URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2007 TANGGAL 17 APRIL 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

Penilaian potensi kepemimpinan. kepala sekolah. Suryanto Kepala Lembaga Pengembangan pembelajaran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetensi manajerial, dimensi kompetensi kewirausahaan, dimensi kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

PENGUATAN KOMPETENSI ADMINISTRATOR DAN SUPERVISOR PERSEKOLAHAN YANG TERDIDIK Oleh: H. Syaiful Sagala

STANDAR KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran di sekolah. Usaha meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. peduli pada pembangunan sektor pendidikan. Menurut Kurniadin (2012:206)

BA B I. dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan memberikan konstribusi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan mengemban misi yang besar dan mulia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN?

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap kehidupan tersebut, di satu sisi sangat bermanfaat bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGELOLA KURSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mengembangkan sekolah tidak terlepas dari adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik, menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

REVIEW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Sebagai perwujudannya

BAB I PENDAHULUAN. mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang, bahwa pendidikan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH

PERAN PENGELOLA TK DALAM MEMFASILITASI PROSES PEMBELAJARAN DI TK MELATI INDAH DESA ILOHELUMA KECAMATAN TILONGKABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. dan tanpa manusia, organisasi tidak akan berfungsi. Sumber daya manusia

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 42 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BABI PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan yang. mengemban tugas Tri Dhanna Perguruan Tinggi, dalam rangka peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik penilaian yang sesuai. Desain organisasi PAUD didalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Pengelolaan pendidikan terkait dengan Pemerintah secara makro sebagai pembuat kebijakan dan secara mikro Kepala Sekolah sebagai sebagai pengelola sekolah. Sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap manajemen di sekolah, kepala sekolah dituntut untuk dapat bekerja secara baik dan profesional. Melihat beratnya pekerjaan yang diemban oleh kepala sekolah, maka jabatan ini merupakan jabatan yang tidak dapat di isi oleh sembarang orang. Jabatan ini harus benar-benar di isi oleh orang-orang yang berkompetensi dan profesional. Namun amat disayangkan bahwa: Departemen Pendidikan Nasional memperkirakan 70 persen dari 250.000 kepala sekolah di Indonesia tidak Kompeten. Kesimpulan ini merupakan temuan Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional setelah melakukan uji kompetensi. Banyaknya kepala sekolah yang kurang memenuhi standar kompetensi ini diduga sebagai akibat dari kurang baiknya proses rekruitmen dan pengangkatan kepala sekolah yang selama ini berlaku. Proses pengangkatan kepala sekolah jarang disertai pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan kepala sekolah adalah program kesempatan balajar yang terencana dalam satuan waktu tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja kepala sekolah. Dalam prosesnya, diharapkan ada perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus yang diberikan dengan respon. Dasar filosofis dari pendidikan dan pelatihan adalah berlandaskan nilai-nlai pancasila. Tujuan utama dari pendidikan dan pelatihan kepala sekolah adalah untuk memperoleh kecakapan khusus yang diperlukan oleh kepala sekolah dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu maka program-program pendidikan dan pelatihan harus dikemas secara rapi, menarik serta menjadi suatu program yang berkelanjutan atau paling tidak merupakan suatu bagian kehidupan dan pelaksanaan tujuan di ulang kembali. Pendidikan dan pelatihan sebagai upaya untuk meningkatkan profesionlisme dapat dilaksanakan dengan dua program, yaitu program preservice dan program in-service training. Program pre-service diperuntukkan bagi calon kepala sekolah yang akan menjadi kepala sekolah. Sedangkan program in-service training diperuntukkan bagi mereka yang telah menduduki jabatan kepala sekolah. Ada tiga kelompok materi dalam pendidikan dan pelatihan, sehingga dengan adanya materi tersebut dapat

memenuhi harapan persyaratan jabatan kepala sekolah. Materi tersebut di bagi dalam kelompok dasar, kelompok inti dan kelompok pendukung. Kata Kunci: Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah, Peningkatan Profesionalisme PENDAHULUAN Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan, baik itu permasalahan di bidang politik, ekonomi, budaya, sosial, ketenagakerjaan. Permasalahan-permasalahan tersebut muncul disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal muncul sebagai akibat adanya pengaruh negara-negara lain. Adanya gejolak krisis keuangan global memperlihatkan betapa lemahnya perkonomian Indonesia, sehingga perkonomian indonesia ikut terpengaruh dan menimbulkan dampak pada krisis-krisis yang lain. Faktor internal muncul sebagai akibat dari dalam bangsa Indonesia sendiri. Penyiapan sumber daya yang bermutu menjadi kunci penanganan berbagai krisis yang terjadi. Ketidaksiapan sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi berbagai krisis disinyalir sebagai faktor utama munculnya berbagai krisis tersebut. Penyiapan sumber daya manusia terkait dengan mutu pendidikan, Semua orang setuju bahwa apabila mutu pendidikannya baik, maka mutu sumber daya manusianya juga akan baik. Oleh karena itu apabila sebuah bangsa ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, maka bangsa tersebut harus memperhatikan pendidikan. Di indonesia dunia pendidikan belum begitu di perhatikan, hal ini tercermin dari masih kecilnya alokasi anggaran pendapatan dan belanja negara untuk bidang pendidikan. berbeda dari negara-negara maju, anggaran pendidikan memperoleh porsi yang cukup besar guna menjamin mutu pendidikan di sebuah negara. Masalah anggaran bukan merupakan satu-satunya masalah yang menjadikan penyebab rendahnya mutu pendidikan indonesia. Rendahnya mutu pendidikan disebabkan juga oleh rendahnya mutu guru dalam mengajar, minimnya sarana dan prasarana serta rendahnya mutu pengelolaan pendidikan. Pengelolaan pendidikan terkait dengan Pemerintah secara makro sebagai pembuat kebijakan dan secara mikro Kepala Sekolah sebagai sebagai pengelola sekolah. Kenyataan ini sebagaimana diungkapkan oleh E. Mulyasa (2006:25) bahwa: kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. 27

Sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap manajemen di sekolah, kepala sekolah dituntut untuk dapat bekerja secara baik dan profesional. Kedepan menurut E. Mulyasa (2006: 98-122) kepala sekolah harus dapat bekerja sebagai Educator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Innovator, Motivator, Figur, Mediator, kemudian disingkat menjadi EMASLIM-FM. Melihat beratnya pekerjaan yang diemban oleh kepala sekolah, maka jabatan ini merupakan jabatan yang tidak dapat di isi oleh sembarang orang. Jabatan ini harus benar-benar diisi oleh orang-orang yang berkompetensi dan profesional. Namun amat disayangkan, jika kita melihat pemberitaan di koran tempo edisi Selasa, tanggal 12 Agustus 2008, diberitakan bahwa: Departemen Pendidikan Nasional memperkirakan 70 persen dari 250.000 kepala sekolah di Indonesia tidak Kompeten. Kesimpulan ini merupakan temuan Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional setelah melakukan uji kompetensi. Banyaknya kepala sekolah yang kurang memenuhi standar kompetensi ini diduga sebagai akibat dari kurang baiknya proses rekruitmen dan pengangkatan kepala sekolah yang selama ini berlaku. Sejak diberlakukannya otonomi daerah, pengangkatan kepala sekolah menjadi kewenangan penuh bupati atau wali kota. Proses pengangkatan kepala sekolah jarang disertai pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan kepala sekolah dirancang sebagai suatu syarat untuk menjadi kepala sekolah. Sehingga dengan adanya proses ini maka diharapkan seorang kepala sekolah benar benar siap dalam menghadapi jabatannya dan kepala sekolah yang telah menjabat posisi ini menjadi lebih baik kinerjanya. PEMBAHASAN Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah Pengembangan suatu sistem pendidikan dan pelatihan kepala sekolah terpadu dalam kaitannya dengan pengembangan kompetensi kepala sekolah merupakan keharusan dan kebutuhan yang semakin terasa. Konsep sistem pendidikan dan pelatihan terpadu perlu mendapat prioritas pengembangan dengan berbagai kondisi yang ada saat ini. Pendidikan menurut Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yaitu: Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, masyarakat, bangsa dan 28

Negara.. sedangkan menurut Oemar Hamalik (2005:10) Pelatihan adalah suatu proses yag meliputi serangkaian tindak (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga professional kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam suatu organisasi. Menurut menurut Wiliam B. Casteller (Wahjosumidjo 2003:381) Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu program kesempatan belajar yang direncanakan untuk menghasilkan anggota staff demi memperbaiki penampilan seorang yang sudah menduduki jabatan. Kepala Sekolah menurut Wahjosumidjo (2003:83) adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang member pelajaran dengan murid yang menerima pelajaran. Pendidikan dan pelatihan kepala sekolah adalah program kesempatan balajar yang terencana dalam satuan waktu tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja kepala sekolah. Dalam prosesnya, diharapkan ada perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus yang diberikan dengan respon. Dasar filosofis dari pendidikan dan pelatihan adalah berlandaskan nilainlai pancasila. Pendidikan dan pelatihan secara aktif diharapkan dapat membudayakan nilai dan norma yang terkandung di dalam pancasila, serta berupaya mempersiapkan kepala sekolah yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan pekerjaannya secara produktif dan professional. Konsep sistem pendidikan dan pelatihan meliputi: (a) Pelatihan merupakan suatu proses, (b) Pelatihan dilaksanakan dengan sengaja, (c) Pelatihan dilakukan dengan pemberian bantuan, (d) Sasaran pelatihan adalah unsur ketenagakerjaan, (e) Pelatihan dilaksanakan oleh tenaga professional, (f) Pelatihan dilaksanakan dalam satuan waktu tertentu, (g) Pelatihan mengingkatkan kemampan kerja peserta, (h) Pelatihan harus berkenaan dengan pekerjaan tertentu (Oemar Hamalik, 2005:10-12). Menurut Oemar Hamalik (2005:13). Fungsi pendidikan dan pelatihan adalah: a. Pelatihan berfungsi memperbaiki perilaku (performance) kerja para peserta pelatihan. 29

b. Pelatihan berfungsi mempersiapkan promosi ketenagaan untuk jabatan yang lebih rumit dan sulit. c. Pelatihan berfungsi mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih tinggi yakni jabatan kepengawasan dan manajemen. Tujuan pendidikan dan pelatihan adalah (a) Peningkatan semangat kerja, (b) Pembinaan budi pekerti, (c) Peningkatan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (d) Meningkatkan taraf hidup, (e) Meningkatkan kecerdasan, (f) Meningkatkan keterampilan (Oemar Hamalik, 2005:14). Secara khusus tujuan pendidikan dan pelatihan adalah: a. Mendidik, melatih serta membina kepala sekolah yang memiliki keterampilan produktif dalam rangka pelaksanaan tugas di sekolah. b. Mendidik, melatih serta membina unsur-unsur kepala sekolah yang memiliki kemampuan dan hasrat belajar terus untuk meningkatkan dirinya sebagai kapala sekolah yang tangguh, mandiri, professional, beretos kerja yang tinggi dan produktif. c. Mendidik dan melatih serta membina kepala sekolah sesuai dengan bakat, minat, nilai dan pengalamannya masing-masing. Tujuan utama dari pendidikan dan pelatihan kepala sekolah adalah untuk memperoleh kecakapan khusus yang diperlukan oleh kepala sekolah dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu maka program-program pendidikan dan pelatihan harus di kemas secara rapi, menarik serta menjadi suatu program yang berkelanjutan atau paling tidak merupakan suatu bagian kehidupan dan pelaksanaan tujuan di ulang kembali. Pendidikan dan pelatihan sebagai upaya untuk meningkatkan profesionlisme dapat dilaksanakan dengan dua program, yaitu program preservice dan program in-service training. Program pre-service diperuntukkan bagi calon kepala sekolah yang akan menjadi kepala sekolah. Sedangkan program in-service training diperuntukkan bagi mereka yang telah menduduki jabatan kepala sekolah. Dalam pendidikan dan pelatihan kepala sekolah ada lima unsur yang perlu diperhatikan demi terwujudnya program pendidikan dan pelatihan kepala sekolah yang efektif, yaitu: 1. Karakteristik calon dan kepala sekolah, seperti: latar belakang pengalaman, kesiapan mengikuti dan menerima latihan dan gaya yang cocok dalam proses belajar. 30

2. Sifat-sifat khusus dari para pelatih, seperti: keunggulan, kompetensi dan gaya mengajar atau kemampuan mempergunakan gaya mengajar atau metode yang bervariasi. 3. Struktur waktu, berupa lama program pendidikan dan pelatihan kepala sekolah akan diselenggarakan. 4. Lingkungan fisik, yaitu situasi di mana pelatihan diselenggarakan, seperti: tempat duduk, tata ruang, temperatur serta tingkat ketenangan. 5. Strategi pengajaran, ialah berbagai hal seperti: kegiatan program, tingkat partisifasi yang di isyaratkan dan ketersediaan serta penggunaan materi pendukung. Erat kaitannya dengan kelima unsur penting diatas, perlu diperhatikan juga beberapa hal yang berhubungan dengan sasaran, materi dan sumber, yaitu: 1. Topik-topik yang perlu mendapat tekanan serta hasil proses belajar yang diinginkan dan dicapai. 2. Program yang mampu menimbulkan daya tarik serta motivasi bagi peserta pelatihan untuk mempelajarinya. 3. Tersedianya berbagai sumber, keuangan, material, manusia, untuk mendukung program. 4. Pengaturan, bentuk-bentuk kelompok dan model pengajaran. 5. Teknik dan prosedur perangkat alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan hasil-hasil jangka pendek dan panjang program pelatihan. Ada tiga kelompok materi dalam pendidikan dan pelatihan, sehingga dengan adanya materi tersebut dapat memenuhi harapan persyaratan jabatan kepala sekolah. Materi tersebut di bagi dalam kelompok dasar, kelompok inti dan kelompok pendukung. 1. Kelompok dasar Materi dalam kelompok dasar ini mengacu kepada sifat-sifat, watak, dan keahlian dasar yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah. Dalam kelompok dasar ini diberikan seperangkat pengetahuan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yang bersifat asasi, serta inheren dalam rangka pembinaan sifat dan watak sumber daya manusia. Berbagai nilai yang diharapkan melalui kelompok dasar adalah: - Peningkatan pemahaman dan penghayatan niai-nilai pandangan hidup bangsa serta aplikasinya dalam pelaksanaan tugas-tugas selaku pejabat formal. - Peningkatan pemahaman terhadap kebijaksanaan pendidikan nasional. 31

- Peningkatan kesadaran dan tanggung jawab kepala sekolah terhadap tugas dan fungsinya. 2. Kelompok inti Materi kelompok inti diarahkan kepada tercapainya kemampuan profesionalisme kepala sekolah, yaitu terpenuhinya kompetensi kepala sekolah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang standar kepala sekolah, yang meliputi: a. Kompetensi Kepribadian 1) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas sekolah; 2) Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin; 3) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah; 4) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi; 5) Mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah; 6) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan; b. Kompetensi Manajerial 1) Mampu menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan; 2) Mampu mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan; 3) Mampu memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal; 4) Mampu mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajaran yang efektif; 5) Mampu menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik; 6) Mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal; 7) Mampu mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal; 8) Mampu mengelola hubungan sekolah masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah; 9) Mampu mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik; 32

10) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional; 11) Mampu mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien; 12) Mampu mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah; 13) Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah; 14) Mampu mengelola sistem informasi sekolah dalam menyusun penyusunan program dan pengambilan keputusan. 15) Mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah; 16) Mampu melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta melaksanakan tindak lanjut; c. Kompetensi Kewirausahaan 1) Mampu menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah; 2) Dapat bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif. 3) Memiliki motivasi yang kuat unutk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimin sekolah; 4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah; 5) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produk/ jasa sekolah sebagai sumber belajar peserta didik; d. Kompetensi Supervisi 1) Mampu merencanakan program supervise akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru; 2) Mampu melakukan supervise akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat; 3) Mampu menindaklanjuti hasil supervise akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru; e. Kompetensi Sosial 1) Terampil bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah; 2) Mampu berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan; 3) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain; 3. Kelompok pendukung 33

Materi kelompok ini diarahkan dalam upaya meningkatkan cakrawala atau wawasan kepala sekolah terhadap berbagai ilmu dan teknologi, lingkungan serta hal-hal lain yang secara tidak langsung terhadap sekolah, sebagai suatu lembagan yang dipimpinnya maupun dirinya sendiri selaku unsur pimpinan yang harus selalu siap menghadai tantangan dan perubahan. PENUTUP Pendidikan dan pelatihan sebagai upaya untuk meningkatkan profesionlisme dapat dilaksanakan dengan dua program, yaitu program preservice dan program in-service training. Program pre-service diperuntukkan bagi calon kepala sekolah yang akan menjadi kepala sekolah. Sedangkan program in-service training diperuntukkan bagi mereka yang telah menduduki jabatan kepala sekolah. Ada tiga kelompok materi dalam pendidikan dan pelatihan, sehingga dengan adanya materi tersebut dapat memenuhi harapan persyaratan jabatan kepala sekolah. Materi tersebut di bagi dalam kelompok dasar, kelompok inti dan kelompok pendukung. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta: Depdiknas. E. Mulyasa. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosda Karya. Oemar Hamalik. 2005. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Reh Atemalem Susanti. 2008. 70 Persen Kepala Sekolah Tidak Kompeten: Berita. (http://www.tempointeraktif.com) Wahjosumidjo. 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjuauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Zuraini Muhyidin. 2005. Kemampuan Kepala Sekolah dalam Menerapkan Kemampuan Situasional di Sekolah Dasar Negeri Kota Banda Aceh. Banda Aceh: Artikel 34

Biodata Penulis: Nurdin Hidayat, S.Pd., M.Pd. adalah Dosen Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Bandar Lampung. Lahir di Banjarnegeri, Tanggal 23 Januari 1985. Menyelesaikan Pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Negeri Yogykarta dan S2 Program Studi Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Yogykarta. 35