BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, seseorang belajar bahasa karena didorong oleh kebutuhan. melalui bahasa baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. masa depan, yaitu: (1) learning to know (belajar untuk mengetahui), (2) learning

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS X.3 SMA MUHAMMADIYAH 4 ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari ilmu-ilmu lain, dikatakan demikian karena buku-buku. bermacam-macam ilmu pengetahuan pada zaman dahulu banyak ditulis

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTUR ANALITIK SINTETIK (SAS)

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai,

BAB II KAJIAN TEORI. pembangkit tenaga munculnya satu tingkah laku tertentu 8. motivation dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin motivum yang

BAB I PENDAHULUAN. dua materi ajar, yakni materi bahasa dan materi sastra. Materi bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. hlm.4. dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm. 317

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aktivitas yang melibatkan kemampuan kognitif, afektif, maupun. UUD 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/ MI secara eksplisit dinyatakan. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas pembelajaran bahasa dan sastra.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia.

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan seusia manusia itu sendiri sebagai pelaku pendidikan. untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan dasar adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. seorang siswa dituntut bisa belajar pelajaran yang lain. Memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini dikarenakan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. belajar baik oleh peserta didik maupun pendidik, sehingga terjadi

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

I. PENDAHULUAN. yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Strategi Bimbingan Langsung Pada Siswa Kelas 1 SD Inpres 2 Lambunu

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sesuai dengan UU No. 10 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan secara mendasar (Taringan, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan kemampuan dan keterampilan dasar menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia,dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003: pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Bahasa mempunyai peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi, belajar bahasa pada hakekatnya adalah belajar komunikasi, oleh karena itu pembelajaran bahasa diarahkan untuk dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi, seseorang belajar bahasa karena didorong oleh kebutuhan untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitar, oleh karena itu sejak dini anak diajarkan dan diarahkan agar mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar untuk dapat berkomunikasi dalam berbagai situasi melalui bahasa baik secara lisan maupun tertulis. 1 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional,Jakarta,Asa Mandiri,2007,h.50

2 Sasaran dari pembelajaran Bahasa Indonesia adalah siswa terampil dalam menggunakan bahasa. Menurut Subana dan Sunarti, bahwa: Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah mempunyai tujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis, mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik mempunyai kemampuan sebagai berikut: (1) berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku baik secara lisan maupun tertulis (2) menghargai bahasa dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara, (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannnya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, (5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia. 2 Untuk dapat mengembangkan pembelajaran bahasa Indonesia dan mencapai hasil yang maksimal guru harus dapat menerapkan model pembelajaran, penggunaan model pembelajaran yang tepat akan meningkatkan efektivitas dan kualitas dalam pembelajaran. Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa jika berhubungan dengan pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya yang harus dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengajaran. Pembelajaran membaca disekolah dasar menjadi bagian penting dari pembelajaran bahasa Indonesia karena kemampuan membaca selalu ada dalam setiap tema dalam pembelajaran, hal tersebut membuktikan pentingnya penguasaan kemampuan membaca karena kemampuan 2 Departemen Pendidikan Nasional,Jakarta:Balai Pustaka,2007,h.6

3 membaca merupakan salah satu standar kemampuan bahasa dan sastra Indonesia yang harus dicapai pada semua jenjang, termasuk dijenjang sekolah dasar, melalui kemampuan membaca tersebut diharapkan siswa mampu membaca dan memahami teks bacaan dengan ketepatan yang mamadai. Bahasa Indonesia umumnya bertujuan supaya siswa sekolah dasar telah mempunyai kemampuan dasar dalam menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, alat pengembangan ilmu pengetahuan, mempertinggi kemampuan berbahasa, dan menimbulkan sikap positif terhadap bangsa Indonesia, sebagai alat pemersatu dari beragam suku yang ada di Indonesia. 3 Di MI Muhammadiyah Bi-ih Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, masih rendahnya kemampuan siswa dalam membaca, khususnya kelas I dimana kondisi yang dihadapi saat ini adalah bahwa siswa kelas I belum dapat membedakan huruf, kurangnya perhatian dari orang tua, tidak memiliki buku penunjang yang memadai, malas mengeja, sulit memahami isi bacaan, sebaliknya bagi siswa kelas I yang tidak berasal dari TK, ratarata belum mengenal huruf sehingga sulit untuk melatih membaca dengan lancar, merasa bingung karena ada teman-temannya yang sudah pandai membaca dan menulis, sedangkan bagi siswa yang berasal dari TK yang sudah terbiasa membaca seperti ketika mereka di TK sehingga agak sulit di atur, sudah terbiasa dengan pembelajaran yang lebih banyak bermain, 3 M.NgalimPurwanto dan Djeniah Alim,Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, Jakarta,PT.Rosda Jaya Putera,1997,h.3

4 sehingga sulit untuk menanamkan proses pembelajaran yang berorientasi pada bidang ilmu/akademik, dan mereka juga sudah merasa jenuh karena pelajaran sudah diajarkan di TK. Anak didik cepat merasa bosan dan kelelahan tentu tidak dapat mereka hindari, disebabkan penjelasan guru yang sukar dicerna dan dipahami. Guru yang bijaksana tentu sadar bahwa kebosanan dan kelelahan anak didik adalah berpangkal dari penjelasan yang diberikan guru bersimpang siur, tidak ada fokus masalahnya. Hal ini tentu saja harus dicarikan jalan keluarnya. Jika guru tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan suatu bahan dengan baik. Apa salahnya jika menghadirkan media sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelum pelaksanaan pengajaran. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian anak didik lebih mudah mencerna bahan dari pada tanpa bantuan media. Salah satu media pembelajaran dalam Bahasa Indonesia yang perlu dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini adalah teknologi cetak, yaitu cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses

5 mekanis atau fotografis, Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto, atau representasi fotografik dan reproduksi. Materi cetak dan visual merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya. Teknologi ini mengahasilkan materi dalam bentuk salinan tercetak. Dua kompunen pokok teknologi ini adalah materi teks verbal dan materi visual yang dikembangkan berdasarkan teori yang berkaitan dengan persepsi visual, membaca, memproses informasi, dan teori belajar. 4 Berkaitan dengan kondisi tersebut dan permasalahan yang dihadapi sekarang ini perlu kiranya untuk menindak lanjuti dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas, Penelitian Tindakan Kelas tersebut akan mengangkat sebuah judul : MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS I MI MUHAMMADIYAH BI-IH KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR, B. Identifikasi Masalah berikut: Dari latar belakang tersebut dapat diidentifikasi masalah sebagai 1. Kurang terampilnya siswa dalam membaca dan menulis pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas masih berjalan menoton 2. Strategi pembelajaran yang belum tepat. 3. Belum ada kolaborasi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar di kelas 4. Metode yang digunakan bersifat konvensional 5. Rendahnya prestasi siswa untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia Cipta,2006,h.121 4 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,Strategi Belajar mengajar,jakarta:pt.rineka

6 C. Perumusan Masalah 1. Apakah pembelajaran melalui media kartu kata dapat meningkatkan prestasi belajar membaca dan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I MI Muhammadiyah Bi-ih Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar? 2. Bagaimana Penerapan pembelajaran membaca dan menulis melalui penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I MI Muhammadiyah Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar? D. Rencana Pemecahan Masalah Adanya pemasalahan tentang masih rendahnya Prestasi Membaca dan menulis dalam pelajaran Bahasa Indonesia, mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan terhadap permasalahan tersebut dengan berusaha mencari penyelesaian yang sesuai dengan kondisi aspek kognitif siswa. Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yaitu model pembelajaran membaca dan menulis melalui penggunaan media kartu kata dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan model pembelajaran melalui penggunaan media kartu kata diharapkan prestasi belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I MI Bi-ih Muhammadiyah Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar dapat meningkat.

7 E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan pada perumusan masalah tersebut diatas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dengan diterapkan pembelajaran melalui penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan prestasi belajar membaca dan menulis dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I MI Bi-ih Muhammadiyah Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. 2. Dengan diterapkan pembelajaran melalui penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan prestasi belajar membaca dan menulis dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I MI Muhammadiyah Bi-ih Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. F. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan adalah : 1. Untuk mengetahui pembelajaran melalui media kartu kata dapat meningkatkan prestasi belajar membaca dan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I MI Muhammadiyah Bi-ih Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. 2. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran melalui media kartu kata dapat meningkatkan prestasi belajar membaca dan menulis pada mata

8 pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I MI Muhammadiyah Bi-ih Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. G. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Guru a. Sebagai bahan bagi guru untuk melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan Prestasi Belajar siswa. b. Sebagai bahan informasi dan perbandingan serta sebagai dasar bagi Peneliti lain dimasa yang akan datang. c. Meningkatkan kecakapan akademik. d. Meningkatkan cara belajar siswa aktif. e. Meningkatkan hubungan interaksi dengan siswa. f. Sebagai indikasi untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar 2. Siswa a. Meningkatkan prestasi belajar, seperti kemampuan membaca dan menulis, pemahaman, penguasaan, mutu proses dan transfer ilmu. b. Meningkatkan sikap positif siswa terhadap sikap dan mengembangkan motivasi belajar. c. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

9 3. Sekolah Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi sekolah, guru dan praktisi pendidikan tentang pentingnya metode pembelajaran dalam rangka perbaikan mutu pembelajaran.