang, yang mendapatkan nilai 60 berjumlah 2 orang. 2) Metode nature learning efektif digunakan dalam pembelajaran menulis puisi di Kelas X-1 SMAN 2 Cikarang Pusat. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata tes awal sebesar 67 dan nilai rata-rata tes akhir sebesar 78,1, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan belajar siswa sebesar 11,1 setelah menggunakan metode Nature Learning. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta (160p) Dzamarah, et al. 2006. Strategi belajar mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta (46p) Mendiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka (88, 1321p, 903p, 865p) Sadikin, M. 2011. Kumpulan sastra Indonesia. Jakarta : Gudang Ilmu (7p, 8p, 27p). Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta (61p, 180p, 181p)

Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka Pelajar (54p, 55p). Susilana, R. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : FIP UPI (106p). Suyatno. 2009. Menjelajah pembelajaran inovatif. Surabaya : Mas Buana Pustaka (103p) Tarigan, HG. 1982. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa (1p,22p). Waluyo, HJ. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta :Erlangga (22p, 71p, 83p). 6