A. Definisi Rangsangan Fisik dalam Psikologi Lingkungan

dokumen-dokumen yang mirip
1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba.

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB I PENDAHULUAN. Bersamaan dengan masuknya milenium baru, Departemen Kesehatan. telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

Bab IV. Konsep Perancangan

mempunyai sirkulasi penghuninya yang berputar-putar dan penghuni bangunan mempunyai arahan secara visual dalam perjalanannya dalam mencapai unit-unit

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

Rumah? Perumahan? PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN SEHAT. Ns. Eka M. 6/6/2011. Overview

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

EFEK PENCAHAYAAN TERHADAP PRESTASI DAN KELELAHAN KERJA OPERATOR. Jl. Kalisahak 28 Kompleks Balapan Yogyakarta *

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan.

PENCAPAIAN PROGRAM PHBS DI PUSKESMAS SWAKELOLA DEMPO PALEMBANG TAHUN 2007

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta

SEJARAH & PERKEMBANGAN

RUMAH SEHAT. Oleh : SUYAMDI, S.H, M.M Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar

M U H A M A D R AT O D I, S T., M. K E S 2017

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

03 PEMBAHASAN PERSOALAN DESAIN

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

[2] PENCAHAYAAN (LIGHTING)

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari


secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. Studio gambar adalah merupakan salah satu sarana ilmu pendidikan yang

Pengembangan RS Harum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ELABORASI TEMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

ke segala arah dan melepaskan panas pada malam hari. cukup pesat. Luas wilayah kota Pematangsiantar adalah km 2 dan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

BAB 4. Analisis dan Bahasan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan aktivitas masyarakat perkotaan dalam berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

BAB V KAJIAN PUSTAKA. Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/

BAB II TINJAUAN TEORITIS

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Nuangan terletak di Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow. a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tutuyan

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan

Transkripsi:

A. Definisi Rangsangan Fisik dalam Psikologi Lingkungan A.1. Pencahayaan Pencahayaan ruangan secara alami dapat kita peroleh dari sinar matahari, sehingga kita memperoleh keuntungan dari hadirnya sinar matahari selain juga sebagai pembantu pembuatan vitamin D. Dibalik semua itu ada pengaruh positif dan negatif yang lain, misalnya dengan sinar matahari kita dapat dibantu untuk melihat tetapi dampak negatif juga dapat terjadi misalnya kita terlalu lama berada di bawah sinar matahari di siang hari akan membuat kita sakit kepala dan hal itu akan menjadikan kita tidak nyaman. Dalam hal pembuatan rumah tinggal aspek cahaya matahar i sangat diperlukan misalnya sebaiknya tiap kamar dapat disinari oleh sinar matahari, karena sinar matahari dapat membantu pertumbuhan dan membasmi bakteri serta menghalau kelembaban. Penghematan listrik dapat dilakukan dengan merancang atau memilih rumah yang sesuai dengan iklim tropis. Misalnya dengan mendisain rumah yang memungkinkan sinar matahari dan udara segar bebas keluar masuk. Dengan disain tersebut kita dapat meminimalkan penggunaan lampu disiang hari dan pendingin udara sepanjang hari. Peran sinar matahari dalam menghalau kelembaban akan lebih sempurna jika dibantu oleh peran angin, angin adalah udara yang bergerak yang pergerakannya sejajar dengan permukaan bumi.

A.2. Penghawaan A.2.1. Suhu Suhu ruang akan mempengaruhi perilaku seseorang, apabila suhu itu terlalu rendah maka akan membuat orang merasa gelisah, susah bergerak, bahkan pingsan sedangkan suhu yang terlalu tinggi maka akan menimbulkan peradangan hingga luka secara perlahan (Sarwono, 1992). Baik suhu yang terlalu tinggi dan suhu yang terlalu rendah akan mebuat orang tidak nyaman, merasa terganggu sampai dapat menimbulkan perdebatan yang dikarenakan rasa yang tidak nyaman, sehingga adanya perubahan suhu yang drastis akan menimbulkan pengaruh yang serius pula. A.2.2. Angin Angin adalah gerakan udara yang bergerak sejajar dengan permukaan bumi (Veitch,Arkkelin, 1995). Untuk merasakan angin dengan bantuan input sensor manusia. Tetapi untuk melihatnya dapat kita ketahui dari gerakan benda benda sekitar, ada tiga aspek yaitu dorongan, intensitas dan frekuensi. Terdapat pengaruh positif dan negatif dari angin terhadap perilaku adalah orang dapat menyesuaikan aktivitas sehari hari dengan angin. Misalnya bila angin bertiup dengan lembut atau sepoi sepoi ini akan menguntungkan dimana angin dapat membantu proses pengeringan pakaian, kita dapat beraktivitas olah raga dan lain lain. Tetapi ada juga pengaruh negative dari bertiupnya angin yang kencang, misalnya dapat mengganggu orang untuk berjalan, mengganggu pekerjaan, perasaan tidak nyaman dalam menyelesaikan tugas, sehingga angin dapat mempengaruhi kondisi afektif dan kinerja. Terdapat factor yang juga berhubungan dengan angin yaitu suhu, tekanan atmosfer, kelembaban relative dan konsentrasi ion (Veitch,Arkkelin, 1995). Bangunan tinggi di pusat kota memperburuk pengaruh angin alami, karena angin

yang menabrak bangunan tinggi akan berbelok arah kebawah dan apabila ada gedung yang mempunyai lorong akan menimbulkan terowongan angin. Hal ini akan menimbulkan daerah yang mempunyai kecepatan angin yang tinggi yang dikarenakan kesalahan desain arsitektural (Veitch,Arkkelin, 1995). A.3. Kebisingan Selain indera penglihat an ada juga indera pendengaran yang berhubungan dengan atmosfer lingkungan. Melalui pendengaran yaitu suara, kita dapat memperoleh informasi segala hal. Tetapi dampak negatif yang ditimbulkan dari suara ini adalah kebisingan, yaitu suara yang tidak diinginkan atau bahkan suara yang mengganggu. Karena kebisingan adalah suara apa saja yang tidak diinginkan seperti suara air kran yang menetes atau lagu rock yang dirasakan seseorang sebagai kebisingan. Hal kebisingan itu terjadi bukan karena suara itu sendir i melainkan persepsi si pendengar. Kebisingan ini dapat menimbulkan dampak negative pada seseorang misal ketegangan otot, gelisah, mudah marah, tidak konsentrasi, mungkin juga menjadi cemas. A.3. Hubungan Lingkungan dan Perilaku Didalam ilmu kemasyarakatan, lingkungan adalah ala m sekitar, termasuk orang orang yang hidup didalamnya dengan pergaulan yang mempengaruhi manusia sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan dan kebudayaan (Suptandar,95). Lingkungan dalam suatu kelompok masyarakat meliputi : a. Phisik : udara, air, tanah, tanaman, bangunan b. Sosial : kegiatan agama

c. Ekonomi : kegiatan dibidang usaha d. Budaya : pengaturan hidup masyarakat Lingkungan merupakan suatu bagian yang berhubungan erat dengan tingkah laku manusia. Lingkungan akan menentukan perbuatan dan mendukung fungsi ruang beserta perlengkapan, sehingga para pelaku akan menyesuaikan diri dalam lingkungannya atau merubahnya untuk melakukan apa yang bisa dilakukan. Tingkah laku dan lingkungan selalu berkesinambungan satu terhadap yang lain secara baik atau juga tidak mulus, stabil berubah ubah, berulang ulang bahkan tidak menentu (Suptandar,95). Cita rasa manusia terhadap lingkungan dipengaruhi secara langsung oleh faktor faktor seperti suara, iklim, pencahayaan, ruang dan peralatan. Baga imana dengan penyusunan perabotannya agar praktis, rapid an tidak terganggu oleh kebisingan, pengaturan temperature dan kebersihan udara pencahayaan yang tidak menyilaukan dan lain lain, akan menentukan kenyamanan rumah huni dengan bentuk / desain interiornya. B. Rumah Huni Rumah adalah suatu lingkungan sosial yang bergantung tepat waktu atau kesan dari waktu dan diwakili oleh suatu yang diselaraskan dengan lingkungan phisik, seperti suatu untuk tinggal (Gibbs,2007). C. Definisi Sehat Paradigma sehat yang didengungkan belum mengakar disetiap kegiatan pembangunan lintas sector, sehingga yang terjadi adalah beberapa kebijakan dan kegiatannya yang berdampak negative terhadap kesehatan masyarakat.

Mencermati hal tersebut, jika kita kenali pada teori Blum, derajat kesehatan individu/ masyarakat dipengaruhi oleh 4 (empat) factor determinan yaitu factor perilaku /gaya hidup (life style), factor lingkungan (social, ekonomi, fisik dan politik), faktor pelayanan kesehatan (jenis, cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetic. Keempat faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan tersebut, perilaku manusia adalah faktor yang paling besar, kemudian disusul dengan faktor lingkungan. Perilaku lebih dominan daripada lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga merupakan dampak atau ulah/perilaku manusia (Muninjaya,2004), karenanya perilaku hidup dan faktor lingkungan bukanlah masalah sector kesehatan saja, tetapi urusan semua elemen masyarakat baik individu, kelompok, lintas program serta lintas sector. C.1. Rumah Huni yang Sehat Perilaku sehat merupakan salah satu pilar kebijakan Indonesia sehat 2010 selain lingkungan sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk itu melalui Kepmenkes RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004, telah ditetapkan visi program promosi kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tahun 2010. Keputusan ini ditindak lanjuti dengan dikeluarkannya Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1114/Menkes/SK/VIII/2005. Perilaku Hidup Bersih dan Se hat (PHBS) merupakan upaya memberikan pengalaman belajar dan menciptakan suatu kondisi bagi perorangan / individu, keluarga, kelompok serta masyarakat, dengan cara membuka jalur komunkasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan penge tahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan, bina suasana dan

pemberdayaan masyarakat, sehingga pada akhirnya masyarakat mampu mengenali dan mengetahui masalah kesehatannya sendiri terutama pada tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara cara hidup bersih dan sehat. (Depkes,2005) Manajemen peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat diupayakan mulai dari tatanan terkecil yakni rumah tangga dengan sasaran individu dan keluarga kemudian akan berkembang kearah desa/kalurahan, kecamatan/puskesmas dan kabupaten/kota sehat hingga pada akhirnya secara nasional akan terwujud seluruh masyarakat Indonesia yang berperilaku hidup bersih dan sehat. Program Perilaku Hidup Besih dan sehat yang telah dicanangkan oleh pemerintah sejak tahun 1996 telah melakukan beberpa kali upaya perbaikan pada sisi indicator maupun metode pelaksanaannya. Mulai tahun 2006, pemantauan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya pada tatanan rumah tangga yang terdiri dari factor perilaku / gaya hidup (persalinan ole h tenaga kesehatan, pemberian asi eksklusif, tidak merokok dalam rumah, aktifitas fisik, makan sayur dan buah stiap hari) dan factor lingkungan (tersedianya jamban, kesesuaian lantai rumah dengan penghuni dan lantai bukan dari tanah) dilakukan dengan meto de cepat (rapid survey). Ketika akan membangun rumah, semua orang tentunya mengharapkan jika rumah yang dibangun tersebut nantinya bisa memenuhi dan disebut sebagai rumah yang indah, sehat dan nyaman. Rumah yang sehat itu memenuhi beberapa kriteria, diant aranya: sirkulasi udara yang baik, ruangan yang mendapat cukup cahaya alami dari matahari, tata letak ruangan yang memudahkan pergerakan penghuni untuk beraktifitas, tersedianya lahan terbuka untuk menanam tanaman, dsb (http://architectaria.com).

C.2. Kategori Rumah Sehat menurut WHO Rumah sehat menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah 1. harus dapat terlindungi dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat istirahat, 2. mempunyai tempat-tempat untuk tidur, masak, mandi, mencuci, kakus, dan kamar mandi, 3. dapat melindungi penghuninya dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran, 4) bebas dari bahan bangunan yang berbahaya, 5) terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular, serta 6) memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi. Berdasarkan laporan American Public Health Association (1959), satu rumah dipandang sesuai dengan prinsip kesehatan apabila memenuhi 4 persyaratan pokok. 1. Mampu memenuhi kebutuhan fisiologi dasar penghuni. 2. Mampu memenuhi kebutuhan psikologi dasar penghuni. 3. Mampu melindungi penghuni dari kemungkinan terjangkitnya penyakit menular. 4. Mampu melindungi penghuni terhadap kemungkinan timbulnya bahaya kecelakaan.

D. Psikologi Warna Warna merupakan sesuatu yang ditimbulkan atas pantulan cahaya terhadap objek2 dengan intensitas tertentu. Seberkas cahaya putih sebenarnya terdiri dari beberapa gelombang tampak. G elombang tampak atau cahaya terdiri atas tiga spectrum, seperti gambar. www.rgbworld.com.color.html Sebelum abad ke-15 para ilmuan memperkenalkan warna, Leonardo Da Vinci telah menemukan warna utama fundamental atau psikologis, yaitu merah kuning, h ijau, biru, hitam dan putih (Sulasmi, 2002). Seiring perkembangan bidang psikologi membawa warna menjadi objek perhatian bagi para ahli psikologi. Para ilmuan yakin bahwa persepsi visual terutama bergantung pada interpretasi otak terhadap suatu rangsangan yang diterima oleh mata.

D.1. Psikologi Warna dalam Interior Rumah Huni Warna bangunan dan interiornya pada suatu rumah merupakan ungkapan suasana jiwa pemiliknya, pemilihan warna merupakan faktor ekspresi yang penting. Psikologi warna dalam interior rua ng huni dapat juga memberi pengaruh psikis pada orang yang melihatnya dan dapat menciptakan karakter suasana pada ruang. Dalam desain interior, warna sangat mempengaruhi karakteristik pada desain karena warna berfungsi memberikan getaran tertentu dalam suatu desain yang akan memberikan efek psikologis pada orang yang melihatnya. Hal ini warna akan member i karakter suasana pada ruang huni (Sulasmi,2002). Ruang yang kita huni pada dasarnya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kondisi psikis kita. Suatu ruang seringkali membuat kita merasa nyaman, sejuk, damai atau bahkan sebaliknya kita dapat merasakan suntuk, stres atau marah. Hal ini disebabkan oleh tiap warna memancarkan panjang gelombang cahaya tertentu. Pancaran gelombang ini menghasilkan energi yang aka n berhubungan dengan salah satu cakra dari tujuh cakra utama yang kita miliki. Warna -warna yang diterima tubuh akan bekerja menyeimbangkan cakra -cakra yang tak seimbang.( http://properti.kompas.com) Melalui pemilihan warna dan komposisinya, ruang huni baik secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku penghuninya (Sari,2004). Penggunaan warna untuk ruangan memerlukan berbagai pertimbangan termasuk siapa pengguna dan aktivitas kebutuhannya. Selain warna juga pengaturan tata letak ( lay out) furnitur, suhu ruang / penghawaan, pencahayaan dan kebisingan akan berpengaruh terhadap kondisi psikologis.