memenuhi tuntutan sosial, kultural, dam religius dalam lingkungan kehidupannya. Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan program pendidikan dini anak usia 4-6 tahun. Tugas utama TK

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1 6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah dunia anak. Jean Piaget (dalam Moeslichatoen R.,1996)

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

KURIKULUM Pengertian Fungsi Dan Tujuan Ruang Lingkup

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN TABUNG PINTAR di TK NEGERI PEMBINA LUBUK BASUNG. Ramaini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

2013 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PENDEKATAN INVESTIGASI

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DADU ANGKA DI TK DHARMAWANITA PERSATUAN AGAM N U R M A I N I ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wiwih,2013

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi anak usia prasekolah. Sekurang-kurangnya ada tiga alasan utama. yang mendukung pentingnya pendidikan prasekolah.

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan, yang harus dirawat,

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING PINTAR DI PAUD KUSUMA MULIA SUGIHWARAS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika telah dituangkan untuk mempelajari matematika di tingkat sekolah lanjutan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu melalui pendidikan dimana dengan pendidikan akan

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini ialah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak sejak lahir sampai usia 6 tahun dengan pemberian. jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai pendidikan dan dengan pendidikan manusia menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas- kualitas

BAB I PENDAHULUAN. ini. Proses pendidikan seumur hidup itu lebih dikenal dengan istilah long life

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM. Pebriani.

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang merupakan pondasi. atau dasar dari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana ia memperoleh pendidikan, perlakuan, dan. kepengasuhan pada awal-awal tahun kehidupannya (Santoso, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hani Epeni, 2013

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UPI Kampus Serang Yeni, 2016

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dipandang suatu proses pemberdayaan dan pembudayaan individu agar ia mampu memenuhi kebutuhan perkembangannya dan sekaligus memenuhi tuntutan sosial, kultural, dam religius dalam lingkungan kehidupannya. Pengertian pendidikan ini mengimplikasikan bahwa upaya apapun yang dilakukan dalam konteks pendidikan seyogianya terfokus pada fasilitas proses perkembangan individu (Solehuddin, 1997: 3). Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sisitem pendidikan nasional yang menyebutkan bahwa: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut ( Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, 2006: 1). Anak-anak merupakan generasi yang unggul yang tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Anak memerlukan lingkungan yang dapat menstimulasi pertumbuhan

2 dan perkembangan jasmani dan rohaninya, yang dapat membuat pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang secara optimal. Salah satu bidang pengembangan yang dilakukan di TK adalah aspek pengembangan kognitif. Pengembangan ini bertujuan agar anak mampu mengolah perolehan belajarnya, menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, mengembangkan kemampuan logika-matematika, pengetahuan ruang dan waktu, kemampuan memilah dan mengelompokan dan persiapan pengembangan kemampuan berfikir teliti (Depdiknas, 2007:1). Pada aspek pengembangan kognitif ini, salah satu kemampuan yang dikembangkan adalah kemampuan berhitung. Depdiknas, (2007:1) dalam pedoman pembelajaran permainan berhitung di Taman Kanak-kanak menjelaskan bahwa berhitung di Taman Kanak-kanak diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kemampuan mental, sosial dan emosional. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, berhitung di taman kanak-kanak harus dilakukan secara menarik dan bervariasi. Depdiknas, (2007:3) menjelaskan bahwa berhitung sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematis. Berhitung di Taman Kanak-kanak diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika lebih lanjut di sekolah dasar, seperti pengenalan konsep bilangan, lambang bilangan, warna,

3 bentuk, ukuran, ruang dan posisi melalui berbagai bentuk alat dan kegiatan yang menyenangkan. Selain itu, berhitung juga diperlukan untuk membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin pada diri anak. Namun, banyak sekali para guru yang belum bisa memanfaatkan barang-barang yang ada untuk dijadikan media pembelajaran yang menarik bagi anak dalam mengajarkan keterampilan berhitung sehingga anak-anak akan merasa senang dan nyaman untuk belajar berhitung. Aktifitas berhitung ditaman kanak-kanak merupakan salah satu pembelajaran matematika yang bertujuan untuk memahami mengenal konsep bilangan melalui ekspolrasi dengan benda-benda kongkrit sebagai pondasi yang kokoh bagi anak dalam mengembangkan kemampuan pada tahap selanjutnya. Dalam pedoman pembelajaran permaian berhitung permulaan di Taman Kanakkanak (Depdiknas, 2007:5) dijelaskan bahwa : Berhitung merupakan dari matematika, diperlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi perkembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar. Anak usia TK adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung di jalur matematika, karena usia TK sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapat stimulasi yang sesuai dengan tugas perkembangan-nya. Apabila kegiatan berhitung diberikan melalui berbagai macam permainan tentunya akan lebih efektif karena bermain merupakan wahana belajar dan bekerja bagi anak. Diyakini bahwa anak

4 akan lebih berhasil mempelajari sesuatu apabila yang ia pelajari sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya (Solehuddin, 1997: 45). Pentingnya pengembangan pembelajaran matematika pada anak usia dini bisa dilakukan dengan memberikan berbagai pengalaman-pengalaman yang bermakna bagi anak sehingga akan dibawa oleh anak sepanjang hidupnya. Namun kenyataannya banyak sebagian yang menyatakan bahwa pembelajaran matematika di kalangan pelajar masih merupakan pembelajaran yang menakutkan. Matematika dianggap pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan. Ia hanya membahas sesuatu yang pasti dan hanya berkutat dengan angka-angka. Munculnya pandangan yang buruk terhadap pembelajaran matematika, pada dasarnya berawal dari kesan negatif yang dimunculkan dalam sisitem pembelajaran matematika itu sendiri. Kurangnya menggunakan media pembelajaran membuat anak-anak menjadi jenuh, belajar matematika tidak menyenangkan karena disekolah para siswa hanya diberikan lembar-lembar latihan yang harus mereka kerjakan secara rutin dari hari ke hari. Lembar latihan pun hanya terbatas pada pengenalan angka-angka. Selain itu pun guru pada umumnya tidak memberikan motovasi dan menanamkan sikap positif terhadap matematika dengan banyak mengemukakan manfaat dan keutamaan matematika dalam kehidupan mereka. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak sangatlah penting dan perlu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berhitung di Taman Kanak-kanak. Inovasi pembelajaran, baik dalam penggunaan

5 metode/pendekatan juga media yang menarik dan bervariasi. Memanfaatkan bendabenda nyata yang ada disekitar anak, akan membawa mereka kepada permasalahan nyata yang dihadapinya. Tentunya dalam pelaksanaannya tetap memperhatikan isi, proses, media, serta kurikulum yang sesuai dengan tahap perkembangan anak (Barlia,2006:25). Menurut Darhim (2005:21) belajar matematika hendaknya mulai dengan masalah-masalah kontekstual atau melalui manipulasi benda-benda yang nyata yang ada dilingkungan anak atau hal-hal yang dibanyakan oleh anak. Untuk menjelaskan berbagai konsep yang abstrak menjadi kongkrit untuk anak usia dini, memanfaatkan benda-benda sekitar yang sudah dikenal anak. Tujuannya agar anak lebih mudah dalam memahami konsep yang diajarkan. Benda-benda yang ada disekitar anak serta ide-ide yang ada disekitar anak dapat memfasilitasi guru sebagai media belajar serta anak belajar langsung berinteraksi dengan lingkungan sehingga dapat menguatkan konsep-konsep seperti mengenal lambang bilangan, mengurutkan lambang bilangan, menguhubungkan lambang bilangan, dan berhitung dengan cakap. Semua ini akan memudahkan proses belajar mengajar bagi anak usia dini karena memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sarana belajar, tentu saja bagi anak sudah tidak asing lagi karena sudah dekat dan kenal dengan anak. Misalnya: hewan, tumbuhan, kursi, dan meja. Memanfaatkan lingkungan pada dasarnya menjelaskan konsep-konsep tertentu secara alami.

6 Peran guru sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pendidikan untuk anak usia dini harus mampu memberikan kemudahan kepada anak untuk mempelajari berbagai hal yang terdapat dalam lingkungannya.seperti di ketahui bahwa anak usia dini memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu serta memiliki sikap berpetualang serta minat yang kuat untuk mengobservasi lingkungan. Ia memiliki sikap petualang yang kuat. Pengenalan terhadap lingkungan di sekitarnya merupakan pengalaman yang positif untuk mengembangkan minat keilmuan anak usia dini (Direktorat PAUD, 2006: 5; Solehuddin, 1997: 45). Pada hakikatnya setiap anak memiliki potensi kemampuan berhitung, namun dalam tingkatan yang bervariasi, seperti halnya yang dialami oleh anak di Taman Kanak-Kanak Merpati Pos 2 Bandung. Setelah dilakukan observasi, kemampuan berhitung anak di Taman Kanak-Kanak Merpati Pos belum berkembang secara maksimal. Hal ini ditandai dengan belum terlihatnya kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan seperti menyebutkan urutan lambang bilangan dari 10-1, menyebutkan urutan secara mundur dari 10-1, menyebutkan bilangan sebelumnya dan menyebutkan bilangan sesudahnya, dalam kemampuan mengenal lambang bilangan seperti menunjuk lambang bilangan juga menirukan lambang bilangan dalam kemampuan menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangan seperti mengubungkan lambang bilangan dengan benda-benda, dan dalam kemampuan mengenal konsep sama dan tidak sama seperti membedakan dua

7 kumpulan benda yang jumlahnya sama, jumlahnya lebih banyak dan jumlahnya lebih sedikit. Upaya yang akan dilaksanakan oleh peneliti untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak di Taman Kanak-Kanak Merpati Pos 2 Bandung yaitu melalui pemanfaatan lingkungan sekitar. Pemanfaatan lingkungan sekitar akan digunakan dalam penelitian ini karena merupakan suatu alternatif baru bagi pembelajaran di Taman Kanak-Kanak Merpati Pos sehingga diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan anak di Taman Kanak-Kanak Merpati Pos 2 Bandung terkait kemampuan berhitung anak. Berdasarkan paparan yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini memfokuskan kajian dengan judul Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Usia Dini Melalui Pemanfaatan Lingkungan B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan temuan masalah yang berkaitan dengan kemampuan berhitung permulaan anak di Taman Kanak-Kanak Merpati Pos 2 Bandung mengenai kemampuan konsep bilangan, lambang bilangan, menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangan dan mengenal konsep sama dan tidak sama. Permasalahan tersebut menuntut perlunya suatu pendekatan, metode atau model pembelajaran

8 untuk menanganinya. Pembelajaran yang dikembangkan adalah pembelajaran melalui pemanfaatan lingkungan sekitar. Hal tersebut menjadi alasan yang mendasari rumusan masalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi objektif pembelajaran berhitung permulaan anak kelompok B di TK Merpati Pos 2? 2. Bagaimana prosedur pemanfaatan lingkungan sekitar dalam meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak kelompok B di TK Merpati Pos 2? 3. Bagaimana peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak kelompok B di Tk Merpati Pos 2 kota Bandung setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan sejauh mana kondisi objektif pembelajaran berhitung permulaan anak kelompok B di TK Merpati Pos 2. 2. Untuk mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan sekitar dalam meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak kelompok B di TK Merpati Pos 2.

9 3. Untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak kelompok B di Tk Merpati Pos 2 setelah memanfaatkan lingkungan sekitar. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Anak a. Membantu anak agar dapat mengembangkan kemampuan berhitung permulaan dengan cara yang menyenangkan. b. Mengembangkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah dalam kehidupannya sehari-hari. 2. Bagi Guru a. Memberikan informasi kepada guru agar dapat menggunakan pendekatan yang lebih beragam dalam pembelajaran dikelas. b. Memberikan informasi kepada guru agar dapat menggunakan berbagai macam media untuk pembelajaran dikelas. c. Memberikan motivasi kepada guru untuk menciptakan kegiatankegiatan yang lebih kreatif dalam pembelajaran dikelas. 3. Bagi Lembaga Taman Kanak-Kanak a. Memberikan informasi kepada kepala sekolah agar dapat mendukung upaya-upaya guru dalam menggunakan beragam metode dan media dalam pembelajaran di kelas.

10 b. Memberikan informasi kepada kepala sekolah agar dapat mendukung upaya guru dalam mengembangkan pembelajaran matematika yang tepat kepada anak usia dini. E. Sistematika Penelitian Adapun sitematika dalam penulisan skripsi ini dibagi ke dalam lima bab yang rangkuman pembahasannya adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang kajian-kajian pustaka mengenai konsep Kemampuan Berhitung Permulaan yang terdiri dari pengertian berhitung permulaan, tujuan pembelajaran berhitung, prinsip-prinsip berhitung permulaan, tahapan penguasan berhitung di Taman Kanakkanak, Sedangkan untuk konsep pemanfaatan lingkungan sekitar dalam pembelajaran berhitung terdiri atas konsep pemanfaatan lingkungan sekitar secara umum, pengertian media lingkungan, karakteristik media lingkungan, nilai-nilai lingkungan sebagai sumber

11 belajar, jenis-jenis lingkungan sebagai sumber belajar, prosedur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dan pentingnya media lingkungan sekitar dalam meningkatkan hasil belajar anak pada kemampuan berhitung. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian, yakni metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari metode penelitian yang digunakan, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian dan analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan penulis selama berada di tempat penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran dan bahan penelitian lebih lanjut.