BAB I PENDAHULUAN. bidang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat tersebut menuntut kualitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. nyeri lokal (inflamasi), maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri yang berasal dari

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. LBP sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya bidang kesehatan. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. berdiri disetiap bekerja untuk melayani para konsumen. Akan tetapi posisi

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

PENDAHULUAN. yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula aktivitas yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Angka kejadian Ischialgia bawah hampir sama pada semua populasi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN ET CAUSA MYOGENIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah merupakan kasus yang banyak ditemui. dalam praktek sehari-hari, umumnya menyerang semua orang tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

KARAKTERISTIK MANAJEMEN NYERI PADA LANSIA DENGAN LOW BACK PAIN DI PUSKESMAS DEPOK III YOGYAKARTA INTISARI

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. penelitian, ditemukan bahwa nyeri punggung bawah mengenai kira-kira %

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

BAB I. gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah. 1

BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi LBP dalam 1 tahun, adalah dari 3,9% hingga 65% (Andersson,

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, terutama di negara-negara industri. Sekitar 70-85% dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa situasi dan kondisi pekerjaan, baik tata letak tempat kerja atau

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh.

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keluhan dan gangguan. Hal ini terjadi karena kurangnya

ERNI SUSILANINGMRIH J

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung dan tidak langsung, kesehatan masyarakat juga perlu. With Low Back Pain : A Randomized Controllled Trial Bukti juga

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di setiap negara. Di dunia, sedikitnya 50% dari semua petugas. mencapai 80% dari semua tenaga kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

BAB I PENDAHULUAN. NPB lebih kurang 15% - 20% dari populasi, yang sebagian besar merupakan NPB

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI VERTEBRA L5-S1 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Spine merupakan tulang penopang tubuh yang tersusun atas cervical

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SATU PAKET PROGRAM TERAPI SWD DAN TENS TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA PASIEN LOW BACK PAIN MEKANIK

Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI NYERI PUNGGUNG BAWAH MYOGENIK DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. keluhannya seringkali rancu, sehingga pasien selalu menduga panyakitnya ada di

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang bagian saraf dan rehabilitasi medik

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS LOW BACK PAIN MYOGENIC E.C. LUMBAR STRAIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. otot, perubahan postur, sedemikian rupa sehingga mengakibatkan penekanan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut manusia melakukan macam aktivitas. Aktivitas yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dewasa adalah wanita yang telah menyelesaikan masa

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Maka diperlukan suatu kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, setiap orang dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki. Saat menghadapi persaingan kerja, penampilan juga merupakan salah

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA DEKSTRA DI RSAL DR RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL


BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri tulang belakang atau yang sering disebut low back pain adalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk membandingkan adakah perbedaan Visual Analog Scale (VAS)

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pengobatan (Kambodji, 2002). menyebabkan sekitar 12,5% dari seluruh angka sakit.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

PENGARUH PENGGUNAAN SEPATU BERHAK TINGGI TERHADAP NYERI MYOGENIK PADA OTOT GASTROKNEMIUS SKRIPSI

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk itu peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam rangka menciptakan. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (UU RI, NO 36 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme,

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. lingkup perkantoran biasanya sudah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas serta

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin majunya perkembangan zaman, persaingan dalam segala bidang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat tersebut menuntut kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu dan produktifitas kerja yang baik. Tuntutan pekerjaan dalam dunia modern saat ini dapat menimbulkan tekanan fisik dan psikis pada seseorang. Hal ini memperbesar risiko pekerjaan atau terkena penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan jabatannya, sebagai contoh,beberapa perusahaan seperti di swalayan menuntut karyawan wanita untuk berpenampilan yang menarik dan selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi para konsumennya, salah satu diantaranya yaitu untuk selalu berdiri disetiap bekerja untuk melayani para konsumen. Selama seseorang itu bekerja, sering tidak memperhatikan posisi bagaimana dia bersikap kerja. Posisi berdiri yang terlalu lama dengan postur yang salah akan mengundang berbagai masalah. Salah satunya dapat menyebabkan nyeri pada punggung bawah yang diakibatkan karena ketegangan otot yang terus-menerus dalam waktu yang lama. Salah satu gangguan atau masalah kesehatan yang dapat timbul akibat berdiri terlalu lama adalah Low back pain (LBP) (Hanung, 2008). LBP bukanlah suatu penyakit, tetapi LBP mengarah pada suatu sindroma klinis dengan manifestasi berupa nyeri dan keluhan tidak nyaman lain (seperti ketegangan atau kekakuan otot) di daerah punggung bawah (Erlich GE, 2003 dan Chiodo A, 2003). Atlas dan Deyo (2001), menggunakan istilah LBP

2 mekanik dan nonmekanik, berdasarkan faktor penyebabnya, yaitu faktor mekanik dan nonmekanik. LBP mekanik mengarah pada LBP yang terjadi pada struktur anatomik punggung bawah normal yang digunakan secara berlebihan (khususnya otot-otot punggung bawah yang digunakan secara berlebihan). Berbagai data epidemiologik menjelaskan bahwa terdapat terdapat faktor risiko yang mempengaruhi insiden atau prevalensi LBP mekanik. Faktorfaktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 kelompok utama, yaitu : faktor pekerjaan (okupasional) dan faktor individu (personal) (Sinaki M, 2000 dan Tohamuslim A, 2003). Faktor pekerjaan yang sering dihubungkan dengan LBP mekanik adalah pekerjaan yang berhubungan dengan posisi statik yang berkepanjangan, seperti duduk atau berdiri terlalu lama. Posisi statik berkepanjangan ini dapat kita jumpai pada karyawati yang rutinitas bekerja dengan posisi berdiri, contohnya pada Sales Promotion Girls (SPG) yang lama jam kerjanya rata-rata 8 jam perhari dengan waktu istirahat 1 jam. Survey yang dilakukan oleh peneliti pada bulan januari 2012 di Matahari Pasar Besar Kota Malang, SPG yang bekerja di swalayan rata-rata menggunakan hak setinggi 5-7 cm, karena perusahaan ini mewajibkan SPG menggunakan sepatu hak tinggi minimal 5 cm. Selain itu, mereka berdiri lebih dari 7 jam setiap harinya serta dilarang duduk, bersandar dan istirahat selama jam kerja. Dari wawancara pada 10 orang SPG 5 diantaranya mengeluh sering mengalami sakit pinggang dan sembuh setelah istirahat. Pemakaian sepatu hak tinggi dalam waktu lama dapat mengubah posisi anatomi tulang belakang menjadi tidak normal dan membuat otot pada daerah punggung cedera. Memakai sepatu dengan hak tinggi 5 cm, membuat kaki terus-menerus plantar fleksi sehingga posisi anatomi tulang belakang menjadi berubah. Artinya, punggung akan terus-menerus hiperekstensi untuk menjaga keseimbangan,

3 sehingga otot yang berada pada punggung bawah seperti otot erektor spine dalam keadaan tegang oleh karena kontraksi yang terus-manerus sehingga dapat menyebabkan nyeri. LBP karena faktor mekanik di Amerika sebesar 60-80% di mana 70%-nya karena ketegangan/keregangan lumbal (Markam S, 2002). Insiden secara keseluruhan pria dan wanita sama tetapi setelah usia 60 tahun wanita lebih banyak oleh karena terjadinya osteoporosis. Sebuah survey yang dilakukan di Rumah sakit Dr. Kariadi Semarang, pasien baru yang berkunjung di Divisi Rehabilitasi Medik selama Januari Desember 1995 sebanyak 1327 terdapat 276 orang (20 %) dengan keluhan LBP dengan 5 orang harus menjalani operasi dan 9 orang (3,04%) mengalami keterbatasan aktifitas sehari-hari / ADL. Pada tahun 2002 didapatkan 52 penderita LBP dari pasien baru yang berkunjung di Instalasi Rehabilitasi Medik. Proporsi terbesar pasien datang dengan intensitas nyeri sedang (VAS 4-6) yaitu 51%. Banyak terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi LBP, antara lain Hot pack Short Wave Diathermy (SWD), Micro Wafe Diathermy (MWD), IR, Cold pack, kompres dingin dan Massage es, terapi listrik (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), interferensi (IF), terapi manipulasi atau stretching, Massage, terapi latihan (back exercise) : William Flexion Exercise dan Mc Kanzie. Menurut weinsten (1998), di Amerika Serikat, back exercise telah menjadi standar dalam pengelolahan LBP. Namun, back exercise tidak dianjurkan pada kasus LBP mekanik akut, karena dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan, tidak ada bukti yang kuat bahwa back exercise memberikan efek terapeutik pada keadaan akut (Parlevliet T, dkk 2003 dan Malmivaara A, dkk 1995). Berbagai metode back exercise telah dikembangkan, diantaranya adalah latihan fleksi punggung (william flexion

4 exercises). Terapi william flexion exercise pertama kali dikembangkan oleh Dr. Paul William s pada tahun 1937 (Knudsen, 2003). Tujuan dari latihan fleksi ini adalah untuk mengurangi tekanan oleh beban tubuh pada sendi faset (articular weight bearing stress) dan meregangkan otot dan fasia di daerah dorsolumbal, serta dapat mengkoreksi postur tubuh yang salah, sehingga bermanfaat untuk memulihkan mobilitas atau fleksibilitas lumbal pada kasus-kasus LBP mekanik (Hills, 2006). Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk membuktikan manfaat dari terapi william flexion exercise, termasuk pengaruhnya pada orang dengan LBP, dan hasilnya adalah terdapat pengaruh terapi william flexion exercise terhadap LBP. Namun, belum ada penelitian tentang efektifitas terapi william flexion exercise terhadap intensitas nyeri, mobilitas lumbal, dan aktifitas fungsional kasus LBP mekanik pada SPG, yang sangat beresiko tinggi terhadap LBP mekanik. Selain itu sebagai seorang perawat, peran perawat sebagai educator dan promotor sangat diperlukan untuk hal ini. Diantaranya adalah mengajarkan bagaimana postur tubuh dan posisi tubuh yang benar untuk mencegah terjadinya gangguan muskuloskeletal, serta memberikan pelayanan dan intervensi pada klien dengan gangguan muskuloskeletal. Karena itulah, penelitian ini dirasa perlu untuk mengetahui efektif tidaknya terapi william flexion exercise terhadap intensitas, mobilitas lumbal dan aktifitas fungsional pada kasus LBP, terutama LBP mekanik pada SPG. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah apakah terapi william flexion exercise efektif terhadap intensitas nyeri, mobilitas lumbal dan aktifitas fungsional kasus LBP mekanik pada SPG.

5 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui efektifitas terapi william flexion exercise terhadap intensitas nyeri, mobilitas lumbal, dan aktivitas fungsional pada kasus LBP mekanik. 1.3.2 Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengidentifikasi intensitas nyeri, mobilitas lumbal dan aktifitas fungsional klien dengan LBP mekanik sebelum diberikan terapi william flexion exercise 2) Mengidentifikasi intensitas nyeri, mobilitas lumbal dan aktifitas fungsional klien dengan LBP mekanik sesudah diberikan terapi william flexion exercise 3) Membandingkan intensitas nyeri, mobilitas lumbal dan aktifitas fungsional sebelum dan setelah diberikan terapi william flexion exerxise. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti Mengetahui sejauh mana efektifitas terapi william flexion exercise terhadap kejadian LBP mekanik pada SPG. 1.4.2 Bagi Penderita LBP Sebagai masukan bagi penderita untuk mengatasi kejadian LBP mekanik dengan menggunakan alternatif terapi william flexion exercise. 1.4.3 Bagi Ilmu Keperawatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sabagai salah satu intervensi keperawatan yang dapat digunakan untuk mengurangi LBP mekanik /gangguan lain dan

6 dapat juga digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya yang terkait dengan terapi LBP. 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain yaitu : 1) Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Low Back Pain Miogenik Di RSUD Boyolali oleh Hanung Priyambodo (2008). Penelitian Karya Tulis ini menggunakn metode studi kasus dengan pelaksanaan terapi sebanyak enam kali. Dari hasil pemeriksaan terakhir didapatkan adanya peningkatan LGS trunk, penurunan rasa nyeri diam, nyeri tekan, dan nyeri geraknya, serta adanya peningkatan kekuatan otot fleksor dan ekstensor trunk. 2) Pengaruh Pemakaian Sepatu Hak Tinggi Terhadap Nyeri Punggung Bawah (NPB) Miogenik Pada Sales Promotion Girls (SPG) Di Counter Pakaian Matahari Solo Square oleh Erni Susilaningmrih (2011). Penelitian ini merupakan penelitian Survey Analitik dengan metode Cross Sectional, untuk mengetahui pengaruh penggunaan sepatu hak tinggi terhadap LBP myogenic pada Sales Promotion Girls (SPG) di counter pakaian Matahari Solo Square Surakarta dengan jumlah sampel penelitian 49 responden SPG dengan menggunakan uji hipotesis uji correlation product moment Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pemakaian sepatu hak tinggi terhadap nyeri punggung bawah miogenik pada sales promotion girls di counter pakaian matahari Solo Square. 3) Pengaruh Postur Dan Posisi Tubuh Terhadap Timbulnya Nyeri Punggung Bawah oleh Putri Perdani (2010). Penelitian ini adalah kasus-kontrol dengan matching variabel usia dan jenis kelamin. Penderita nyeri punggung bawah

7 sebagai sampel penelitian. Penelitian dilakukan di bagian Saraf RSUP Dr. Kariadi Semarang selama bulan Maret sampai akhir Juni 2010, sampel yang diperoleh sebanyak lima puluh. Pengumpulan sampel dilakukan dengan instrumen kuesioner. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif dalam bentuk tabel, dilakukan uji Chisquare, rasio odds, dan analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terdapat hubungan antara postur dan posisi tubuh dengan timbulnya nyeri punggung bawah.