BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI SANITASI BERWAWASAN LINGKUNGAN SEBAGAI RENEWABLE GROUNDWATER UNTUK MEMBENTUK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

DRAINASE PERKOTAAN SUMUR RESAPAN

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA

EFEKTIFITAS SUMUR RESAPAN DALAM MEMPERCEPAT PROSES LAJU INFILTRASI

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN

Studi Campuran Tanah dan Kompos sebagai Media Resapan pada Daerah Genangan

UKURAN BUTIRAN TANAH DENGAN HIDROMETER (ASTM D )

BAB III Hasil Percobaan dan Pembahasan. VI = = = 11 m

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya,

DRAINASE BAWAH PERMUKAAN (SUB SURFACE)

NASKAH SEMINAR EVALUASI NILAI INFILTRASI JENIS PENUTUP LAHAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA INTISARI

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

SUMUR RESAPAN AIR HUJAN SEBAGAI WAHANA KONSERVASI AIR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

Pengembangan Sistem Drainase Perkotaan yang Berwawasan Lingkungan. Oleh : Robby Gunawan Yahya

MODEL PENANGGULANGAN BANJIR. Oleh: Dede Sugandi*)

I. PENDAHULUAN. rendah. Studi mengenai aliran air melalui pori-pori tanah diperlukan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN. temuan dan analisis terhadap area rawa yang direklamasi menjadi kawasan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

Diameter Pipa Air Bersih Untuk Bangunan

NOMOR :2 IAI{UN?OOT TENTANG

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Melalui periode ulang, dapat ditentukan nilai debit rencana. Debit banjir

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

I Dewa Gede Jaya Negara*, Anid Supriyadi*, Salehudin*

Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik UNIB, Bengkulu

Tabel 1.1: Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Bukan Leding menurut Provinsi untuk Wilayah Pedesaan. Perdesaan

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

Pengaruh Hujan terhadap Perubahan Elevasi Muka Air Tanah pada Model Unit Resapan dengan Media Tanah Pasir

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Manfaat Penelitian. Ruang Lingkup Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Stadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

SUMUR RESAPAN UNTUK MENGURANGI GENANGAN AIR DAN BANJIR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang curah hujannya cukup

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

UJI LABORATORIUM RESAPAN BERPORI SEBAGAI PENANGGULANGAN BANJIR DAERAH GENANGAN KOTA MAKASSAR

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

Analisis Potensi Air A I R

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang

ABSTRAK PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran

Klasifikasi Kemampuan Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Hujan

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

BAB I PENDAHULUAN. hidrologi di suatu Daerah Aliran sungai. Menurut peraturan pemerintah No. 37

BAB I PENDAHULUAN. cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE

I. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung

MEMAKSIMALKAN FUNGSI TAMAN SEBAGAI MEDIA RESAPAN AIR HUJAN

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE

TINJAUAN PUSTAKA Siklus Hidrologi

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

Pengendalian Erosi dan Sedimentasi

Unjuk Kerja Resapan Air Hujan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS HIDROMETER ASTM D (98)

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

TINJAUAN PUSTAKA. akuifer di daratan atau daerah pantai. Dengan pengertian lain, yaitu proses

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

KONDISI UMUM BANJARMASIN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Sumur Resapan Sumur resapan merupakan sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah. Sumur resapan ini kebalikan dari sumur air minum. Sumur resapan merupakan lubang untuk memasukkan air ke dalam tanah, sedangkan sumur air minum berfungsi untuk menaikkan air tanah ke permukaan. Dengan demikian konstruksi dan kedalamannya berbeda. Sumur resapan digali dengan kedalaman di atas muka air tanah. Sumur air minum digali lebih dalam lagi atau di bawah muka air tanah. (Kusnaedi, 1995) Secara sederhana sumur resapan diartikan sebagai sumur gali yang berbentuk lingkaran. Sumur resapan berfungsi untuk menampung dan meresapkan air hujan yang jatuh di atas permukaan tanah baik melalui atap bangunan, jalan dan halaman. (Bisri dan Prastya, 009). Kegunaan Sumur Resapan Penurunan muka air tanah yang banyak terjadi akhir-akhir ini dapat teratasi dengan bantuan sumur resapan. Tanda-tanda penurunan muka air tanah terlihat pada keringnya sumur dan mata air pada musim kemarau serta timbulnya banjir pada musim penghujan. Perubahan lingkungan hidup sebagai akibat dari proses pembangunan, berupa pembukaan lahan, penebangan hutan, serta pembangunan pemukiman dan industri yang diduga menyebabkan terjadinya hal tersebut. Kondisi demikian tidak menguntungkan bagi perkembangan perekonomian yang sedang giat-giatnya membangun. Oleh karena itu, perhatian yang sungguh-sungguh dari semua pihak diperlukan dalam upaya pengendalian banjir serta konservasi air tanah. Salah satu strategi atau cara pengendalian air, baik mengatasi banjir atau kekeringan adalah melalui sumur resapan. Sumur resapan ini merupakan upaya memperbesar resapan air hujan ke dalam tanah dan memperkecil aliran permukaan sebagai penyebab banjir. Beberapa kegunaan sumur resapan, adalah sebagai berikut: (Kusnaedi, 1995) 4

5 1. Pengendali banjir. Sumur resapan mampu memperkecil aliran permukaan sehingga terhindar dari penggenangan aliran permukaan secara berlebihan yang menyebabkan banjir.. Konservasi air tanah. Sumur resapan sebagai konservasi air tanah, diharapkan agar air hujan lebih banyak yang diresapkan ke dalam tanah menjadi air cadangan dalam tanah. Air yang tersimpan dalam tanah tersebut akan dapat dimanfaatkan melalui sumur-sumur atau mata air. Peresapan air melalui sumur resapan ke dalam tanah sangat penting mengingat adanya perubahan tata guna tanah di permukaan bumi sebagai kosekuensi dari perkembangan penduduk dan perekonomian masyarakat. Dengan adanya perubahan tata guna tanah tersebut akan menurunkan kemampuan tanah untuk meresapkan air. Hal ini mengingat semakin banyaknya tanah yang tertutupi tembok, beton, aspal dan bangunan lainnya yang tidak meresapkan air. 3. Menekan laju erosi. Dengan adanya penurunan aliran permukaan maka laju erosi pun akan menurun. Bila aliran permukaan menurun, tanah-tanah yang tergerus dan terhanyut pun akan berkurang. Dampaknya, aliran permukaan air hujan kecil dan erosi pun akan kecil. Dengan demikian adanya sumur resapan yang mampu menekan besarnya aliran permukaan berarti dapat menekan laju erosi..3 Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan Sumur resapan yang dibuat harus memenuhi teknis yang baik. Dalam rencana pembuatan sumur resapan perlu diperhitungkan berberapa faktor, antara lain sebagai berikut: (Kusnaedi, 1995) 1. Faktor iklim. Iklim merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan sumur resapan. Faktor yang perlu mendapat perhatian adalah besarnya curah hujan. Semakin besar curah hujan di suatu wilayah berarti semakin besar sumur resapan yang diperlukan.. Kondisi air tanah. Pada kondisi permukaan air tanah yang dalam, sumur resapan perlu dibuat secara besar-besaran karena tanah benar-benar memerlukan suplai air dari

6 sumur resapan. Sebaliknya pada lahan yang muka airnya dangkal, sumur resapan kurang efektif dan tidak akan berfungsi dengan baik. Terlebih pada daerah rawa dan pasang surut, sumur resapan kurang efektif. Justru daerah tersebut memerlukan saluran drainase. 3. Kondisi tanah. Keadaan tanah sangat berpengaruh pada besar kecilnya daya resap tanah terhadap air hujan. Dengan demikian konstruksi dari sumur resapan harus mempertimbangkan sifat fisik tanah. Sifat fisik yang langsung berpengaruh terhadap besarnya infiltrasi (resapan air) adalah tesktur dan pori-pori tanah. Tanah berpasir dan porus lebih mampu merembeskan air hujan dengan cepat. Akibatnya, waktu yang diperlukan air hujan untuk tinggal dalam sumur resapan relatif singkat dibandingkan dengan tanah yang kandungan liatnya tinggi dan lekat..4 Standarisasi Sumur Resapan Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-453-00, dapat diketahui bahwa persyaratan umum yang harus dipenuhi sebuah sumur resapan untuk lahan pekarangan rumah adalah sebagai berikut: 1. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam atau labil.. Sumur resapan harus dijauhkan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari septic tank (minimum 5 m diukur dari tepi), dan berjarak minimum 1 m dari fondasi bangunan. 3. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal m di bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,5 m pada musim hujan. 4. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air) lebih besar atau sama dengan,0 cm/jam (artinya, genagan air setinggi cm akan teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga klasifikasi, yaitu sebagai berikut: a. Permeabilitas sedang (geluh kelanauan,,0-3,6 cm/jam atau 0,00056-0,001 cm/detik). b. Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus, 3,6-36 cm/jam atau 0,001-

7 0,01 cm/detik). c. Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar, lebih besar dari 36 cm/jam atau lebih besar dari 0,01 cm/detik)..5 Kadar Air Tanah Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang dikandung tanah dengan berat kering tanah, dinyatakan dalam persen (%). ( Hardiyatmo, 00) Perhitungan kadar air (w) dapat dilihat pada Persamaan (-1), adalah: Keterangan: W W3 w W W 3 W 1 W W 3 1 W -W 3 W 3 W 1 100 % (-1) = berat cawan kosong = berat cawan + tanah basah = berat cawan + tanah kering = berat air = berat tanah kering.6 Berat Jenis Tanah Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir-butir tanah dengan berat air destilasi di udara dengan volume yang sama pada temperatur tertentu, umumnya pada temperatur 7,5 C. ( Hardiyatmo, 00) Perhitungan berat jenis tanah (G) pada temperatur tertentu t C pada Persamaan (-), adalah: Keterangan: G ( W W 1 W W 3 W 4 ( W - W 1 W ) ( 1 ) W - W 3 4 100 % ) = berat piknometer kosong = berat piknometer + tanah kering = berat piknometer + tanah basah = berat piknometer + air (-)

8.7 Distribusi Ukuran Butir Tanah Menentukan distribusi ukuran butir tanah dilakukan dengan dua cara, antara lain sebagai berikut: 1. Pada tanah yang ukuran butirnya lebih besar dari 0,075 mm (tertahan saringan nomor 00) dilaksanakan dengan analisa saringan. Analisis ukuran butir tanah adalah penentuan persentase berat butiran pada satu unit saringan, dengan ukuran diameter lubang tertentu. Distribusi ukuran butir tanah berbutir kasar dapat ditentukan dengan cara menyaring. Caranya lewat satu unit saringan standar. Berat tanah yang tinggal pada masing-masing saringan ditimbang, lalu prosentase terhadap berat kumulatif tanah dihitung. (Hardiyatmo, 00). Untuk tanah yang ukuran butirnya lebih kecil dari 0,075 mm (lewat saringan nomor 00) dilaksanakan dengan cara sedimentasi (cara hydrometer / pipet). Analisis hydrometer (Hydrometer analysis) atau analisis endapan (Sedimentation analysis) atau analisis mekanis basah (Wet mechanical analysis). Analisis ini dipakai untuk tanah berbutir halus (Finer part), seperti lempung (Clay) dan lumpur (Silt). (Soedarmo,1993) Perhitungan distribusi ukuran butir dibagi atas perhitungan, yaitu analisa sedimentasi hydrometer dan analisa saringan butir pasir. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Analisa sedimentasi hydrometer (diameter butir lebih kecil dari 0,075 mm), adalah sebagai berikut: a. Pembacaan hydrometer pada gelas ukur I (suspensi) = R 1. b. Pembacaan hydrometer terkoreksi miniskus ditunjukkan dengan Persamaan (-3): R' = R 1 + m (-3) untuk nilai: m = 1. c. Kedalaman L dibaca dari daftar berdasarkan harga R'. d. Temperatur pada saat pembacaan hydrometer = tº C. e. Berat jenis tanah berdasarkan percobaan sebelumnya G. f. Diameter butiran dapat dilihat pada Persamaan (-4): L D k (-4) t

9 t =, 5, 30, 60, 50 dan 1440 k = dibaca dari daftar 3 berdasarkan t dan G. g. Pembacaan terkoreksi hydrometer adalah dengan Persamaan (-5): R = R 1 -R. (-5) h. Hydrometer yang dipakai adalah tipe 15 H dengan koreksi, dapat dilihat pada Persamaan (-6): K a W x 100 (-6) a = koreksi hidrometer 15 H (dari daftar 1) W = berat total tanah kering i. Selanjutnya prosen berat lebih kecil ditulis dengan Persamaan (-7): P = K. R. (-7). Analisa saringan butir pasir: (setelah analisa pengendapan atau Hydrometer) Berat total tanah basah (B o ) = 100 gram Kadar air contoh tanah (w) Berat butir tanah kering berdiameter < 0,075 mm, B Berat butir tanah kering berdiameter > 0,075 mm, B 1.8 Kecepatan Peresapan (k) Kecepatan peresapan (k) diperoleh dengan membandingkan penurunan di dalam sumur resapan dengan perubahan ketinggian muka air tertentu terhadap waktu peresapan (t resapan ). Persamaan di rumuskan dalam (-8). k h t resapan k h t resapan = kecepatan peresapan (cm/detik) = perubahan ketinggian air, 10 cm (cm) = waktu peresapan (detik) (-8)

10.9 Debit Peresapan Dengan Perubahan Ketinggian A Untuk mengetahui debit sumur resapan dapat digunakan Persamaan (-9a) sebagai berikut: v Q t (-9a) Maka dapat diuraikan dalam bentuk Persamaan (-9b), yaitu: Q A t resapan sumur. t h = waktu peresapan (det) A sumur = luasan sumur (cm ) h = perubahan ketinggian air, 10 cm (cm) (-9b).10 Tekanan Hidrostatik Tekanan pada dasar tangki yang ditimbulkan oleh zat cair dalam keadaan diam tergantung pada kedalaman vertikal titik tersebut dari permukaan zat cair. Tekanan p hanya tergantung pada variabel h (kedalaman zat cair) dengan kata lain tekanan merupakan fungsi dari kedalaman zat cair, p = f(h). Berat Jenis ( ) air pada 4 c dan tekanan atmosfer adalah 9,81 kn/m³ atau 1000 kgf/m³ atau 1 ton/m³. (Triatmojo,1993) Perhitungan tekanan hidrostatik dapat dilihat pada Persamaan (-10): P = h (-10) h P = h Gambar.1 Distribusi tekanan terhadap kedalaman dari muka air