BAB I PENDAHULUAN. dengan baik pengetahuan dan ketrampilan hidup. Prakarsa (1996)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. gelar tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Seringkali mereka

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kini telah menjadi dasar penilaian baru. Saat ini begitu banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari tingkat dasar, menengah dan tinggi. Pendidikan tinggi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tinggi tidak sanggup membuat anak didiknya menguasai dengan

BAB I PENDAHULUAN. bidang humanistic skill dan professional skill. Sehingga nantinya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

(Survey di Perguruan Tinggi di Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Audit atas laporan keuangan sangat diperlukan, terutama bagi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis sangatlah ketat, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan hidup sesorang pada dasarnya tergantung pada kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak terhadap bidang ekonomi, politik, sosial, budaya saja, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, pendidikan menjadi hal yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya sangat memudahkan seorang mahasiswa dalam mengembangkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan diterapkan di. Indonesia pada tahun MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan mengolah data keuangan (input) untuk menghasilkan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. berilmu, kreatif, inovatif, mandiri, dan bertanggung jawab, serta menjadi. Pendidikan akuntansi khususnya pendidikan akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka

*( Abdul Ghofur Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan para tenaga ahli yang handal dalam bidangnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini mengakibatkan persaingan di dunia kerja semakin tinggi dan

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudahan dalam memasuki dan meraih peluang kerja, kesempatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Kuliah dan pekerjaan merupakan dua hal yang saling berkaitan, karena

Diajukan Oleh : DAMAR CAHYO JATI J

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang penting bagi seorang manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang beretika dan bermoral tinggi. Berbagai upaya untuk memperkenalkan

BAB I PENDAHULUAN. teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. malu, benci, dan ketakberdayaan pada realitas hidup. Stres bisa menyerang siapa

BAB I PENDAHULUAN. karena sumber daya manusia secara aktif mendorong produktifitas. karena itu perusahaan harus selalu memperhatikan, menjaga, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. komputerisasi sangat memudahkan seorang mahasiswa dalam. mengembangkan ilmu pengetahuannya. Namun, teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Ekonomi ditujukan untuk mahasiswa agar menjadi seorang guru

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi yang mampu bersaing di dunia kerja (Mawardi, 2011). Pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi, hal ini disebabakan karena banyaknya faktor-faktor diluar faktor

SKRIPSI. DiajukanOleh : ArdillaSilviyona /FEB/EA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan saat ini masih banyak orang yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Pada bidang pendidikan, khususnya perkuliahan pada Fakultas Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang-bidang lainnya) dapat dinikmati oleh masyarakat sebagai konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebanyakan perusahaan memanfaatkan orang-orang yang ber-

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Progam Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan kompetitif. Keputusan tersebut menyangkut keputusan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi merupakan suatu industri yang melibatkan kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan yang diraih oleh perusahaan tentunya tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil UKDW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Proses belajar tersebut tercermin

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Dewi Amaliah Nafiati Universitas Pancasakti Tegal

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa, sebagai input suatu perguruan tinggi, mempunyai sikap dan

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. oleh akuntan publik menjadi kebutuhan utama sebelum para pengambil kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya juga berdasarkan rasa senang dan perhatian seseorang terhadap. profesi guru dipandang dari sudut pribadi individu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

Oleh : Aditya Sukma. Dosen Pembimbing : Helmy Adam SE., MSA., Ak. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini kecerdasan emosi telah diakui sebagai salah satu aspek yang

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH PADA MAHASISWA AKUNTANSI UPN VETERAN JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dibandingkan dengan laki-laki 1. Fenomena ini terdapat juga pada

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

SKRIPSI. Diajukan Oleh : Deby Warda Ningtyas /FE/EA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya di antara

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan pendidikan. mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus-rumus matematika

BAB I PENDAHULUAN. cenderung bereaksi dan bertindak dibawah reaksi yang berbeda-beda, dan tindakantindakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membuat manusia dituntut untuk mengikuti segala perubahan yang terjadi dengan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian Korelasi Karakteristik Input Mahasiswa (Jalur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Dewi Amaliah Nafiati *) ABSTRAK. Kata Kunci: kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin modern seperti ini di dunia pendidikan setiap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan tinggi tidak sanggup membuat anak didik menguasai dengan baik pengetahuan dan ketrampilan hidup. Prakarsa (1996) mengkritisi pendidikan tinggi akuntansi karena lulusannya kurang memiliki ketrampilan dan orientasi profesional yang diperlukan guna mengimplementasikan pengetahuan yang diserap dalam dunia nyata. Kelemahan tersebut semakin parah karena peserta didik kurang mendapat pendidikan yang memadai dalam ketrampilan intelektual, komunikasi serta interpersonal. Mc Clelland (1997) dalam Goleman (2000) menyatakan bahwa kemampuan akademik bawaan, nilai rapor, dan prediksi kelulusan pendidikan tinggi tidak memprediksi seberapa baik kinerja seseorang sudah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang dicapainya dalam hidup. Sebaliknya ia menyatakan bahwa seperangkat kecakapan khusus seperti empati disiplin, dan inisiatif mampu membedakan orang sukses dari mereka yang berprestasi biasa-biasa saja. Goleman berusaha mengubah pandangan tentang IQ yang menyatakan keberhasilan ditentukan oleh intelektualitas belaka. Peran IQ dalam dunia kerja ternyata hanya menempati posisi kedua setelah kecerdasan emosi dalam menentukan peralihan prestasi puncak, Goleman tidak mempertentangkan IQ (kecerdasan kognisi) dan EQ

(kecerdasan emosional), melainkan memperlihatkan adanya kecerdasasan yang bersifat emosional, ia berusaha menemukan keseimbangan cerdas antara emosi dan kognisi. Proses belajar mengajar sangat berkaitan dengan kecerdasan emosi mahasiswa. Kecerdasan emosi ini mampu melatih mahasiswa untuk mengelola perasaannya yang kemudian akan memotivasi dirinya sendiri, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi, mengatur suasana hati yang relatif, serta mampu berempati dan bekerjasama dengan orang lain. Penelitian ini dimotivasi oleh penelitian Bulo (2002) berkaitan dengan kecerdasan emosional dan Suwarjono (1999) dalam hal memahamkan pengetahuan akuntansi. Bulo (2002) meneliti pengaruh pendidikan tinggi akuntansi terhadap kecerdasan emosional mahasiswa. De Mong, Lindgrenndan Perry (1994) dalam Anggraita (2002) mengidentifikasi salah satu keluaran dari proses pengajaran akuntansi dalam kemampuan intelektual yang terdiri dari ketrampilan teknis, dasar akuntansi dan kapasitas untuk berpikir kritis dan kreatif. Selain ini juga kemampuan komunikasi organisasi, interpersonal dan sikap. Oleh karena akuntan harus memiliki kompetensi ini, maka pendidikan tinggi akuntansi bertanggungjawab mengembangkan ketrampilan mahasiswanya untuk tidak hanya memilih kemampuan dan pengetahuan dibidang akuntansi tetapi juga kemampuan lainyang diperlukan untuk berkarier dilingkungan yang selalu berubah dan ketat persaingannya, dalam hal ini kecerdasan emosional. 2

Bulo (2002) menyatakan bahwa kecerdasan emosional dipengaruhi oleh pengalaman hidup yang dijalani seseorang, semakin banyak aktifitas atau pengalaman seseorang dalam berorganisasi dan semakin tinggi pengalaman kerja maka tingkat kecerdasan emosional mahasiswa akan semakin tinggi. Sedangkan kualitas lembaga tinggi akuntansi tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap tingkat kecerdasan emosional seorang mahasiswa. Menurut Suwardjono (1999) proses belajar merupakan kegiatan yang terencana dan kuliah merupakan kegiatan untuk memperkuat pemahaman mahasiswa terhadap materi pengetahuan sebagai hasil kegiatan belajar mandiri. Selain itu peneliti juga berusaha menambahkan gender sebagai variabel tambahan. Perjuangan kesetaran gender terkait dengan kesetaraan sosial antara pria dan wanita, dilandaskan kepada pengakuan bahwa ketidaksetaraan gender yang disebabkan oleh diskriminasi struktural dan kelembagaan. Perbedaan hakiki yang menyangkut jenis kelamin tidak dapat diganggu gugat, perbedaan peran gender dapat diubah karena bertumpu pada faktor-faktor sosial dan sejarah. Bidang akuntansi yang terkait dengan banyak disiplin ilmu sosial tentunya akan sangat dipengaruhi oleh hal-hal tersebut. Istilah perilaku gender adalah perilaku yang tercipta melalui proses pembelajaran, bukan sesuatu yang berasal dari dalam diri sendiri secara almiah atau takdir yang tidak bisa dipengaruhi oleh manusia. 3

Dalam lingkungan pekerjaan apabila terjadi masalah, pegawai pria mungkin akan merasa tertantang untuk menghadapinya dibanding untuk menghindarinya. Perilaku pegawai wanita akan lebih cenderung untuk menghindari konsekuensi konflik dibanding perilaku pegawai pria, meskipun dalam banyak situasi wanita lebih banyak melakukan kerjasama dibanding pria, tetapi apabila akan ada resiko yang timbul, pria cenderung lebih banyak membantu dibanding wanita (Eaghly, 1987). Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi dan gender terhadap tingkat pemahaman akuntansi. 1.2. Perumusan Masalah Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi? Apakah gender berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara kecerdasan emosi dan gender terhadap tingkat pemahaman akuntansi. 1.4. Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, khususnya bagi perguruan tinggi untuk dapat menghasilkan para akuntan berkualitas. 4

Penelitian ini perlu dilakukan karena merupakan sarana untuk menguji calon akuntan, apakah output yang dihasilkan oleh perguruan tinggi benarbenar seorang yang berkualitas yang dicerminkan dengan tingkat pemahaman akuntansi. 1.5. Batasan Masalah Penelitian ini menggunakan sampel mahasiswa akuntansi UKDW yang telah menempuh 120 SKS, sehingga dapat dianggap telah mendapat manfaat maksimal dari pengajaran akuntansi. Kecerdasan emosional diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan ketrampilan sosial, sedang tingkat pemahaman akuntansi diukur dengan nilai-nilai mata kuliah di bidang Akuntansi. 1.6. Alat Analisis 1.6.1. Analisis Prosentase Analisis prosentase adalah analisis yang mengukur rata-rata tingkat berdasarkan profil responden, untuk menentukan variabelvariabel yang paling dominan. Dalam penelitian ini, analisis prosentase secara khusus digunakan sebagai metode segmentasi bagi profil responden. 5

Rumus : nx P = x 100% N Keterangan : P = nilai prosentase nx = jumlah data berdasar profil responden N = jumlah data keseluruhan 1.6.2. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kecerdasan emosi dan gender terhadap pemahaman akuntansi. Persamaannya adalah sebagai berikut : Y = β 0 + β 1 χ 1 + β 2 χ 2 + β 3 χ 3 + β 4 χ 4 + β 5 χ 5 + β 6 χ 6 + e Dengan Y adalah prestasi akademik (IPK) mahasiswa; χ 1 adalah pengenalan diri; χ 2 adalah pengendalian diri; χ 3 adalah motivasi; χ 4 adalah empati; χ 5 adalah ketrampilan sosial; χ 6 adalah gender; β 0 adalah konstanta; β 1 adalah koefisien regresi; dan e adalah faktor pengganggu di luar model. 6