II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2009:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh Saryana PENDAHULUAN

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalah TSTS, di dalam

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memberikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Jurnal Ilmiah INTEGRITAS Vol. 3 No. 2 Desember 2017

BAB II KAJIAN PUSTAKA

pengalaman kelompok menjadi tiga tingkat. Pertama, tingkat problem-solving

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari kehidupan manusia, bahkan sejak manusia lahir sampai akhir hayat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. blogspot.com/pengertian-orang-tua.html diakses 04/06/2014) adalah

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Sehingga proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Majid (2007:176) LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB II KAJIAN TEORI. dapai dipakai apabila konsep-konsep aktivitas dan ketentuan-ketentuan serta prinsip-prinsip

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII MTsN SUBANG ANAK KABUPATEN TANAH DATAR

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

Transkripsi:

7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Metode Diskusi Dalam pembelajaran ada beberapa metode mengajar yang dapat digunakan salah satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan bahwa diskusi adalah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan/sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar-menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah. Pernyataan diatas dapat diartikan bahwa diskusi melibatkan dua atau lebih orang atau individu dan berinteraksi dan saling tukar-menukar informasi untuk mempertahankan pendapat atau pemecahan suatu masalah yang telah ditentukan. Diskusi dapat pula disajikan oleh guru dimana dalam cara penyajiannya memberikan kesempatan kepada siswanya untuk menemukan, mengumpulkan pendapat, dan menyimpulkan dari berbagai alternative pemecahan dari suatu persoalan/masalah. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Suryosubroto (2002:179): Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau penyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.

8 Pendapat di atas menegaskan bahwa metode diskusi bertujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa agar dapat berkomunikasi secara lisan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan pengetahuannya yang telah dia miliki untuk dapat mengemukakan pikirannya, membantu siswa menemukan suatu konsep melalui pengalaman belajar siswa secara berkelompok, mulai dari saling berdebat atau tukar pikiran sesama anggota sehingga dapat mengembangkan saling menghormati tentang keragaman pendapat orang lain kemudian dan menarik kesimpulan atau menyusun berbagai pendapat/ ide pemecahan masalah. Selain itu, metode diskusi dapat merangsang siswa agar lebih memahami suatu permasalahan/soal yang diberikan guru kemudian mendiskusikannya dalam kelompok masing-masing sehingga mereka dapat memecahkan/menyelesaikan soal tersebut. Semua jawaban ditampung dan dipilih mana yang mendekati kebenaran sehingga dengan dimusyawarahkan pada masing-masing kelompok dapat ditarik kesimpulan. Hal ini senada dengan pendapat Sriyono dkk (dalam Yarmi,1998:8) mengemukakan: Metode diskusi adalah metode yang digunakan untuk merangsang siswa agar lebih memahami tentang soal-soal yang dapat dipecahkan dan mencari agar alternatif-alternatif untuk memecahkan masalah, semua jawaban ditampung dan dipertahankan, mana yang paling banyak mendekati kebenaran/layak sehingga dengan musyawarah yang demokrasi dapat diambil kesimpulan. Berdasarkan definisi di atas, metode diskusi merupakan suatu cara penyajian yang digunakan oleh seorang guru dalam menunjang proses pembelajaran. Dalam pelaksanaannya guru membagi siswanya menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa, kemudian di dalamnya ada interaksi antar individu yang membicarakan suatu masalah, mencari suatu penyelesaian atas permasalahan

9 tersebut yang mendekati kebenaran dan menarik kesimpulan berdasarkan hasil diskusi. 2. Aktivitas Belajar Kegitan belajar memerlukan aktivitas. Tanpa aktivitas, belajar tidak berjalan dengan baik. Dengan demikian, aktivitas memegang peranan penting dalam proses belajar. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Sardiman (2004: 95) sebagai berikut. Dalam belajar sangat diperlukan aktivitas, tanpa aktivitas belajar tidak akan berjalan dengan baik. Aktivitas dalam proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya belum jelas, mencatat, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang menunjang prestasi belajar. Aktivitas siswa selama pembelajaran bukan hanya mencatat dan mendengarkan saja tetapi juga diperlukan aktivitas-aktivitas positif lain yang dilakukan siswa untuk meningkatkan hasil belajar. Paul B. Diedrich (dalam Sardiman, 2004:101) mengklasifikasikan aktivitas siswa sebagai berikut. 1. Visual activities (kegiatan visual), misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain. 2. Oral activities (kegiatan lisan), misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara dan diskusi. 3. Listening activities (kegiatan mendengarkan), misalnya mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik dan pidato. 4. Writting activities (kegiatan menulis), misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket dan menyalin 5. Drawing activities (kegiatan menggambar), yaitu menggambar, membuat grafik, peta dan gambar grafik. 6. Motor activities (kegiatan metrik), misalnya melakukan kegiatan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun dan berternak. 7. Mental activities (kegiatan mental), misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan dan mengambil keputusan. 8. Emotional activities, misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.

10 Berbagai jenis aktivitas tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar itu berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Dipihak lain, Hamalik (2004:50) mengatakan sebagai berikut: seorang guru berkewajiban menyediakan lingkungan yang sesuai agar aktivitas tersebut menuju kearah yang diinginkan. Aktivitas belajar dapat diartikan sebagai pengembangan diri melalui pengalaman yang bertumpu pada kemampuan diri di bawah bimbingan tenaga pengajar. Menurut Winkel (1999:76), aktivitas belajar merupakan setiap macam kegiatan belajar yang menghasilkan suatu perubahan yang khas yaitu belajar. Dipihak lain, Sardiman (2004:99) mengatakan sebagai berikut. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Pada kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus berkait, contohnya seseorang sedang membaca, secara fisik kelihatannya membaca tetapi mungkin pikiran dan sikap mentalnya tidak tertuju pada buku yang dibacanya. Aktivitas siswa sangat penting dalam proses pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat optimal, karena aktivitas siswa sangat menentukan keberhasilan belajar siswa tetapi semua itu bergantung aktivitas apa saja yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gie (Suherman, 2008:13) sebagai berikut. Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukan selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar dalam segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa aktivitas merupakan rangkaian kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan secara sadar oleh peserta didik/siswa dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

11 Berdasarkan pendapat para ahli, aktivitas belajar adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan siswa meliputi keaktifan dalam mengikuti pelajaran, bertanya kepada guru tentang materi yang belum dimengerti, mencatat, membaca dan segala kegiatan yang menunjang prestasi belajar mengakibatkan perubahan dalam diri berupa perubahan pengetahuan siswa dan kemahiran yang sifatnya bergantung pada sedikit banyaknya perubahan dan tak lepas dari bimbingan tenaga pengajar. 3. Komik Matematika Pembelajaran matematika di SD disampaikan dengan penyajian yang menarik dan untuk melaksanakan proses pembelajaran, guru harus mampu menyiapkan media dan fasilitas yang menarik serta mampu merangsang terjadinya interaksi antar siswa. Komik matematika merupakan suatu media yang digunakan dalam pembelajaran yang disajikan dalam bentuk gambar kartun yang mengemukakan karakter satu atau beberapa tokoh yang memerankan suatu cerita dan secara implisit memuat persoalan matematika. Mulyanto (2002:45) dalam bukunya mengemukakan bahwa: komik merupakan cerita kartun yang menonjolkan gambar untuk menjelaskan isi cerita kepada pembaca. Biasanya berbentuk buku, cerita bergambar, cerita dalam surat kabar atau majalah, atau dalam bentuk film kartun. Kebanyakan komik berkaitan dengan hal-hal yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kisah ceritanya banyak bercerita tentang petualang-petualang sang tokoh sehingga daya tariknya mudah hilang begitu saja. Selain itu, komik dipilih dengan tujuan untuk membangkitkan ketertarikan dan menghilangkan kejenuhan anak saat belajar. Komik menjadi salah satu jenis

12 bacaan yang digemari oleh anak-anak karena selain ceritanya yang menarik juga disertai gambar yang dapat menyalurkan daya imajinasi bagi yang membacanya. Simanjuntak (1992:58) mengemukakan Objek yang menarik perhatian, pasti dikemudian hari terjadi untuk mendekatkan atau lebih mendalami masalahnya. Belajar dengan mendekatkan pada dunia kesenangan membangkitkan antusias dan menarik perhatian siswa secara spontan akan mengalir secara tersendirinya. Salah satu cara untuk mendekatkan matematika dengan lingkungan anak adalah seperti obsesi Dajono (2004:20) dimana ia mengatakan Apabila matematika dibuat semenarik Kho Ping Ho, maka bentuk soal di buku mungkin digemari oleh anak murid. Pembelajaran yang menggunakan komik dan dibuat dengan menuangkan materi bahasan dalam sebuah cerita bergambar sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar matematika, karena komik dapat menarik imajinasi dan rasa ingin tahu anak tentang sesuatu yang diceritakan dalam komik tersebut dan mendorong anak agar mencari jawaban permasalahan komik matematika yang akan disajikan oleh guru. 4. Hasil Belajar Kemampuan siswa dalam menyerap dan memahami suatu bahan yang telah diajarkan dapat diketahui berdasarkan hasil belajar siswa yang telah dinilai oleh guru. Ahmadi (1984: 35) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha belajar dalam perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai tiap mengikuti tes. Hal ini senada

13 dengan pendapat Hamalik (2004:31) yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengetahuan, abilitas, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Namun banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Arikunto ( 2001: 21) mengatakan: Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktor biologis antara lain usia, kematangan, dan kesehatan, sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebisaan belajar. Sedangkan faktor eksternal dapat diklasifikasikan menjadi dua juga, yakni faktor manusia(human) dan faktor non manusia seperti alam benda, hewan dan lingkungan fisik. Jadi, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal yang telah diuraikan diatas. Djamarah (2006: 105) mengemukakan bahwa suatu proses belajar dikatakan berhasil jika: a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok. b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus yang telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok Hasil belajar dapat diperoleh dari dalam kelas, lingkungan sekolah, maupun diluar sekolah kaitannya dengan proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar adalah hasil dari interaksi antara guru dengan siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Dimyanti (1999:3) yang mengatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil belajar dari suatu interaksi dan tindak mengajar. Hasil belajar bagi sebagian anak adalah berkat tindak guru, pencapaian tujuan pengajaran pada bagian itu merupakan peningkatan kemampuan siswa.

14 Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa selama pembelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah yang dapat dilihat dari tingkat kemampuan siswa. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar.abdurrahman (1999:37) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Pengukuran terhadap kemampuan siswa dapat dilihat dari hasil belajar yang dilakukan melalui tes atau evaluasi hasil belajar siswa. Maka indikator dari hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes atau evaluasi. Ahmadi (2007:35) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha belajar dalam perwujudan suatu prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai tiap mengikuti tes. Menurut Bruner (dalam Davies,1991:301) suatu tes hasil belajar harus tersusun dengan baik agar dapat dijadikan suatu alat ukur dan alat bantu dalam memperbaiki kualitas keseluruhan dalam belajar. Tes hasil belajar yang baik menurut Dorothy Adkins-Wood (dalam Davies, 1991:298) harus memenuhi tiga syarat utama yaitu: a. Tepat yaitu cocok dengan tujuan, bahan pelajaran, strategi mengajar yang digunakan, serta dengan siswa-siswa yang akan menjawabnya. b. Efektif yaitu dapat diandalkan/reliabel (nilai-nilainya tidak karena kebetulan) dan sahih/valid (butir-butirnya memang tentang apa yang harus diketahui) c. Praktis yaitu tes-tes itu harus dapat diterima baik oleh guru maupun murid. Hal itu harus realistis dalam pembiayaan dan waktu yang digunakan dalam pelaksanaan.

15 Tercapainya suatu tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes yang memenuhi kriteria baik. Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa diperoleh setelah mengikuti pembelajaran dengan meng-gunakan metode diskusi berbasis komik matematika yang dinyatakan dalam bentuk nilai dan diperoleh dari hasil tes tiap akhir siklus. B. Kerangka Pikir Pembelajaran akan efektif bila siswa sendiri yang melakukan aktivitas dan relevan dengan pembelajaran. Siswa akan mengingat apa yang dia lakukan dalam benaknya sehingga terjadi proses berpikir yang dapat menimbulkan pertanyaan serta memberikan pendapat dan terciptanya diskusi antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Aktivitas belajar yang dilakukan siswa akan menghasilkan perubahan tingkah laku, pengetahuan, dan keterampilan dalam diri siswa yang pada akhirnya akan berdampak positif pada hasil belajar siswa. Salah satu metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan partisipasinya dalam pembelajaran yaitu metode diskusi. Diskusi dalam pembelajaran dapat membiasakan siswa untuk meningkatkan daya pikir yang kritis serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk menemukan sendiri konsep dari materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Melalui metode ini, siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran yang berlangsung. Aktivitas siswa melalui metode diskusi memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi dengan memberikan ide/pendapat dan berinteraksi dengan kelompoknya masing-masing. Belajar matematika dengan menggunakan metode

16 diskusi juga dapat dipadukan dengan menggunakan media yang menarik seperti komik matematika. Komik matematika adalah suatu media yang digunakan dalam pembelajaran dan disajikan dalam bentuk kartun yang mengemukakan karakter beberapa tokoh yang memperankan suatu cerita dan secara implisit memuat konsep-konsep atau persoalan matematika. Melalui komik matematika yang menarik dapat membuat siswa lebih tertarik lagi untuk belajar matematika sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa untuk belajar. Komik dipilih untuk membangkitkan ketertarikan siswa dan menghilangkan kejenuhan saat belajar. Komik menjadi salah satu jenis bacaan yang digemari oleh anak-anak karena ceritanya yang menarik dan juga disertai gambar yang lucu sehingga dapat menyalurkan daya imajinasi bagi pembaca. Dengan demikian, menggunakan metode diskusi yang dipadukan dengan komik matematika diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas yang ditunjukkan oleh nilai-nilai yang dicapai siswa. C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka pikir di atas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Penerapan metode diskusi yang menggunakan komik dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV A SD Negeri l Tanjung Jaya Lampung Tengah Tahun Pelajaran 20S10/2011.