B. PENGELOMPOKAN IKAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Pengertian Ikhtiologi

Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018

YUDI MIFTAHUL ROHMANI

SISTEMATIKA/ TAKSONOMI IKAN

PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN HUBUNGAN SUHU DAN SALINITAS PERAIRAN TERHADAP DPI ASEP HAMZAH

TINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan

EKOSISTEM. Yuni wibowo

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Migrasi Ikan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya

FAKTOR PEMBATAS EKOSISTEM PERAIRAN

PENDAHULUAN GLOBAL WARMING - BIODIVERSITAS MAF - BIOLOGI UNAIR 1 DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP BIODIVERSITAS DAN EKOSISTEM

JAWABAN PERTANYAAN EVOLUSI TUGAS

Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

TANGGAPAN TERHADAP VARIASI LINGKUNGAN. 23/03/2009 Retno Peni/Ilmu lingkungan

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup

LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (L K P P) LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS SCL. Judul

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

Pengertian Pencemaran Laut dan Penyebab Terjadinya Pencemaran Laut

ADAPTASI DAN EVOLUSI. Oleh : Aisyah Wardani

PENYEBARAN KOMUNITAS FAUNA DI DUNIA

SISTEMATIKA HEWAN. Trijoko, M.Si Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang dan Masalah yang dikaji (Statement of the Problem) I.1.1. Latar belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 134, Tambahan

I. PENDAHULUAN. pendugaan stok ikan. Meskipun demikian pembatas utama dari karakter morfologi

ORGANISMA LAUT Laut sebagai ruang kehidupan (Bio Cyrcle) 1. Sistem Benthic

BUKU AJAR DASAR-DASAR EKOLOGI

Spesies dalam Lingkungan Kompleks

LAPORAN PRAKTIKUM BIOSISTEMATIK HEWAN. Kelas Pisces (Ikan)

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.03/ MEN/2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN JENIS IKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem lamun, ekosistem mangrove, serta ekosistem terumbu karang. Diantara

ADAPTASI FISIOLOGI. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan lentik. Jadi daerah aliran sungai adalah semakin ke hulu daerahnya pada

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara geografis Indonesia terletak di antara benua Asia dan Benua

PENTINGNYA MENJAGA KEANEKARAGAMAN HAYATI ALAM DI SEKITAR KITA

Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB 50. Pengantar Ekologi dan Biosfer. Suhu Suhu lingkungan. dalam pesebaran. membeku pada suhu dibawah 0 0 C,dan protein.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian Biologi Laut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah

Penyisihan Osteologi Sitologi Fisiologi Agen Penyakit (Protozoa) Biologi Molekuler (Genetika Umum) Kesehatan Masyarakat Veteriner

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Soal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak. SMK Hang Tuah 2

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Kuliah ke-2. R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam

BAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus

Curah hujan tinggi, tanah masam & rawa bergambut. Curah hujan mm/tahun, dataran bergunung aktif. Dataran tinggi beriklim basah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan

Ekologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara makluk hidup dan lingkungannya. Kata ekologi pertama diusulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan selalu terbawa arus karena memiliki kemampuan renang yang terbatas

b) Bentuk Muara Sungai Cimandiri Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara samudera Pasifik dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu

adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. HUKUM MINIMUM LIEBIG Untuk pertumbuhan dan perkembangan organisme membutuhkan unsur-unsur esensial yang jenis dan jumlahnya tergantung spesies dan

TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

3. ARUS ENERGI DAN DAUR MATERI DALAM EKOSISTEM

Ekologi tumbuhan dan hewan vertebrata di hutan hujan tropis

II. TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007)

Ikan Pelagis Ekonomis Penting dan Karakteristik DPI Demersal

EKOSISTEM, SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

2. KERABAT DUGONG. Gambar 2.1. Taksonomi dugong dan kerabatnya

PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Ikhtiologi merupakan salah satu cabang ilmu Biologi (zoologi) yang mempelajari khusus tentang ikan beserta segala aspek kehidupan yang dimilikinya. Studi tentang ikan (Ichthyology) telah berkembang sejak abad ke 18 meliputi beberapa cabang utama, antara lain: Klasifikasi, Anatomi, evolusi dan genetika, Natural history dan Ekologi, Fisiologi dan Biokimia, Konservasi/Pelestarian. Di bidang ilmu ini keuntungan mempelajari hampir tak terbatas. orang-orang yang mempelajari ilmu ini adalah para ahli ikan profesional maupun yang bukan. Dalam komunikasi antara para ahli biologi diperlukan sistem penamaan yang disebut nomenclatur. Pada umumnya system penamaan ini terdapat tiga macam yang sering digunakan adalah:valid Scientific name atau Scientific name; Standard common name atau Common name;vernacular name atau Local common name. Secara teoritis bahwa ikan dan binatang lainnya berasal dari suatu daerah tertentu pada salah satu tempat di belahan bumi kita ini. Dari daerah tertentu tersebut ikan-ikan menyebar ke suluruh bagian bumi kita, baik secara aktif 1

maupun secara pasif. setiap spesies ikan akan dijumpai di seluruh perairan di muka bumi, terkecuali Individu species tersebut tidak berhasil mencapai daerah yang menjadi tujuannya, dikarenakan dalam tujuan ruaya/ migrasinya aktif terhambat oleh adanya barrier atau individu jika seandainya berhasil mencapai daerah tujuan ruayanya, tetapi tidak mampu lagi beradaptasi dengan lingkungan baru (daerah ekologi baru) dan Jika seandainya species tersebut mampu beradaptasi sementara waktu dengan lingkungannya, tetapi dengan adanya proses evolusi, maka tipe asalnya mengalami modifikasi, sehingga terbentuk tipe yang berbeda. A. PENGERTIAN IKAN Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang belakang, insang dan sirip, dan terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai medium dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin. Dalam keluarga hewan bertulang belakang/ vertebrata, ikan menempati jumlah terbesar, sampai sekarang terdapat sekitar 25.000 species 2

yang tercatat, walaupun perkiraannya ada pada kisaran 40.000 spesies, yang terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis-jenis ikan ini sebagian besar tersebar di perairan laut yaitu sekitar 58% (13,630 jenis) dan 42% (9870 jenis) dari keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis ikan yang lebih besar di perairan laut, dapat dimengerti karena hampir 70% permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan hanya sekitar 1% merupakan perairan tawar. Ini sangat kontras jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah spesies burung yakni 9000 spesies, mamalia 4000 (manusia termasuk di dalamnya), reptile 5800, dan amphibi 3500 spesies. Mereka bukan hanya dibedakan oleh jumlah spesies yang beragam, tetapi juga berbeda dalam berbagai ukuran dan bentuk. Mulai dari ikan yang berukuran kecil yang disebut Percid dari Amerika (Etheostoma microperca) yang dewasa secara seksual pada ukuran 27 mm. Di samping itu ada juga jenis goby dari Pacifik (Eviota) yang bertelur pada ukuran kurang dari 15 mm. Ada pula yang berukuran raksasa seperti Hiu (Rhincodon) yang dapat mencapai panjang 21 meter dengan berat 25 ton atau lebih. Kebanyakan ikan berbentuk terpedo, walaupun beberapa diantaranya berbentuk flat dan bentuk lainnya. B. PENGELOMPOKAN IKAN 3

Taksonomi atau sistematika adalah suatu ilmu mengenai klasifikasi atau pengelompokan ikan. Istilah taksonomi berasal dari perkataan Junani taxis yang berarti susunan atau pengaturan, dan nomos berarti hukum. Informasi yang digunakan dalam mempelajari hubungan evolusioner ikan berawal dari pengetahuan taksonomi terutama deskripsi ikan. Pengetahuan tersebut menjadi dasar dalam ikhtiologi dan juga bidang bidang lain seperti ekologi, fisiologi dan Genetika. Metode yang digunakan dalam bidang taksonomi terbagi menjadi enam kategori yaitu 1) pengukuran morfometrik, 2) ciri meristik, 3) ciriciri anatomi, 4) pola pewarnaan, 5) kariotipe, dan 6) elektroforesis. C. IKAN DAN KEANEKARAGAMAN HABITATNYA Kehadiran suatu populasi ikan di suatu tempat dan penyebaran (distribusi) spesies ikan tersebut di muka bumi ini, selalu berkaitan dengan masalah habitat dan sumberdayanya. Keberhasilan populasi tersebut untuk dapat hidup dan bertahan pada habitat tertentu, tidak terlepas dengan adanya penyesuaian atau adaptasi yang dimiliki anggota populasi tersebut. Perairan merupakan habitat bagi ikan dalam proses pembentukan struktur tubuh ikan, proses pernafasan, cara pergerakan, memperoleh makanan, reproduksi dan hal-hal lainnya. 4

Seperti telah kita ketahui bersama bahwa 70 persen dari permukaan bumi ini tertutupi oleh air, sehingga tidak mengherankan jika ditemukan berbagai jenis, morfologi, serta habitat pada ikan. Ikan-ikan ditemukan di berbagai tempat dan habitat yang berbeda. Mereka ditemukan di danau tertinggi dunia dari permukaan laut yaitu danau Titicaca, Amerika Selatan (3812 meter), dan pada daerah kedalaman 7000 m di bawah permukaan laut. Beberapa jenis ditemukan pada air tawar dengan salinitas 0.01 (umumnya danau, 0.05 s/d 1 ) hingga pada salinitas yang sangat tinggi, 100 (umumnya 35 pada laut terbuka). Mereka juga dapat ditemui pada gua yang sangat gelap seperti ditemukan di Tibet, China, dan India hingga pada daerah yang berarus kuat. Di Afrika ditemukan jenis ikan Tilapia yang hidup di sungai dengan temperature 44 C, sedangkan di Antartika ditemukan hidup pada suhu 2 C. Banyak jenis yang ditemukan memiliki organ pernapasan udara tambahan dan hidup di rawarawa pada daerah tropic. Penyebaran secara vertical pun dapat melampaui kemampuan jenis vertebata lainnya (sekitar 5 km diatas permukaan laut sampai 11 km dibawahnya. Spesies yang memiliki toleransi yang luas terhadap suhu biasa disebut eurythermal sedangkan sebaliknya, yang memiliki teloransi 5

yang sempit terhadap suhu disebut stenothermal. Istilah yang diberikan kepada spesies yang memiliki tingkat toleransi yang luas terhadap salinitas yaitu euryhaline dan stenohaline terhadap spesies yang memiliki kisaran sempit terhadap salinitas. Ikan telah mampu bertahan seiring dengan perkembangan variasi dari tempat hidupnya. Mereka hidup di air tawar yang bersih sampai pada air yang bersalinitas lebih tinggi daripada air laut. Mereka ada dalam air gunung yang mengalir deras, di air dalam sunyi dan gelap yang tidak dihuni oleh vertebrata lainnya. Bagi ikan, air adalah media komunikasi, tempat beranak, tempat tidur, tempat bermain, toilet sekaligus sebagai kuburan. Di dalam airlah ikan melakukan respon terhadap lingkungan, sehingga mereka dapat mempertahankan hidup dan berkembangbiak seperti, respon terhadap jumlah oksigen terlarut, penetrasi cahaya, suhu, zat beracun, konsentrasi organisme pembawa penyakit ikan dan, kesempatan untuk lepas dari musuh. Beberapa ikan mampu bernapas dengan menghirup oksigen secara langsung dari udara melalui paru-paru, walaupun kebanyakan ikan tetap bergantung pada insang yang berperan dalam mengekstrak oksigen dari air. Ikan dapat bertahan lama pada habitat yang kurang oksigen atau yang tidak mencukupi. 6

Rumput atau tumbuhan mikroskopik, diatom dan alga (phytoplankton) yang tumbuh di laut, danau dan aliran sungai memberikan suplai oksigen kepada ikan, dan ini bergantung dari penetrasi cahaya ke dalam air. Phytoplankton berperan penting dalam permulaan rantai makanan yang mendorong laju produksi ikan pada umumnya. Mereka menggunakan sinar matahari dalam mengubah CO 2 menjadi bahan organik dan menjadi makanan bagi ikan. Selain dari itu, cahaya matahari juga berpengaruh terhadap pola reproduksi, pertumbuhan dan perilaku, termasuk dalam kebiasaan makan. Material yang tidak dikehendaki yang bersifat racun diproduksi secara alami dan polusi dari aktifitas manusia manjadi ancaman besar dan serius bagi keberadaan ikan-ikan dan tentunya juga bagi manusia yang mengkonsumsinya. Walaupun ikan dapat mendeteksi zat-zat kimia berbahaya, tetapi kebanyakan dari mereka tidak dapat menghindar dari kontaminasi. D. IKAN DAN PERKEMBANGAN STUDINYA Ilmu pengetahuan tentang ikan dimunculkan oleh rasa ingin tahu oleh manusia dan kebutuhan akan informasi untuk kepentingan perdagangan dan industri ataupun pariwisata. Sejak berabadabad sebelum masehi bangsa China telah 7

berusaha untuk mengetahui tentang ikan dan cukup sukses menyebarluaskannya, begitu juga dengan Mesir kuno, Yunani dan Romawi berhasil merekam variasi, kebiasaan, serta kualitas dari berbagai jenis ikan. Menurut Lagler et. al (1977), sejak abad 18 studi tentang ikan (Ichthyology) telah berkembang meliputi beberapa cabang utama, antara lain: Klasifikasi, Anatomi, evolusi dan genetika, Natural history dan Ekologi, Fisiologi dan Biokimia, Konservasi/Pelestarian Lingkup kerja di atas dilaksanakan oleh organisasi international, petugas pemerintah, museum, universitas, dan dunia Industri. Food and Agriculture Organization (FAO) sebagai organisaasi bentukan PBB yang menangani persoalan makanan dan pertanian mempunyai divisi perikanan yang bergerak secara aktif. Banyak negara yang mempunyai Unit Perikanan yang dibentuk secara terpusat, yang juga berfungsi sebagai pelayanan perikanan dan binatang liar (Fish and Wildlife Service) dan Pusat Pelayanan Kelautan dan Perikanan (National Marine and Fisheries Service) di Amerika Serikat, (di Indonesia dikenal dengan badan pengelola taman nasional seperti BKSDA dan DKP). Museum dan perguruan tinggi dimana dikembangkan secara scientific biasanya mempunyai divisi perikanan seperti British 8

Museum (Natural History), Museum National Amerika, dan Museum Zoology Universitas Michigan USA. E. PENTINGYA MEMPELAJARI IKHTIOLOGI Keuntungan mempelajari ikhtiologi hampir tak terbatas, orang-orang yang mempelajari ilmu ini adalah para ahli ikan profesional maupun yang bukan. Banyak kontribusi tentang ikan yang datang dari para ahli filsafat, pemuka agama, dokter, nelayan dan para penggemar hewan air. Keuntungan dalam penelitian juga tidak terhingga dimana aspek tentang ikan, lebih banyak yang belum diketahui dari pada yang sudah diketahui. Tidak banyak yang memilih profesi pengajar pada bidang ikhtiologi ini, mereka yang terjun di bidang ini adalah orang yang memiliki rasa tanggungjawab untuk belajar dan mengajar tentang ikan. Di bidang ilmu ini peluang untuk bekerja mengembangkan kepedulian terhadap ikan serta belajar dari koleksi museum-museum cukup besar. Tugas-tugas orang yang bekerja di museum meliputi, pengembangan ilmu pengetahuan, studi sejarah, pengadaan koleksi baru, pengawasan terhadap koleksi museum, penerbitan karya ilmiah dan lain-lain. 9

F. IKHTIOLOGI SISTEMATIKA Istilah Sistematika berasal dari perkataan Latin, asal mulanya perkataan Junani yaitu systema yang dipergunakan untuk system klasifikasi yang disusun oleh para ahli pengetahuan alam pada zaman silam, terutama oleh Linnaeus pada tahun 1735 yang dikenal dengan Systema naturae. Istilah sistematika mirip artinya dengan istilah Taxonomi. Taxonomi berasal dari perkataan Junani yaitu Taxis yang berarti susunan atau pengaturan, dan Nomos berarti hukum. Istilah ini diusulkan oleh Candolle pada tahun 1813 untuk teori mengklasifikasikan tumbuh-tumbuhan. Dalam penggunaannya dewasa ini, kedua istilah ini dipakai bergantiganti dalam bidang pengklasifikasian tumbuhtumbuhan dan hewan. Jadi Sistematika atau Taxonomi adalah suatu yang digunakan untuk mengklasifikasikan jasad. G. NOMENKLATUR Istilah nomenklatur berasal dari bahasa Latin yaitu Nomenklatural yang berarti tatanama atau penamaan. Pengertian nomenklatur sering disamakan artinya dengan Klasifikasi. Nomenklatur adalah penamaan yang merupakan alat untuk melakukan komunikasi antara para ahli biologi, sedangkan Klasifikasi adalah suatu 10

hal yang berhubungan dengan materi biologi. Agar nomenklatur dapat dipakai secara meluas, maka penerapan harus pula secara luas, oleh sebab itu nomenklatur (utamanya nama ilmiah) harus mempunyai kata-kata dan arti yang sama atau hakekatnya stabil dan seragam. Pada umumnya system penamaan terdapat tiga macam yang sering digunakan adalah:valid Scientific name atau Scientific name;standard common name atau Common name; Vernacular name atau Local common name. H. Distribusi Ikan Arti dan Teori Distribusi Ikan adalah suatu proses atau peristiwa penyebaran atau perpindahan organisme (ikan) pada suatu tempat ke tempat lain dan waktu tertentu. Ikan Ostracoderms yang ditemukan pertama kali pada zaman Palaezoic, periode Ordovician maupun binatang lainnya tersebar dan terdapat hampir di seluruh pelosok dunia. Secara teoritis bahwa ikan dan binatang lainnya berasal dari suatu daerah tertentu pada salah satu tempat di belahan bumi kita ini. Dari daerah tertentu tersebut ikan-ikan menyebar ke suluruh bagian bumi kita, baik secara aktif maupun secara pasif. Sehubungan dengan ini Jordan vide Axelord dan Schultz (1955) mengemukakan hukum-hukum tentang penyebaran (distribusi) ikan yaitu setiap 11

spesies ikan akan dijumpai di seluruh perairan di muka bumi, terkecuali hal-hal sebagai berikut: a. Individu species tersebut tidak berhasil mencapai daerah yang menjadi tujuannya, dikarenakan dalam tujuan ruaya/ migrasinya aktif terhambat oleh adanya barrier. b. Individu jika seandainya berhasil mencapai daerah tujuan ruayanya, tetapi tidak mampu lagi beradaptasi dengan lingkungan baru (daerah ekologi baru). c. Jika seandainya species tersebut mampu beradaptasi sementara waktu dengan lingkungannya, tetapi dengan adanya proses evolusi, maka tipe asalnya mengalami modifikasi, sehingga terbentuk tipe yang berbeda. Teori tentang kemungkinan terjadinya distribusi ikan menurut Axelrod dan Schults (1955 ) dapat dibagi ke dalam: a. Secara pasif ikan-ikan pelagis dibawa oleh arus laut dari suatu perairan tertentu ke perairan lainnya. b. Secara pasif ikan-ikan dibawa oleh manusia dari suatu perairan tertentu ke perairan yang lainnya. 12

c. Angin dan badai dapat pula memindahkan ikan-ikan dari suatu perairan ke perairan yang lainnya. (mis, Looding). d. Perubahan-perubahan yang terjadi pada permukaan bumi seperti adanya tanahtanah daratan (land masses) yang teggelam dan atau timbulnya. Misalnya Terusan Panama (Isthmus of Panama), Terusan Suez (Isthmus of Suez), dan penghubung antara Alaska dengan Siberia, dan begitu pula mungkin terjadinya penghubung antara Eropah dan Amerika Utara. Sehingga hal demikian dapat dilalui oleh ikan untuk mencapai daerah lainnya. e. Adanya perubahan dari aliran air, arus, sungai seperti Great Lakes di amerika dimana pada zaman Glacier (zaman es) mendapat aliran air dari sungai Mississipi sedangkan sekarang tidak, melainkan dari Chicago Sewage Canal. Demikian pula halnya dengan Two Ocean Pass suatu perairan di dekat Yellowstone National Park (di Amerika serikat), dimana didapatkan ikan-ikan dari species yang berasal dari Samudera Atlantik maupun dari Samudera Pasifik, karena dibukanya terusan-terusan baru. 13

f. Disebabkan kemungkinan lain, misalnya terjadinya Continental drift (hanyutan benua) akibat adanya gaya-gaya yang berasal dari dalam lapisan bumi. Tipe Distribusi Ikan Berdasarkan unsur Tempat dan Waktu distribusi organisme/binatang dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu: a. Distribusi Geografis (Geographical range) b. Distribusi Ekologis (Ecological range) c. Distribusi Geologis (Geological range) Faktor Penghalang Distribusi Ikan (Barrier) Barrier adalah faktor-faktor penghalang atau penghambat bagi distribusi species organismeorganisme. Berdasarkan sifat barrier dapat dibagi atas 3 golongan besar yaitu: a. Barrier fisik (physical barriers): Dalam golongan ini misalnya tanah (bagi ikan dan hewan air lainnya), iklim, suhu, kedalaman air, cahaya, arus laut (bagi species ikan tertentu). b. Barrier Kimiawi (chemical barriers): dalam golongan ini termasuk misalnya kadar 14

garam, sifat kimiawi perairan, lainnya (bagi jenis-jenis ikan tertentu). c. Barrier biologis (Biological barriers): Dalam golongan ini termasuk misalnya faktorfaktor makanan, persaingan, predator, penyakit, dan kepadatan populasi (terutama ikan yang biasa schooling). Pada umumnya ketiga macam barrier tersebut diatas (fisik, kimiawi dan biologis) sering disebut dengan istilah faktor ekologis dan biasanya sangat kompleks dan tidak mudah dipelajari. Teori Kemusnahan Species Ikan Selanjutnya dijelaskan pula bahwa spesies ikan dapat musnah dari tempat perairan tertentu, hal ini berarti secara teoritis ada beberapa kemungkinan yaitu: a. Kemusnahan yang disebabkan oleh kejadian evolusi lebih lanjut berlangsung, sehingga specimen ikan-ikan tersebut dimana organ-organ tubuhnya mengalami modifikasi menjadi bentuk yang lebih maju tingkatan evolusinya. 15

b. Specimen suatu species tidak dapat mengadaptasikan dirinya dengan keadaan lingkungan, oleh karena lingkungan mengalami perubahan yang jauh lebih cepat daripada kemampuan beradaptasi. c. Kemusnahan yang disebabkan berbagai persaingan yang dialami oleh specimen dalam lingkungan hidupnya. d. Specialisasi yang sangat ekstrim dari suatu species, dimana hanya dapat hidup pada lingkungan yang sangat terbatas pula. e. Populasi suatu species memang sudah benar-benar tidak mempunyai kemampuan untuk dapat hidup terus. Dari kelima teori tesebut di atas dapat dikatakan bahwa kemusnahan (kepunahan) suatu species pada suatu tempat atau perairan tertentu, sebagian besar disebabkan oleh ketidakmampuan organisme beradaptasi terhadap perubahan- perubahan yang terjadi di dalam lingkungan hidupnya. 16