BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG EFEK ROKOK TERHADAP KESEHATAN DENGAN SIKAP MEROKOK DI SLTP N 2 GROGOL SUKOHAJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 70% penduduk Indonesia (Salawati dan Amalia, 2010). Dari analisis data Susenas tahun 2001 diperoleh data umur mulai merokok kurang

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Merokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan. menghisap rokok yang diminati oleh banyak kaum laki-laki.

BAB I PENDAHULUAN. merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

I. PENDAHULUAN. dapat ditemui pada kalangan remaja (Fatimah, 2006). kimia yang akan menimbulkan berbagi penyakit (Partodiharjo, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kebiasan merokok adalah pemandangan yang tidak. asing lagi untuk kita lihat. Menurut laporan WHO (2002),

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB 1 : PENDAHULUAN. kandung kemih, pankreas atau ginjal. Unsur-unsur yang terdapat didalam rokok

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB I PENDAHULUAN. perokok mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya (Sari, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab gangguan kesehatan dan kematian sebelum waktunya, yang bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia khususnya dikalangan pelajar. Walaupun sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahkam teradi kecenderungan usia mullai merokok yang semakin muda.

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produk barang atau jasa yaitu sebuah iklan. atau suara, dan simbol simbol agar masyarakat sadar dan mengetahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

berkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi. Program anti tembakau termasuk dalam 10 program unggulan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

HUBUNGAN MEROKOK DENGAN INDEKS PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 4 KLATEN. ABSTRAK Nur Wulan Agustina*

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Global Adult Tobacco survey (GATS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan 45% wanita yang merokok, dan 27% wanita hamil yang merokok,

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dapat menimbulkan kematian (Kementrian Kesehatan. Republik Indonesia, 2011). World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. Merokok masih menjadi kebiasaan banyak orang baik di negara. tinggi. Jumlah perokok di Indonesia sudah pada taraf yang sangat

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di seluruh dunia. Sebanyak 47% perokok didunia adalah pria, sedangkan 12% adalah wanita dengan berbagai umur. Badan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) menyebutkan jumlah perokok di negara berkembang meningkat 2,1% pertahun, sedangkan di Negara maju jumlah perokok menurun sekitar 1,1% pertahun. Jumlah perokok yang hidup di Negara berkembang saat ini sekitar 80%, angka ini tumbuh pesat dalam beberapa dekade (Saktyowati, 2008). Pada tahun 2020 diperkirakan 70% dari seluruh kematian yang disebabkan oleh rokok terjadi di negara berkembang. Penyebab kematian akibat rokok antara lain kanker, radang paru-paru, asma, jantung, penyakit pembuluh darah otak, dan penyakit lainnya. Merokok merupakan penyebab kematian yang berkembang paling cepat di dunia bersamaan dengan Human Immunodeficienci Virus (HIV)/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Itulah sebabnya World Health Organization (WHO) menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia (World No Tabacco Day) (Bangun, 2003). Menurut World Health Organization (WHO), Indonesia menempati ranking ke-4 sebagai Negara dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, Cina dan Jepang. Sekitar 70% penduduk Indonesia 1

2 jadi perokok aktif dan sekitar 13,2% perokok di Indonesia adalah remaja berusia 15-19 tahun (Muhtar, 2008). Fenomena merokok di Indonesia sangat memprihatinkan, meskipun semua orang mengetahui bahwa merokok dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan, tetapi sikap merokok tidak pernah hilang, bahkan merambah ke anak-anak sekolah. Fenomena ini dapat dilihat di kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum, warung, maupun di jalan-jalan di jumpai pelajar SLTP atau SLTA yang sedang merokok (Muhtar, 2008). Remaja dengan tingkat pendidikan sekolah menengah sangat rentan terhadap rokok (Adiputra, 2005). Menurut data tahun 2004 yang dikeluarkan Global Youth Tobacco Survey (GYTS), dari 2074 responden pelajar Indonesia usia 15-20 tahun, 43,9% mengaku pernah merokok. Sebanyak 11,8% pelajar pria dan 3,5% pelajar wanita menganggap merokok akan menambah teman, sementara 9,2% pelajar pria dan 2,4% pelajar wanita menganggap merokok akan membuat mereka terlihat lebih atraktif (Amir, 2007). Berdasarkan data Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) Kabupaten Kebumen, didapatkan data penyakit yang disebabkan akibat rokok. Pada tahun 2010 tercatat 60 penderita bronchitis. Pada tahun 2011 tercatat 25 pasien dengan diagnosa penyakit Tuberkulosis (TBC) sebanyak 2 orang, Decomp Cardiomegali 1 orang, Penyakit Jantung Koroner (PJK) 1 orang, Sesak nafas 13 orang, Ischaemic Heart Disease (IHD) 5 orang, Gastritis 2 orang, dan Bronchopneumonia 1 orang. Pada tahun 2012 tercatat

3 27 pasien, dengan Tuberkulosis (TB) 12 orang, Penyakit Jantung Hipertensi (PJH) 3 orang, bronchitis 4 orang, Batuk Kronik Berulang (BKB) 1 orang, Cardiomegali 3 orang, dan Ischaemic Heart Disease (IHD) 4 orang. Data tersebut menunjukan jumlah penyakit yang ditimbulkan akibat rokok. Penelitian yang dilakukan Avin Fadilla Helmi dari Universitas Gadjah Mada dan Dian Komalasari dari Universitas Islam Indonesia dalam jurnal yang berjudul faktor-faktor penyebab sikap merokok pada remaja menyebutkan berbagai alasan yang melatar belakangi sikap merokok pada remaja secara umum disebabkan oleh faktor dalam diri dan faktor lingkungan. Faktor dalam diri remaja dapat dilihat dari teori perkembangan remaja, yaitu krisis psikososial dari Erikson yang mengatakan bahwa masa remaja adalah masa mencari jati diri (Anonim, 2012). Faktor dari lingkungan adalah pihak yang berpengaruh besar dalam proses sosial. Proses ini meliputi transmisi nilai, kepercayaan, sikap dan sikap yang diturunkan. Walaupun orang tua memiliki peranan dalam proses sosial, namun ada kelompok yang memiliki transmisi sosial secara horisontal yaitu teman sebaya. Masa remaja adalah masa dimana mereka mulai memisahkan diri dari orang tua dan bergabung pada kelompok sebaya (Anonim, 2012). Kebiasaan merokok pada kaum remaja sangat terkait dengan pergaulannya. Pada umumnya mereka ingin diterima oleh kelompok seusianya dan bebas dari sebutan pengecut dan banci (Anonim, 2012). Pendapat lain adalah merokok merupakan suatu hal yang dilakukan oleh

4 orang dewasa, jadi orang yang merokok tampaknya lebih matang. Merokok dianggap bergaya, dari gambar-gambar bintang pop dan film, selain itu merokok menimbulkan rasa santai dan merupakan cara untuk mengatasi stres (Amir, 2007). Kurangnya tingkat pengetahuan pelajar tentang bahaya rokok dapat menyebabkan bertambahnya jumlah penderita akibat merokok. Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan dan pengalaman. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap sesuatu yang datang dari luar sedangkan pengetahuan diperoleh oleh faktor pengalaman yaitu beberapa banyak pengalaman yang telah diperoleh individu akan memperoleh informasi tentang suatu hal (Notoatmojo, 2003). Sikap merokok merupakan simbol bahwa mereka telah matang, punya kekuatan, bisa menjadi pemimpin dan memiliki daya tarik pada lawan jenis. Adanya faktor kepuasan psikologi yang diperoleh dari merokok yaitu berupa perasaan menyenangkan dapat membuat sikap merokok semakin kuat. Akibat merokok dapat berpengaruh terhadap sikap siswa di sekolah baik secara langsung seperti malas belajar dan secara tidak langsung seperti prestasi menurun dan membolos. Tentunya hal ini sangat disayangkan jika terjadi pada generasi muda saat ini khususnya siswa SMU atau sederajatnya (Anonim, 2012). Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa pandangan atau pemahaman yang kurang tepat tentang merokok dari para pelajar. Pada dasarnya setiap perokok tahu akan bahaya merokok mengingat di setiap

5 bungkus rokok terdapat peringatan pemerintah tentang bahaya merokok bagi kesehatan seperti merokok dapat menyebabkan serangan jantung, impotensi, kanker, gangguan kehamilan dan janin. Namun apakah pengetahuan tentang bahaya merokok tersebut mempengaruhi sikap remaja, mengingat sikap merokok sudah menjadi kebiasaan yang sulit dirubah, inilah yang menjadi perhatian peneliti untuk menindak lanjuti dalam sebuah penelitian secara ilmiah. Berdasarkan studi pendahuluan, terhadap siswa SMK Bina Karya I Karanganyar tahun 2012 yang terdiri dari 999 siswa terdapat 9 siswa yang tercatat di dalam catatan guru bimbingan dan penyuluhan (BP) telah merokok, dari hasil pengamatan peneliti terdapat 2 siswa yang sedang merokok duduk di kantin yang terletak di belakang SMK Bina Karya I Karanganyar, selain itu peneliti juga menjumpai kurang lebih 15 siswa sedang merokok di warung depan stasiun kereta api. Peneliti melakukan wawancara terhadap siswa SMK Bina Karya I Karanganyar yang sedang merokok dan didapatkan jawaban bahwa sebaian pelajar perokok membaca peringatan yang terdapat dalam bungkus rokok dan mengetahui bahwa merokok dapat membahayakan bagi kesehatan. Selain itu mereka memberi alasan merokok dikarenakan ikut-ikutan teman, karena ikutikutan ayah, dan sisanya karena coba-coba. Dengan adanya fenomena tersebut maka peneliti ingin mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan siswa SMK tentang bahaya rokok bagi kesehatan dengan sikap merokok di SMK Bina Karya I Karanganyar.

6 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang timbul adalah Apakah ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa SMK Tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Dengan Sikap Merokok Pada Siswa SMK Bina Karya I Karanganyar?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan siswa SMK tentang bahaya merokok bagi kesehatan dengan sikap merokok pada siswa SMK Bina Karya I Karanganyar. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMK Bina Karya I Karanganyar tentang bahaya merokok bagi kesehatan. b. Untuk mengetahui sikap merokok pada siswa SMK Bina Karya I Karanganyar. c. Untuk manganalisa hubungan tingkat pengetahuan siswa SMK tentang bahaya merokok bagi kesehatan dengan sikap merokok pada siswa SMK Bina Karya I Karanganyar. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengalaman khususnya tentang bahaya merokok bagi penulis. Mengetahui hasil dari penelitian yang dilakukan

7 sehingga dapat memberikan informasi bagi guru untuk memberikan pengarahan terhadap siswa yang perokok. 2. Bagi Institusi Pendidikan Memberi data bagi lembaga pendidikan mengenai aspek tingkat pengetahuan tentang bahaya rokok terhadap kesehatan, sekaligus sebagai bahan masukan dalam upaya mensukseskan program kampanye anti rokok. 3. Bagi Siswa SMK Menambah pengetahuan tentang bahaya rokok bagi kesehatan, diharapkan merubah sikap merokok demi tercipta generasi bebas rokok. 4. Bagi Guru Menambah wawasan dan informasi tentang bahaya merokok serta dampaknya bagi kesehatan, untuk memberikan pengarahan terhadap siswa yang merokok agar menghentikan konsumsi rokok. 5. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Menambah ilmu terutama dalam keperawatan dan kesehatan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang merokok dan sikap merokok pada siswa SMK. 6. Bagi Peneliti selanjutnya Menambah wawasan dan sebagai referensi untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap, sikap masyarakat dalam mengkonsumsi rokok maupun dampak sosial yang ditimbulkan dari budaya merokok

8 khususnya di Kabupaten Kebumen. E. Keaslian Penelitian Retno Indarti (2008), Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Keturunan Dengan Pencegahan Penyakit Keturunan Di Desa Caruban Kebumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit keturunan dengan pencegahan penyakit keturunan di desa Caruban Adimulyo Kebumen. Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 62 kepala keluarga. Hasil penelitian di analisis menggunakan analisis Kendall Tau. Hasil penelitian didapatkan bahwa τ = 0,920(p=0,0001) menunjukkan bahwa (a) tingkat pengetahuan responden dengan kategori tinggi sebanyak 9 responden (14,5%), untuk responden dengan kategori pengetahuan sedang sebanyak 26 responden (41,9%), dan responden dengan kategori pengetahuan rendah sebanyak 27 responden (43,5%). (b) untuk pencegahan penyakit keturunan dalam kategori kurang sebanyak 30 respoden (48,3%), sedang sebanyak (24,1%). Hasil korelasi Kendall Tau diperoleh nilai τ = 0,920 (p=0,0001). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit keturunan dengan pencegahan penyakit keturunan. Kesimpulan : tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit keturunan berhubungan dengan upaya pencegahan penyakit keturunan di desa Caruban Kecamatan Adimulyo Kebumen. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang

9 tingkat pengetahuan. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik, dengan pendekatan waktu cross sectional, dengan menggunakan analisa data Kendal Tau. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini meneliti Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa SMK Tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Dengan Sikap Merokok Pada Siswa SMK Bina Karya I Karanganyar. Bibit Priyatin (2008), Pengaruh Fungsi Keluarga Terhadap Sikap Merokok Remaja di Desa Waluyorejo kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara fungsi keluarga afektif sosial, ekonomi dan fungsi reproduksi keluarga terhadap sikap merokok remaja didesa Walurejo Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. Desain penelitian ini merupakan penelitian dengan desain survey analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sample pada penelitian ini sebanyak 83 remaja dengan kriteria usia 13-20 tahun yang merokok dan tinggal bersama orang tuanya. Penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Analisa data yang dilakukan melipiti univariat dan bivariate (uji chi square). Hasil penelitian ini adalah peneliti menunjukkan bahwa fungsi keluarga yang berpengaruh terhadap sikap merokok remaja adalah fungsi sosial (p vale = 0.020), fungsi ekonomi (p value) 0.000), dan fungsi perawatan kesehatan (p value = 0.031). Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti sikap merokok, desain penelitian sama-sama menggunakan analitik dengan

10 pendekatan waktu cross sectional. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada judulnya yaitu Pengaruh Fungsi Keluarga Terhadap Sikap Merokok Remaja Di Desa Walurejo Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. Analisa data yang digunakan adalah Kendall Tau.