Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

dokumen-dokumen yang mirip
Dipisahkan PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM IMPLEMENTASI TIDAK DIPISAHKAN DIPISAHKAN

Oleh: Prof Dr H Jamal Wiwoho, SH,MHum PR II UNS

Instrumen Pengawasan

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

Urgensi Aspek Pengawasan Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan BLU. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU

UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

SELAYANG PANDANG PENGELOLAAN KEUANGAN MODEL BADAN LAYANAN UMUM* Oleh: Sutrisna Wibawa (PRII UNY)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

NASKAH PERJANJIAN. Pelaksanaan KSO atau KSM dituangkan dalam naskah perjanjian. Paling kurang memuat:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP NOMOR 23 TAHUN 2006 PASAL 26 dan Perdirjen 67/PB/2007Pasal 2

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

Pasal 68 UU no. 1 Tahun 2004

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN LAYANAN UMUM

03/01/2014. UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU

1/3/2014 I. PENDAHULUAN

TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

-1- BERIKUT PENJELASANNYA

MENGGGAS RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) Oleh : Muhammad Syarif, SHI1

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

1 of 6 18/12/ :41

Asumsi : Satker Ditetapkan pada Tahun 2010

SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN PEMERINTAH PUSAT. Created By: Ilma Rafika Andhianty Nur Pratiwi

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMAHAMI LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENDAPATAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU Yogyakarta 22 s.d. 24 Juni 2012

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. umum yang memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

REFORMASI LAYANAN PUBLIK : ANTARA HARAPAN DAN REALITA. Eko Setiyo Utomo Direktorat Jenderal Perbendaharaan Depkeu RI ABSTRACT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang diwujudkan dalam bentuk penerapan prinsip good governance. Dalam

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

TENTANG MENTERI KEUANGAN,

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PENGELOLAAN AKUNTABILITAS PK BLU Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun

TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II DASAR TEORI. 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan. dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan

KELEMBAGAAN UNIT PENGEMBANGAN USAHA (UPU) DI UNS

BAB II DASAR TEORI. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan akan. kerja dalam periode tertentu. Irham Fahmi (2011)

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.02/2006 TENTANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

Pengelolaan Keuangan BLU. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 130/PMK.05/2010 TENTANG

KONSEP PEMBENTUKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD)

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Puskesmas Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Ditulis oleh Administrator Selasa, 24 May :55 -

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Laporan Keuangan Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah (05) Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian Semester II TA. 2014

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH WALIKOTA SURABAYA,

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam

Pengelolaan Keuangan Satker BLU Kemenristekdikti dan Pengaruhnya Terhadap Opini Laporan Keuangan Kemenristekdikti

MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT SWASTA DAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (AUDITED) A. PENJELASAN UMUM A.1. DASAR HUKUM A.2. KEBIJAKAN TEKNIS BPK RI. Laporan Keuangan BPK RI Tahun 2008 (Audited)

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM.

BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI

BAB IV PEMBAHASAN. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

LAMPIRAN. Lampiran 1: Kesesuaian Pedoman Sistem Akuntansi PTN BLU X dengan. PMK No 76 Tahun

PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Fess, et al. (2005:8) bahwa akuntansi adalah:

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

Gambaran Transisi Menuju Standar Akuntansi Pemerintah dalam Penerapan PPK- BLUD

RANCANGAN AKUNTANSI BLUD

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Subdit Badan Layanan Umum Daerah Direktorat BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah, Ditjen Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

UNIVERSITAS AIRLANGGA Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Direktorat Pembinaan PK BLU, Ditjen Perbendaharaan, Departemen Keuangan RI 1

Peranan Government Menurut Max Weber, peranan pemerintah dapat dipandang dari 2 perspektif: 1. Mechanic View Sebagai Regulator Sebagai Administrator 2. Organic View Sebagai Public Service Agency Sebagai Investor Fungsi menurut Mechanic View erat dengan birokrasi, sementara fungsi menurut Organic View hrs dinamis dan dpt ditransformasikan ke autonomous agencies. 2

Birokrasi = Inefisiensi, Inefektivitas? Menurut KBBI, birokrasi adalah: sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah dengan berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan. cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban, serta menurut tata aturan (adat dan sebagainya) yang banyak liku-likunya. Dengan demikian, sementara pemerintahan identik dengan sistem birokrasi, padanya terlekat konotasi inefisiensi dan inefektivitas. 3

Kegiatan yang Bisa Ditransformasi sbg Autonomous Agency a.l.: 1. Layanan pendidikan 2. Layanan kesehatan masyarakat 3. Layanan LITBANG 4. Penyelenggaraan dana bergulir untuk masyarakat 5. Pembinaan olah raga 6. Perawatan jalan raya 7. Pertamanan dan kebersihan 4

Kegiatan yang Tidak Bisa Ditransformasi sbg Autonomous Agency a.l.: 1. Legislasi 2. Pengaturan 3. Penetapan Kebijakan Pelayaran 4. Penganggaran 5. Peradilan 6. Penindakan 7. Pertanggungjawaban 5

Kelembagaan Sektor Publik 1. Satker biasa Non Profit (pendapatan < belanja) Tidak Otonom Pengelolaan sesuai dengan mekanisme APBN. 2. Satker dengan PK BLU Not For Profit (tidak mengutamakan keuntungan) Pengelolaan keuangan sesuai dengan PP 23/2005 Kekayaan Negara yang Tidak Dipisahkan Semi Otonom/Otonom 3. Badan Hukum Milik Negara Not For Profit (tidak mengutamakan keuntungan) Pengelolaan keuangan secara mandiri untuk memajukan pedidikan??? Belum ada aturan pengelolaan keuangan. Kekayaan Negara yang Dipisahkan kecuali tanah Otonom 4. Perusahaan Negara/BUMN Profit Oriented (Pendapatan > belanja Pengelolaan keuangan bisnis murni Kekayaan Negara yang Dipisahkan Otonom 6

KAIDAH MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA ORIENTASI PADA HASIL (Performance Based) PROFESIONALITAS (Let the Managers Manage) AKUNTABILITAS & TRANSPARANSI (Accountability & Transparency) 7

Dasar Hukum BLU (1) UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara; PP No. 23/2005 tentang PK BLU; PMK No. 07/PMK.02/2006 tentang Persyaratan Adm Dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satker Instansi Pem. untuk Menerapkan PK BLU; PMK No. 08/PMK.02/2006 tentang Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa pada BLU; PMK No. 09/PMK.02/2006 tentang Pembentukan Dewas pada BLU; PMK No. 10/PMK.02/2006 tentang Pedoman Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewas, dan Pengawai BLU; PMK No. 66/PMK.02/2006 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengajuan, Penetapan, dan Perubahan RBA, serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran BLU 8

DASAR HUKUM BLU (2) BLU adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Ps 1 UUPN BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Kekayaan BLU merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan. Pembinaan keuangan BLU pemerintah pusat dilakukan oleh Menteri Keuangan dan pembinaan teknis dilakukan oleh menteri teknis yang bertanggung jawab atas bidang pemerintahan ybs. Ps 68 UUPN 9

DASAR HUKUM BLU (3) Rencana kerja dan anggaran (RKA), LK dan kinerja BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari RKA serta laporan keuangan dan kinerja K/L. Pendapatan dan belanja BLU dalam RKA tahunan dikonsolidasikan dalam RKA K/L. Pendapatan yang diperoleh BLU merupakan pendapatan negara. Pendapatan tersebut dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja BLU ybs. Pasal 69 UUPN 10

Tujuan BLU Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa Fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas Penerapan praktek bisnis yang sehat. 11

Karakteristik BLU 1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah (bukan kekayaan negara yang dipisahkan) 2. Menghasilkan barang/jasa yang seluruhnya/ sebagian dijual kepada publik 3. Tidak bertujuan mencari keuntungan (laba) 4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas a la korporasi 5. Rencana kerja/anggaran dan pertanggung jawaban dikonsolidasikan pada instansi induk 6. Pendapatan & sumbangan dpt digunakan langsung 7. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan Non-PNS 8. Bukan sebagai subyek pajak 12

TATA KELOLA BLU YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) Pengelolaan Keuangan yang Otonom Lingkungan BLU Tata Kelola yang baik (Good Corp. Governenace) Kinerja (output/outcome) Msyarkt Govt. Investor Employee Etc. 13

3 JENIS RUMPUN BLU: 1.Rumpun Kegiatan Penyediaan Jasa/Barang (Rumah Sakit, Perguruan Tinggi, Pelayanan Lisensi, Penyiaran) 2.Rumpun Kegiatan Pengelolaan Wilayah (Otorita, Kapet) 3.Rumpun Pengelola Dana Khusus (Dana bergulir UKM, Penerusan Pinjaman, Tabungan perumahan) 14

Persyaratan BLU Persyaratan substantif BLU, fungsi dasar pelayanan publik Persyaratan teknis BLU diatur oleh Kementerian/Lembaga teknis Persyaratan keuangan/administratif diatur oleh Menteri Keuangan 15

Fleksibiltas Pengelolaan Keuangan BLU Pendapatan dan Belanja Pengelolaan Kas Pengelolaan Piutang dan Utang Investasi Pengelolaan Barang Surplus/Defisit Akuntansi Remunerasi Status Kepegawaian PNS dan non PNS Nomenklatur kelembagaan dan pimpinan 16

Hubungan keuangan pemerintah dengan pengelolaan keuangan BLU PP 23/2005 Alokasi APBN APBN RBA BLU konsolidasi RKA Pelaksanaan Anggaran: -Pendapatan -Belanja -Pengelolaan kas -Pengadaan brg/jasa -Pengelolaan utang -Piutang -investasi Bukti2 LK Pertanggungjawaban SAK Dana APBN SPM menyampaikan SPM Pengesahan LK Pendapatan Operasional BLU accountability Pelaksanaan APBN Pertanggungjawaban APBN LK SAK LK APBD LK Pemda SAP/ Permendagri 13 DPR 17

Perencanaan dan Anggaran BLU membuat rencana bisnis lima tahunan mengacu ke Renstra KL. BLU menyusun RBA tiap tahun berbasis kinerja, perhitungan akuntansi biaya RBA disusun berdasarkan kebutuhan dan kemampuan pendapatan disertai dengan standar pelayanan minimum dan biaya dari output yang dihasilkan. RBA BLU merupakan bagian dari RKA KL 18

Dokumen Pelaksanaan Anggaran RBA yang disetujui sebagai dasar untuk membuat dokumen pelaksanaan anggaran. Dokumen pelaksanaan anggaran disahkan oleh Menteri Keuangan Dokumen pelaksanaan anggaran merupakan lampiran dari perjanjian kerja antara pimpinan BLU dengan kementerian Dokumen pelaksanaan anggaran menjadi dasar penarikan dana dari APBN 19

Sumber Pendapatan BLU -Belanja Pegawai, barang/jasa dan modal di APBN -Penarikan dana dgn SPM Alokasi APBN PNBP K/L Imbalan Jasa BLU Hasil Kerjasama Dgn Pihak Lain Hibah Terikat Dapat dikelola langsung sesuai RAB Sesuai persyaratan pemberi hibah Psl 6,7,8 20

Belanja Pengelolaan belanja fleksibel sesuai dengan ambang batas yang ditetapkan dalam RBA Jika melampaui ambang batas hhrs mendapat persetujuan Menkeu Jika terjadi kekkurangan anggaran, dapat diajukan ke Menkeu Belanja BLU dilaporkan sebagai belanja barang dan jasa di kementerian/lembaga 21

Pengelolaan Kas Pengelolaan kas berdasarkan praktek bisinis yang sehat Penarikan dana APBN dengan SPM Rekening bank BLU dibuka di bank umum oleh pimpinan BLU BLU dapat melakukan investasi jangka pendek dalam rangka cash management. 22

Pengelolaan piutang BLU dapat memberikan piutang terkait dengan kegiatannya. Piutang dikelola sesuai dengan praktek bisnis yang sehat Piutang dapat dihapus secara berjenjang sesuai dengan kewenangan. Kewenangan penghapusan piutang diatur oleh Menkeu 23

Pengelolaan Utang BLU dapat memiliki utang sehubungan dengan kegiatan operasionalnya/perikatan peminjaman dengan pihak lain Utang dikelola sesuai dengan praktek bisnis yang sehat Utang jangka pendek untuk belanja operasional Utang jangka panjang untuk belanja modal Perikatan peminjaman sesuai dengan jenjang kewenangan yang diatur oleh Menkeu Pembayaran utang merupakan tanggungjawab BLU 24

Investasi BLU tidak dapat melakukan investasi jangka panjang kecuali atas ijin Menkeu/kepala daerah. Keuntungan dari investasi pendapatan BLU. 25

Pengelolaan Barang (1) Pengadaan barang berdasarkan prinsip efisien dan ekonomis sesuai dengan praktek bisnis yang sehat. Tata cara dan kewenangan pengadaan barang secara berjenjang berdasarkan nilai yang diatur oleh Menkeu. Barang inventaris dapat dialihkan dan dihapuskan oleh BLU dan dilaporkan secara berkala kepada menteri/pimpinan lembaga. 26

Pengelolaan Barang (2) BLU tidak dapat mengalihkan/menghapuskan Aset tetap kecuali ijin pejabat yang berwenang. Pengalihan/penghapusan aset tetap dilakukan secara berjenjang berdasarkan nilai dan jenis barang yang sesuai dengan peraturan perundangan. Pengalihan/penghapusan aset tetap dilaporkan kepada menteri/pimpinan lembaga. Tanah dan bangunan disertifikat atas nama Pemerintah RI 27

Akuntansi, Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan BLU menyelenggaran akuntansi sesuai dengan PSAK Jika tidak ada standar akuntasi, dapat menerapkan standar akuntansi industri yang spesifik setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan Laporan Keuangan terdiri dari LRA, Neraca, LAK dan CaLK disertai laporan kinerja. Laporan keuangan tersebut disampaikan kepada menteri/pimpinan lembaga secara berkala LK tersebut menjadi bagian dari LK kementerian/ lembaga. LK sebagai LPJ BLU diaudit auditor eksternal. 28

Surplus dan Defisit Surplus anggaran dapat digunakan untuk TA berikutnya. Surplus dapat disetor sebagian/seluruhnya ke Kas Negara atas perintah Menkeu/kepala daerah dengan mempertimbangkan likuiditas BLU Defisit anggaran BLU dapat diajukan pembiayaannya dalam TA berikutnya kepada Menkeu melalui menteri/pimpinan lembaga 29

Universitas Airlangga sebagai BHMN PP 30/2006 menetapkan Universitas Airlangga sebagai BHMN dgn kekayaan Rp 318,7 miliar. Univ. Airlangga merupakan kekayaan negara yang dipisahkan. Sumber pendapatan: Pemerintah Masyarakat Usaha dan Tabungan Universitas Pihak LN Sumber Penerimaaan Lainnya yang Sah 30

Pengelolaan Keuangan Univ. Airlangga sebagai BHMN Pengelolaan keuangan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dengan prinsip efisien, efektivitas, keterpaduan, produktivitas, otonomi transparan dan akuntabel. Dana APBN/APBD dipertanggungjawabkan berdasarkan peraturan perundangundangan. Pengelolaan keuangan yang tidak berasal dari pemerintah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Belum ada aturan yang memdai tentang pengelolaan keuangan BHMN 31

Konsekuensi Univ. Airlangga sebagai BHMN Pendapatan yang diterima oleh Univ. Airlangga bukan PNBP bagi pemerintah oleh sebab itu pendapatn itu merupakan objek pajak. (UU 20/1997 ttg PNBP???) Anggaran pendapatan dan belanja Univ. Airlangga tidak masuk APBN. Dana APBN ke Univ. Airlangga sebagai penyertaan modal pemerintah. Univ. Airlangga sebagai subjek Pajak Pengelolaan Keuangan Univ. terpisah dari APBN Bukan Karakteristik BLU 32

Organisasi BHMN Organisasi Universitas terdiri atas: Organ Universitas(MWA, DA, Senat, Pimp Univ.) Unsur Pelaksana Universitas (SPI, Fak, Perencana) Unsur Penunjang Universitas (Direktorat, Perpus, Lembaga) Satuan Organisasi lain Satuan Usaha Komersil -Terpisah dari Univ. Airlangga - Badan Hukum -menunjang pendanaan Kekayaan dipisahkan dr APBN (NON BLU) Badan Hukum Private??? (Non BLU) 33

Kementerian Pengguna Anggaran Menteri Teknis FISKAL APBN/D BLU Pimpinan BLU Dewas (PMP) Bendahara Umum Negara MENKEU KEUANGAN NEGARA Kekayaan yang dipisahkan BUMN BUMN/D Komisaris Wali Amanat Rektor MONETER Modal Pemerintah BANK SENTRAL Dewan Gubernur BI 34

TERIMA KASIH Kontak: Gedung KPPN II Lt. 3 Jln Wahidin II No. 3 Jakarta Pusat 10710 Telp. (021)352-4022; Fax (021)352-4022 35