Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.1 No.4 (2015) : 44-49

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI DISTRIBUSI SPASIAL KELIMPAHAN PERIFITON DI SUNGAI KUMBE MERAUKE PAPUA 1

ABSTRAK KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DI SUNGAI PANYIURAN DAN SUNGAI ANTARAKU KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

I. PENDAHULUAN. Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi

KEANEKARAGAMAN IKAN SUNGAI LAHEI BERDASARKAN ALAT TANGKAP IKAN OLEH MASYARAKAT DESA LAHEI KABUPATEN BARITO UTARA

I. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. seperti analisis fisika dan kimia air serta biologi. Analisis fisika dan kimia air

SPESIES ALGA PERIFITON YANG DITEMUKAN DI SUNGAI BATANGHARI KENAGARIAN LUBUK ULANG ALING KECAMATAN SANGIR BATANGHARI KABUPATEN SOLOK SELATAN

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN PERIFITON DI PERAIRAN SUNGAI DELI SUMATERA UTARA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perairan merupakan perpaduan antara komponen fisika, kimia dan biologi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN PERIFITON DI PERAIRAN SUNGAI DELI SUMATERA UTARA SUSANTI LAWATI BARUS

PRODUKTIVITAS PRIMER PERIFITON DI SUNGAI NABORSAHAN SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo dan 6 kota yaitu Batu, Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyediaan air yang aman dan pengelolaan limbah cair memegang

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

POSTER KERAGAMAN JENIS MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN SUNGAI OGAN, SUMATERA SELATAN 1 Marson 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sumberdaya hutan yang

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

BAB I PENDAHULUAN. terluas di dunia sekitar ha (Ditjen INTAG, 1993). Luas hutan mangrove

Konsep Populasi dan Komunitas. Ekologi Perairan Pertemuan Saifullah Jurusan Perikanan Untirta

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kebutuhan air kita menyangkut dua hal. Pertama, air untuk

ANALISIS KOMUNITAS BACILLARIOPHYTA PERIFITON SEBAGAI INDIKATOR KUALITAS AIR DI SUNGAI BRANTAS MALANG, JAWA TIMUR

SEBARAN DAN ASOSIASI PERIFITON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN PULAU TIDUNG BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Sungai merupakan salah satu sumber air utama bagi masyarakat luas baik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Danau Perintis merupakan danau air tawar yang mempunyai areal seluas 6

1BAB I PENDAHULUAN. memiliki garis pantai sepanjang km (Cappenberg, dkk, 2006). Menurut

Produktivitas Primer Perifiton di Sungai Naborsahan Sumatera Utara (Periphyton Primary Productivity in Naborsahan River North Sumatra) ABSTRACT

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. perairan sangat penting bagi semua makhluk hidup, sebab air merupakan media bagi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. yang tinggi dan memiliki ekosistem terumbu karang beserta hewan-hewan laut

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Titik yang dijadikan lokasi penelitian adalah Jalan H.B. Jasin (eks Jalan

KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN ALGA MIKROSKOPIS PADA DAERAH PERSAWAHAN DI DESA SUNGAI LUMBAH KECAMATAN ALALAK KABUPATEN BARITO KUALA

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa adanya (langsung tanpa pengolahan tertentu), dengan begitu

Keanekaragaman, densitas dan distribusi bentos di perairan sungai Pepe Surakarta. Oleh. Arief Setyadi Raharjo M O BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waduk Cengklik merupakan salah satu waduk di Kabupaten Boyolali yang

KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY

memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat.

banyaknya zat anorganik di perairan. Kecepatan pertumbuhan populasi enceng gondok dan ganggang hijau ini dapat mengganggu biota perairan yang lain

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

ISBN : Berkelanjutan 2015, STP JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tingkat genetika (Saptasari, 2007). Indonesia merupakan negara dengan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

POLA PERKEMBANGAN PERMUKIMAN KAMPUNG ASSEGAF PALEMBANG

I. PENDAHULUAN. atau disebut juga perairan lotik dan perairan menggenang atau disebut juga perairan lentik.

STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON PADA ZONA LITORAL DI RANU PAKIS KABUPATEN LUMAJANG SKRIPSI. Oleh Abdur Rasit NIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan mengakibatkan terjadinya perubahan faktor fisika, kimia, dan biologi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke

STRUKTUR KOMUNITAS PERIFITON PADA MAKROALGA Ulva lactuca DI PERAIRAN PANTAI ULEE LHEUE, BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap salinitas (Kusmana, 2003). Hutan mangrove

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air bersih merupakan sumber kehidupan yang sangat vital bagi manusia.

TINJAUAN PUSTAKA. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai

"ft LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING LANJUTAN. Dra. Retno Wimbaningrum, M.Si. Drs. Siswoyo, M.Sc., Ph.D.

I. PENDAHULUAN. Bakteri berpigmen sebagian besar merupakan kelompok bakteri yang

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

PENDAHULUAN. hal yang penting dan harus tetap dijaga kestabilannya (Effendi, 2003).

5.1. Analisis mengenai Komponen-komponen Utama dalam Pembangunan Wilayah Pesisir

I. PENDAHULUAN. Sungai merupakan suatu badan perairan tawar yang memiliki karakter air mengalir yang

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian Plankton yang telah dilakukan di sungai

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber bagi kehidupan manusia. Salah satu sumber air

LUMUT KERAK SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN UDARA (Studi Kasus Di Jalan H.B. Jasin Kelurahan Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sungai Bedagai merupakan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Pemerintah

JURNAL KEANEKARAGAMAN MIKROALGA DI WADUK WONOREJO KECAMATAN PAGERWOJO KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. sekitar 21% persediaan air Asia Pasifik (Walhi, 2005). Perairan air tawar, salah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KOMPOSISI PERIFITON DI BATANG NARAS NAGARI PILUBANG KECAMATAN SUNGAI LIMAU KABUPATEN PADANG PARIAMAN Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65-75% dari berat

TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Parameter fisik-kimia dalam penelitian ini digunakan sebagai data penunjang, yang

IDENTIFIKASI JENIS PLANKTON DI PERAIRAN MUARA BADAK, KALIMANTAN TIMUR

KOMUNITAS PLANKTON DI PERAIRAN SUNGAI OGAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU, SUMATERA SELATAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Aliran sungai dari sumber Kuluhan banyak dimanfaatkan oleh sebagian besar warga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sungai Bone mempunyai panjang 119,13 Km 2 yang melintasi wilayah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan beberapa kontribusi penting bagi masyarakat Indonesia. sumber daya alam dan dapat dijadikan laboratorium alam.

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

Transkripsi:

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.1 No.4 (2015) : 44-49 IDENTIFIKASI JENIS PERIFITON SEBAGAI PENENTU KUALITAS AIR DI SUNGAI RAY 17 KELURAHAN BERANGAS BARAT KABUPATEN BARITO KUALA Fitriani 1, Fujianor Maulana 1 1. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP-PGRI Banjarmasin, Jl. Sultan Adam Kompleks H.Iyus Blok A No.18 RT.23 e-mail: jungsoofitri@yahoo.co.id Abstrak Sungai Ray 17 memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat sekitar untuk berbagai keperluan seperti transportasi, MCK, mencari ikan, bahkan sungai ini juga dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan pabrik. Oleh karena itu, peneliti tertarik ingin mengetahui kualitas air sungai ini melalui perifiton, karena perifiton dapat dijadikan bioindikator perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis perifiton yang ditemukan, keanekaragaman perifiton, kemelimpahan perifiton dan kualitas air di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengambilan sampel secara survei di beberapa titik di Sungai Ray 17. Lokasi pengambilan sampel dilakukan di 3 zona yang berbeda yaitu zona alami, pabrik dan penduduk. Data dikumpulkan dengan cara pengambilan sampel dan observasi sampel. Data dianalisis dengan Identifikasi Sampel Perifiton, Indeks Keanekaragaman (H ) untuk mengetahui keanekaragaman jenis perifiton dan dengan rumus Lackey Drop Microtransecting Methods untuk menghitung kemelimpahan perifiton. Hasil penelitian ditemukan 11 jenis perifiton di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala yaitu Navicula sp., Nitzschia sp., Pinnularia viridis, Synedra acus, Fragilaria capucina, Rhizoclonium sp., Cladophora sp., Mougeotia sp., Gomphosphaeria sp., Merismopedia sp. dan Klebsormidium sp. Keanekaragaman perifiton di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala tergolong tingkat sedang. Keanekaragaman pada zona alami dan penduduk tergolong sedang, sedangkan keanekaragaman pada zona pabrik tergolong rendah. Kemelimpahan perifiton di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala tertinggi yaitu pada zona penduduk sebanyak 288 ind/cm 2 dan kemelimpahan terendah dimiliki oleh zona pabrik sebanyak 120 ind/cm 2. Kualitas air di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala adalah tercemar ringan. Kata kunci: Identifikasi, Kualitas Air, Perifiton Published : Desember 2015 PENDAHULUAN Perifiton adalah hewan maupun tumbuhan yang hidup di bawah permukaan air, sedikit bergerak, melekat pada batu, ranting, tanah atau substrat lainnya. Perifiton adalah campuran kompleks dari alga, cyanobacteria, mikroba heterotrofik dan detritus yang melekat pada dasar 44

Identifikasi Jenis Perifiton Sebagai Penentu Kualitas Air Di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala ekosistem perairan. Perifiton dari kelompok hewan pada umumnya terdiri dari protozoa dan rotifera, sedangkan perifiton dari kelompok tumbuhan sebagian besar terdiri dari mikroalga (Nabilla, 2011). Perifiton merupakan produsen anorganik primer yang menduduki tempat utama dalam pembentukan makanan di perairan sehingga komunitas ini sangat berperan penting dalam kelangsungan hidup biota perairan. Selain dimanfaatkan sebagai pakan alami, perifiton juga dapat dijadikan sebagai bioindikator perairan. Secara alami perifiton bersifat tetap dan menempel pada akar tumbuhan, bebatuan, kayu dan benda dalam air lainnya sehingga memiliki kecenderungan lebih banyak menerima polutan dari area tersebut dibandingkan dengan hidrobiota yang lain (Marini, 2011). Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat sekitar untuk berbagai keperluan seperti transportasi, MCK, mencari ikan, bahkan sungai ini juga dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan pabrik. Kegiatan masyarakat sekitar sungai tentunya akan mempengaruhi kualitas air sungai dan kehidupan di dalamnya. Oleh karena itu, peneliti tertarik ingin mengetahui kualitas air sungai ini melalui perifiton, karena perifiton dapat dijadikan bioindikator perairan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul Identifikasi Jenis Perifiton sebagai Penentu Kualitas Air di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis perifiton yang ditemukan di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala, keanekaragaman perifiton di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala, kemelimpahan perifiton di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala dan kualitas air di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengambilan sampel secara survei di beberapa titik di Sungai Ray 17. Lokasi pengambilan sampel dilakukan di 3 zona yang berbeda yaitu zona alami, pabrik dan penduduk. Penelitian dilaksanakan di perairan sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala. 45

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.1 No.4 (2015) : 44-49 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis perifiton yang ditemukan di sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala yaitu terdapat 11 jenis perifiton yang termasuk dalam 4 kelas, 5 ordo dan 8 famili meliputi Navicula sp., Nitzschia sp., Pinnularia viridis, Synedra acus, Fragilaria capucina, Rhizoclonium sp., Cladophora sp., Mougeotia sp., Gomphosphaeria sp., Merismopedia sp. dan Klebsormidium sp.. Kedalaman substrat perifiton yang paling banyak ditemukan jenis perifiton yaitu 5 jenis adalah kedalaman 1,8 m pada zona penduduk, sedangkan kedalaman substrat perifiton yang sama sekali tidak ditemukan jenis perifiton adalah kedalaman 0,3 m pada zona penduduk. Indeks Keanekaragaman (H') perifiton di sungai Ray 17 pada zona alami sebesar 1,55, pada zona pabrik sebesar 0,50 dan pada zona penduduk sebesar 1,31. Secara umum, indeks Keanekaragaman (H') perifiton di sungai Ray 17 sebesar 2,1. Kemelimpahan perifiton di sungai Ray 17 pada zona alami sebanyak 192 ind/cm 2, pada zona pabrik sebanyak 120 ind/cm 2 dan pada zona penduduk sebanyak 288 ind/cm 2. B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian terhadap identifikasi jenis perifiton sebagai penentu kualitas air di sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala ditemukan 11 jenis perifiton yaitu Navicula sp., Nitzschia sp., Pinnularia viridis, Synedra acus, Fragilaria capucina, Rhizoclonium sp., Cladophora sp., Mougeotia sp., Gomphosphaeria sp., Merismopedia sp. dan Klebsormidium sp. Jenis perifiton yang paling banyak ditemukan pada semua zona penelitian adalah dari kelas Bacillariophyceae yaitu 5 jenis, sedangkan dari kelas Chlorophyceae 3 jenis, Cyanophyceae 2 jenis dan Charophyceae 1 jenis. Pada zona alami ditemukan 5 jenis perifiton yaitu Synedra acus, Fragilaria capucina, Gomphosphaeria sp., Merismopedia sp. dan Mougeotia sp. Pada zona pabrik ditemukan 2 jenis perifiton yaitu Klebsormidium sp. dan Mougeotia sp. Pada zona penduduk ditemukan 6 jenis perifiton yaitu Navicula sp., Nitzschia sp., Pinnularia viridis, Rhizoclonium sp., Cladophora sp. dan Klebsormidium sp. Navicula sp. berbentuk lonjong memanjang, terdapat penebalan pada pinggiran selnya. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 1,8 m di zona pabrik. Nitzschia sp. berbentuk lonjong memanjang yang meruncing pada bagian ujung tubuhnya seperti perahu dan terdapat tonjolan pada tubuhnya. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 1,8 m di zona pabrik. Pinnularia viridis berbentuk memanjang, bagian ujung tubuhnya menyerupai persegi panjang. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 1,8 m di zona pabrik. Synedra acus berbentuk 46

Identifikasi Jenis Perifiton Sebagai Penentu Kualitas Air Di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala panjang dan tipis, pada tengah selnya terdapat sebuah garis. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 1,05 m di zona alami. Fragilaria capucina berbentuk persegi panjang yang tersusun berdempetan. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 1,05 m di zona alami. Rhizoclonium sp. berbentuk panjang, bersekat, tidak bercabang dan didalamnya terdapat inti yang menggumpal. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 1,8 m di zona pabrik. Cladophora sp. memiliki cabang dan bersekat. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 1,8 m di zona pabrik. Mougeotia sp. berbentuk batang, bersekat, didalamnya terdapat inti berbentuk pita yang berpilin. Spesies ini ditemukan pada kedalaman substrat 0,3 m di zona alami dan pada kedalaman substrat 1,8 m di zona pabrik. Gomphosphaeria sp. memiliki bentuk sel yang bulat dan oval yang tersusun membentuk lingkaran. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 1,8 m di zona alami. Merismopedia sp. memiliki sel yang bulat, berkoloni dan susunannya teratur. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 1,05 m di zona alami. Klebsormidium sp. berbentuk batang yang bersekat. Didalamnya terdapat inti yang bentuknya melengkung. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 0,3 m dan 1,05 m di zona pabrik dan pada kedalaman 1,05 m di zona penduduk. Indeks keanekaragaman perifiton di sungai Ray 17 tertinggi dimiliki oleh zona alami sebesar 1,55 dan indeks keanekaragaman terendah dimiliki oleh zona pabrik sebesar 0,5. Secara umum indeks keanekaragaman perifiton di sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala yaitu sebesar 2,1, indeks ini tergolong keanekaragaman tingkat sedang. Keanekaragaman pada zona alami tergolong sedang, pada zona pabrik indeks keanekaragaman tergolong dalam tingkat rendah dan pada zona penduduk keanekaragaman tergolong sedang. Kemelimpahan perifiton di sungai Ray 17 tertinggi dimiliki oleh zona penduduk sebanyak 288 ind/cm 2 dan kemelimpahan terendah dimiliki oleh zona pabrik sebanyak 120 ind/cm 2. Kemelimpahan tertinggi dimiliki oleh Nitzschia sp. yang ditemukan pada zona pabrik yaitu sebanyak 168 ind/cm 2. Kualitas air dapat dinilai tingkat pencemarannya dilihat dari indeks Keanekaragamannya. Menurut Yunasfi dkk (2013), suatu perairan yang memiliki indeks keanekaragaman perifiton >3 tergolong perairan tidak tercemar, indeks keanekaragaman 1-3 tergolong tercemar ringan dan indeks keanekaragaman <1 tergolong tercemar berat. Secara umum, indeks keanekaragaman perifiton di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala sebesar 2,1. Indeks ini tergolong dalam perairan yang tercemar ringan, sedangkan berdasarkan hasil perhitungan terhadap indeks Keanekaragaman (H') pada setiap zona pengamatan, zona alami memiliki indeks sebesar 1,55, sehingga tergolong perairan yang tercemar ringan. Indeks keanekaragaman pada zona pabrik sebesar 0,50 sehingga tergolong 47

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.1 No.4 (2015) : 44-49 perairan yang tercemar berat. Pada zona penduduk, indeks keanekaragamannya sebesar 1,31 sehingga tergolong perairan yang tercemar ringan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis perifiton yang ditemukan di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala ada 11 meliputi Navicula sp., Nitzschia sp., Pinnularia viridis, Synedra acus, Fragilaria capucina, Rhizoclonium sp., Cladophora sp., Mougeotia sp., Gomphosphaeria sp., Merismopedia sp. dan Klebsormidium sp. Keanekaragaman perifiton di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala tergolong tingkat sedang. Keanekaragaman pada zona alami dan penduduk tergolong sedang, sedangkan keanekaragaman pada zona pabrik tergolong rendah. Kemelimpahan perifiton di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala tertinggi yaitu pada zona penduduk sebanyak 288 ind/cm 2 dan kemelimpahan terendah dimiliki oleh zona pabrik sebanyak 120 ind/cm 2. Kualitas air dapat dinilai tingkat pencemarannya dilihat dari indeks Keanekaragamannya. Menurut Yunasfi dkk (2013), suatu perairan yang memiliki indeks keanekaragaman perifiton >3 tergolong perairan tidak tercemar, indeks keanekaragaman 1-3 tergolong tercemar ringan dan indeks keanekaragaman <1 tergolong tercemar berat. Secara umum, indeks keanekaragaman perifiton di sungai Ray 17 sebesar 2,1. Indeks ini tergolong dalam perairan yang tercemar ringan, sedangkan berdasarkan hasil perhitungan terhadap indeks Keanekaragaman (H') pada setiap zona pengamatan, zona alami memiliki indeks sebesar 1,55, sehingga tergolong perairan yang tercemar ringan. Hal ini dikarenakan air sungai tercemari oleh kegiatan masyarakat sekitar yang menggunakan sungai ini untuk transportasi kadang membuang sampahnya sembarangan ke sungai. Indeks keanekaragaman pada zona pabrik sebesar 0,50 sehingga tergolong perairan yang tercemar berat. Hal ini diduga dikarenakan limbah dari pabrik kayu berupa potongan kecil serpihan kayu dari hasil penggergajian, debu, serbuk gergaji dan limbah lainnya yang dibuang ke sungai. Sungai sudah tidak dapat menetralisir limbah yang terlalu banyak sehingga berpengaruh terhadap kualitas air dan kehidupan didalamnya. Pada zona penduduk, indeks keanekaragamannya sebesar 1,31 sehingga tergolong perairan yang tercemar ringan. Hal ini dikarenakan aktivitas masyarakat sekitar yang menggunakan air sungai untuk mandi, mencuci, buang air besar di sungai karena safety tank yang kurang memadai, bahkan membuang sampah ke sungai sehingga limbah yang dihasilkan akan menyebabkan kualitas air berubah dan tidak layak untuk dipakai dan dikonsumsi. Berdasarkan kesimpulan tersebut disarankan untuk masyarakat sekitar agar menjaga kebersihan sungai ini karena sungai sudah mulai tercemar, 48

Identifikasi Jenis Perifiton Sebagai Penentu Kualitas Air Di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala mengingat peranan sungai yang vital bagi masyarakat sekitar dan ekosistem yang ada didalam sungai tersebut. DAFTAR RUJUKAN Marini, M. 2011. Kelimpahan dan Keanekaragaman Jenis Perifiton di Perairan Sungai Belida Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan. Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum. Palembang. Nabilla, D. 2011. Perifiton. (online:http://deapensieve.blogspot.com/2011/11/perifiton.html, diakses 1 April 2015). Yunasfi, Suryanti, Barus. 2013. Keanekaragaman dan Kelimpahan Perifiton di Perairan Sungai Deli, Sumatera Utara. Skripsi USU. Medan. 49