ARTIKEL 11 KEGIATAN WORKSHOP PENINGKATAN

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI DAN SEMILOKA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PUG BIDANG PENDIDIKAN

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM

dalam Pembangunan Nasional;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender di Kementerian Keuangan

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN TAHUN 2013

WALIKOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Pe

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HASIL CAPAIAN PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER BIDANG PENDIDIKAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DENGAN

2013, No Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional; 3. Peraturan Menteri Pertahanan Nom

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR : 62 TAHUN 2011 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 15 TAHUN No. 15, 2016 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENYUSUNAN PPRG DENGAN SISTEM PROBA TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PEMBANGUNAN NASIONAL BERWAWASAN GENDER

4.9 Anggaran Responsif Gender Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun , telah menetapkan tiga strategi pengarusutamaan

PENGARUSUTAMAAN GENDER DI INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 5 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2014

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS RAKORTEK PUG DI BATAM DARI TANGGAL 10 APRIL 14 APRIL 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

WORKSHOP PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PUG BIDANG PENDIDIKAN KOTA BANJARMASIN. Banjarmasin, 28 s.d 29 September 2014 DI HOTEL ROYAL JELITA BANJARMASIN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF TENTANG

C KONSEP PENGURUSUTAMAAN/ MAINSTREAMING GENDER

BUPATI SIAK PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KEMENTERIAN PERTANIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 1 SERI E

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006 jo No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Keuangan di Daerah

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENYUSUNAN PPRG DENGAN SISTEM PROBA TINGKAT KABUPATEN/KOTA SE-JAWA TENGAH TAHUN 2017

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 53 TAHUN

KESEPAHAMAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DIDAERAH

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KOTA CIREBON

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 26 Tahun 2016 Seri E Nomor 18 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

PENERAPAN PUG DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

EFEKTIVITAS PUG DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PSP

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sektor yang paling strategis dalam. memberdayakan manusia menuju pembangunan adalah pendidikan.

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA, DAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI BULUNGAN TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BULUNGAN.

-2- Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277); 2. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 t

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG)

STRATEGI PUG dalam pembangunan daerah. Hj. ANDI MURLINA PA, S.Sos KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROV.

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

I. PENDAHULUAN Sejak tahun 2000 Pemerintah Indonesia telah menyadari adanya kesenjangan gender dalam pengelolaan dan penggunaan anggaran publik.

STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PUG MELALUI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan;

Nomor : 09 /MPP-PA/02/2011. Nomor : 03 /MEN LH/02/2011

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN

Transkripsi:

ARTIKEL 11 KEGIATAN WORKSHOP PENINGKATAN KAPASITAS PENGARUSUTAMAAN GENDER BIDANG PENDIDIKAN PROVINSI ACEH Kota Banda Aceh, 4-6 Septemberi 2014 Oleh: Subi Sudarto A. Pentingnya Workshop Peningkatan Kapasitas PUG Bidang Pendidikan di Provinsi Keadilan dan kesetaraan gender telah menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional Indonesia. Hal tersebut ditegaskan oleh Presiden Republik Indonesia melalui Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang PUG Dalam Pembangunan Nasional yang telah menginstruksikan agar setiap institusi pemerintah melaksanakan pengarusutamaan gender yang dilakukan dengan cara memasukkan dimensi kesetaraan dan keadilan gender dalam seluruh tahapan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kebijakan program pembangunan. Dalam pelaksanaan secara operasional pada bidang pembangunan pendidikan, telah ditetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 84 tahun 2008 tentang Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan. Hal ini menunjukkan komitmen Menteri Pendidikan Nasional

agar pembangunan pendidikan dalam semua tingkatan, wilayah, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan dapat dilaksanakan dengan adil dan setara gender. Peningkatan keadilan dan kesetaraan gender di bidang pendidikan sangat penting untuk dilakukan agar lebih menjamin semua warga negara baik laki-laki maupun perempuan dapat mengakses pelayanan pendidikan, berpartisipasi aktif dalam kegiatan pendidikan proses pembelajaran, dan mendapat manfaat dari pendidikan untuk dapat mengembangkan potensinya secara maksimal. Untuk mendukung pelaksanaan PUG bidang pendidikan yang dilaksanakan di provinsi dan kabupaten/kota dipandang perlu ditetapkan pedoman pelaksanaan PUG di bidang pendidikan. Pedoman tentang pelaksanaan PUG bidang pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasioal di atas. Pengarusutaman Gender (PUG) Bidang Pendidikan merupakan strategi untuk mendorong terwujudnya pendidikan yang adil dan setara dengan memperhatikan masalah, kebutuhan, dan aspirasi perempuan dan laki-laki, baik secara sosiokultural, geografis dan kondisi-kondisi lainnya. Lahirnya PUG tidak untuk mendorong salah satu jenis kelamin dan mendiskriminasi jenis kelamin lainnya, akan tetapi untuk mendorong kedua jenis kelamin mendapatkan akses yang sama terhadap layanan pendidikan, partisipasi yang sama dalam pengelolaan, memiliki kontrol yang seimbang dalam proses pengambilan keputusan, mendapatkan manfaat yang sama dari pembangunan pendidikan yang dilaksanakan. Upaya mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender dalam bidang pendidikan, harus diawali dengan sistem perencanaan dan penganggaran pendidikan yang juga responsif gender. Hal ini sejalan dengan ditetapkannya Kementerian Pendidikan Nasional sebagai pilot project nasional untuk sistem perencanaan dan penganggaran responsif gender bersama beberapa kementerian atau lembaga lainnya. Dalam perkembangannya pencapaian program PUG Bidang Pendidikan di setiap daerah mempunyai hambatan dan isu-isu gender yang berbeda. Untuk itu perlu adanya penyiapan data dan informasi dalam melakukan pendampingan dalam penyusunan kegiatan PUG bidang pendidikan 1

khususnya dalam melakukan peningkatan kapasitas Kelompok Kerja PUG Bidang Pendidikan di Provinsi Aceh dalam menyusun anggaran Responsif Gender (PPRG) serta penyusunan profil gender bidang pendidikan. B. Dasar Pelaksanaan Penyelenggaraan Kegiatan Penyelenggaraan Kegiatan Peningkatan Kapasitas PUG Bidang Pendidikan Provinsi Aceh dilaksanakan berdasarkan kerangka hukum sebagai berikut: 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar Pendidikan Dasar. 4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2009-2014. 5. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA). 6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006 tentang Petunjuk teknis Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara. 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Nonformal. 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 84 tahun 2008 tentang Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan. 10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 tahun 2010 tentang Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Nasional Tahun 2010 2014. 2

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2012 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2012 tentang Bantuan kepada Satuan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, Serta Lembaga di Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Nonformal, dan Pendidikan Informal. 13. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014, Nomor: SP. DIPA-A-023.05.1.666866/2014, tanggal 5 Desember 2013. C. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Tujuan penyelenggaraan Kegiatan Workshop PUG Bidang Pendidikan Provinsi Aceh adalah: 1. Meningkatkan mutu pelaksanaan program PUG bidang pendidikan yang dilaksanakan oleh Kelompok Kerja PUG Bidang Pendidikan Provinsi Aceh; 2. Memberikan pemahaman substansi dan operasional kegiatan PUG bidang pendidikan yang dilaksanakan oleh penyelenggara, terutama dalam penyusunan anggaran responsive gender (PPRG); 3. Membuat data dan informasi terkait program PUG Bidang Pendidikan melalui penyusunan profil gender bidang pendidikan. D. Hasil yang Diharapkan Melalui Kegiatan Workshop Peningkatan Kapasitas PUG Bidang Pendidikan diharapkan memperoleh hasil antara lain: 1. Meningkatnya pemahaman substansi dan operasional kegiatan PUG bidang pendidikan melalui Kelompok Kerja PUG Bidang Pendidikan; 2. Meningkatnya mutu pelaksanaan program PUG bidang pendidikan melalui penyusunan anggaran responsive gender (PPRG); serta 3. Tersusunnya data dan informasi melalui penyusunan profil gender bidang pendidikan di Provinsi Aceh. 3

E. Proses Pelaksanaan Kegiatan 1) Pembukaan Kegiatan Kegiatan dimulai dengan membaca ayat-ayat suci Al-qur an, dilanjutkan dengan rangkaian acara pembukaan, sebagai berikut: a) Laporan Penyelenggara Kegiatan oleh Bapak Sulaiman, S.Sos, M.Pd. Beberapa hal penting yang disampaikan beliau dalam laporan penyelenggaraan kegiatan: Pertama-tama memanjatkan puji syukur kepada Allah Swt atas terselenggaranya Kegiatan Workshop Peningkatan PUG Bidang Pendidikan Provinsi Aceh, khususnya yang saat ini dilaksanakan di hotel Sultan; 1) Selamat datang bagi teman-teman Direktorat Pembinaan Dikmas dan Tim Pakar PUG Bidang Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam hal ini oleh Bapak Subi Sudarto, S.Sos, M.Si dan tim. 2) Tidak lupa mengucapkan Selamat datang kepada seluruh peserta. Kegiatan ini, dirancang dengan maksud untuk mendukung kebijakan Kemdikbud dalam rangka pencapaian program PUG Bidang Pendidikan, pemetaan masalah implementasi PUG Bidang Pendidikan, dan perumusan strategi peningkatan kapasitas kelembagaan PUG Bidang pendidikan melalui Peningkatan Kapasitas Kelompok Kerja (Pokja PUG) bidang pendidikan, 4

penyusunan anggaran responsif gender (PPRG), dan Penyusunan Profil Gender Bidang Pendidikan. 3) Untuk menguatkan kapasitas para penyelenggara program PUG Bidang Pendidikan, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat memandang perlu untuk melakukan Workshop Peningkatan Kapasitas PUG Bidang Pendidikan ini. Adapun tujuan kegiatan ini adalah Meningkatkan kemampuan para penyelenggara program PUG bidang pendidikan dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program PUG bidang pendidikan. Meningkatkan kemampuan para penyelenggara dalam mengidentifikasi isu-isu gender di masyarakat yang menjadi dasar dalam penyelenggaraan program PUG bidang pendidikan. Meningkatkan kemampuan para penyelenggara program dalam menyusun anggaran yang responsive gender (PPRG) dan penyusunan profil gender bidang pendidikan. b) Pembukaan sekaligus paparan kegiatan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh diwakili Sekretaris Dinas Pointer-pointer yang disampaikan: 5

1) Memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Swt Yang Maha Kuasa atas segala kemurahannya sehingga dapat menghadiri kegiatan ini dengan suka cita dan shalawat dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW. 2) Komitmen pemerintah untuk mengimplementasikan PUG dalam seluruh bidang pembangunan, termasuk dalam bidang pendidikan terus ditingkatkan untuk mewujudkan Keadilan dan Kesetaraan Gender. 3) Apresiasi terhadap kedatangan para peserta dan mengaharapkan kiprah mereka sebagai focal point dan kelompok kerja PUG bidang pendidikan dalam melaksanakan program mainstream gender. 4) Dinas Pendidikan Aceh sedang merancang program pendidikan yang resfonsif gender. Hal ini dilakukan untuk mendorong PUG di semua lini, sehingga Inpres PUG tahun 2000 bisa dilaksanakan dan diwujudkan di tanah rencong. 5) Menginformasikan kepada peserta bahwa melalui pertemuan ini akan dilakukan sosialisasi PUG bidang pendidikan kepada pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan serta mitra terkait serta dilakukan penyusunan PPRG dan penyusunan profil gender bidang pendidikan. 6) Kepala Dinas berharap peserta dapat mengikuti kegiatan ini secara tuntas dan mengucapkan rasa terima kasih akan kehadiran semua peserta, dilanjutkan membuka kegiatan secara resmi. c) Pembacaan doa Pembacaan doa oleh perwakilan peserta workshop peningkatan kapasitas PUG bidang pendidikan. d) Pemaparan Narasumber Pusat 6

Setelah selesai dalam pembukaan, dilanjutkan dengan paparan dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat terkait dengan Kebijakan Direktorat Pembinaan Dikmas tentang Pelaksanaan PUG Bidang Pendidikan. Pointer-pointer Narasumber: Pengarusutaman Gender (PUG) Bidang Pendidikan merupakan strategi untuk mendorong terwujudnya pendidikan yang adil dan setara dengan memperhatikan masalah, kebutuhan, dan aspirasi perempuan dan laki-laki dengan memperhatikan faktor budaya, sosial ekonomi, geografi, dan anak-anak dengan kebutuhan khusus termasuk anak dengan kecacatan. Lahirnya PUG tidak dimaksudkan untuk hanya mendorong penduduk perempuan untuk mendapatkan akses pendidikan yang lebih baik, tetapi untuk meyakinkan semua anak, lakilaki dan perempuan, dengan latar belakang apapun, dapat menikmati pelayanan pendidikan yang bermutu. Permendiknas No.84 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan PUG Bidang Pendidikan: a) Memberikan acuan dalam pelaksanaan PUG bidang pendidikan mulai tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota dan satuan pendidikan; 7

b) Kebutuhan untuk membentuk kelompok kerja PUG bidang pendidikan pada SKPD yang bersangkutan dalam memfasilitasi pengintegrasian gender dalam penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pendidikan; c) Kewajiban bagi setiap lembaga atau SKPD untuk mengintegrasikan gender dalam sistem pendidikan Memberikan acuan dalam pelaksanaan PUG bidang pendidikan mulai tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota dan satuan pendidikan; d) Kebutuhan untuk membentuk kelompok kerja PUG bidang pendidikan pada SKPD yang bersangkutan dalam memfasilitasi pengintegrasian gender dalam penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pendidikan; e) Kewajiban bagi setiap lembaga atau SKPD untuk mengintegrasikan gender dalam sistem pendidikan. Paparan Tim Pakar Pointer-pointer narasumber: Perencanaan yang responsif gender dilakukan dengan memasukkan perbedaan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki dalam proses penyusunan kebijakan dan program pembangunan daerah. Bisa mempertajam analisis tentang kondisi daerah karena terpetakan kesenjangan dalam pembangunan manusia, laki-laki dan perempuan. Membantu mempertajam target group/ kelompok sasaran karena data terpilah. 8

Tidak selalu berupa penambahan program baru dan biaya tambahan bilamana analisis gender diterapkan. Pemberdayaan perempuan sebagai urusan wajib di daerah tidak mampu menjawab semua isu kesenjangan gender di berbagai bidang. Perumusan isu strategis gender sangat diperlukan dalam melakukan perencanaan yang responsif gender karena: 1. merupakan gambaran situasi kesenjangan yang dihadapi, 2. akan menjadi suatu dasar bagi perubahan yang akan diinginkan serta intenvensi yang harus dilakukan untuk mendorong perubahan tersebut. Gender Analysis Pathway (GAP) merupakan salah satu alat analisis gender. GAP didasarkan pada sebuah kebijakan/program/kegiatan yang sudah ada, atau dokumen kebijakan/program/kegiatan yang akan disusun. Penerapan ARG dalam penganggaran, yaitu: a) Perlunya pengintegrasian perspektif gender dalam program pembangunan nasional; b) Perlu disusun metodologi, tools, indikator untuk perencanaan dan penganggaran yang responsif gender; c) Perlunya komitmen dan kesadaran semua stakeholder dalam mendukung anggaran responsif gender. d) Dalam sistem penganggaran, letak ARG berada pada level Output Kegiatan; e) Informasi ARG tergambar pada GBS; f) Penggunaan gender analisis dalam penyusunan GBS; g) Sistem Aplikasi RKA-KL telah dilengkapi dengan fasilitas pencantuman tema sesuai dengan tema-tema pembangunan antara lain PUG. 9

Penyusunan Profil Gender Bidang Pendidikan Pointer-pointer narasumber: Suatu strategi pembangunan yang dilakukan dengan mengintegrasikan permasalahan, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan (termasuk rencana anggaran), pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program, proyek dan kegiatan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Bidang pendidikan: pelaksanaan PUG di daerah diatur dengan Permendiknas No. 84 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengarusutamaan Geder Bidang Pendidikan menegaskan, antara lain, Pasal 1: Setiap satuan kerja bidang pendidikan yang melakukan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program pembangunan pendidikan agar mengintegrasikan gender di dalamnya, dan Pasal 2: Satuan kerja pendidikan yang terbukti melaksanakan pengarusutamaan gender tidak sesuai dengan ketentuan di Pasal 1 akan diberi sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pentingnya Data Agregat: 10

a) Upaya menggambarkan ciri atau sifat sekelompok penduduk atau obyek lainnya dengan indeks, statistik atau indikator secara umum bermanfaat untuk meringkas kumpulan angka2 atau atribut2 yg sangat banyak jumlahnya b) Ringkasan data me-generalisasi ciri kelompok c) Ringkasan data yang terlalu global/luas akan menyembunyikan ciri khas/spesifik dari kelompok penduduk atau objek yg diamati d) Diperlukan ringkasan data yg lebih sempit dengan membuat pemilahan Pelaksanaan Kegiatan Workshop Peningkatan Kapasitas PUG Bidang Pendidikan telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai pedoman pelaksanaan kegiatan yang telah ditentukan. Oleh karena itu Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat mengharapkan kerja sama yang baik serta komitmen dalam pelaksanaan program pengarusutamaan gender bidang pendidikan sehingga dapat secara bersama-sama mengurangi kesenjangan gender (disparitas gender) dan meningktakan pemahaman kelurga tentang gender. Hasil Kegiatan Workshop Peningkatan Kapasitas PUG Bidang Pendidikan, telah dibuat laporan dengan lengkap dan rinci. Semoga setelah pelaksanaan kegiatan, masyarakat Aceh yang belum memahami gender dan dianggap belum responsive gender menjadi mainstream gender dalam rangka mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender. Subi sudarto 11