PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BATAS JUMLAH PENGAJUAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP), SURAT PERMINTAAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN BELANJA TAK TERDUGA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1 TAHUN 2013

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 20 SERI E

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 2 TAHUN

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA TIDAK TERDUGA

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR 07 TAHUN 2009

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BAN BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI MALANG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE PADA PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN SIMEULUE

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR SERI F NOMOR

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2014 SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DERAH KOTA JAMBI

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2012 BUPATI MALANG,

- 1 - QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH (sumber : Kemendagri) tedi -- last 09/16

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN BESARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2011

PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA LHOKSEUMAWE

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH, BELANJA BANTUAN SOSIAL DAN BELANJA TIDAK TERDUGA

BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR : 0 /TAHUH 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Q A N UN KABUPATEN ACEH TENGGARA NOMOR 02 TAHUN 2013

Walikota Tasikmalaya

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2017

- 1 - BUPATI SIMEULUE PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 3 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

BUPATI SAMOSIR : 1. yang Bebas dan Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI KERINCI

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BAGI BALITA DI POSYANDU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 451 / /2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR

BUPATI BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH

PELAKSANAAN ANGGARAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BELANJA TIDAK TERDUGA DI KABUPATEN ACEH TIMUR

WALIKOTA SURABAYA SALINAN

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 69 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 26 TAHUN : 2007 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 30 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BENDAHARA WALIKOTA BLITAR,

Disamping membuat SPP Bendahara Pengeluaran juga membuat register untuk SPP yang diajukan, SPM dan SP2D yang sudah diterima oleh bendahara.

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 39 TAHUN 2015

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

Satuan Kerja : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NIAS

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

- 1 - BUPATI SIMEULUE PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BATAS JUMLAH PENGAJUAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP), SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU) DAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (SPP-TU) BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI SIMEULUE, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 199, Pasal 200 dan Pasal 202 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, menyatakan Penerbitan dan Pengajuan dokumen SPP-UP, SPP-GU dan SPP-TU dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPK dalam rangka mengisi Uang Persediaan,Ganti Uang Persediaan dan Tambahan Uang Persediaan; b. bahwa berdasarkan Pasal 201 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan ketentuan batas jumlah pengajuan SPP-UP dan SPP-GU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 199 dan Pasal 200 ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah; c. bahwa sesuai ketentuan Pasal 202 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan batas jumlah pengajuan SPP-TU harus mendapat persetujuan dari PPKD dengan memperhatikan rincian kebutuhan dan waktu penggunaan ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Batas Jumlah Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP-UP), Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang Persediaan (SPP-GU) dan Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang Persediaan(SPP-TU). Mengingat.../2

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893); 3. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 176 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3897); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400; 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 10. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5589); 12. Peraturan Pemerintahah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 203); 13. Peraturan.../3

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara republik Indonesia Nomor 4578); 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Penggelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Penggelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 15. Qanun Kabupaten Simeulue Nomor 15 Tahun 2008 tentang pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Simeulue (Lembaran Daerah Kabupaten Simeulue Tahun 2008 Nomor 148); MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN BUPATI TENTANG PENETAPAN BATAS JUMLAH PENGAJUAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP), SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU) DAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (SPP-TU) BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: a. Kabupaten adalah Kabupaten Simeulue; b. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Simeulue; c. Bupati adalah Bupati Simeulue; d. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Simeulue; e. Satuan Kerja Perangkat Kabupaten selanjutnya disingkat SKPK adalah Satuan Kerja Perangkat Kabupaten di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Simeulue; f. Surat Perintah Pembayaran Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-UP adalah dokumen yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk permintaan uang muka kerja yang bersifat pengisian kembali (revolving) yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung; g. Surat Perintah Pembayaran Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-GU adalah dokumen yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk permintaan penggantian uang persediaan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung; h. Surat Perintah Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-TU adalah dokumen yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk permintaan tambahan uang persediaan guna melaksanakan kegiatan SKPK yang bersifat mendesak dan tidak dapat digunakan untuk pembayaran langsung dan uang persediaan; i. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah ( BUD) berdasarkan SPM. j. Dokumen../4

j. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPK yang selanjutnya disingkat DPA-SKPK adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksana anggaran oleh Pengguna Anggaran. k. Pejabat Penatausahaan Keuangan yang selanjutnya disingkat PPK-SKPK adalah Pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha Keuangan pada SKPK l. Keputusan Bupati adalah surat penetapan yang dikeluarkan oleh Bupati Simeulue; m. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten yang selanjutnya disingkat APBK adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Simeulue; n. Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Simeulue; BAB II PENANGGUNGJAWAB PENGELOLAAN Pasal 2 (1) Penanggungjawaban pengelolaan belanja daerah adalah kepala SKPK selaku pengguna anggaran / pengguna barang SKPK. (2) Kepala SKPK selaku pengguna anggaran / pengguna barang bertanggungjawab atas usulan, pelaksanaan, pengendalian dan laporan keuangan belanja daerah SKPK yang dipimpinya. BAB III BATAS JUMLAH PENGAJUAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP), TATA CARA PENGAJUAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU) DAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN(SPP-TU). Pasal 3 (1) Batas jumlah pengajuan dana SPP-UP sebagai berikut : a. Jumlah dana sampai dengan Rp. 200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah) dapat diberikan 1/4 (satu per empat) dari pagu anggaran belanja barang dan jasa kegiatan SKPK (kegiatan rutin) setahun; b. Jumlah dana diatas Rp. 200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) dapat diberikan 1/6 (satu per enam) dari pagu anggaran belanja barang dan jasa kegiatan SKPK (kegiatan rutin) setahun; c. Jumlah dana diatas Rp. 500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 750.000.000,- (Tujuh ratus lima puluh juta rupiah) dapat diberikan 1/8 (satu per delapan) dari pagu anggaran belanja barang dan jasa kegiatan SKPK (kegiatan rutin) setahun; d. Jumlah dana diatas Rp. 750.000.000,- (Tujuh ratus lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 1.000.000.000,- (Satu milyar rupiah) dapat diberikan 1/10 (satu per sepuluh) dari pagu anggaran belanja barang dan jasa kegiatan SKPK (kegiatan rutin) setahun; e. Jumlah dana diatas Rp. 1.000.000.000,- (Satu milyar rupiah) keatas dapat diberikan 1/12 (satu per dua belas) dari pagu anggaran belanja barang dan jasa SKPK (kegiatan rutin) setahun, yang dapat diberikan UP dan/atau setinggitingginya Rp. 1.000.000.000,- (Satu milyar rupiah). 2.Ketentuan /5

(2) Ketentuan batasan jumlah pengajuan SPP-UP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,huruf b, huruf c, huruf d dan huruf e dikecualikan untuk belanja barang dan jasa kegiatan SKPK yang akan diserahkan kepada masyarakat/pihak ketiga. Pasal 4 (1) Uang Persediaan sebagai dimaksud pada pasal 3 hanya dapat digunakan untuk belanja-belanja sebagai berikut : a. Belanja Bahan Habis Pakai; b. Belanja Bahan/Material; c. Belanja Jasa Kantor; d. Belanja Premi Asuransi; e. Belanja Perawatan Kenderaan Bermotor; f. Belanja Cetak dan Penggandaan; g. Belanja Sewa Sarana Mobilitas; h. Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor; i. Belanja Makanan dan Minuman; j. Belanja Perjalanan Dinas; k. Belanja Kontribusi dalam rangka Pengembangan SDM; l. Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimtek; m. Belanja Pemeliharaan (swakelola). (2) Pengisian kembali Ganti Uang Persediaan (SPP-GU) dapat diberikan apabila dana Uang Persediaan (UP) telah dipergunakan sekurang-kurangnya 50% dari dana UP yang telah dicairkan. (3) Surat Pertanggung jawaban SPP-GU dipertanggung jawabkan paling lambat 31 Desember Tahun Anggaran berjalan. (4) Dalam hal penggunaan Uang Persediaan belum mencapai 50%,(lima puluh per seratus), sedangkan SKPK yang bersangkutan memerlukan pendanaan untuk kebutuhan yang sangat mendesak namun sisa dana kegiatan yang tersedia tidak mencukupi, maka SKPK dapat mengajukan SPP Tambahan Uang Persediaan (SPP-TU) setelah mendapat persetujuan dari PPKD selaku Bendahara Umum Daerah. (5) Belanja PPKD atau Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bantuan Keuangan, Belanja Hibah dan Belanja Tak Terduga dilakukan dengan sistem Pembayaran Langsung (LS). BAB IV KRITERIA KEBUTUHAN PENGGUNAAN SPP-TU Pasal 5 (1) Kriteria kebutuhan yang sangat mendesak sebagaimana yang dimaksud pada pasal 4 ayat (4) yaitu : a. bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas Pemerintah Kabupaten dan tidak dapat diprediksi sebelumnya; b. Sifat tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti : 1. Penanggulangan Bencana; 2. Bencana Sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya. c. Untuk tanggap darurat dalam rangka pencegahan terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintah demi terciptanya keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat. (2) Dalam hal Tambahan Uang Persediaan (SPP-TU) tidak habis digunakan dalam 1 (satu) bulan, maka sisa tambahan Uang Persediaan (UP) yang ada pada Bendahara Pengeluaran wajib disetor ke rekening Kas Daerah. BAB../6

BAB V TATA CARA PENGAJUAN SPP-UP DAN SPP-GU Pasal 6 (1) SPP-UP dan SPP-GU diajukan setelah pengesahan Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten. (2) Berdasarkan SPD, bendahara pengeluaran mengajukan SPP-UP dan SPP-GU sebesar sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dan pasal 4. (3) SPP-UP dan SPP-GU diajukan berdasarkan alokasi dana dan waktu pelaksanaan kegiatan sebagaimana tercantum dalam DPA-SKPK. Pasal 7 (1) Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-UP dilakukan oleh bendahara pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari pengguna anggaran / kuasa pengguna anggaran melalui PPK-SKPK dalam rangka pengisian Uang Persediaan (UP). (2) Dokumen SPP-UP meliputi: a. Surat Pengantar SPP-UP; b. Ringkasan SPP-UP; c. Rincian SPP-UP; d. Salinan SPD; e. Surat Pernyataan ditandatangani oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain uang persediaan saat pengajuan SP2D kepada BUD/Kuasa BUD; dan f. Lampiran lain yang diperlukan. Pasal 8 (1) Penerbitan dan Pengajuan dokumen SPP-GU dilakukan oleh bendahara pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari pengguna anggaran / kuasa pengguna anggaran melalui PPK- SKPK dalam rangka pengisian ganti uang persediaan. (2) Dokumen SPP-GU meliputi: a. Surat Pengantar SPP-GU; b. Ringkasan SPP-GU; c. Rincian Penggunaan SP2D SPP-UP/GU; d. Bukti transaksi yang sah dan lengkap e. Salinan SPD; f. Surat Pengesahan laporan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran atas penggunaan dana SPP-UP/GU-TU sebelumnya, dan; g. Surat Pernyataan ditandatangani oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain ganti uang persediaan saat pengajuan SP2D kepada BUD / Kuasa BUD. Pasal 9 (1) Penerbitan dan Pengajuan dokumen SPP-TU dilakukan oleh bendahara pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari pengguna anggaran / kuasa pengguna anggaran melalui PPK- SKPD dalam rangka pengisian tambah uang persediaan. (2) Dokumen SPP-TU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. Surat Pengantar SPP-TU; b. Ringkasan SPP-TU; c. Rincian rencana penggunaan TU; d. Salinan SPD; e.draf /7

e. Draf Surat Pernyataan untuk ditandatangani oleh penguna anggaran/kuasa pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selaian tambah uang persediaan saat pengajuan SP2D kepada kuasa BUD; f. Surat keterangan yang memuat penjelasan keperluan pengisian tambahan uang persediaan; dan g. Lampiran lainnya. (3) Batas jumlah pengajuan SPP-TU harus mendapat persetujuan dari PPKD dengan memperhatikan rincian kebutuhan dan waktu penggunaan. (4) Dalam hal dana tambahan uang tidak habis digunakan dalam 1 (satu) bulan, maka sisa tambahan uang disetor ke rekening Kas Umum Daerah. (5) Ketentuan batas waktu penyetoran sisa tambahan uang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikecualikan untuk : a. Kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan; b. Kegiatan yang mengalami penundaan dari jadwal yang telah ditetapkan yang diakibatkan oleh peristiwa di luar kendali Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. Pasal 10 (1) PPK-SKPK melaksanakan fungsi tatausaha keuangan atas pengajuan SPP-UP, SPP-GU dan SPP-TU oleh bendahara pengeluaran. (2) PPK-SKPK dalam melaksanakan fungsi tatausaha keuangan, mempunyai tugas : a. Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS Gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku; b. Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran dan diketahui oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK); c. Melakukan Verifikasi SPP; d. Menyiapkan SPM; e. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan; f. Melaksanakan akuntansi; dan g. Menyiapkan laporan keuangan SKPK. Pasal 11 Setelah PPK-SKPK meneliti kelengkapan dan kesesuaian dokumen SPP-UP dan SPP-GU, PPK-SKPK menerbitkan SPM- UP/SPM-GU dan mengajukan kepada kepala SKPK selaku pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk ditandatangani. Pasal 12 SPM-UP dan SPM-GU yang telah diterbitkan diajukan ke Pejabat Pengelola Keuangan Daerah ( PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah ( BUD). BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini maka Peraturan Bupati Simeulue Nomor 7 Tahun 2013 tentang Penetapan Batasan Jumlah Surat Permintaan Pembayaran uang persediaan (SPP-UP), Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang Persediaan ( SPP-GU) dan Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang Persediaan ( SPP-TU) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal../8

Pasal 14 Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Bupati ini dalam Berita Daerah Kabupaten Simeulue. Ditetapkan di Sinabang Pada Tanggal 29 Januari 2015 M 08 Rabiul Akhir 1436 H BUPATI SIMEULUE RISWAN.NS Diundangkan di Sinabang Pada Tanggal 29 Januari 2015 M 08 Rabiul Akhir 1436 H SEKRETARIS DAERAH NASKAH BIN KAMAR BERITA DAERAH KABUPATEN SIMEULUE TAHUN 2015 NOMOR 2